Anda di halaman 1dari 24

Ddx Mata Merah

Kelompok 9
MATA MERAH

Tanpa Penurunan Visus Dengan Penurunan Visus


 Keratitis
 Konjungtivitis
 Uveitis
 Perdarahan Subkonjungtiva
 Ulkus kornea
 Episkleritis
 Glaukoma akut

MATA PUTIH VISUS dgn TURUN


katarak
Mata Merah tanpa
Penurunan Visus
Definisi Singkat Patofisiologi Subjective Objective Assesment Planning
Konjungtivitis bakteri / virus Pasien datang Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Pemberian obat mata
topikal
dengan keluhan 1. Visus normal Penunjang (bila
Masuk melalui kontak mata merah, rasa 2. Injeksi diperlukan) 1. Pada infeksi bakteri:
Konjungtivitis adalah Kloramfenikol tetes
langsung atau udara konjungtival 1. Sediaan langsung
radang konjungtiva mengganjal, gatal 3. Dapat disertai swab konjungtiva
sebanyak 1 tetes 6 kali
sehari atau salep mata
Menembus tear film dan berair, kadang
yang dapat
edema kelopak, dengan perwarnaan 3 kali sehari selama 3
disebabkan oleh disertai sekret. kemosis Gram atau Giemsa hari.
mikroorganisme Keluhan tidak
Pengenceran materi 4. Eksudasi; eksudat 2. Pemeriksaan 2. Pada alergi:
(virus, bakteri),
iritasi, atau reaksi
infeksi disertai penurunan dapat serous, sekret dengan Flumetolon tetes mata
tajam penglihatan. mukopurulen, atau perwarnaan biru dua kali sehari selama
alergi. Konjungtivitis
Mukus menangkap purulen tergantung metilen pada kasus 2 minggu.
ditularkan melalui
debrish penyebab konjungtivitis gonore 3. Pada konjungtivitis
kontak langsung gonore: Kloramfenikol
5. Pada konjungtiva
dengan sumber tetes mata 0,5-1%
Air mata yang tarsal dapat

1. Konjungtivitis
infeksi. Penyakit ini sebanyak 1 tetes tiap
dihanyutkan di ditemukan folikel,
dapat menyerang jam dan suntikan pada
duktus airmata papil atau papil
semua umur. bayi diberikan 50.000
mengandung raksasa, flikten,
U/kgBB tiap hari
substansi antimikriba membrane, atau
sampai tidak
pseudomembran. ditemukan kuman GO
peradangan pada sediaan apus
selama 3 hari
berturut-turut.
4. Pada konjungtivitis
viral: Salep Acyclovir
3%, 5 kali sehari
selama 10 hari.
Definisi Singkat Patofisiologi Subjective Objective Assesment Planning
Perdarahan Muntah, batuk, 1. Pasien datang Pemeriksaan Fisik Dari anamnesis dan 1. Perdarahan
mengejan, trauma dengan keluhan 1. Pemeriksaan pemeriksaan fisik subkonjungtiva akan
Subkonjungtiva adanya darah pada status generalis hilang atau
sklera atau mata 2. Pemeriksaan diabsorpsi dalam 1-2
Perdarahan berwarna merah oftalmologi: minggu tanpa diobati.
subkonjungtiva terang (tipis) atau a. Tampak adanya 2. Pengobatan
adalah perdarahan merah tua (tebal). perdarahan di sklera penyakit yang
akibat ruptur 2. Sebagian besar dengan warna merah mendasari bila ada.
pembuluh darah tidak ada gejala terang (tipis) atau
dibawah lapisan simptomatis yang merah tua (tebal).
berhubungan dengan b. Melakukan
konjungtiva yaitu perdarahan pemeriksaan tajam
pembuluh darah subkonjungtiva selain penglihatan umumnya
konjungtivalis atau terlihat darah pada 6/6, jika visus <6/6
episklera. bagian sklera. maka dicurigai
Sebagian besar 3. Perdarahan akan terjadi kerusakan
kasus perdarahan terlihat meluas selain di konjungtiva
subkonjungtiva dalam 24 jam c. Pemeriksaan
pertama setelah itu funduskopi adalah
merupakan kasus kemudian akan perlu pada setiap
spontan atau berkurang perlahan penderita dengan
idiopatik, dan ukurannya karena perdarahan
hanya sebagian diabsorpsi. subkonjungtiva
kecil kasus yang akibat trauma.
terkait dengan
trauma atau
kelainan sistemik.
Definisi Singkat Patofisiologi Subjective Objective Assesment Planning
Episkleritis 1. Mata merah Slit-lamp Ditegakkan 1. Non-medikamentosa
a. Bila terdapat riwayat
Jenis yang paling 2. Mata tersa examination melalui yang jelas mengenai paparan

Episkleritis umum adalah kering reveals edema anamnesis dan


zat eksogen, misalnya
alergen atau iritan, maka
episkleritis difus, perlu dilakukan avoidance
merupakan dengan rasa of the pemeriksaan untuk mengurangi
di mana ada
reaksi radang serangan sakit ringan episcleral tissue fisik progresifitas gejala dan
mencegah rekurensi.
pada episklera, intermiten 3. Tersa ada and injection of b. Bila terdapat gejala
sensitifitas terhadap
yaitu jaringan inflamasi sedang yang superficial cahaya, penggunaan
ikat vaskular hingga berat yang mengganjal episcleral kacamata hitam dapat
membantu.
yang terletak di sering kambuh vessels. 2. Medikamentosa
a. Episkleritis simpel
antara pada interval 1 biasanya tidak

konjungtiva dan sampai 3 bulan. membutuhkan pengobatan


khusus.
Episode biasanya
permukaan b. Gejala ringan hingga
berlangsung 7-10 sedang dapat diatasi dengan
sklera. hari, dan
tetes air mata buatan.
c. Gejala berat atau yang
kebanyakan memanjang dan episkleritis
nodular dapat diatasi
sembuh setelah 2- dengan tetes mata
3 minggu. kortikosteroid, misalnya:
Prednisolon 0,5%,
Deksametason 0,1%, atau
Betametason 0,1%.
d. Episkleritis nodular yang
tidak membaik dengan obat
topikal, dapat diberikan
anti-inflamasi non-steroid
(NSAID), misalnya
Ibuprofen.Konseling dan
Edukasi
Mata Merah dengan
Penurunan Visus
Definisi Singkat Patofisiologi Subjective dan Assesment Planning
objective
Keratitis Biasanya 1. Mata merah Ditegakkan melalui 1. Terapi
disebabkan karena 2. Nyeri pada anamnesa dan kotikosteroid
Infeksi pada etiologinya yaitu mata pemeriksaan fisik oral
kornea yang dan penunjang
infeksi, trauma, 3. Penurunan 2. Terapi sesuai
bisanya kelainan karena penglihatan dengan jenis
diklasifikasikan penggunaan lensa atau -pemeriksaan cultur bakterinya
menurut lapisan Penggunaan penglihatan ulkus, swab ulkus
kornea yang kortikosteroid kabur (bakteri) Virus
terkena yaitu topikal ( krn dapat 4. Keluar air Apabila curiga HSV 1. Ganciclovir
keratitis mengubah reaksi mata dilakukan test opthalmic gel
superfisialis serologi
imun pejamudan berlebihan 0,15% diberikan
Apabila mengenai memungkinkan 5. Fotofobia selama 5dd1
lapisan epitel atau organisme 2. Trifliride 1%
bowman, keratitis oportunistik drop
profunda yang menginveksi 3. Vidarabine 3%
mengenailapisan kornea) 5dd1
stroma
Definisi Singkat Subjective Objective Assesment Planning
Uveitis anterior 1. Mata merah 1. Mata merah Ditegakkan 1. Tetes mata
2. Tajam 2. Eksudat pada melalui sulfas atropin
Merupakan 1%
penglihatan COA anamnesa dan
peradangan yang 2. Bila dengan
mengnai iris dan turun 3. Hipopion pemeriksaan
pemberian
badan siliar 3. Rasa sakit 4. Hifema fisik atropin tidak
atau nyeri 5. Terdapat berhasil karena
pada mata perbahan pda adanya adhesi
yang dapat iris (corak Yang kuat pada
menjalar ke iris, atopi lensa mata maka
kepala iris dll) diberikan
4. Fotofobia Midriatikum
yang lebih kuat
Nyeri kepala
yaitu atropin 1%
5. Peningkatan + kokain 5%
produksi air 3. Kortikosteroid
mata 4. Antibiotik
Definisi Singkat Patofisiologi Subjective dan Assesment Planning
objective
Ulkus kornea Dapat terjadi melalui 1. Mata merah Ditegakkan melalui 1. Siklopegik
ringan hingga berat anamnesa dan 2. Antibiotik yang
Merupakan hilangnya 1. Perifer, yaitu sesuai diberikan
sebagian permukaan 2. Tajam pemeriksaan fisik
dapat disebabkan scr topikal atau
kornea akibat hilangnya penglihatan turun,
karena toksik, subkonjungtiva
jaringan kornea
alergi,autoimun kadang disertai 3. Tidak boleh
dan infeksi dengan keluarnya -pemeriksaan agar dibebat
(s.aureus, sekret darah, triglikolat, 4. Sekret yang
haemophilus 3. Fotofobia agar coklat terbentuk
influenza) 4. Terdapat dibersihkan 4x
2. Cerntral, yaitu penipusan kornea , sehari
disebabkan Lipatan descement,
karena bakteri
reaksi jar. Uvea
(pseudomonas),
virus , jamur (akibatgangguan
vaskularisasi iris),
hipopion
Definisi Singkat Patofisiologi Subjective Objective Assesment Planning
Glaukoma Akut Umumnya penderita 1. Mata merah 1. Visus turun Ditegakkan 1. Non-Medikamentosa
glaukoma telah Pembatasan asupan
berusia lanjut,
2. Tajam 2. Tekanan intra melalui cairan untuk menjaga
Glaukoma akut
adalah glaukoma yang terutama bagi yang penglihatan okular anamnesa dan agar tekanan intra
okular tidak semakin
diakibatkan memiliki risiko. Bila turun mendadak meningkat pemeriksaan meningkat
peninggian tekanan tekanan intraokular 3. Rasa sakit 3. Konjungtiva fisik 2. Medikamentosa
intraokular yang yang mendadak tinggi
mendadak. Glaukoma ini tidak diobati atau nyeri pada bulbi: hiperemia a. Asetazolamid HCl
500 mg, dilanjutkan 4
akut dapat bersifat segera akan mata yang dapat kongesti, x 250 mg/hari.
primer atau mengakibatkan menjalar ke kemosis dengan b. KCl 0.5 gr 3
sekunder. Glaukoma kehilangan x/hari.
penglihatan sampai
kepala injeksi silier,
primer timbul dengan c. Timolol 0.5%, 2 x 1
sendirinya pada kebutaan yang 4. Mual dan injeksi tetes/hari.
orang yang permanen. muntah (pada konjungtiva d. Tetes mata
kombinasi
mempunyai bakat tekanan bola 4. Edema kornea kortikosteroid +
bawaan glaukoma,
sedangkan glaukoma
mata yang 5. Bilik mata antibiotik 4-6 x 1
sekunder timbul sangat tinggi) depan dangkal tetes sehari
e. Terapi
sebagai penyulit 6. Pupil mid- simptomatik.
penyakit mata lain dilatasi, refleks Konseling dan Edukasi
ataupun sistemik. Memberitahu keluarga
pupil negatif bahwa kondisi mata
dengan glaukoma akut
tergolong kedaruratan
mata, dimana tekanan
intra okuler harus
segera diturunkan

Rujuk
Mata putih dengan penurunan
visus
Katarak

 Merupakan kelainan lensa mata yang keruh


pada bola mata Etiologi

1. Usia lanjut (>60 tahun)


2. Cedera mata
3. Diabetes melitus
4. Pemakaian kortison
5. Dll.
Subjective dan objective

1. Melihat area keabuan


2. Gangguan penglihatan
3. Penglihatan kabur
4. Penglihatan berbayang
5. Kilatan cahaya atau rasa silau
6. Gangguan penglihatan warna (perubahan
persepsi warna)
7. Diplopia monoakuler
Klasifikasi katarak

Tipe katarak Kausa Penderita


Katarak senil Proses penuaan / degeneratif Usia lanjut ( >60 th )
Katarak trauma Kerusakan lensa akibat Bekerja ditempat bahaya
trauma pada kapsul lensa seperti pemanggangan dan
pebakaran kaca
Katarak komplikata Penyakit khusus sistemik Pasien DM, Asma, emfisema
menahum
Katarak kongenital Kahamilan ibu dangan Bali baru lahir
campak
Katarak toksik Pemakaian obat lama / Pemakaian steroid tetes
baham kimia bersifat racun mata / perokok
Penanganan

 Medikasi: Tidak banyak membantu


 Pembedahan : indikasi tergantung pada tingkat maturasi katarak
- Bila kedua lensa mengalami katarak maka mata dengan visus yang terburuk dioperasi
dahulu
- Pada pasien katarak unilateral maka operasi sebaiknya ditunda bila mata yang sehat
masih cukup
- Pada kasus katarak matur edukasi pasien untuk operasi sesegera mungkin untuk
menghindari glaukoma fekolitik
- Pada kasus yang disertai gangguan retina ekstraksi katarak diperlukan untuk
menjernihkan aksis optik dan mempersiapkan terapi laser.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai