Anda di halaman 1dari 2

Penyebab Dan Cara Mengatasi Abrasi

A. Penyebab Abrasi
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat
merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu
oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut.
Abrasi pantai diakibatkan oleh dua faktor utama yang disebabkan oleh aktivitas manusia yaitu;
Peningkatan permukaan air laut yang diakibatkan oleh mencairnya es di daerah kutub sebagai akibat
pemanasan global.
Hilangnya vegetasi mangrove (hutan bakau) di pesisir pantai. Sebagaimana diketahui, mangrove
yang ditanam di pinggiran pantai, akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat
terjadinya pengikisan pantai. Sayangnya hutan bakau ini banyak yang telah dirusak oleh manusia.
Selain itu dapat juga diakibatkan oleh faktor bencana alam seperti tsunami. Rusaknya bibir pantai di
perairan Indonesia akibat abrasi itu tidak terlepas dari geologi, kekuatan ombak laut serta pusaran
angin.

B. Cara Mengatasi Abrasi


Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi (paling tidak menghambat) masalah abrasi
pantai ini, yaitu:
Pemerintah harus segera secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak,
revetment, dan pembentukan tembok laut (groin).
Penanaman pohon mangrove, melestarikan hutan pantai, memelihara dan melestarikan kawasan
pantai seperti batu dan komponen sekitar pantai.
Peran serta penduduk lokal dan masyarakat sekitar pantai sangat di harapkan untuk mengatasi
masalah abrasi pantai, oleh karena itu perlu adanya kesadaran dari setiap orang dengan pihak
terkait untuk selalu memahami betapa pentingnya masalah ini, sehingga ditemukan solusi terbaik
untuk mengatasi abrasi pantai.

Solusi yang harus dilakukan Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi (paling tidak
menghambat) masalah abrasi pantai ini, yaitu: Pemerintah harus segera secara bertahap melakukan
pembangunan alat pemecah ombak, revetment, dan pembentukan tembok laut (groin). Hutan
mangrove di sekitar pantai yang terkena dampak abrasi tersebut. Penanganan abrasi pantai memang
sulit. Solusi di atas memiliki resiko dan kekurangan masing-masing. Pemasangan alat pemecah
ombak tentunya memerlukan biaya yang sangat besar. Sedangkan penanaman vegetasi mangrove
pun tidak dapat dilakukan disemua jenis pantai karena mangrove hanya tumbuh di daerah yang
berlumpur. Tetapi meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus
dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam
beberapa tahun ke depan luas daratan di Indonesia banyak yang akan berkurang. Bahkan beberapa
pulau terancam hilang.

Make money by copying the best: http://bit.ly/best_tips

Mencegah dan Mengatasi Abrasi pantai di Indonesia Banyak diantara pantai-pantai di Indonesia
yang mengalami abrasi, mulai dari yang tingkat abrasinya rendah, sedang, sampai yang tingkat
abrasinya parah/tinggi. Dalam upaya mengatasi abrasi ini sudah saatnya bagi kita untuk memikirkan
cara-cara dan melakukan tindakan yang berwawasan konservasi, tidak lagi hanya dengan melakukan
upaya yang sifatnya sementara saja. Pencegahan ataupun penanggulangan abrasi dengan
berwawasan konservasi ini tentunya akan memberikan berbagai keuntungan bagi lingkungan (alam)
yang akan membawa banyak imbas positif dalam kehidupan manusia. Salah satu cara mencegah
ataupun mengatasi abrasi yaitu dengan cara penanaman bakau. Sebenarnya telah banyak orang
yang mengetahui fungsi dan kegunaan hutan bakau bagi lingkungan. Namun dalam prakteknya di
lapangan, masih banyak pula yang belum memanfaatkan hutan bakau sebagai sarana untuk
mencegah atau mengatasi abrasi. Yang sering terlihat, dalam usaha mengatasi abrasi di daerah
pantai, pemerintah di beberapa daerah melakukan kebijakan pencegahan abrasi dengan
membangun pemecah gelombang buatan di sekitar pantai dengan maksud untuk mengurangi abrasi
yang terjadi tanpa dibarengi dengan usaha konservasi ekosistem pantai (seperti penanaman bakau
dan/atau konservasi terumbu karang). Akibatnya dalam beberapa tahun kemudian abrasi kembali
terjadi karena pemecah gelombang buatan tersebut tidak mampu terus-menerus menahan
terjangan gelombang laut. Namun payahnya, seringkali pengalaman tersebut tidak dijadikan
pelajaran dalam menetapkan kebijakan selanjutnya dalam upaya mencegah ataupun mengatasi
abrasi. Yang sering terjadi di lapangan, ketika pemecah gelombang telah rusak, lagi-lagi pemerintah
setempat membangun pemecah geombang buatan dan lagi-lagi tanpa dibarengi dengan penanaman
bakau atau konservasi terumbu karang yang rusak. Hal tersebut seakan-akan menjadi suatu rutinitas
yang bila difikir lebih jauh, tetunya hal tersebut akan berimbas terhadap dana yang harus
dikeluarkan daerah setempat. Seandainya, dalam mengatasi abrasi tersebut kebijakan yang diambil
pemerintah yaitu dengan membangun pemecah gelombang buatan (pada awal usaha mengatasi
abrasi atau jika kondisi abrasi benar-benar parah dan diperlukan tindakan super cepat) dengan
dibarengi penanaman bakau di sekitar daerah yang terkena abrasi atau bahkan bila memungkinkan
dibarengi pula dengan konservasi terumbu karang, tentunya pemerintah setempat tidak perlu secara
berkala terus menerus membangun pemecah gelombang yang menghabiskan dana yang tidak
sedikit. Hal ini dikarenakan dalam beberapa tahun sejak penanaman, tanaman-tanaman bakau
tersebut sudah cukup untuk mengatasi atau mengurangi abrasi yang terjadi. Selain mencegah atau
mengatasi abrasi, hutan bakau dapat membawa keuntungan-keuntungan lebih daripada hanya
sekedar membangun pemecah gelombang buatan.

Make money by copying the best: http://bit.ly/best_tips

Anda mungkin juga menyukai