atau lubang pada material. Korosi pitting sering dianggap lebih berbahaya jika di bandingkan dengan korosi merata (uniform). Karena bentuk korosi ini sulit untuk diidentifikasi Terdapat tujuh bentuk rongga hasil dari korosi pitting (sumuran)
Gambar 1.1 Bentuk-bentuk rongga pada korosi pitting
Secara umum terdapat tiga tahapan utama pada mekanisme terjadinya korosi pitting, yaitu
1. Terbentuknya tempat-tempat yang bersifat anodik yang disebabkan
oleh terganggunya/rusaknya lapisan pasif pada permukaan logam. Anoda: M => Mn+ + ne- Katoda: O2 + 2H2O + 4e- => 4OH-
2. Karena terjadi proses pelarutan logam secara kontinu, ion-ion
logam akan terakumulasi di daerah anoda, sehingga terbentuk rongga-rongga. Dan untuk menstabilkan electron, ion-ion klorida bermigrasi ke dalam rongga dan bereaksi dengan ion logam dan terjadi reaksi hidrolisis. M+Cl- + 2H2O => MOH + H+ + Cl-
3. Dengan adanya ion H+ dan Cl- akan mencegah terjadinya
repasifasi pada logam. Lalu dengan meningkatnya laju pelarutan logam pada daerah anodik akan mempercepat migrasi dari ion klorida, sehingga akan memperbanyak terbentuknya M+Cl- seperti pada reaksi pada tahap 2. Dan proses tersebut akan berjalan hingga logam tersebut bolong/terbelah, dan prosesnya berupa autokatalitik. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada proses korosi pitting yang terjadi pada baja dan stainless steel, yaitu: Reaksi di dalam pit: Fe => Fe2+ 2e-; Fe2+ + H2O => FeOH+ + H+; MnS + 2H+ => H2S + Mn2+
Reaksi pada mulut pit:
Terjadi oksidasi FeOH+ dan Fe2+ oleh oksigen terlarut: 2FeOH+ + 1/2 O2 + 2H+ => 2FeOH2+ + H2O 2Fe2+ + 1/2O + 2H+ => 2Fe3+ + H2O Diikuti dengan hidrolisis dari produk reaksi diatas: FeOH2+ + H2O => Fe (OH)+ + H+ Fe3+ + H2O FeOH2+ + H+ Lalu terjadi presipitasi magnetite (Fe3O4) dan karat: 2FeOH2+ + Fe2+ + 2H2O => Fe3O4 + 6H+ Fe(OH)2+ + OH- => FeOOH + H2O
Reaksi di luar pit:
Terjadi reduksi dari oksigen terlarut O2 + 2H2O + 4e => 4OH- Dan reduksi karat menjadi magnetit 3FeOOH + e- => Fe3O4 + H2O + OH Pencegahan Korosi pitting (sumuran)
Korosi Pitting dapat dicegah melalui:
Pemilihan bahan yang tepat dengan resistensi diketahui
oleh lingkungan layanan Kontrol pH, konsentrasi klorida dan suhu perlindungan Katodik dan Perlindungan anodik Gunakan paduan tinggi (ASTM G48) untuk peningkatan resistensi terhadap korosi pitting Menghindari zona stagnan dan deposito, serta mengurangi agresivitas medium Pengendalian komposisi elektrolit (ID ion klorida) Inhibitor korosi yaitu suatu senyawa yang berperan melindungi logam dari korosi dengan melalui berbagai cara. Untuk itu diperlukan analisis dan perhitungan yang matang pada praktek penggunaannya agar didapat hasil yang efektif.