Anda di halaman 1dari 34

CURICULUM VITAE : Drs.

Masrial Mahyudin Apt, MM, PIA


1. Staf Bindal Farmasi & Makanan Kanwil Depkes Prop. IRIAN JAYA –PAPUA Maret - Agustus 1989
2. Ka. Inst. Farmasi RSUD Kab. Dati II Merauke IRIAN JAYA – PAPUA tahun 1989 – 1991
3. Ka. Gudang Farmasi Kab. Dati II Merauke IRIAN JAYA – PAPUA tahun 1991 – 1993
4. Kepala Inst. Farmasi RS. Kanker “Dharmais Jakarta tahun 1999 – 1 Okt. 2010
5. Konsultan Farmasi Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2010 s/d 2012
6. Kepala Bagian Pelayanan Pelanggan RS. Kanker “Dharmais” Jakarta 1 Okt. 2010 – April 2012
7. Kepala Bagian Program & SIM RS. Kanker “Dharmais Jakarta April 2012 – Oktober 2016
8. Kepala Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) RS. Kanker “Dharmais” Oktober 2016 - Sekarang
9. Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Tahun 2017 s/d Sekarang
10. Ketua Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Indonesia Jakarta (HISFARSI -JKT) tahun 2000 s/d
tahun tahun 2015 (3 periode)
11. Ketua Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Indonesia (HISFARSI Nasional) tahun 2005 s/d tahun
2014 (2 periode)
12. Ketua Kompartemen Manajemen Farmasi Perhimpunan RS Seluruh Indonesia (PERSI) tahun 2009 –
Sekarang (Periode ke 4)
13. Wakil Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) - Bidang Farmasi Rumah Sakit tahun 2010 s/d tahun 2013
14. Anggota Dewan Penasehat Farmasi ITB tahun 2012 - 2017
CONTOH-CONTOH TEMUAN DI LAPANGAN
NO KONDISI KRITERIA SEBAB AKIBAT REKOMENDASI

1 1. 5 orang pegawai 1. PP 53 th 2010 ttg disiplin 1. Terdapat karyawan 1. Pengaturan jam 1. Kepala Intalasi Z perlu
kurang jam kerja PNS. yang kurang pelayanan di Inst. Z mengingatkan dan
dan 5 orang 2. SE RS NO …. menyadari terganggu memotivasi stafnya
pegawai melebihi ketentuan jam kerja 2. Pekerjaan yang untuk memenuhi
jam kerja 2. Sakit Paru dan seharusnya menjadi ketentuan jam kerja
2. Karyawan. An. Ny. Tidak bekerja tanggungjawab ybs sesuai peraturan yang
X tidak hadir 13 tertunda berlaku di RS Y
hari kerja selama 2. Periksa penyakit dan
bulan Februari proses surat Izin sesuai
2017 prosedur dan jika tidak
dapat bekerja lagi
usulkan pemberhentian
dengan hormat
NO KONDISI KRITERIA SEBAB AKIBAT REKOMENDASI

2 Berkas klaim ke 1. PKS antara BPJS dengan RS 1. Pengaturan pemberian 1. Terdapat rata-rata 16 % 1. Perjanjian Kerja Sama perlu
BPJS tahun X terapi masuk dalam hal (TW I…) jumlah tagihan dilengkapi dengan petunjuk
2016 2. Keputusan Menkes RI No. yang sangat teknis (dosis, obat BPJS yang teknis agar doketr dapat
dikembalikan 328/Menkes/SK /VIII /2013 hasil penunjang yang dikembalikan dengan menulis secara lengkap
23% (Rp. tentang formularium Nasional menegakkan berbagai alasan 2. Dokter bekerja di dalam jam
12.206.191.241,- tgl. 19 Sept 2013 diagnosis,restriksi, data- 2. Terdapat 23 % perbulan kerja, sehingga didampingi
) Berkas Klaim 3. Lampiran I Perjanjian kontrak data pendukung pasien dari jumlah tagihan obat oleh perawat untuk
ke BPJS TW 1 No…. tentang ruang lingkup TB/BB,LPB) tidak BPJS tahun 2016 yang membantu melengkapi
tahun 2017 dan prosedur Pelayanan dijelaskan dalam isi dikembalikan dengan data-data administrasi
dikembalikan 16 Kesehatan ttg pelayanan obat perjanjian. berbagai macam alasan terkait klaim BPJS
%( point 1-5 2. Terkait pemberian terapi 3. Menjadi beban kerja 3. Penambahan sarana dan
2.424.077.240) 4. Lamp. II A Perjanjian No…. disamping sesuai dengan tambahan untuk prasarana : timbangan BB,
tentang tatacara pengajuan isi PKS juga harus sesuai pegawai yang tensi meter di rawat jalan.
dan pembayaran klaim dengan formularium mengerjakan klaim obat 4. Sistim informasi terintegrasi
pelayanan kesehatan rujukan 3. Terjadinya perbedaan BPJS krn mengentry yang memiliki aplikasi
tingkat lanjutan c) persepsi dari verifikator ulang sebanyak berkas tentang restriksi secara
Pelayanan obat untuk 4. Kurangnya sarana dan tagihan yang otomatis dan “running”
penyakit kronos dan obat prasarana dilapangan dikembalikan apabila didigunakan
kemoterapi yang meliputi : (timbangan, tensi meter) 4. Klaim tagihan obat 5. Sistem Informasi hendaknya
1. Biaya pelayanan 5. Dokter bekerja di luar jam menjadi lama terbayar dilengkapi dengan cheklis
obat kronis kerja sehingga tidak ada dan bahkan berpotensi kelengkapan administrasi
2. Mekanisme perawat yang untuk tidak tertagih.
pengajuan tagihan mendampingi
NO KONDISI KRITERIA PENYEBAB AKIBAT REKOMENDASI
3 Satu unit kontrak berakhir 1. Barang Indent Terlambat 1. PPK harus
Frezeer - 80 C pekerjaan 2. Kelalaian penerimaan dan memonitor dan
(Litbang) terealisasi 100 % penyedia untuk pemanfaatan menegur Penyedia
sampai menepati 2. Penyedia harus
dengan jadwal kontrak dikenakan denda
tanggal batas keterlambatan
kontrak belum 3. Sudah ditindak
diterima lanjuti
DARI JUDUL YANG DIBERIKAN ADA TIGA KATA KUNCI SEBAGAI BERIKUT :
1. PERAN = LAKON / PELAKU / PELAKSANA DALAM HAL INI ADALAH SPI
2. SPIP = SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAHAN
3. PENCEGAHAN FRAUD = PENCEGAHAN KECURANGAN
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS POKJA PENGUATAN
MENUJU WBK & WBBM PENGAWASAN SPI
PERMENKES
NO. 36 TH
2015 TTG
PENCEGAHAN
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAHAN ( SPIP ) FRAUD

TUJUAN STRATEGIS
DEFINISI TERKAIT DG RISIKO FRAUD (1’) 1. Melindungi aset
SPIP : suatu proses, yang 2. Memastikan kewajaran
dilaksanakan secara terus data organisasi/
menerus oleh direksi, perusahaan akurat
manajemen dan staf 3. Mendorong organisasi
pendukung, dirancang lebih efisien
untuk memberikan 4. Meningkatkan ketaatan
keyakinan yang memadai organisasi/perusahaan
(reasonable assurance), terhadap kebijakan,
dalam pencapaian visi, regulasi, UU dan
misi, sasaran dan tujuan ketentuan lainnya yang
organisasi harus dipatuhi
5. Laporan yg handal
1. SATUAN PEMERIKSAAN
PER/05/M.PAN/03/2008
INTERN
Melakukan kegiatan
audit,reviu,
pemantauan, evaluasi, dan penyelenggaraan tugas
terhadap
keg.pengwsn. lainnya: dan fungsi organisasi
asistensi,sosialisasi dan
konsultansi guna..

kepentingan pimpinan memberikan keyakinan


dalam mewujudkan untuk ... yang memadai
kepemerintahan yang baik. bahwa kegiatan,
telah dilaksanakan
ARAH TUJUAN KEBERADAAN SPI
1. Mendorong peningkatan pelaksanaan prinsip-prinsip good governance.
a. Transparansi (Transparency)
b. Akuntabilitas (Accountability)
c. Responsibilitas (Responsibility)
d. Independensi (Independency)
e. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)

2. Mendorong peningkatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)


dan efektivitas manajemen risiko (salah satunya potensi risiko fraud).
2. SPIP PENGUATAN PENGAWASAN
PEMBANGUNAN ZONA
SASARAN REFORMASI BIROKRASI INTEGRITAS MENUJU
WILAYAH BEBAS DARI
KORUPSI (WBK) DAN
WILAYAH BIROKRASI
BERSIH DAN MELAYANI
(WBBM)
1. POKJA MANAJEMEN
PERUBAHAN
2. POKJA PENATAAN
TATALAKSANA
3. POKJA PENATAAN
SISTEM
•Bersih MANAJEMEN SDM
Bersih
dari KKN 4. PENGUATAN
Maraknya KKN •Kapasitas AKUNTABILITAS
8 Area &Akunta
Rendahnya Akunt KINERJA
Perubaha bilitas
Kapasitas & abel Meningk 5. PENGUATAN
Akuntabilitas Kinerja n
9 Program at KUALITAS
Buruknya Percepat
Pelayanan Publik an RB Mela •Yanlik PELAYANAN PUBLIK
yani yang Baik 6. PENGUATAN
PENGAWASAN
2. SPIP V. PENGUATAN PENGAWASAN
DEFINISI TARGET INDIKATOR
Penguatan 1. Meningkatnya a. Pengendalian Gratifikasi
pengawasa kepatuhan terhadap 1) unit kerja telah memiliki public campaign tentang pengendalian gratifikasi; dan
n adalah pengelolaan keuangan 2) unit kerja telah mengimplementasikan pengendalian gratifikasi.
aktivitas negara b. Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP)
untuk 2. Meningkatnya 1) unit kerja telah membangun lingkungan pengendalian;
melakukan efektivitas 2) unit kerja telah melakukan penilaian risiko atas unit kerja;
pengendali pengelolaan keuangan 3) unit kerja telah melakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko
an negara 4) unit kerja telah mengkomunikasikan dan mengimplementasikan SPI
terhadap 3. Meningkatnya status c. Pengaduan Masyarakat
semuakebij opini BPK terhadap 1) unit kerja telah mengimplementasikan kebijakan pengaduan masyarakat;
akan dan pengelolaan keuangan 2) unit kerja telah melaksanakan tindak lanjut atas hasil penanganan Dumas;
ketentuan negara 3) unit kerja telah melakukan monev atas penanganan Dumas; dan
agar 4. Menurunnya tingkat 4) unit kerja telah menindaklanjuti hasil evaluasi atas penanganan Dumas.
terlaksana penyalahgunaan d. Whistle Blowing System
secara wewenang pada 1) unit kerja telah menerapkan whistle blowing system;
konsisten masingmasing instansi 2) unit kerja telah melakukan evaluasi atas penerapan whistle blowing system; dan
sehingga pemerintah. 3) unit kerja menindaklanjuti hasil evaluasi atas penerapan whistle blowing system
tujuan e. Penanganan Benturan Kepentingan
dapat 1) Unit kerja telah mengidentifikasi benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama;
dicapai. 2)Unit kerja telah menyosialisasikan penanganan benturan kepentingan;
3) Unit kerja telah mengimplementasikan penanganan benturan kepentingan;
4) Unit kerja telah melakukan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan; dan
5) Unit kerja telah menindaklanjuti hasil evaluasi atas penanganan benturan kepent
SPIP : PASAL 1 PP 60 /2008

SPIP adalah :
 Proses pada Tindakan dan kegiatan (bukan 1. Efektif dan efisien
sekedar pada ada tidak dokumen semata) Mela 2. Lap keuangan handal
 Terus menerus oleh Pimpinan dan seluruh lui 3. Pengamanan asset Negara
Pegawai 4. Taat Aturan
 Mengacu pd TUJUAN melalui:

1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Risiko
3. Aktifitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Monitoring dan Evaluasi
3. PENCEGAHAN FRAUD MELALUI PENDEKATAN
THD MANAJEMEN RISIKO
DEFINISI RISIKO
Adalah Kemungkinan terjadinya peristiwa yang membawa akibat yang tidak
diinginkan atas tujuan, strategi dan target Risk is the chance of something
happening that will have an impact upon objective. Risk is measured in term of
consequences and likelihood (AS/NZS 4360:1999)

BAGAN RESIKO
Tujuan strategis
sasaran dan
atau Target

16
RISIKO

“SEGALA HAL YANG DAPAT MENGGANGGU PENCAPAIAN


TUJUAN ORGANISASI”

17
DIRUT
KONSEP PENCAPAIAN
TARGET BERDASARKAN
PRADIGMA BARU SPI –
IMPLEMENTASI SPIP

KPI

STRATEGI RISIKO MITIGASI


SEBAB
RISIKO

TDK
TERJADI

TUJUAN
TERCAPAI
POTENSI RISIKO
KECURANGAN
PENGERTIAN
1. Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem
Jaminan Sosial Nasional yang selanjutnya disebut Kecurangan JKN adalah tindakan
yang dilakukan dengan sengaja oleh peserta, petugas BPJS Kesehatan, pemberi
pelayanan kesehatan, serta penyedia obat dan alat kesehatan untuk mendapatkan
keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial
Nasional melalui perbuatan curang yang tidak sesuai dengan ketentuan. (Permenkes
36 tahun 2015)
2. Fraud merupakan suatu perbuatan melawan hukum (tidak sah), yang dilakukan oleh
individu di dalam maupun di luar organisasi, atas dasar kesengajaan/niat, dengan
tujuan untuk menguntungkan individu/organisasi yang melaksanakan dan
mengakibatkan adanya kerugian. (Institute of Internal Auditor, standar 280-04)

BAB II : TINDAKAN KECURANGAN JKN


Pasal 2 : Kecurangan JKN dapat dilakukan oleh: a. peserta; b. petugas BPJS Kesehatan; c.
pemberi pelayanan kesehatan; dan/atau d. penyedia obat dan alat kesehatan.
SPI BERPERAN
SEBAGAI TIM
PENCEGAHAN
KECURANGAN
Ps. 18 ayat 1
BERKAITAN DENGAN ZI, SPIP DAN PENCEGAHAN FRAUD
 SPI HRS MENGIMPLEMENTASIKAN AUDIT INTERNAL
BERBASIS RISIKO (AIBR)

1. Semua Unit kerja membuat program dan dilengkapi dengan Mitigasi Risiko
2. Potensi risiko dikelola oleh unit kerja terkait atau Unit Khusus sebagai Fasilitator
3. SPI melakukan pemeriksaan dan menyimpulkan implementasi risiko

TERCIPTANYA
MITRA
KERJASAMA
AUDITE VS
AUDITOR
10 SKEMA FRAUD PELAYANAN KESEHATAN 24
(Charles Piper, CFE, CRT)
1. Klaim atas pelayanan yang tidak pernah diberikan
2. Klaim atas pelayanan yang tidak dijamin (pengecualian)
3. Pengelabuan waktu layanan
4. Pengelabuan lokasi pelayanan
5. Pengelabuan pemberi pelayanan
6. Mengklaim tagihan yang seharusnya dibayarkan oleh peserta atau pihak lainnya
7. Penagihan kode diagnosa dan kode prosedur yang tidak benar (upcoding dan
unbundling)
8. Pelayanan yang berlebihan atau tidak perlu (overutilization)
9. Suap dan gratifikasi ilegal
10. Peresepan obat yang tidak perlu.
FRAUD TRANSAKSI

UNTUK UNTUK
KEUNTUNGAN KEUNTUNGAN
PRIBADI ORGANISASI

DISEMBUNYIKAN DALAM
ATAU
MELALUI REKAYASA
CATATAN TRANSAKSI

DUKUNGAN DOKUMEN FIKTIF/PALSU ATAU HASIL KOLUSI


FRAUD DIAMOND (MOTIF TERJADINYA FRAUD)
26
1. Dorongan / tekanan : Memenuhi harapan, menjauhi kritik, menutupi
kesalahan.
2. Kesempatan : Pengendalian internal yang lemah, pengawasan yang tidak
memadai.
3. Kapabilitas :
a. Kemampuan untuk berbuat atau memanfatkan kesempatan untuk
melakukan kecurangan, dimana fungsi tersebut tidak dimiliki oleh
orang lain.
b. Kecerdasan untuk paham dan eksploitasi kelemahan pengendalian
internal untuk keuntungan pihak lain.
c. Keyakinan yang kuat bahwa kejadian fraud tidak akan terdeteksi atau
kemampuan untuk menyesatkan orang lain.
d. Kemampuan mempengaruhi orang lain untuk membantu terlibat
dalam atau menyembunyikan kejadian fraud.
e. Kemampuan berbohong dan mengalihkan keyakinan.
f. Mengelola stress dengan baik, karena biasanya kecurangan dilakukan
Keempat elemen tersebut secara berkelanjutan.
berinteraksi 4. Rasionalisasi :
Pendapatan yang rendah, perusahaan/institusi dengan orientasi laba.
09/03
SIAPA PENANGGUNG JAWAB PENGENDALIAN

• Evaluasi efektivitas sistem yang ada


• Governance: Pengarahan dan • Kontribusi utk meningkatkan
pengawasan efektivitas pengendalian
• Antisipasi atas manajemen yg tidak jujur Dekom • Pengawasan Pelaksanaan
dan Direksi pengendalian intern

• Mengembangkan kebijakan dan prosedur


pengendalian yang lebih spesifik sesuai arahan
direksi/manajemen senior
Manajemen

• Merupakan tg jawab semua pegawai


• Setiap pegawai menghasilkan informasi
yg digunakan utk pengendalian intern Semua Pegawai
Peran dan Tanggung Jawab Satuan Pengawasan Intern (SPI) 28

 Mengevaluasi kecukupan dan efektivitas penerapan Sistem Pengendalian Intern


Perusahaan;
 Berperan aktif dalam meningkatkan efektivitas Sistem Pengendalian Intern
Perusahaan secara berkesinambungan dengan cara memberikan saran perbaikan
penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan guna pencapaian sasaran yang
telah ditetapkan oleh manajemen Perusahaan;
 Melaksanakan audit internal yang independen dan menyampaikan laporan yang
memadai secara berkala; serta
 Meningkatkan keahlian auditor khususnya praktik dan penerapan penilaian risiko.
PENGARUH (PARADIGMA BARU ) AUDIT INTERNAL TERHADAP
PERKEMBANGAN PERAN DAN SIKAP INTERNAL AUDITOR

PERIODE PERAN SIKAP


1947-1971 Pemeriksa & Penilai Watch Dog, Mata-
Telinga Manajemen
1980-1995 Independent Kemitraan dengan
appraisal function as pendekatan internal
services control
1995-kini Internal Consultant Kemitraan dengan
(Added Value, Risk pendekatan business risk
Management) (konsultatif-assurance)
PENGENAAN SANKSI 30

Administratif Pidana
KUHP
Surat Teguran
- Pasal 378 (penjara maks. 4
tahun)
- Pasal 381 (penjara maks. 1
tahun 4 bulan)
Pemulihan Kerugian

UU Tipikor
Pengakhiran perikatan - Penjara : 1 – 20 tahun atau
kerja sama seumur hidup
- Denda : Rp. 50 juta – 1 milyar
CONTOH DAFTAR RISIKO

PENGENDALIAN SKOR RENCANA


NO. NAMA RISIKO PEMILIK RISIKO SEBAB RISIKO DAMPAK RISIKO SKOR DAMPAK SKOR RISIKO
YANG ADA PROBABILITAS MITIGASI
CONTOH PROGRAM KERJA AIBR

WAKTU PELAKSANAAN
DAMPAK SEBAB PENGENDALIAN PROSEDUR DILAKSANAKAN OLEH
RISIKO (HARI)
RISIKO RISIKO INTERN AUDIT
RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

32
PENUTUP
33
1. SPI MEMILIKI PERAN PENTING DALAM PENCEGAHAN FRAUD YAKNI DENGAN SALAH
SATUNYA MENGIMPLEMENTASIKAN SPIP SECARA KONSISTEN
2. SPI DAPAT MENDORONG TERIDENTIFIKASINYA RISIKO/PEMETAAN RISIKO/PEMBUATAN
MITIGASI RISIKO
3. FRAUD MERUPAKAN SALAH SATU RISIKO YANG DIKENDALIKAN
4. FRAUD MERUPAKAN TINDAK PIDANA
5. PERLU PENANGANAN KHUSUS YANG KOMPREHENSIF PROGRAM ANTI FRAUD PADA
LAYANAN KESEHATAN
6. PENGUNGKAPAN FRAUD BERDASARKAN METODE PEMBUKTIAN
7. EFEK JERA DARI SANKSI PIDANA BAGI PELAKU FRAUD DAPAT DIJADIKAN UPAYA
PENCEGAHAN

Anda mungkin juga menyukai