Anda di halaman 1dari 18

Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Oleh:
Nurul Husna Azria
Apa itu RJP ?
• Resusitasi Jantung Paru atau RJP adalah
suatu tindakan pertolongan yang dilakukan
kepada seseorang yang mengalami henti
napas dan henti jantung
• Pada kondisi napas dan denyut jantung berhenti maka
sirkulasi darah dan transportasi oksigen berhenti. Organ
yang paling cepat mengalami kerusakan adalah otak,
GOLDEN PERIOD (waktu emas) pada seseorang yang
mengalami henti napas dan henti jantung adalah
dibawah 10 menit.
Apa yang dilakukan apabila menemukan
seorang korban diduga henti jantung atau
henti napas mendadak?
• Jangan panik
• Bawa korban ke tempat yang aman/nyaman
• Periksa apakah korban sadar atau tidak dengan cara
memanggil korban sambil menepuk bahu korban
Apabila korban tidak sadar

1. Minta bantuan orang sekitar untuk menelpon


ambulance
2. Lakukan 3 langkah dasar pertolongan RJP yang dikenal
dengan CAB
- C = Circulation (Peredarah darah)
- A = Airway (Jalan napas)
- B = Breathing (Pernapasan)
C - Circulation
1. Memeriksa nadi (peredaran darah) korban
2. Jika korban tidak teraba nadinya berarti jantungnya
berhenti berdenyut maka harus segera dilakukan
penekanan / kompresi dada sebanyak 30 kali.
C - Circulation
Cara memberikan tekanan dada (kompresi jantung):
1. Tentukan dasar tulang dada dengan cara menelusuri tulang iga
bagian bawah sampai tepat di pertemuaan iga kiri dan kanan.
2. Letakkan telapak tangan 2 jari di atas titik tersebut lalu
tindihkan telapak tangan yang lain di atasnya.
3. Dengan posisi lengan lurus (vertikal) berikan tekanan pada
dada secukupnya (4-5 cm) ke bawah.
4. Lepaskan tekanan untuk memberi kesempatan dada
mengembang.
C - Circulation

Posisi tangan yang benar pada


saat kompresi jantung
A – Airway
• Setelah melakukan kompresi jantung selanjutnya
membuka jalan napas.
• Buka jalan napas dengan menengadahkan kepala
korban.
• Pada korban trauma yang dicurigai mengalami patah
tulang leher melakukan jalan napas cukup dengan
mengangkat dagu korban.
A – Airway
B – Breathing
1. Jika korban masih teraba berdenyut nadinya maka
perlu dilakukan pemeriksaan apakah masih bernapas
atau tidak. Pemeriksaaan pernapasan dilakukan dengan
Melihat ada tidaknya pergerakan dada (LOOK),
mendengarkan suara napas (LISTEN) dan merasakan
hembusan napas (FEEL).
B – Breathing
B – Breathing
2. Jika korban berdenyut jantungnya tetapi tidak
bernapas maka hanya diberikan napas buatan saja
sebanyak 12-20 kali per menit.
3. Jika korban masih berdenyut jantungnya dan masih
bernapas maka korban dimiringkan agar ketika muntah
tidak terjadi aspirasi.
B – Breathing
Teknik pemberian nafas buatan:

1. Melalui mulut, hidung atau kedua-nya


2. Pencet hidung korban diantara jari telunjuk dan ibu jari
3. Sambil telapak tangan menahan dahi agar tertengadah
4. Tangan sebelah tetap mengangkat dagu ke depan.
5. Tarik nafas dalam buka mulut lebar, lalu letakkan
6. Menutupi seluruh mulut korban, lalu hembuskan nafas
sampai terlihat dada korban mengembang.
B – Breathing
Evaluasi
• Lakukan penekanan dada (kompresi jantung) dan
bantuan pernafasan bergantian dengan siklus:
30 kali kompresi jantung dan 2 kali nafas buatan.
• Pengecekan ulang dilakukan 1 menit pertama atau tiap 4
siklus kemudian setiap 2 menit berikutnya
Sampai kapan RJP dilakukan?
1. Korban sadar (ada nafas dan nadi)
2. Bantuan medis datang
3. Sampai penolong kelelahan
4. Jika ada tanda pasti mati
NB:
Tidak ada batasan waktu sampai berapa lama kita
melakukan RJP

Anda mungkin juga menyukai