Anda di halaman 1dari 4

Patofisiologi Virus dan Bakteri

pada ISPA
Patofisiologi ISPA(virus)

Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya


virus dengan tubuh

tahap awal gejala ISPA adalah terjadinya pengeluaran cairan


mukosa yang melebihi normal karena kerusakan struktur
lapisan dinding saluran pernapasan akibat infeksi virus
melalui batuk

Akibat infeksi virus terjadilah kerusakan mekanisme


mukosiliaris/mekanisme perlindungan pada saluran
pernapasan sehingga memudahkan bakteri – bakteri
patogen seperti streptococcus pneumonia, haemophylus
influenza dan staphylococcus menginfeksi
Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mukus
bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas
sehingga timbul sesak nafas dan juga
menyebabkan batuk yang produktif.

Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya fakor-faktor seperti


kedinginan dan malnutrisi.

Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-


tempat yang lain dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan
kejang, demam, dan juga bisa menyebar ke saluran nafas bawah.
Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa menyerang saluran nafas
bawah,sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya ditemukan
dalam saluran pernafasan atas, sesudah terjadinya infeksi virus,
dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia
bakteri
• perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi menjadi
empat tahap, yaitu:

• a. Tahap prepatogenesis, penyebab telah ada tetapi


penderita belum menunjukkan reaksi apa-apa.
• b.Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapis
an mukosa. Tubuh menjadi lemahapalagi bila keadaan
gizi dan daya tahan sebelumnya memang sudah rendah
• c. Tahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala
penyakit.Timbul gejala demam dan batuk.
• d. Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat, yaitu
dapat sembuh sempurna, sembuh denganateletaksis,
menjadi kronis dan dapat meninggal akibat pneumonia

Anda mungkin juga menyukai