Anda di halaman 1dari 19

DEMAM & FUO

Dr. Dewi Murni Sartika, Sp. PD


Fakultas Kedokteran
Universitas Prima Indonesia
Definisi
Demam : peningkatan suhu diatas normal.
Rerata temperatur oral normal pada dewasa
→ 37°C (98.6°F).
FUO (Demam tanpa sebab yang diketahui)
→ demam yang berlangsung > 3 minggu, T >
38.3°C pada bbrp episode, dan tidak dapat
terdiagnosis setelah1 minggu perawatan
“NORMAL” MEAN TEMPERATURE
Oral: 36.8 + -0.4˚C (98.2 + -0.7˚F )
Low at 6 a.m.
High at 4 to 6 pm
Daily variation: 0.5˚ C
Rectal temp. → 0.5˚C (0.7˚F) higher than
oral
Suhu tubuh Normal 36,5 - 37,2˚C
Subnormal < 36˚C
Demam > 37,2˚C
Hiperpireksia ≥ 41,2˚C
Hipotermia < 35˚C

• Suhu tubuh → keseimbangan antara produksi dan


pengeluaran panas.
• Kondisi normal → panas tubuh dibentuk secara
internal selama proses metabolik atau akibat
pengaruh eksternal (luar tubuh).
• Suhu tubuh dlm keadaan normal juga meningkat saat
aktivitas otot → menggigil,olahraga, dll.
• Pengeluaran panas terbanyak → melalui kulit
(evaporasi) dan melalui paru-paru.
• Demam dianggap sebagai penanda utama aktivasi
sistem imun yang mengakibatkan ↑ suhu tubuh. Pada
suhu 39˚C → produksi Ab & proliferasi limfosit T ↑ s/d
200 x dibanding suhu normal.
• Patofisiologi demam → reaksi fisiologis terhadap
penyakit yang sangat kompleks dan melibatkan
berbagai unsur seperti sitokin, reaktan fase akut, dan
aktivasi berbagai sistem fisiologis, endokrinologis, dan
immunologis.
FASE KLINIS DEMAM
I : Fase menggigil / dingin → suhu tubuh ↑
mencapai thermoregulatory set-point baru →
vasokonstriksi kutan & ↑ aktivitas otot → ↑ produksi
panas → kedinginan / menggigil.
II : Fase demam → keseimbangan antara produksi
& kehilangan panas pada set-point baru → kulit
teraba hangat, kemerahan, & kering.
III : Fase flushing → saat set-point kembali normal,
tubuh mendapat input bahwa suhu tubuh terlalu
hangat → mekanisme pelepasan panas →
vasodilatasi kutan & diaforesis.
TIPE DEMAM
1. Demam Septik → ↑ suhu badan (T) tinggi sekali
malam hari & ↓ ke tingkat di atas normal pd pagi
hari → srg disertai menggigil & berkeringat. Bila ↓
ke tingkat normal = demam hektik.
2. Demam Remiten → T ↓ tp tdk pernah mencapai
normal. Perbedaan T dpt mencapai 2˚ → tdk
sebesar perbedaan pd demam septik.
3. Demam Intermiten → T ↓ ke tingkat normal slm
bbp jam dlm 1 hari → mis. malaria.
4. Demam Kontinyu → variasi suhu sepanjang hari
tdk > 1˚. Bila demam terus menerus tinggi sekali =
hiperpireksia.
5. Demam Siklik → ↑ T slm bbp hari diikuti periode
bebas demam utk bbp hari → diikuti ↑ T spt semula.

• 90% penderita demam yg baru saja dialami →


self-limiting disease → influenza atau infeksi virus.

Penyebab demam :
1. Infeksi
2. Toksemia
3. Keganasan
4. Reaksi obat
5. Gangguan pusat regulasi suhu sentral → ↑ T →
mis. heat stroke, perdarahan otak, koma, dll.
Anamnesis :
1. Cara timbul demam
2. Lama demam
3. Sifat harian demam
4. Tinggi demam
5. Keluhan & gejala lain yg menyertai
Demam Belum Terdiagnosis / FUO
(Febris of Unknown Origin)

DEFINISI

Demam terus menerus selama 3 minggu dengan T >


38,3˚C yg penyebabnya belum ditemukan walaupun
telah diteliti selama 1 minggu secara intensif.

1. Infeksi (40%)
ETIOLOGI 2. Neoplasma (20%)
3. Penyakit kolagen (20%)
4. Penyakit lain (10%)
5. Tidak diketahui sebabnya (10%)
KLASIFIKASI

1. CLASSICAL FUO
Demam ≥ 3 mg dgn T  38.3°C yang penyebabnya
belum dapat ditentukan setelah pemeriksaan yg
intensif setelah 3 hari berturut pd pasien rawat inap
dan rawat jalan.

2. NOSOCOMIAL FUO
Pasien rawat inap tanpa dijumpai infeksi → T 
38.3°C yang penyebabnya belum dapat ditentukan
setelah pemeriksaan yg intensif setelah 3 hari
berturut.
3. NEUTROPENIC FUO
Demam  38.3°C dengan neutrofil < 500/mm3 yang
penyebabnya belum dapat ditentukan setelah
pemeriksaan yg intensif setelah 3 hari berturut.

4. HIV – ASSOCIATED FUO


Pasien HIV → T  38.3°C selama 4 minggu pada
pasien rawat jalan atau 3 hari pada pasien rawat
inap yang penyebabnya belum dapat ditentukan
setelah pemeriksaan yg intensif setelah 3 hari
berturut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Diagnosis sero-imunologis → IgG & IgM spesifik.


2. Mikrobiologi → kultur darah, kultur urin, isolasi virus, BTA.
3. Hemato-kimia → CRP ( ↑ >10x pd infeksi bakteri akut),
prokalsitonin (sepsis), kalsium (sarkoidosis,
karsinomatosis), SGOT, SGPT, gama-GT.
4. Radiologi foto rontgen, endoskopi, kolangiografi,
angiografi (emboli paru), angiokardiografi (miksoma
atrium), USG, limfangiografi (limfoma abdominal atau
retroperitoneal).
5. Biopsi.
6. Laparatomi → dibenarkan bila ada petunjuk yg kuat bhw
penyebab demam adalah suatu kelainan utama di
abdomen → bermanfaat pd penyakit yg msh dpt diobati
(abses lokal, limfoma, & penyakit autoimun)
PENATALAKSANAAN DEMAM
Penatalaksanaan Umum

•Demam sering berhubungan dengan perubahan


metabolik → dehidrasi, ↑ konsumsi O2, &
↑metabolisme (proses keganasan).
•Demam dapat juga berhubungan dngan peningkatan
kebutuhannutrisi → pasien yg awalnya telah
kekurangan nutrisi.
• Intervensi spesifik penatalaksanaan demam
ditentukan oleh etiologi yang mendasari dan tujuan
penatalaksanaan yang diberikan pada pasien.
• Selama episode demam → pemenuhan
kebutuhan intake cairan, melepas pakaian,
kompres dengan es batu atau alkohol dpt
meringankan gejala.
• Pemakaian lubrikan pd bibir yg kering.
• ↓ temperatur tubuh melalui sirkulasi udara
menggunakan kipas angin atau selimut khusus
pengalir udara → efektif menurunkan temperatur
tubuh & meningkatkan kenyamanan pasien.
Penatalaksanaan Farmakologi

• Obat antipiretik → asetaminofen, aspirin, atau


NSAID → bekerja dgn ↓ thermal set-point dgn
menghambat COX (COX-inhibitor) → mengambat
transformasi asam arakhidonat mjd prostaglandin.
• Kortikosteroid jg merupakan antipiretik yg efektif
→ menghambat aktivitas fosfolipase A2 →
menghambat sintesis PGE2.

Anda mungkin juga menyukai