Anda di halaman 1dari 3

GLOSARIUM KONSERVASI

Ex-situ : metode konservasi yang mengonservasi spesies di luar distribusi alami dari populasi
tetuanya. Konservasi ini merupakan proses melindungi spesies tumbuhan dan hewan (langka)
dengan mengambilnya dari habitat yang tidak aman atau terancam dan menempatkannya atau
bagiannya di bawah perlindungan manusia. Kebun botani (raya), arboretum, kebun binatang, dan
aquarium merupakan metode konservasi ex-situ konvensional. Fasilitas ini menyediakan bukan
hanya tempat terlindung dari spesimen spesies langka tetapi juga memiliki nilai pendidikan.
Fasilitas ini memberikan informasi bagi masyarakat mengenai status ancaman pada spesies
langka dan faktor-faktor yang menimbulkan ancaman dan membahayakan kehidupan spesies
(Irwanto, 2007).

In-situ : Konservasi in-situ berarti konservasi dari spesies target di tapak (on site), dalam ekosistem
alami atau aslinya, atau pada tapak yang sebelumnya ditempat oleh ekosistem tersebut. Khusus untuk
tumbuhan, meskipun berlaku untuk populasi yang dibiakkan secara alami, konservasi in-situ mungkin
termasuk regenerasi buatan bilamana penanaman dilakukan tanpa seleksi yang disengaja dan pada area
yang sama bila benih atau materi reproduktif lainnya dikumpulkan secara acak (Irwanto, 2007).

Kehutanan : sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil
hutan yang diselenggarakan secara terpadu (UU No. 41 Tahun 1999)

Hutan : suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan(UU No. 41 Tahun 1999).

Kawasan hutan : wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. (UU No. 41 Tahun 1999)

Hutan negara : hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah(UU No. 41
Tahun 1999).

Hutan hak : hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah(UU No. 41 Tahun
1999).

Hutan adat : hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum
adat(UU No. 41 Tahun 1999).

Hutan produksi : kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan(UU
No. 41 Tahun 1999).

Hutan lindung : kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah
intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah(UU No. 41 Tahun 1999).
Hutan konservasi : kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. (UU No. 41 Tahun 1999).

Kawasan hutan suaka alam : hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok
sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang
juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. (UU No. 41 Tahun 1999).

Kawasan hutan pelestarian alam : hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi
pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan
dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. (UU No.
41 Tahun 1999).

Taman buru : kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat wisata berburu. (UU No. 41
Tahun 1999).

Hasil hutan : benda-benda hayati, nonhayati dan turunannya, serta jasa yang berasal dari hutan.
(UU No. 41 Tahun 1999).

Pemerintah : Pemerintah Pusat (UU No. 41 Tahun 1999)..

Menteri : menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang kehutanan. (UU No. 41
Tahun 1999).

Pengawetan : upaya untuk menjaga agar keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya baik di dalam maupun di luar habitatnya tidak punah (PP No.7 Tahun 1999)

Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitatnya : upaya menjaga keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa agar tidak punah (PP No.7 Tahun 1999).

Lembaga Konservasi : lembaga yang bergerak di bidang konservasi tumbuhan dan atau satwa
di luar habitatnya (ex situ), baik berupa lembaga pemerintah maupun lembaga
non pemerintah (PP No.7 Tahun 1999).

Identifikasi jenis tumbuhan dan satwa : upaya untuk mengenal jenis, keadaan umum, status
populasi dan tempat hidupnya yang dilakukan di dalam habitatnya (PP No.7 Tahun 1999).

Inventarisasi jenis tumbuhan dan satwa adalah upaya mengetahui kondisi dan status populasi
secara lebih rinci serta daerah penyebarannya yang dilakukan di dalam dan di luar habitatnya
maupun di lembaga konservasi (PP No.7 Tahun 1999).

Jenis tumbuhan atau satwa adalah jenis yang secara ilmiah disebut species atau anak-anak
jenis yang secara ilmiah disebut sub-species baik di dalam maupun di luar habitatnya (PP No.7
Tahun 1999).
Populasi adalah kelompok individu dari jenis tertentu di tempat tertentu yang secara alami dan
dalam jangka panjang mempunyai kecenderungan untuk mencapai keseimbangan populasi
secara dinamis sesuai dengan kondisi habitat beserta lingkungannya (PP No.7 Tahun 1999)

Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang


terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya
alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur nonhayati di sekitarnya
secara keseluruhan membentuk ekosistem.

Anda mungkin juga menyukai