Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
TRAUMA ABDOMEN

NAYLIL MAWADDA ROHMA, M.KEP


TUJUAN
Peserta mampu :
 Menjelaskan trauma abdomen

 Menjelaskan pemeriksaan fisik

 Menjelaskan tanda dan gejala

 Menjelaskan tindakan keperawatan


POKOK BAHASAN
A. Anatomi
B. Trauma abdomen :
- Mekanisme trauma
- Jenis trauma abdomen
- Komplikasi
C. Komplikasi
D. Penatalaksanaan
A. ANATOMI SALURAN CERNA.
1. Rongga peritonium : usus halus, usus besar.
2. Rongga velvis : rectum, kandung kemih, vena illiaca.
3. Rongga retroperitonium : aorta abdominal, vena cava
inferior, duodenum, pankreas, ginjal, uretra.
4. Upper abdomen (thoracoabdominal area: diafragma, liver,
limpa, lambung, colon asenden dan desenden. kolon
tranveral.
Gambar :. Anatomi Pencernaan Keterangan :
1. Glndula thyroid
2. Lobus superior pulmonis dextra
3. Lobus medius pulmolis dextra
4. Cor (jantung)
5. Diafragma
6. Lig teres hepatis
7. Colon tranversum
8. Caecum
9. Intestium teneu (ileum)
10.Thymus
I 2 11.Lobus Superior pulmonis
sinistra.
12.Lobus inferior pulmonis sinistra.
3 4 13.Pericardium
14.Hepar
15.Gaster
16.Omentum majus
17.Intestinum teneu (jejunun)
Sumber : Atlas Anatomi Fisiologi, …. 18.Colon sigmoid.
B. TRAUMA ABDOMEN

Pengertian :
Trauma abdomen adalah trauma yang terjadi pada daerah
abdomen yang meliputi daerah retroperitoneal, pelvis dan
organ peritroneal
1. MEKANISME TRAUMA
 Langsung
 Pasien terkena langsung oleh benda
atau perantara benda yang
mengakibatkan cedera misalnya
tertabrak mobil dan terjatuh dari
ketingian
 Tidak langsung
 Pengendara mobil terbentur dengan
dash borard mobil ketika kedua
mobil tabrakan
2. JENIS TRAUMA
ABDOMEN :
a. Trauma tembus (Tusuk dan tembak)
Penyebab benda tajam atau benda
tumpul dengan kekuatan penuh
hingga melukai rongga abdomen.
* Perdarahan hebat  ruftur
arteri/vena
* Cedera organ di rongga abdomen
ORGAN BERISIKO CEDERA :
 Luka Tusuk :
 Hepar (40%),
 Usus halus (30%),
 Diafragma (20%),
 Colon (14%).

 Luka tembak :
 Usus halus (50%),
 Colon (40%),
 Liver (30%),
 Ruptur vaskuler abdominal (25%).
Gambar : Luka tusuk karena stang sepeda di quadran kanan atas

(judulin dan sumber)

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Gambar : Luka tusuk mengenai organ liver

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Gambar : Luka tusuk

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
b. Trauma tumpul
Trauma di daerah abdomen yang tidak menyebabkan
perlukaan kulit / jaringan tetapi kemungkinan
perdarahan akibat trauma bisa terjadi.

Organ berisiko cedera :


* Hepar 40 - 55 %
* Limpa 35 – 45 %
Gambar : Trauma tumpul di daerah abdomen

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
TANDA DAN GEJALA :
Pecahnya organ solid (tdk
berongga).
 Hepar atau lien yang pecah  perdarahan.
 Penderita tampak pucat, perdarahan >> gejala shock
hemoragik.
 Nyeri abdomen, ringan  berat.
 Auskultasi bising usus menurun.
 Nyri tekan dan terkang nyeri lepas dan defans
muskular(kekakukuan otot)
Lanjutan tanda dan gejala :

Pecahnya organ berlumen


(berongga).
 Pecahnya gaster, usus halus atau kolon
 peritonitis.
 Keluhan nyeri seluruh abdomen.
 Bising usus menurun.
 Palpasi ada defans muskular, nyeri
tekan dan nyeri lepas. Pada perkusi
didapati nyeri ketok.
C. PENATALAKSANAAN
 Pengkajian
1. Primary survey
2. Sekondary survey
3. Pemeriksaan Keadaan umum
4. Riwayat kesehatan
5. Head to tue terfokus kepada abdomen
INSPEKSI :
Ekhimosis umbilikal  perdarahan
peritonial.
Ekhimosis flank perdarahan organ
retroperitoneal.
Ekhimosis perineum, scrotum atau labia
 fraktur pelvis.
Luka tembus disertai keluarnya isi
abdomen (usus).
Simetris atau tidak pelvis, adakah jejas /
tdk di pelvis.
AUSKULTASI
 Dengarkan biasing usus di semua kwadran.
 Dengarkan bising usus selama 2 menit.

 Apabila bising usus menurun atau hilang 


kemungkinan perdarahan  perforasi pada organ
abdomen

Perkusi
 Dullnes di kwadran kiri atas 
Hematoma pada limpa
PALPASI
Nyeri pada kwadran kiri atas menyebar
ke arah shuoldier  trauma limpa /
diafragma.
Distensi abdomen
Nyeri lokal abdomen
Nyeri abdomen berat, tegang dan
spasme otot (defans muskuler) 
indikasi proses inplamasi (peritonitis).
Tekan dengan hati-hati ada tidak
krepitasi pada velvis.
PERKUSI
 Dulnes di kwadran kiri atas  Hematoma pada
limpa
PEMERIKSAAN
PENUNJANG :
Laboratorium : DL, fungsi
ginjal, elektrolit, urinalisa.
Foto polos abdomen.
USG
CT Scan Abdomen.
D. KOMPLIKASI
 Perdarahan intra abdomen
 Perforasi dan Peritonitis
MASALAH KEPERAWATAN.

 Gangguan pola nafas


 Bebaskan jalan nafas.
 Berikan posisi yang nyaman.
 Berikan oksigenisasi.
 Observasi tanda vital tiap jam ( TD, N, R)
 Pasang NGT untuk decompresi
 Kolaborasi pemeriksaan AGD.
 Kolaborasi tem medis.
MASALAH KEPERAWATAN.
 Gangguan volume cairan.
 Pasang IV line 2 jalur dengan cairan kristaloid.
 Pasang cateter bila tidak ada kontra indikasi.
 Monitoring intake dan out put.
 Observasi tanda-tanda vital tiap jam.
 Fiksasi pelvis bila ada fraktur pelvis
 Benda asing tertancap, jangan dicabut ttp pasang
bantalan kasa yang cukup tebal selanjutnya pasien
diapkan untuk operasi mencegah perdarahan hebat
 Usus keluar, jangan dimasukkan ttp tutup kasa steril
yang dibasahi NaCl 0,9% atau aluminium foil 
pertahankan kelembaban
 Kolaborasi persiapan operasi bila shock berulang
Masalah keperawatan.
 Resiko tinggi infeksi
– Perawatan dengan tehnik septik dan antiseptik
– Usus keluar, jangan dimasukkan ttp tutup kasa
steril yang dibasahi NaCl 0,9% atau aluminium
foil  pertahankan kelembaban.
– Pasang NGT untuk decompresi
– Observasi tanda-tanda inflamasi peritoneum
(peritonitis)  Lapor dr. PJ.
– Kolaborasi pemerikan darah DPL.
– Kolaborasi tem medis th/ antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai