Anda di halaman 1dari 22

MJO

Madden Julian Oscillation


• Aberta Rulinri S
• Lulut Ajeng H
• Maria Imaculata T
• Mudayu Ekaning P
• Mustofa Angkie B P
• Tri Putri Ganesh S
• Yohanes Agung K
Outline

Pengertian
Pengertian
Madden Julian Oscillation atau MJO merupakan suatu
gelombang atau osilasi sub musiman yang terjadi di
lapisan troposfer wilayah tropis, akibat dari sirkulasi
sell skala besar di ekuatorial yang bergerak dari barat ke
timur yaitu dari laut Hindia ke Pasifik Tengah dengan
rentang daerah propagasi 15°LU – 15°LS. MJO secara
alami terbentuk dari sistem interaksi laut dan
atmosfer, dengan periode osilasi kurang lebih 30-60
hari (Madden dan Julian, 1971, 1972; Madden dan Julian, 1994).
MJO merupakan gangguan tropis yang merambat ke arah timur
sepanjang daerah tropis dengan siklus MJO 30-60 hari. MJO
memberi dampak yang luas terhadap pola hujan di wilayah tropis
dan sekitarnya, sirkulasi atmosfer dan suhu permukaan di
sekitar tropis dan subtropis. Terdapat bukti bahwa MJO
mempengaruhi siklus ENSO, berupa kontribusi terhadap kecepatan
terbentuknya serta intenstas dari episode El Nino dan La Nina
(NOAA).
Fenomena MJO mempunyai dua model yang berbeda,
yaitu fase basah-pelan dan kering-cepat. Fase MJO
basah-pelan berada di daerah konveksi aktif seperti di
daerah samudera Hindia, Pasifik Barat, Amerika
Selatan dengan kecepatan fase penjalaran 5 m/s.

Fase MJO kering-cepat muncul pada saat gangguan


bergerak melalui daerah- daerah dengan aktivitas
konveksi rendah seperti di Pasifik Tengah sampai
Timur dan Atlantik dengan kecepatan penjalaran
berkisar 30 m/s.
Pergerakan MJO
Peristiwa MJO ditandai dengan propagasi ke arah timur dari daerah
tropis yang mengalami peningkatan tekanan, terutama di Samudra
Hindia dan Pasifik. Anomali curah hujan sering terjadi di Samudera
Hindia yang kemudian merambat ke arah timur di kawasan perairan
tropis hangat, tepatnya di Pasifik barat dan tengah. Saat air laut
dingin di kawasan Pasifik Timur, pola curah hujan di kawasan
Pasifik berkurang, tetapi akan sering muncul di sekitar perairan
tropis Atlantik dan Afrika. Seiring dengan variasi curah hujan tropis,
terdapat pola yang berbeda dari sirkulasi atmosfer di daerah tropis
dan subtropis. Variasi-variasi tersebut hampir terjadi di seluruh
dunia dengan intensitas tertinggi dibelahan bumi timur. Dengan
demikian, peristiwa ini dapat memberikan informasi penting
mengenai fase osilasi.
Proses Terbentuknya MJO berdasar RMM
Keterangan
• Garis merah adalah lintasan MJO 2 minggu
terakhir
• Garis ungu adalah lintasan MJO 2 minggu
sebelumnya
• Garis hijau adalah PREDIKSI lintasan MJO 14
hari ke depan
Diagram MJO tersebut terbagi menjadi 8, dengan notasi 1-8, yang
merupakan pembagian zona yang dilewati MJO di sepanjang tropis,
yaitu :
• fase-1 di Afrika ( 210 derajat BB – 60 derajat BT)
• fase-2 di samudera Hindia bagian barat ( 60 derajat BT – 80 derajat
BT )
• fase-3 di samudera Hindia bagian timur ( 80 derajat BT – 100
derajat BT )
• fase-4 & fase-5 di benua maritim Indonesia ( 100 derajat BT – 140
derajat BT )
• fase-6 di kawasan Pasifik barat ( 140 derajat BT-160 derajat BT )
• fase-7 di Pasifik tengah ( 160 derajat BT – 180 derajat BT )
• fase-8 di daerah konveksi di belahan bumi bagian barat ( 180
derajat – 160 derajat BB )
Kuat-Lemah MJO
Jika lintasan berada dalam lingkaran pada
diagram MJO tersebut maka MJO dinyatakan
bersifat lemah. Jika lintasan MJO berada diluar
lingkaran maka MJO dinyatakan kuat, dimana
biasanya akan bergerah berlawanan arah jarum
jam yang menunjukkan pergerakan MJO dari
barat ke timur
Berdasar Citra OLR
OLR sendiri adalah radiasi elektromagnetik yang
dipancarkan dari bumi dan atmosfernya ke
angkasa dalam bentuk radiasi termal. Warna
biru pada citra OLR di atas menunjukkan
anomali OLR negatif yang berarti radiasi yang
sampai ke satelit cuaca lebih kecil karena
adanya halangan di atmosfer yang
diasosiasikan dengan banyaknya awan akibat
sistem konvektif menguat dan sebaliknya warna
kuning ke merah diasosiasikan sedikit awan
karena sistem konvektif terhambat.
Dampak Skala Global

Anomali Curah Hujan


Aktivitas MJO selama tiga periode waktu berbeda antara September
sampai Juni melalui plot waktu terhadap garis bujur dengan
pengukuran perbedaan udara di bagian atas atmosfer. Periode
pertama menunjukkan aktivitas MJO yang umum selama tahun 1989-
1990, sementara selama tahun 1996-1997 terdapatfase MJO yang kuat
tetapi dengan sedikit keteraturan. Periode terakhir menunjukkan hampir
tidak ada aktivitas MJO
Dampak skala global lainnya

• Saat MJO aktif, terjadi kenaikan kecepatan angin secara


signifikan pada ketinggian 850 hPa (hektopascal), dimana 1
hPa = 100 Pa
• MJO diketahui memodulasi aktivitas siklon tropis di Samudera
Hindia, Samudera Pasifik, Teluk Meksiko, dan Samudra
Atlantik. Siklon tropis terkuat cenderung berkembang ketika MJO
meningkatkan curah hujan
• MJO bertanggung jawab untuk sebagian besar variabilitas cuaca di
daerah tropis dan hasil dalam variasi atmosfer serta paraemeter
kelautan yang mencakup tinggi rendahnya kecepatan arah
angin, pembentukan awan, hujan (presipitasi), Suhu
Permukaan Laut (SPL), dan proses penguapan di laut
(evaporasi).
• MJO secara substansial dapat memodulasi intensitas
muson di seluruh dunia. Australia (musim dingin
boreal; Oktober-Maret), Asia (boreal musim panas; Juni-
September), Amerika Selatan (musim dingin boreal,
Oktober-Maret) dan Amerika Utara (boreal musim
panas; Mei-Oktober), serta semua musim hujan bisa
dipengaruhi oleh MJO.
Dampak MJO bagi Indonesia
• Menyebabkan terjadinya penyimpangan panas terbesar
di kawasan Indonesia, baik yang sensibel maupun latent
(tersembunyi) sehingga dapat meningkatkan
pembentukan awan, seperti awan Cumulo nimbus yang
dapat menyebabkan hujan

• menyebabkan tingginya curah hujan hinnga banjir di


kawasan indonesia bagian barat. karena fenomena MJO
paling dominan terjadi di Indonesia bagian barat.
Prediksi dan Monitor
Studi fenomena MJO hingga saat ini belum banyak
dilakukan orang, terutama mengenai prediksi terjadinya
MJO. Menurut Donald et al. (2006), perkiraan atau
model MJO, salah satunya melalui penggunaan Real-
Time Multivariate MJO (RMM) Indeks.Mengingat
pentingnya variabilitas iklim global terhadap curah hujan,
maka perlu diketahui bagaimana dan dimana periode
fase aktif dan istirahat dari MJOyang mungkin
mempengaruhi curah hujan.
Pada Laman BOM, menggunakan indeks Real Time Multivariate
MJO (RMM) untuk memonitoring dan prediksi MJO.
Pada Laman NOAA, memperediksikan dan monitor MJO dengan
menggunakan Citra OLR

Anda mungkin juga menyukai