Anda di halaman 1dari 21

TENGGELAM

(NEAR DROWNING)

Dr. R. Th. Supraptomo, SpAn


SMF/Lab. Anestesiologi & Reanimasi
RSUD Dr. Moewardi / FK UNS
PENDAHULUAN
Drowning (tenggelam)  mati
akibat terbenam dalam air
Di negara maju kematian akibat
tenggelam makin meningkat
Di Indonesia --- hampir sama
 Negara kepulauan
 Banjir ?
Keberhasilan RJP, SAR =
personel terlatih, regu penyelamat
- Angka kematian menurun
- Angka kesakitan meningkat

Near drowning (hampir tenggelam) korban


tenggelam yang mampu
bertahan hidup selama paling sedikit
24 jam setelah tiba di fasilitas pengelolaan
darurat
Delayed death
- Korban yang meninggal beberapa
kemudian setelah nampak sembuh
dari hampir tenggelam

- PENTING
 Karena menyebabkan rasa aman
yang semu
 Lengah : korban meninggal tanpa
diduga
PATOFISIOLOGI
 Tahun 1940-1950
perubahan patofisiologi diutamakan adalah
perubahan konsentrasi elektrolit, vol. darah
dan densitas darah

 Tahun 1960 -1970


Asam basa dan insufiensi paru
 > Tahun 1970
Perhatian tertuju pada teknik menurun
kerusakan Neurologi akibat hampir tenggelam
 Pada peristiwa hampir tenggelam
akan menyebabkan reflex menelan

Mencegah usaha napas  Hipoksemia & Hiperkarbi


 Inspirasi  air masuk sal.nafas

-10% Laringospasme

Dry Drown ing (Tenggelam kering

- 90% Aspirasi
 Perubahan patofisiologi akibat tenggelam
tergantung pada kwalitas dan kwantitas
cairan yang diaspirasikan
 Akhir-akhir ini perhatian tertuju pula pada
pengaruh suhu air.
< 200C
 Bradikardi
 Hipotermi  memperlambat terjadinya
kerusakan otak yang irreversible dan
memperpanjang waktu toleransi terhadap
hipoksia
1. PERUBAHAN GAS DARAH, ASAM BASA & PARU

 Akibat terpenting tenggelam adalam hipoksemi


 Hipoksemia terjadi setelah aspirasi air tawar /
air laut

Faktor penyebabnya berbeda-beda:


Air laut (Hipertonik) Cairan ditarik dari plasma
masuk dalam alveolus  oedema paru
Air tawar  tegangan permukaan surfaktan paru
berubah  aveolus paru tidak stabil 
atelektasis  Air tawar hipotonik  air segera
masuk dalam sirkulasi  hipervolemi berat
2. VOLUME DARAH, ELEKTROLIT SERUM
DAN HEMOGRAM
 Aspirasi cairan hipo / hipertonik
( perubahan-perubahan )

 Berat-ringan  kwantitas & kwalitas


cairan
 Aspirasi air tawar  11 cc/kgBB 
vol. darah akan bertambah sesuai jml cairan yang
diabsorbsi hipervolem akibat aspirasi air tawar
bersifat sesaat.
Redistribusi dan sembab paru mengakibatkan
menciutnya vol. intravaskuler shg hipovolemi
dapat terjadi juga
 Aspirasi air tawar  hemodilusi & hemolisis
 kadar Na+ dan C1- akan menurun,
sedang K+ akan meningkat
 Aspirasi air laut  hemokonsentrasi 
kadar Hb & Ht akan meningkat
 Namun pernah dilaporkan
1. Hb 21,5 gr% / Ht 56%  air tawar
2. Hb 7,6 gr% / Ht 24%  air laut
3. SISTEM KARDIOVASKULER

 Perubahan CV  sekunder terhadap


- PaO2 - Vol. darah
- Asam basa - Kadar elektrolit

 Perubahan EKG
- Bradikardi - Depresi segmen ST
- Takikardi - QRS melebar
- P menurun - Vibrilasi ventrikel
- PR melebar - Asistole
 Perubahan tek. darah  dapat
normal, tinggi, rendah  sekunder
terhadap
- Asam basa
- Fungsi jantung
- Resistensi pembuluh dar
4. FUNGSI GINJAL

 Berhasil resusitasi  tetap utuh

 - Albuminuria
- Hemoglobinuria
- Oliguria
- Anuria
- ATN
5. EFEK NEUROLOGIK

Periode Oleh karena


tidak sadar Hipoksia cerebri

- Tidak sadar lama


- Dpt pulih kembali
- Kebutaan
- Perubahan EEG
- Atrofi otak
- Kematian
KORBAN SADAR ATAU
KESADARAN MENURUN

DIKELOLA DNG BAIK & INTENSIVE


KARDIOVASKULER & PARU)

PROGNOSIS BAIK
KOMA

TETAP HIDUP MENINGGAL


T E R A PI
1. Tujuan utama tx. Darurat adalah secepat
mungkin mengembalikan nilai gas darah
& asam basa ke keadaan normal
 Ventilasi adekwat harus segera
(bebaskan & kuasai jalan napaS
 Jangan buang waktu  mengalirkan cairan
dari saluran napas korban
 Beri O2 tambahan secepatnya
 Bila henti jantung  kompresi jantung luar
 Pasang kateter vena  u/ cairan & obat-
obatan
2. Bila perlu  intubasi set
3. Korban sudah napas spontan  harus
tetap waspada krn PaO2 & PH  rendah
 O2 tambahan sampai AGD normal
4. Bila perlu  intubasi set
5. Korban sudah napas spontan  harus
tetap waspada karena PaO2 & PH 
rendah  O2 tambahan sampai AGD
normal

6. Semua korban  masuk RS  evaluasi


dan pemberian tx. Selanjutnya

7. 70% korban  asidosis metabolik berat


Bic Nat

8. Steroid & antibiotik  tdk terbukti


bermanfaat
9. Periksa fisik & radiologi serial dapat
mendeteksi atelektasis

10. Monitor tanda-tanda vital, AGD, EKG,


produksi urin

11. Tx. Cairan & elektrolit diberikan atas


dasar indikasi
KESIMPULAN

Kecepatan & kualitas resusitasi darurat


yang diberikan pada tempat kejadian
merupakan hal yang paling penting untuk
penentuan kualitas hidup jangka panjang
korban hampir tenggelam

Anda mungkin juga menyukai