Anda di halaman 1dari 48

WAWANCARA PSIKIATRI

Pendahuluan

▪ Wawancara psikiatri merupakan unsur terpenting untuk


mengevaluasi dan penatalaksanaan penderita gangguan jiwa.
▪ Tujuan utama dalam wawancara ini adalah untuk mendapatkan
informasi dalam rangka menegakkan diagnosis.
▪ Wawancara psikiatri juga sangat membantu untuk mengetahui
perjalanan penyakit, prognosis serta pemberian terapi.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Prinsip Umum

▪ Kesepakatan (dokter-pasien) dalam proses pemeriksaan


▪ Kerahasiaan
▪ Rasa hormat dan perhatian
▪ Empati
▪ Hubungan dokter-pasien
▪ Sadar/tidak sadar

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Prinsip Umum

▪ Person Centered dan Disorder-Based Interview


▪ Keamanan dan kenyamanan
▪ Jumlah dan waktu pertemuan

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Gaya Wawancara

Terdapat dua gaya wawancara yang biasa digunakan :


1.Insight oriented (Psycodynamic)
2.Simptom-oriented (Descriptive)

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Gaya Wawancara

▪ Insight oriented (Psycodynamic)


Tujuan dari gaya wawancara ini adalah menggali konflik asadar
dan membawanya ke kesadaran pasien dengan harapan pasien
dapat menyelesaikan konflik tersebut.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Gaya Wawancara

Simptom-oriented (Descriptive)
▪ Mengklasifikasikan keluhan dan disfungsi yang ditemukan ke
dalam kategori diagnosis.
.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Komponen dalam Wawancara

▪ Rapport : Hubungan yang terjalin antara pemeriksa dengan


pasiennya
▪ Technique : Metode yang digunakan untuk membina rapport
dan mendapatkan informasi.
▪ Mental Status : Bagaimana keadaan status mental pasien pada
saat kita wawancara.
▪ Diagnosing : Menegakkan diagnosis.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Rapport

Kedua gaya wawancara psikiatrik menekankan pentingnya


membina, memonitor dan mempertahankan rapport.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Rapport

▪ Gaya wawancara psikodinamik mengkonsepsikan rapport melalui


pola transference dan counter-transference.
▪ Gaya wawancara deskriptif menggambarkan rapport sebagai
interaksi antara pemeriksa dan pasien yang terus mengalami
kemajuan dari saling memahami hingga menjadi saling
mempercayai.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Rapport

Terdapat enam strategi yang dapat digunakan untuk membina


rapport dengan pasien, yaitu :
1.membuat suasana yang nyaman bagi pemeriksa dan pasien,
2.menemukan penderitaan yang dialami oleh pasien,
3.menilai tilikan pasien terhadap penyakitnya,

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Rapport

4. Menunjukkan keahlian pada pasien,


5. Menunjukkan sikap kepemimpinan pada pasien dan
6. Menyeimbangkan peran antara pasien dan pemeriksa.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Teknik Wawancara

Pasien akan menceritakan masalah yang sedang dialaminya


dengan salah satu dari tiga cara berikut :
1. Menceritakan semua masalahnya dengan terbuka (complaint),
2. Menceritakan sebagian masalahnya namun menyembunyikan
bagian-bagian yang memalukan (resistance)
3.Menyembunyikan bagian-bagian yang dianggap memalukan pada
diri pasien dari pemeriksa dan bahkan dari dirinya sendiri
(defenses)
1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Complaint

▪ Tugas utama pemeriksa saat menghadapi pasien yang berusaha


menceritakan semua masalahnya secara terbuka adalah
membantunya agar dapat menjelaskan masalahnya dengan
jelas dan menggali seluruh aspek permasalahannya.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Complaint

Tiga kelompok teknik yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan ini
adalah :
1.Opening techniques
2.Clarification techniques
3.Steering techniques

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Opening techniques

▪ Pemeriksa harus dapat menemukan keseimbangan antara


membiarkan pasien menceritakan permasalahan dengan kata-
katanya sendiri dan mengarahkan pasien agar memberikan
informasi yang diperlukan untuk penegakkan diagnosis.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Opening techniques

▪ Pertanyaan Terbuka
Pada awal wawancara psikiatrik, penggunaan pertanyaan
terbuka akan mendorong pasien untuk menyampaikan
keluhannya dengan kata-katanya sendiri. Contoh pertanyaan
yang dapat digunakan adalah :
“Ada yang bisa saya bantu?”

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Opening techniques

▪ Pertanyaan Tertutup
Untuk pasien yang memberikan jawaban yang sirkumtansial.
Kekurangannya: pasien terpaksa memberikan jawaban false-
positive dan membatasi kebebasan pasien untuk
mengekspresikan dirinya.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Clarification techniques
Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk membantu pasien agar
dapat memperjelas jawabannya, seperti :
1. Spesifikasi,
2. Generalisasi,
3. Pemeriksaan gejala,
4. Pertanyaan sugestif,
5. Probing,
6. Interelasi,
7. Penarikan simpulan

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Spesifikasi

▪ Pemeriksa membutuhkan informasi yang bersifat spesifik, akurat


dan eksplisit.
▪ Pada situasi seperti ini, penggunaan pertanyaan tertutup
diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Generalisasi

▪ Pasien memiliki kecenderungan untuk menyampaikan satu


kejadian, namun tidak menggambarkan pola gejala yang
dialaminya.
▪ Ulangi pertanyaan, berikan penekanan dengan menggunakan
istilah “selalu”, “biasanya”, “seringkali” atau “kadang-kadang”.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Checking Simptoms
▪ Dalam kondisi ini, pemeriksa dapat menanyakan beberapa gejala
yang akan mengundang pasien untuk menjawab dengan ya atau
tidak.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Pertanyaan Sugestif

▪ Pertanyaan yang bersifat sugestif dapat menghasilkan jawaban


yang kurang dapat dipercaya dan relatif terdistorsi, oleh karena itu
pemeriksa sebaiknya mengindari penggunaan teknik ini.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Probing (menyelidiki)

▪ Probing adalah teknik yang digunakan oleh pemeriksa saat


pasien menyampaikan sesuatu atau situasi yang dialaminya
tanpa pasien ketahui alasannya itu terjadi.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Interelasi

▪ Eksplorasi hubungan beberapa peristiwa yang dialami serta


diceritakan oleh pasien yang tidak logis
▪ Teknik ini dapat menunjukkan adanya distorsi atau kekacauan
pikiran pada pasien.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Penarikan simpulan

▪ Teknik penarikan simpulan cukup efektif untuk pasien yang


memberikan jawaban kurang jelas, berputar-putar, asosiasi
longgar atau flight of ideas.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Steering techniques

Teknik untuk mempertahankan wawancara tetap di jalur yang


diinginkan oleh pemeriksa. Teknik ini terdiri dari :
1.Kontinuasi,
2.Echoing,
3.Mengarahkan ulang
4.Transisi

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Kontinuasi
▪ Teknik ini mendorong pasien untuk melanjutkan ceritanya.
▪ Teknik ini terdiri dari gestur, anggukan kepala, mempertahankan
kontak mata dan pernyataan seperti :
“Lalu apa yang terjadi?”
“Terus?”
“Menarik sekali”

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Echoing

▪ Echoing adalah mengulangi sebagian dari jawaban pasien,


dengan tujuan agar pasien menjelaskan lebih lanjut tentang
bagian yang pemeriksa telah ulangi.
▪ Teknik ini dapat digunakan ketika pasien memberikan beberapa
petunjuk namun pemeriksa menginginkan yang spesifik.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Mengarahkan Ulang (Redirecting)

▪ Digunakan ketika pasien mulai bercerita keluar dari jalur,


memberikan detail yang tidak relevan, atau menceritakan
masalah orang lain.
▪ Teknik ini diindikasikan untuk pasien dengan flight of ideas,
tangensial, push of speech dan sirkumtansialitas.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Transisi

Teknik ini digunakan untuk berganti topik. Terdapat tiga jenis


transisi, yaitu :
1.transisi halus,
2.transisi dengan penekanan dan
3.transisi tiba-tiba.
Pilihan bergantung pada status mental pasien.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Resistance
Resistensi pasien akan mempersulit proses wawancara. Beberapa
teknik yang dapat digunakan adalah :
1.Expressing acceptance
2.Confrontation
3.Confrontation with consequences
4.Shifting
5.Exaggeration
6.Induction to bragging
Expressing acceptance

▪ Apabila pasien menunjukkan keraguan untuk menceritakan


masalahnya,seringkali hal ini disebabkan oleh kekhawatiran
bahwa dirinya akan ditertawakan.
▪ Berikan dorongan/motivasi, dan ekspresikan bahwa pemeriksa
mengerti keadaan pasien.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Confrontation

▪ Fokus pada resistensi pasien


▪ Digunakan saat adanya perilaku yang mengarah ke resistensi,
seperti menghindari kontak mata, muka memerah karena malu,
berkali-kali menelan ludah, terlalu mengontrol afek, ketegangan
dan kegelisahan.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press.
1994.
Shifting
▪ Mengubah fokus artinya melakukan pendekatan terhadap suatu
masalah dari arah/sudut pandang lain.
▪ Digunakan agar pasien mau berbicara tentang sesuatu yang
tidak ingin diungkapkannya.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Exaggeration

▪ Pasien yang cemas, obsesif atau memiliki rasa bersalah yang


berlebihan akan merasa ragu untuk mengakui kesalahan
kecilnya atau kegagalannya di masa lalu.
▪ Diatasi dengan membandingkan perilaku pasien dengan
kejahatan atau kesalahan besar dari pasien, pasien biasanya
akan menjadi lebih tenang.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Induction to bragging

▪ Pasien dengan tendensi sosiopatik senang untuk memberikan


kesan yang baik pada pemeriksa. Mereka takut perbuatan
antisosial mereka akan mengotori nama mereka dan untuk itu
mereka akan mencoba menutupinya.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Induction to bragging
▪ Memberikan pernyataan yang dapat memancing pasien untuk
pamer.
▪ Pernyataan seperti ini akan memberikan pesan bahwa
pemeriksa menerima kekurangan pasien.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Defenses
▪ Penggunaan mekanisme pertahanan mental dalam proses
wawancara adalah hal yang paling sulit untuk diatasi.
▪ Untuk mempertahankan rapport atau untuk mencapai diagnosis,
pemeriksa harus melakukan konfrontasi atau menginterpretasi
mekanisme pertahanan mental pasien.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Defenses
Mekanisme pertahanan mental terdiri dari tiga komponen:
1.Perilaku yang dapat diamati (seringkali suatu gejala),
2.Suatu dorongan atau keinginan yang tidak dapat diterima oleh
pasien,
3.Suatu proses yang menghubungkan keinginan yang tidak dapat
diterima dengan perilaku yang dapat diamati (atau gejala)

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Defenses
Berikut ini adalah lima teknik yang dapat digunakan untuk
mengatasi mekanisme pertahanan mental :
1.Bypassing
2.Reassurance
3.Distraction
4.Confrontation
5.Interpretation
Bypassing
▪ Apabila tidak mengganggu proses pengumpulan informasi yang
penting untuk penegakkan diagnosis, akan lebih baik bila
pemeriksa mengabaikan mekanisme pertahanan mental
tersebut.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Reassurance
▪ Usaha untuk mengurangi kecemasan dan kecurigaan pasien
serta meningkatkan percaya dirinya dengan memberikan
dukungan.
▪ Efektif saat pasien tampak tidak berdaya akibat masalah-
masalah yang dihadapi.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Distraction
▪ Digunakan pada pasien dengan gangguan mood atau dalam
keadaan intoksikasi.
▪ Mekanisme pertahanan mental yang muncul dapat diatasi
dengan pemberian stimulus yang cukup kuat untuk
mendapatkan perhatian pasien, seperti memanggil namanya,
berteriak atau menyentuhnya.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Confrontation

▪ Konfrontasi digunakan untuk membuat pasien sadar akan salah


satu perilakunya, dengan harapan setelah tersadar pasien akan
memperbaiki perilakunya itu selama wawancara berlangsung.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Interpretation

▪ Interpretasi adalah pernyataan pemeriksa menggenai makna


perilaku defensif pasien.
▪ Pemeriksa memberikan pengertian kepada pasien tentang
maksud dari pemikiran dan perilaku yang dilakukannya.

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC : American Psychiatric Press. 1994.
Referensi

1. Othmer E, Othmer S C. The Clinical Interview Using


DSM-IV, Volume 1 : Fundamentals. Washington, DC :
American Psychiatric Press. 1994.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai