Catatan Jiwa
Catatan Jiwa
BY DM TUBAN &
The Gank 04
Dr. Darmadji, Spkj
5 maret 2007
Pendahuluan :
Sejarah :
Th 1930 ECT mulai dipublikasikan selama 30 th, ECT
Penangan dgn Tx kejang pd gg psikotik merupakan
menjadi primadona u/ pendidikanpsikotik kemudian
sejarah yg pjg, dokter jaman dahulu spt hipokrates dan
tx ini dikombinasikan dgn CPZ
Auicenna memakai semacam camper u/ mengobati
Setelah adanya bermacam-macam obat psikotropika,
bermacam-macam kelainan syaraf. Petunjuk paling awal
mulailah kedudukan ECT tergeser walaupun begitu pd
u/ Tx dengan menggunakan listrik, dilakukan o/
kasus ttt ( Skizofrenia Katatonik, depresi berat yg
Scribonus Lannus, dipakai listrik dari semacam belut u/
cenderung bunuh diri) ECT masih merupakan cara tx
mengobati Kaisar R.Claudius yg mrpkan menggunakan
pilihan, krn lebih cepat mengobati ggan tersebut
cara lbh nyata dgn menggunakan “Pentylons Tetrazole”
daripada hanya memakai psikotropika dan anti-depresan
u/ menimbulkan kejang.
Kombinasi ECT & psikotropika dpt mengurangi wkt
Px psikotik menghilang jk px menjd kejang
perawatan di RS & jumlah obat yg dipakai
Pd th 1937 : peneliti dari italia menggunakan arus listrik
Disamping kebaikan ada px yg tdk mempan dgn u/ menimbulkan kejang
psikotropika, tekanan terjd perubahan afek + tingkah laku Th 1981 u/ pertama kali scr resmi ECT dipublikasikan
(t.u yg kronis) digunakan pdd px Skizofrenia dgn tehnik Bitemporl
Timbul 2 klpk yg pro + kontra terhadap perawatan ECT & memakai arus bolak-balik. Petama kali diberi
• Kelompok kontra : ECT Tx tdk manusiawi, nama “ Electro Shock Terapi”. Pemberian nama ini
The Barbarian Tx --. Krn px dibuat kejang selah tdk tepat krn disini lain dgn pengertian shock
disiksa anafilaktik, akhirnya American journal of Psychiatri
menyebutnya “ Electro Convulsive Terapi”
Istilah lain yg dipakai : Indikasi ECT :
• T.E.K : Terapi Elektro Konvulsi 1. Dpresi berat
• Cerebral Elektro Shock 2. Mania
• Terapi kejang listrik 3. Skizofrenia / stupor katatonik/ gaduh gelisah
• Convulsive therapi 4. Depresi dgn gg fisik : ginjal. HIV, Hepar
• Dgn premedikasi & anestesi Modified ECT 5. Psikotik/ skizofrenia yg resisten tx psikotropika
(ECT monitoring)
Mekanisme kerja :
Kontra indikasi ECT : 1. Meningkatkan sirkulasi darah ke otak
• Absolut : 2. Memperbaiki EEG dgn MRI frequensi
1. TIK (Tekanan Intra Kranial ) ↑, mis : tumor meningkatkan amplitudo
otak, meningitis 3. Meningkatkan nafsu makan 7 menimbulkan
2. Kelainan kardiovaskuler mis: IMA, ephoria
decompensatio Cordis, Angina pectoris, 4. Meningkatkan Nor-ephineprin & menurukna
hipertensi (140/90), aneurysma, trombosis frequensi jantung
koroner baru/lama, px dgn pacemaker 5. Meningkatkan cortisol
3. Penyakit sal.pernafasan TB paru dgn 6. Meningkatkan pelepasan aminbiogenik dari
kaverne terbuka neuron pro-synaptik spt Nor-adrenalin, serotonin,
4. Penyakit tulang & sendi Spondilitis TBC dopamin
5. Epilepsi / hipoxia
• Relatif :
1. Wanita hamil
– Trimester I : abortus
– Trimester III : partus prematur
2. Orang lanjut usia ( > 65 th)
3. Hipertensi
4. Hernia
Persiapan ECT : C. Alat + tempat :
A. Tenaga : 1) Sediakan 2 ruangan
• Seorg Psikiater/ dr. umum yg terlatih 1) Ruang ECT
• Bbrp org perawat & perawat kesehatan yg 2) Ruang rekonvalensensi (RR) ruang
terlatih pulih sadar
B. Pasien : 2) Pesawat ECT
1) inform consent ( dpt ECT sebabkan apneu) 3) Alkohol, cairan NaCl ( membersihkan
wajib dilakukan sbg penentu harus ada daerah temporal), elektro jelly
TTD keluarga 4) Stetoskope, tensimeter
2) Pmrx TD, Nadi, t, RR, paru, cor, thorax, 5) Tab O2 dgn selang / masker
darah, urine (rutin) 6) Kain u/ mengganjal gigi agar lidah tdk
3) Vesika urinaria & rctum hrs dikosongkan ( tergigit
inkontinensia urine & anus 7) Infus set
4) Puasa 6-8 jam 8) Status px
5) Gigi palsu + barang lain hrs dilepas
6) Pakaian dilonggarkan Fase ECT
7) Obat-obatan distop 3 hari sebelum ECT 1. Fase cepat / alten
dilaksanakan
2. Fase tonik
• Hipnotik sedative
3. Fase klonik
• Anti konvulsan
4. Fase diam /apneu
• Lithium
5. Fase automatisasi
• Theophilin
6. Fase post-konvulsi
• Reserpin
7. Fase confuse
8) Jika perlu pmrx funduscopi (neurologi) u/
pmrx papil odema TIK ↑, EKG, thorax
foto, foto tulang
Persiapan obat ECT dgn premedikasi tdk timbulkan Tehnik pelaksanaan ECT :
kejang • ECT konvensional :
1. u/ persiapan premedikasi : Sulfas Atropin 1. Pesawat ECT dinyalakan
2. u/ anastesi : 2. Px dibaringkan terlentang lurus tanpa
• Na-penthonal bantal
• Dormicum 3. Pelipis dibersihkan dgn alkohol olesi dgn
• Dipervan air garam/ elektro jelly
3. u/ relaxan : Succinyl Choline 4. Diantara gigi rahang atas – bawah diganjal
dgn kain yg dilipat suruh menggigit
4. Tab O2 + slang
5. Dagu px ditahan hiperekstensi
5. Aquadest, NaCl 0,9%, dextras, Infus SGT
6. Lengan + tungkai ditahan ringan
6. Perangsang pernafasan : dopamine, ephedrine
7. Elektroda ditempelkan dikedua pelipis
7. u/ alergi, shock : adrenalin, dexamethassone,
anti-histamin 8. Px ditenangkan pejamlan mata tarik
nafas dalam 123 go! ( jk px tdk mau
bernafas lgs diECT)
Persiapan alat : 9. Tombol elektro ditekan kejang tonik
1. Pesawat ECT monitor + elektro kepala + dada klonik
2. Alat hisap lendir 10. Selama kejang dagu ditahan, lengan,
3. Ambu bag ( alat u/ pernafasan), goedel, spatel tungkai ( sendi ) jgn dilawan gerakannya
lidah ikuti gerakannya
4. Spuit, wing needle 11. Setelah kejang px tdk sadar + apnue
5. Defibrilator u/ cardiac arrest nafas dalam spontan pindah keruang
6. Laryngoscope, endotracheal tube rekonvalensensi biarkan tidur tetap
dijaga spy tdk jatuh
7. Spuite 3 cc, 5 cc
12. Nafas spontan (-) dada ditekan bbrp kali
agar keluar nafas spontan
13. Selama px masih bingung tetap diawasi
• ECT dgn premedikasi : Komplikasi ECT :
1. Premedikasi dgn sulfas Atropin 0,25-0,5 1. Gg daya ingat ante/retro grade amnesia
mg (0,01 mg/kgBB) i.m 30-60 mnt sebelum 2. Aritmia, bradikardi, hipotensi
ECT u/ mengurangi sekresi / mencegah 3. Dislokasi mandibulla ECT distop!!
bradikardi
4. Fraktur tulang pd sterno 3,5,6 plg sering
2. Elektroda ditempelkan dipelipis ECT
5. Lidah tergigit
Elektroda ditempelkan dikepala EEG
6. Perdarahan gusi + gigi goyang ECT distop krn
Elektroda ditempelkan didada EKG sebabkan gigi tmbh goyang
3. Anastesi umum dgn Na-Penthonal i.v 3-4
mg/kgBB scr lambat, dpt pula Na-Dprivan
i.v 1-2 mg/kgBB px tidur Succ.Choline Kesimpulan :
0,5-1 mg/kgBB i.v apnoe + relaks otot • Walaupun kedudukan ECT tergeser o/
fasikularisasi otot dr atas – bwh psikotropika ttp ECT tdk bisa dihilangkan sama
apnoe pernafasan buatan dgn ambu bag sekali, ECT masih di[perlukan dlm Tx Psikotik y.i
: depresi berat, skizofrenia/ stupor katatonik/
bak dgn O2 / tdk setelah relaks max gaduh gelisah
mulut dipasang spatel lidah agar lidah tdk • Dgn adanya ECT non-kejang tdk sesederhana
tergigit saat kejang sesaat aliran listrik ECT konvensional, ECT non-kejang
kgs dinyalakan krn khasiat succ. Choline membutuhkan satu tim kerja yg khusus,
berlgs amat singkat / bisa tonik melibatkan psikiater, neurologi, cardilogi,
4. Nafas buatan jika perlu, px sadar ± 15-30 anethesiologi
mnt
Frekuensi ECT :
1. ECT Blok : tiap hari selama 3 hari berturut-turut
selanjutnya boleh stop / lanjut seri
2. ECT Seri : 2x/mgg s/d 12x dpt di(+) di(-)
sesuai perbaikan gx penyakit atas permintaan
dokter ruangan
Dr. Grace
8 maret 2007
EPISODE DEPRESIF
- Ringan
- Sedang
- Berat (+ psikotik)
Mood depresif
Minat (-), rasa bersalah >>
Pesimis, gagasan bunuh diri
Makan (-)
Gg tidur : early morning awakening
Anxietas, gelisah, agitasi
Dr. RAHAYU
9 maret 2007
PENGOBATAN JALAN
FOLLOW UP
NEUROSA Psikodinamika :
• ada konflik interpersonal (luar), intoksikasi (dalam)
Definisi : yg diatasi dgn mekanisme pembelaan ego yang tdk
• kesalahan penyesuaian diri secara emosional disadari (sengaja) u/ menghilangkan kecemasan
sebab adanya konflik yang tdk sadar dan tdk • Jk timbul kecemasan yang mengancam ketenangan
terselesaikan atau gg mental yg tdk mempunyai diri berarti penggunaan mekanisme pembelaan ego
dasar organik dimana px masih mempunyai tilikan itu salah
(insight) serta kemampuan daya realitas yang tidak
terganggu
Mekanisme pembelaan ego tergantung pada :
Perbedaan :
- Kepribadian matur / imatur
NEUROSA PSIKOSA - Pengaruh lingkungan sosial
- Adat istiadat dlm keluarga
Kepribadian Utuh Ada
dekompensasi - Pandangan hidup
kepribadian - Kepercayaan masyarakat
Orientasi Tdk diorientasi Sering ada Besar, kecil & jangka waktu stessor bisa
disorientasi mempengaruhi nerosa
Gejala : Gejala :
• Fisik : • Fisik :
– Sering kencing – Lelah , lesu, lemah
– Diarrhea, kembung, iritasi lambung, obstipasi – Nafsu makan ↓
– Palpitasi, keringat dingin, ingin pingsan, kaki – BB ↓ / ↑
tangan dingin – Mulut kering
– Sesak nafas, hyperventilasi – Kembung, diarrhea
– Sukar ereksi, ejakulasi precox – Nyeri epigastrium
– Sering terbangun disebabkan mimpi buruk • Psikis :
• Pskis : – Merasa sedih berlebihan, konsentrasi
– Merasa was-was jk dirumah sendirian berkurang
– Jk ada apa-apa dijalan – Mudah tersinggung, perasaan bersalah
– Jk berpergian, ada apa2 yg terjadi dirumah – Pandangan masa depan suram
– Mudah terkejut jka ada suara keras pd waktu – Kepercayaan diri berkurang
menantikan sesuatu yg menakutkan – Pikiran u/ bunuh diri
– Cepat gugup – Insomnia / terlalu banyak tidur
– Lekas marah krn sesuatu yg sepele – Interaksi sosial ↓
– Suka menarik diri dari pergaulan
Terapi : – Pergaulan thd sekeliling ↓
- Farmakoterapi spt gol :
- Benzodiazepin Pembagian:
- Buspiron • Gejala utama :
- Psikoterapi – Merasa sedih, mudah lelah, merasa hidup tdk
- Behavior terapi berguna, kehilangan minat & kegembiraan
- Tx keluarga
- Manipulasi lingkungan
Gejala penyerta : Terapi :
- Kesulitan berkonsentrasi & mengambil keputusan, - Farmakoterapi :
keinginan bunuh diri - Gol.trisiklik :
- Cenderung menyalahkan diri sendiri - Amitriptyline 25 mg 3x1 (75-150 mg/h)
- Mudah kecewa, pandangan masa depan suram - Imipramine (TOFRANIL) 25 mg 3x1
- Merasa kepercayaan diri berkurang (75-150 mg/hr)
- Nafsu makan ↓ / ↑ shg BB ↓ / ↑ - Gol SSRI :
- Sulit tidur / terlalu banyak tidur - Fluoxetin (NOPRES) (caplet) 20 mg 1-
2x1 (20-40 mg/hr)
Golongan : - Citalopram (CIPRAM) (tab) 20 mg
- Depresi ringan : 1-3x1 (20-60 mg/h)
- Terdapat 2 gx utama & 2 gx penyerta - Gol RIMA ( Reversible Inhibitor of Monoamine
Oxidasi Type A ) :
- Agak sukar melakukan pekerjaan & kegiatan
sosial - Maclobemide (AURORIX) (tab) 150 mg
2-4x1 (300-600 mg/h)
- Lamanya depresi 2 mgg
- Psikoterapi : mengatasi konflik & frustasi
- Depresi sedang :
- Manipulasi lingkungan dgn bimbingan sosial
- 2 gx utama & 2-4 gx penyerta
- Berlangsung 2 mgg
- Kesulitan melaksanakan pekerjaan &
kegiatan sosial
- Depresi berat & gx psikotik : gx depresi berat &
waham, halusinasi, gg PB
REAKSI KONVERSI GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
Psikodinamika : Definisi :
• kecemasan diubah (dikonversikan) menjadi gg • Obsesi : gagasan/pikiran/impuls yg berulang &
susunan saraf somatomotorik / somatosensorik persisten bersifat egodistonik (tdk dihayati
(dibawah pengaruh kemauan / volunter) berdasarkan kemauan sendiri) sbg pikiran yg
• Cat. Syaraf ada 2 mcm : mendadak kedlm kesadaran yg diketahui sbg hal yg
1. Volunter : dipengaruhi keinginan q-ta tdk masuk akal & tdk disukai
2. In-voluter : tdk dipengaruhi kemauan q-ta • Kompulsi : tingkah laku berulang yang nampaknya
jtg,lambung mempunyai tujuan seseuai aturan tt secara
stereotypik
• Gejala :
– Kelumpuhan satu / bbrp extremitas
Kriteria Dx :
– Kejang-kejang, anesthesia, anlagesia
• Menunjukan gx obsesif / kompulsif saja atau
– Buta/ tuli mendadak keduanya hampir setiap hari selam 2 mgg berturut-
• Atasi-abrasia : kelumpuhan shg tdk mampu u/ turut sbg sumber penderitaan / mengganggu
berdiri / duduk aktivitas sehari-hari
• Primair gain (keuntungan primair) : dgn
timbulnya gx maka kecemasan akan hilang Gejala :
• Secondary gain (keuntungan sekunder) : gx2 tsb • Harus disadari sbg pikiran diri sendiri
menimbulkan keuntungan materil menarik
perhatian , merasa lbh dilayani, mendpt kasih • Sedikitnya ada satu pikiran/tindakan yang tdk
sayang yg berlebihan berhasil dilawan
• Labela Indifference : penderita acuh tak acuh thd • Pikiran u/ melakukan tindakan bukan hal yang
ggnya & merasa sbg kenangan yg indah memberi kepuasan hanya sekedar perasaan lega
dari ketegangan
• Gagasan / impuls harus merupakan pengulangan
yang tidak menyenangkan
• Ada kaitan erat antara gx obsesif dgn depresi scr
pararel shg kedua2nya gx sama-sam
meningkat/menurun
• Perbedaan :
KEJANG KEJANG
EPILEPSI HISTERIK
SERANGAN :
• Tempat Sembarang Ada orang lain
tempat
•Lama ± 2 mnt 5-15 mnt/lbh
lama
SELAMA :
•Kesadaran Tdk sadar Berbicara tdk
jelas / sadar
•Rfx patologis (+) (-)
•Rfx cahaya (-) (+)
•Ekstremitas Ekstensi Flexi
•Inkontinensia (+) (-)
•Keluar buih dr Sering Tidak
mulut
•Kejang Tonik-klonik Epistotinus /
kejang tdk
teratur
SESUDAH :
•Kesadaran Apnea lalu tdr Pulih kambuh
•Amnesia Total pelan-pelan
sebagian
PENYEBAB : Gg langsung Stress psikologik
otak
PENGOBATAN Anti epileptik Psikoterapi
OBAT PSIKOTROPIK 2. Butyrophenone
Haloperidol : 5-15 mg/h
I. OBAT ANTI-PSIKOSIS (NEUROLEPTIK) SERENACE
PENGGOLONGAN : Tab. O.5 mg, 1.5 mg, 5 mg
1. TIPIKAL : Liq. 2 mg/ml
1. Phenothiazine Ampul 5 mg/ml
• Rantai Aliphatic : HALDOL (tab) 2 mg
Chlorpromazine / CPZ: 150-600mg/h GOVOTIL (tab) 2 mg, 5 mg
• LARGACTIL(tab) 25 mg, 100 LODOMER (tab) 2 mg, 5mg
mg HALDOL DECANOAS (amp) 50
• PROMACTIL (tab) 100 mg mg/ml 50 mg/ 2-4 mgg
• MEPROSETIL (tab) 100 mg 3. Diphenyl-butyl-piperide
• CEPEZET (tab) 100 mg Pimozide
Levomepromazine ORAP FORTE (tab) 4 Mg 2-4 mg/h
• NOZINAN (tab) 25 mg 25-50
mg/h 2. ATIPIKAL :
• Rantai Piperazine : 1. Benzamide
Trifluoperazine (TFP) : Sulpiride
STELAZINE (tab) 1mg,5 mg DOGMATIL FORTE
150-600 mg/h Tab 200 mg 300-600 mg/h
Amp.50 mg/ml
Rantai piperidine : 2. Dibenzodiazepin
Thioridazine Clozapine (CLOZARIL) (tab) 25 mg,
MELLERIL (tab) 50 mg, 100 100 mg 25-100 mg/h
mg 150-600 mg/h Olanzapine (ZYPREXA) (tab)5 mg,
10 mg 10-20 mg/h
Quetiapine (SEROQUEL)(tab)25 mg,
100 mg, 200 mg 50-400 mg/h
3. Benzisoxazole
Risperidon(RISPERDAL) (tab) 1,2,3 mg
tab 2-6 mg/h
INDIKASI : MEKANISME KERJA :
Gx sasaran : SINDROMA PSIKOSIS Sasaran utama : Sindroma Psikosis berkaitan dgn
Butir-butir dx Sindrom Psikosis : aktivitas neurotransmitter Dopamin yg meningkat
a. Hendaya berat dlm kemampuan daya menilai (Hiperaktivitas sistm.dopaminergik sentral)
realitas (reality testing ability), manifestasi dari gx Mekanisme kerja :
: kesadaran diri (awareness) yg tergg, daya nilai 1. TIPIKAL : memblokade Dopamine pd reseptor
norma sosial (judgement) tergg & daya tilikan diri pasca-sinaptik neuron di Otak, khususnya sist.
(insight) tergg Limbik & sistm ektrapiramidal (Dopamine D2
b. Hendaya berat dlm fx mental, manifestasi dlm antagonist) EFEKTIF U/ GX POSITIF
• gx positif: gg assosiasi pikiran 2. ATIPIKAL (baru) : berafinitas pd Dopamine D2
(inkoherensi), isi pikiran yg tdk wajar reseptor + Serotonin 5 Ht2 receptor (serotonin-
(waham), gg persepsi (halusinasi), gg dopamine antagonists) EFEKTIF U/ GX
perasaan (tdk sesuai dgn situasi), perilaku NEGATIF
aneh atau tdk terkendali (disorganized)
• Gx negatf : gg perasaan (afek tumpul, EFEK SAMPING :
respon emosi minimal), gg hubungan sosial
(menarik diri, pasif, apatis), gg PB (lambat, - Sedasi & inhibisi psikomotor rasa mengantuk,
terhambat), isi pikiran yg stereotipi & tdk kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
ada inisiatif, perilaku yg sgt terbts & menurun, kemampuan kognitif menurun
cenderung menyendiri (abulia) - Gg otonomikhipotensi
c. Hendaya berat dlm fx kehidupan sehari-hari, antikolinergik/parasimpatolitik : mulut kering,
manifestasi dlm gx : tdk mampu bekerja, kesulitan miksi & defekasi, hidung tersumbat,
menjalin hub sosial & melakukan kegiatan rutin mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gg
irama jtg
Sindroma psikosis dibedakan menjadi 2 :
- Gg ektrapiramidal distonia akut, akathisia,
1. Psikosa fungsional : skizofrenia, psikosis sindrom parkinson : tremor, bradikinesia,
paranoid, psikosa afektif, psikosis reaktif singkat, rigiditas)
dll
- Gg endokrin amenorrhea, gynaecomastia,Gg
2. Psikosa organik : sindroma delirium, dementia, metabolik jaundice,Gg hematologik
intoksikasi alkohol dll
agranulositosis biasanya u/ pemakaian jangka
pjg !!!!!
Penggunaan obat anti-psikosis yg ingin dicapai a/ INTERAKSI OBAT :
OPTIMAL RESPONSE WITH MINIMAL SIDE
EFFECTS 1. anti-psikosis + anti-psikosis = potensi E.S & tdk
ada bukti lbh efektif krn tdk ada efek sinergis
Pada pemakaian neuroleptik dlm jangka panjang (tx antara 2 obat neuroleptik tsb
pemeliharaan) didapatkan E.S yg irreversible : TARDIVE • Ex : CPZ + reserpine potensiasi efek
DIYSKENESIA gerak berulang involunter pada : lidah, hipotensi
wajah, mulut/rahang & anggota gerak pd saat tdr akan 2. Anti-psikosis + anti-depresan trisiklik = E.S
hilang tdk berkaitan dgn dosis anti-psikosis (non-dose antikolinergik ↑ hati-hati !! Px hipertrofi prostat,
related) penatalaksanaan : galukoma, ileus, peny.jtg
1. Obat anti-psikosis perlahan dihentikan 3. Anti-psikosis + anti anxietas = efek sedasi ↑
2. Dpt dicoba dgn memberi obar reserpine 2,5 mg/h berfx u/ gx agitasi + gaduh gelisah yg sgt hebat
dopamine dpleting agent , u/ Obat anti (acute adjunctive therapy)
parkinson atau I-dopa dpt memperburuk 4. Anti-psikosis + ECT = tdk memberikan obat anti-
keadaan psikosis pagi hari sblm dilakukan ECT angka
3. Obat pengganti yg baik a/ Clozapine 50-100 mortalitas yg tinggi
mg/h krn efek sedasi >>>, otonomik <, EPS ≠ 5. Anti-psikosis + anti-konvulsan = ambang konvulsi
u/ penggunaan neuroleptik jangka pjg harus pmrx lab: ↓ serangan kejang ↑ jd dosis anti-konvulsan
harus lbh besar (dose related) paling minimal
darah rutin, urine lengkap, fx hati. Fx ginjal, u/ deteksi ↓ ambang kejang a/ neuroleptik Haloperidol
dini perubahan akibat E.S obat 6. Anti-psikosa + antasida = efektivitas anti-psikosis
Neuroleptik tdk pernah timbulkan kematian jk ↓ krn gg absorpsi
digunakan u/ bunuh diri (O.D) u/ menghindari • CPZ : 150-1600 mg/h sedasi +++, otonomik
hal lain dilakukan lavage lambung jk obat blm +++, EPS ++
lama dimakan (<24 jam)
• Thioridazine : 100-900 mg/h sedasi &
otonomik = CPZ, EPS +
• Haloperidol : 2-100 mg/h sedasi & otonomik +,
EPS ++++(paling tinggi)
• Clozapine : 25-200 mg/h sedasi ++++,
otonomik +, EPS (-) paling aman!!!
• Risperidon : 2-9 mg/h sedasi,otonomik,EPS +
• Clorpromazine (CPZ) & Thioridazine (THD) : sedasi
kuat u/ gaduh gelisah, hiperaktif, sulit tidur, – Untuk px dgn serangan Sindrom Psikosis yg
kekacauan pikiran, perasaan & perilaku “multi episode “, tx pemeliharaan
• Trifluoperazine (TFP), Fluphenazine & Haloperidol : (maintenance) diberikan plg sedikit selama 5
sadatif lemah u/ sindroma psikosis gx dominan th dpt me↓ derajat kekambuhan 2,5-5 kali
spt : apatis, menarik diri, perasaan tumpul, – Efek obat anti-psikosis scr relatif berlangsung
kehilangan minat & inisiatif, hipoaktif, waham, lama, sampai bbrp hari setelah dosis terakhir
halusinasi dll u/ Haloperidol resiko EPS tinggi u/ masih mempunyai efek klinis, shg tdk lgs
px rentan E.S tsb diganti dgn Thioridazine (dosis menimbulkan kekambuhan stlh obat
ekivalen) E.S EPS ringan & u/ px tardive dyskinesia dihentikan, biasanya 1 bln kmdn baru gx
digunakan Clozapin yg tdk ada E.S EPS Sindrom Psikosis kambuh kembali krn
• Jk gx negatif (efek tumpul, penarikan diri, hipobulia, metabolisme + ekskresi obat sgt lambat,
isi pikiran miskin) lbh menonjol dari gx positif metabolit msh mempunyai keaktifan anti-
(waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku tak psikosis
terkendali) pd skizofrenia obat pilihan a/ atipikal – Pemberian obat anti-psikosis sebaiknya
t.u u/ px skizofrenia yg tdk dpt mentolerir E.S EPS dipertahankan selama 3 bln s/d 1 th stlh
atau mempunyai resiko medik dgn gx extrapiramidal semua gx psikosis mereda sama sekali
(neuroleptik induced medical complication)
• Onset efek primer ( efek klinis) : 2-4 mgg, onset – u/ Psikosis Reaktif Singkat pe↓ obat scr
efek sekunder (E.S) : 2-6 mgg, waktu paruhnya : bertahap stlh hilangnya gx dlm kurun waktu 2
12-24 jam u/ tx 1-2 x/h mgg-2 bln
• Dosis pagi < dosis malam bertujuan u/ me(-) – Obat anti-psikosis tdk menimbulkan gx lepas
dampak E.S shg tdk terlalu mengg kualitas hdp px obat yg hebat walaupun diberikan dlm jangka
waktu lama shg potensi ketergantungan obat
• Pemberian : kecil sekali hy jika dilakukan penghentikan
– Dosis awal sesuai dosis anjuran dinaikkan mendadak dpt timbul gx “ Cholinergik
setiap 2-3 hr sampai mencapai dosis Rebound” : gg lambung, mual, muntah, diare,
efektif ( mulai timbul peredaran Sindrom pusing, gementar dll, dpt mereda dgn
Psikosis) dievaluasi setiap 2 mgg & jk perlu pemberian anticholinergik agent (injeksi
dinaikkan dosis optimal dipertahankan Sulfas Atropin 0,25 mg/ml i.m,
sekitar 8-12 mgg (stabilisasi) diturunkan tab.Trihexyphenidyl 3x2 mg/h) o.k jika tiba
setiap 2 mgg dosis maintenance waktunya u/ penghentian obat kombinasi anti-
dipertahankan 6 bln s/d 2 th (diselingi “drug parkinson+anti-psikosis, yg hrs dihentikan
holiday” 1-2 hari/ mgg) tapering off (dosis dulu a/ anti-psikosis kemudian baru
diturunkan tiap 2-4 mgg) stop menyususl obat anti-parkinson
• Penggunaan parenteral – Haloperidol mrpkan anti-psikosis kuat yg
sering sebabkan EPS (sindrom Parkinson)
– Anti-psikosis long acting : Fluphenazine Tx: tab. Trihexyphenidyl (Artane) 3-4 x 2
Decanoate 25 mg/ cc, haloperidol Decanoas mg/h, Sulfas Atropin 0,50-0,75 mg/cc i.m
50 mg/cc i.m 2-4 mgg u/ px yang tidak sindrom Parkinson teratasi, turunkan dosis
mau atau sulit teratur makan obat ataupun bertahap u/ menentukan apakah masih
dibutuhkan obat anti-parkinson, krn
yang tidak efektif terhdp medikasi oral penggunaannya ≤ 3 bln krn resiko timbul
– Sebaiknya sebelumparenteral diberikan p.o atropine toxic syndrome tdk boleh
dahulu bbrp mgg u/ melihat apakah terdapat pemberian anti-parkinson profilaksis o.k dpt
mempengaruhi penyerapan/absorbsi obat
efek hipersensitivitas anti-psikosis sebabkan kadar dlm plasma
– Awal dosis a/ 0.5 cc setiap 2 mgg pd bulan 1 rendah & dpt menghalangi manifestasi gx
ditingkatkan menjadi 1 cc setiap bulan psikopatologis yg dibutuhkan u/ penyesuaian
dosis obat anti-psikosis agar tercapai dosis
– Obat anti-psikosis long-acting hy u/ Tx efektif
stabilisasi dan pemeliharaan (maintenance • Rapid Neuroleptization : Haloperidol 5-10 mg/im dpt
therapy) terhdp kasus Skizofrenia diulangi setiap 30 mnt, dosis max a/ 100 mg dlm 24
jam biasanya dlm 6 jam sudah dpt mengatasi gx
• Efek samping yg sering timbul a/ : akut Sindrom Psikosis : agitasi, hiperaktivitas
– Chlorpromazine injeksi (i.m) : timbulkan psikomotor, impulsif, menyerang, gaduh gelisah
Hipotensi Ortostatik terjd pd saat perubahan perilaku destruktif dll
posisi tubuh ( krn adanya efek alfa adrenergik • KI :
blockade) Tx: injeksi Nor-adrenalin krn – Peny.hati hepato-toksik
mrpkan alfa adrenergic stimulator tdk – Peny.darah hemato-toksik
diberikan adrenalin krn mrpkan alfa + beta – Epilepsi me↓ ambang kejang
adrenergik stimulator dimana beta adrenergik – Kelainan jantung menghambat irama jtg
stimulator sebabkan shock pencegahan : – Febris tinggi thermoregulator di SSP
dgn tdk langsung bangun stelah – Ketergantungan Alkohol penekanan SSP
me↑
mendapatkan suntikan+biarkan tidur selama – Peny SSP parkinson, tumor otak
5-10 mnt – Gg kesadaran disebabkan CNS depresan
kesadaran semakin memburuk
• Penggunaan khusus : • SNM ( Sindroma Neuroleptik Maligna ) a/ suatu
keadaan sindrom yang mirip katatonia akibat
– Thioridazine dosis kecil u/ px anak pemakaian obat neuroleptik yg ditandai dengan gx :
hiperaktif, emosional labil, perilaku destruktif – Panas badan > 38,5 ˚C Hyperpyrexia
juga u/ usia lanjut dgn gg emosional – Sindrom ektrapiramidal (EPS) Rigidity
(anxietas, depresi, agitasi) dgn 20-200 mg/h – Gx disfungsi otonomik incontinensia urin
krn Thioridazine lbh cenderung keblokade (ngompol)
reseptor dopamin di sistm limbik drpd disistm – Perubahan status mental
ekstrapiramidal pd SSP ( sebaliknya jk – Perubahan tingkat kesadaran
Haloperidol) – Gx tsb timbul & berkembang scr cepat
– Haloperidol dosis kecilsgt efektif u/ “ Gilles de
la Tourette’s Syndrome” timbul umur 2-15 Dari gx tersebut dapat sebabkan komplikasi yang
th terdpt gerakan involunter berulang, berbahaya & dapat mematikan y.i :
cepat dan tanpa tujuan yg melibatkan banyak • Trombosis vena IMA (Infark Miokard
kelompok otot (ticks) diertai ticks vokal Akut) Cardiac arrest Odema paru
multiple : suara klik, dengusan, batuk, • Gg fx hati
menggeram, menyalak atau kat-kata • DIC
kotor/koprolalia px dpt menahan tics scr • Shock
volunter slm bbrp mnt s/d bbrp jam • Kematian!!!!
Dari gx tersebut juga didaptkan sekurang-
– Px lanjut usia + Sindroma Psikosis Organik kurangnya 2 dari gx berikut:
obat anti-psikosis diberikan dlm dosis kecil & • Disfasi
minimal efek otonomik hipotensi ortostatik • Mutisme
serta minimal sedasi gol high potency • Takikardi
neuroleptic spt Haloperidol, trifluoperazine, • Leukositosis perlu Lab : darah
Fluphenazine atau anti-psikosis Atipikal lengkap u/ melihat kondisi leukositnya!!!
– Penggunaan pd wanita hamil : resiko tinggi • Kerusakan otot krn rigiditas CPK
bayi menderita gg saraf extrapiramidal (Creatinin Puspo Kinase)
Tx : II. ANTI-DEPRESI
• Hentikan obat anti-psikosis PENGGOLONGAN :
• Perawatan suportif ( basic live suppor) :
Airway (bebaskan jalan nafas), Infus, 1. TRISIKLIK ( TRICYCLIC
turunkan suhu ( dgn tx: aspirin 625 - ANTIDEPRESSANTS (TCA)) :
1000 ml/4 jam) jika perlu KP NGT 1. AMITRIPTYLINE
kompres • Amitriptyline Drag. 25 mg 75 -
• Observasi 150 mg/h
• Farmakotx : obat dopamine agonist 2. IMIPRAMINE
Bromokriptin 7,5-60 mg/h 3 dd, I-dopa • Tofranil tab. 25 mg 75-150 mg/h
100 mg/h atau Amantadin 200 mg/h 3. CLOMIPRAMINE
• Anafranil tab. 25 mg 75-150
mg/h
4. TIANEPTINE
• Stablon tab. 12,5 mg 25-50 mg/h
5. OPIPRAMOL
2. TETRASIKLIK
1. MAPROTILINE
• Ludiomil
– Tab. 10 mg, 25 mg, 50 mg,
75 mg 75-150 mg/h
– Drop 2% -50 ml
– Ampul 25 mg-5 ml
2. MIANSERIN
• Tolvon tab. 10 mg, 30 mg 30-60
mg/h
3. AMOXAPINE
• Asendin tab. 100 mg 200-300
mg/h
3. MAOI-REVERSIBEL (REVERSIBEL INHIBITOR 4. FLUOXETINE
OF MONOAMINE OXYDASE-A (RIMA)) • Prozac cap.20 mg 20-40 mg/h
• MACLOBEMIDE • Nopres caplet 20 mg --. 20-40 mg/h
• Aurorix tab.150 mg 300-600 mg/h • ANSI cap. 10 mg,20 mg 20-40
4. ATYPICAL mg/h
1. TRAZODONE • Antiprestin cap. 10mg, 20 mg 20-40
• Trazone tab. 50 mg, 100 mg 100- mg/h
200 mg/h 5. CITALOPRAM
2. TIANEPTINE • Cipram tab.20 mg 20-60 mg/h
• Stablon tab. 12,5 mg 25-50 mg/h
3. MIRTAZAPINE • Indikasi penggunaan
• Remeron tab. 30 mg 15-45 mg/h Gejala sasaran : Sindroma Depresi
5. SSRI (SELECTIVE SEROTONIN REUPTAKE • Butir-butir dx Sindroma Depresi :
INHIBITOR) – Selama plg sedikit 2 mgg & hampir setiap
1. SENTRALINE hari mengalami :
• Zoloft tab. 50 mg 50-100 mg/h 1. Rasa hati yg murung
• Fatral tab. 50 mg 50-100 mg/h 2. Hilang minat & rasa senang
• Fridep tab. 50 mg 50-100 mg/h 3. Kurang tenaga hingga mudah lelah &
• Nudep tab. 50 mg 50-100 mg/h kendur kegiatan
2. PAROXETINE Disertai gx :
• Seroxat tab.20 mg 20-40 mg/h 1. Pe↓ konsentrasi pikiran & perhatian
3. FLUVOXAMINE 2. Pe(-) rasa harga diri & percaya diri
• Luvox tab. 50 mg, 100 mg 50-100 3. Pikiran perihal dosa & diri tdk berguna lagi
mg/h 4. Pandangan suram & pesimistik terhdp
masa depan
5. Gagasan atau tindakan mencederai
diri/bunuh diri
6. Gg tidur
7. Pe(-) nafsu makan
• Hendaya dlm fx kehidupan sehari-hari, Mekanisme kerja :
bermanifestasi dlm gx : • Sindroma Depresi disebabkan o/ def relatif salah
1. Pe ↓ kemampuan bekerja satu atau bbrp “aminergic neurotransmitter”
2. Pe ↓ hubungan sosial nor-adrenalin, serotonin, dopamin pd sinap
3. Pe ↓ melakukan kegiatan rutin neuron di SSP khususnya sistm.limbik
• Mekanisme kerja anti-depresan :
Sindrom Depresi dpt terjd pd : 1. Menghambat re-uptake aminergic
neurotransmitter
1. Psikis
2. Menghambat penghancuran o/ enzim “
ex : gg Afektif Bipolar & Unipolar (Major Monoamine Oxidase”
Depression), gg Distimik, gg Siklotimik
Sehingga menyebabkan pe↑ jumlah “aminergic
2. Organik
neurotransmitter” pd sinaps neuron di SSP
Ex : Hypothyroid induced depression, Brain Injuri
Depression, Obat Reserpine
3. Situasional Efek samping :
Ex : gg penyesuaian + depresi 1. Sedasi rasa kantuk, kewaspadaan ber(-),
kinerja psikomotor me↓, kemampuan kognitif
4. Penyerta me↓
Ex : gg jiwa + depresi gg obsesi-kompulsif, gg 2. Efek anti-kolinergik mulut kering, retensi urin,
panik, dementia penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia
gg fisik + depresi stroke, kanker 3. Efek anti-adrenergik alfa perubahan EKG,
hipotensi
4. Efek neurotoksis tremor halus, gelisah,
agitasi, insomnia
Pemilihan obat :
• Mania akut :
– Haloperidol (i.m) + tab. Lithium Carbonate
Haloperidol (i.m) u/ hiperaktivitas,
impulsive iritabilitas dgn onset of action yg
cepat (jk perlu dgn rapid neuroleptizatoon)
– Lithium Carbonate efek anti-mania baru
muncul setelah penggunaan 7-10 hari
Pengaturan dosis : • Sebelum & selama penggunaan obat anti-mania
• Onset efek primer (efek klinis) : 7-10 hari (1-2 mgg) Lithium Carbonate perlu pmrx lab scr periodik :
• Rentang kadar serum theraupetik 0.8-1.2 mEq/L – Pmrx kadar serum Na & K Lithium + Na
dicapai dgn dosis 2-3 x 500 mEq/L saling mempengaruhi ditubulus proximalis
• Kadar serum toksik : > 1.5 mEq/L renalis kadar tsb dpt merendah pd px diet
garam & tx diuretik
• Preparat yang digunakan a/ Lithium Carbonate
mulai dgn dosis 250 – 500 mg/h x 1-2 / h – Tes fx ginjal u/ melihat serum creatinin
dinaikkan 250 mg/h (500-750 mg/mgg) diukur krn hampir semua kadar Lithium diekskresi
serum Lithium setiap mgg s/d diket kadar serum mll ginjal
Lithium berefek klinis terapeutik (0.8-1.2 mEq/L) – Tes fx kelenjar tiroid u/ cek serum T3-T4
dosis efektif & optimal ±1000-1500 mg/h krn Lithium dpt merendahkan kadar serum
dipertahankan 2-3bln diturunkan jd dosis Yodium
maintenance konsentasi serum Lithium u/ – Pmrx EKG krn Lithium mempengaruhi
mencegah kekambuhan (profilaksis) berkisar 0.5- cardiac repolarization
0.8 mEq/L lebih efektif drpd 0.7-1.2 mEq/L, juga KI Lithium carbonate :
u/ me(-) insidensi dari E.S & resiko intoksikasi • Wanita hamil krn Lithium bersifat teratogenik
• u/ usia lanjut & px gg fisik yg dpt mempengaruhi fx dpt mll placenta & msk keperadaran drh janin
ginjal dosis awal hrs lebih rendah khususnya dpt mempengaruhi kelenjar tiroid
• Pengukuran serum dilakukan dgn mengambil
sampel darah pd pagi hari sblm makan obat
dosis pagi & sekitar 12 jam setelah dosis petang pd
hari sebelumnya
• Obat Lithium Carbonate diberikan setelah makan
u/ me(-) E.S mual, muntah ,diare
OBAT ANTI-ANXIETAS/PSYCHOLEPTICS LORAZEPAM
• Obat acuan : Diazepam/ Chlordiazepoxide Ativan tab. 0.5 mg, 1 mg, 2 mg 2-3x
PENGGOLONGAN : 1 mg/h
1. BENZODIAZEPINE : Renaquil tab 1 mg
• DIAZEPAM : Merlopam tab. 0.5 mg, 2 mg
• Lovium tab 2-5 mg oral 10-30 mg/h CLOBAZAM
2-3 x/hr Frisium tab.10 mg 2-3x10 mg/h
• Mentalium tab. 2 mg, 5mg, 10 mg Clobazam-DM tab.10 mg
idem BROMAZEPAM
• Stesolid Lexotan tab. 1.5 mg, 3 mg, 6 mg
• Tab. 2 mg, 5 mg 3x1.5 mg/h
• Ampul 10 mg/2cc OXAZOLAM
• Rectal tube CLORAZEPATE
• 5 mg/2.5 cc, 10 mg/2.5 ALPRAZOLAM
cc < 10 kg/BB = 5 Xanax tab 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
mg, > 10 kg/BB = 20 mg 3x0.25 – 0.5 mg/h
• Valisanbe tab. 2-5 mg Alganax tab 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
• Valium Calmlet tab. 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
• Tab. 2mg, 5 mg Feprax tab. 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
• Ampul 10 mg/2cc Frixitas tab. 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
• CHLORDIAZEPOXIDE Alviz tab. 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
• Cetabrium drag. 5 mg, 10 mg 15- Zyprax tab. 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
30 mg/h 2-3 x/h PRAZEPAM
• Tensinyl cap. 5 mg
2. NON-BENZODIAZEPINE Hiperaktivitas otonomik :
• SULPIRIDE 5. Nafas pendek / terasa berat
• Dogmatil cap.50 mg 100-200 mg/h 6. Jtg berdebar
• BUSPIRONE 7. Telapak tangan dingin basah
• Buspar tab. 10 mg 15-30 mg/h 8. Mulut kering
• Tran-Q tab. 10 mg 9. Kepala pusing / rasa melayang
• Xiety tab. 10 mg 10. muat, mencret, perut tdk enak
• HYDROXYZINE 11. Muka panas / bdn menggigil
• Iterax caplet 25 mg 3x 25 mg/h 12. BAK sering
13. Sukar menelan / rasa tersumbat
Indikasi : Kewaspadaan berlebihan & penangkapan
• Gx sasaran : Sindrom Anxietas berkurang :
Butir-butir Dx Sindrom Anxietas : 14. Perasaan jadi peka /mudah ngilu
1. Adanya perasaan cemas atau khawatir yg tdk 15. Mudah terkejut / kaget
realistik terhdp 2 atau lebih hal yg dipersepsi sbg 16. Sulit konsentrasi pikiran
ancaman, perasaan ini dpt menyebabkan
individu tdk mampu istirahat dgn tenang (inability 17. Sukar tidur
to relax) 18. Mudah tersinggung
2. Terdpt min 6 dr 18 gx : 3. Hendaya dl fx kehidupan sehari-hari,
• Ketegangan Motorik : bermanifestasi dlm gx :
1. Kedutan otot atau rasa gemetar pe↓ kemampuan bekerja, hubungan sosial,
melakukan kegiatan rutin
2. Otot tegang / kaku/ pegel linu
3. Tdk dpt diam
4. Mudah lelah
Sindrom Anxietas dpt terjd : Efek anti-anxietas :
• Psikis : 1. Sedasi mengantuk, kewaspadaan berkurang,
– gg anxietas umum kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
– Gg oanik melemah
– Gg fobik 2. Relaksasi otot rasa lemas, cepat lelah
– Gg obsesif-kompulsif
– Gg stres pasca trauma • Potensi menimbulkan ketergantungan lbh rendah
dari narkotika o.k at theraupetik dose they have
• Organik : low re-inforcing properties potensi timbulkan
– Hyperthyroid ketergantungan oabt disebabkan o.k efek obat
– Pheochromocytosis yg msh dpt dipertahankan setelah dosis terakhir
• Situasional : berlangsung sgt singkat ketergantungan lbh
– Gg penyesuaian + anxietas sering terjd pd px gn riwayat peminum alkohol,
penyalahgunaan obat( drug abusers) atau
– Gg cemas perpisahan unstable personalities o.k Benzodiazepin ≠ u/
• Penyerta : px tsb --. u/ me(-) ketergantungan mx tx 3 bln
– Gg jiwa + anxiety skizofrenia, gg paranoid (100 hr) dlm rentang dosis teraupetik
– Penyakit fisik + anxiety stroke, kanker • Penghentian obat mendadak gx putus obat
(rebound phenomena) :
Mekanisme kerja : – Px menjd iritabel
• Anxietas disebabkan hiperaktivitas dari sistm limbik – Bingung
SSP yg terdiri dari dopaminergic, noaradrenergic, – Gelisah
serotoninergic neurons yg dikendalikan o/ GABA- – Onsomnia
ergic neurons ( Gamma Amino Butiric Acid, suatu – Tremor
inhibitory neurotransmiter
– Palpitasi
• Obat anti anxietas Benzodiazepine yg bereaksi dgn
reseptor ( reseptor Benzodiazepine) akan – Keringat dingin
mengreinforce the inhibitory action of GABA ergic – Konvulsi
neuron shg hiperaktivitas tsb mereda
Berkaitan dgn penurunan kadar Benzodiazepin Pemilihan obat :
dlm plasma u/ Benzodiazepine dgn wkt paruh • Gol. Benzodiazepine obat anti-anxietas
pdk lbh cepat & hebat gx putus obat dibandingkan mempunyai teraupetik lbh tinggi dan lbh kurang
dgn Benzodiazepin dgn wkt paruh pjg ( Clobazam menimbulkan adiksi dgn toksisitas yg rendah
dibandingkan meprobamate / phenobarbital
sgt min dlm menimbulkan gx pts obat) Phenobarbital menginduksi enzim mikrosomal
dihepar sdg Benzodiazepine tdk
Interaksi obat : • Gol. Benzodiazepine drug of choice dari semua
1. Benzodiazepine + CNS depresant obat yg mempunyai efek anti-anxietas krn
(phenobarbital, alcohol, obat anti-psikosis, anti- spesifisitas, potensi & keamanannya
depresi, opiates) potensiasi efek sedasi & • Spektrum klinis Benzodiazepine meliputi efek anti-
penekanan pusat napas, resiko timbulnya anxietas, anti-konvulsan, anti-insomnia,
respiratory failure premedikasi tidakan operatif
2. Benzodiazepine + CNS stimulants – Diazepam / Chlordiazepoxide
(amphetamine, caffein, appetite suppressant ) broadspectrum
antagonisme efek anti-anxietas shg efek – Nitrazepam/Flurazepam dosis anti-
Benzodiazepine menurun anxietas & anti-insomnia berdekatan ( non
3. Benzodiazepine + Neuroleptika manfaat efek dose-related ) lbh efektif sbg anti0insomnia
klinis dari Benzodiazepine mengurangi – Midazolam onset cepat & kerja singkat,
kebutuhan dosis neuroleptika shg resiko efek sesuai kebutuhan u/ premedikasi tindakan
samping neuroleptika berkurang operatif
– Bromazepam, Lorazepam, Clobazam dosis
anti-anxietas & anti-insomnia berjauhan
(dose-related), lbh efektif sbg anti-anxietas
• Beberapa spesifikasi :
– Clobazam = 1.5 benzodiazepine
psychomotor performance paling kurang
terpengaruh u/ px dewasa & usia lanjut yg
ingin tetap aktif
– Lorazepam = short half life Benzodiazepine & Lama pemberian :
no signification accumulation at clinical dose • Sindrom anxietas yg disebabkan faktor situasi
u/ px dgn kelainan fx ginjal dan hati eksternal tx tdk lebih 1-3 bln
– Alprazolam efektif u/ anxietas anti-sipatorik • Pemebrian sewaktu-waktu dpt dilakukan jk sindrom
onset of action lbh cepat dan mempunyai anxietas dpt diramalkan saat dtgnya & hy pd situasi
komponen efek anti-depresi ttt (anticipatory anxiety) serta terjdnya tdk sering
– Sulpiride-50 efektif u/ meredakan gx • Penghentian bertahap (stepwise) agar tdk
somatik dari sindrom anxietas & plg kecil timbulkan gx lepas obat (withdrawal symptoms)
resiko ketergantungan obat
Khusus :
Pengaturan dosis : • KI :
• Steady state y.i keadaan dgn jumlah obat yg masuk – Px hipersensitif terhdp benzodiazepine
kedlm badan = jumlah yg keluar dari bdn dpt
dicapai setelah 5-7 hari dgn dosis 2-3 x/h (half life=, – Galucoma
24 jam) --. Onset of action cepat & langsung – Myasthenia gravis
memberikan efek – Chronic pulmonary insufficiency
• Efek klinis tampak jk kadar obat dlm darah telah – Chronic renal or hepatic diease
mencapai steady state • Gx OD / intoksikasi :
• Pengaturan dosis tdk perlu spt neuroleptika & – Kesadaran menurun, lemas, jarang coma
anti=depresan – Pernapasan, tekanan darah, denyut nadi
• Dosis awal (dosis anjuran) dinaikan setiap 3-5 hr menurun
sampai mencapai dosis optimal dipertahankan 2- – Ataksia, distria, confusion, rfx fisiologis
3 mgg diturunkan 1/8 x setiap 2-4 mgg dosis menurun
minimal yg masih efektif (maintenance dose) jk
kambuh dinaikkan lagi & jk tetap efektif • terapi suportif : tata laksana terhdp “ Respiratory
pertahankan 4-8 mgg tapering off Depression” & Shock
• Terapi kausal : Benzodiazepine antagonist
Flumazenil (anexate) ampul 0.5 mg/5 cc i.v
• Pada Diazepam s/d 1400 mg & Chlorazepoxide ANTI INSOMNIA
6000 mg tdk ada yg sebabkan kematian
meskipun kondisi OD Obat acuan : Phenobarbital
• Wanita hamil trimester I Efek teratogenik PENGGOLONGAN :
benzodiazepine dpt melewati placenta & 1. BENZODIAZEPINE
mempengaruhi janin • NITRAZEPAM
• Tx Benzidiazepine pd persalinan (khususnya dosis • Dumolid tab 5 mg dewasa 2
tinggi) hrs dihindarkan o.k sebabkan hyponia, tab, usia lanjut 1 tab
penekanan pernapasan & hypothermia pd anak yg • TRIAZOLAM
dilahirkan • Halcion
• Penderita usia lanjut & anak terjd rx berlawanan • Tab. 0.125 mg
(paradoxical reaction) berupa : dewasa 2 tab, usia lanjut
– Kegelisahan 1 tab
– Iritabilitas • Tab 0.250 mg
– Disinhibisi dewasa 2 tab , usia
– Spastisitas otot meningkat lanjut ½ tab
– Gg tidur • ESTAZOLAM
• Esilgan tab 1 mg, tab 2 mg
1-2 mg/ tiap malam
2. NON BENZZODIAZEPINE
• CHLORAL-HYDRATE
• PHENOBARBITAL
INDIKASI PENGGUNAAN Indikasi obat anti-insomnia :
Gejala sasaran : Sindroma insomnia • Transient & shortterm insomnia kasus
Butir dx Sindrom Insomnia : longterm insomnia harus hati-hati cari dulu
1. Membutuhkan wkt lbh dari ½ jam u/ tertidur penyebab dasar gg tidur & tx ditujukan pd
(trouble in failing asleep) atau tidur lagi setelah penyebab
terbangun shg siklus tidur tdk utuh & • Penyebab sindroma insomnia :
menimbulkan keluhan gg kesehatan 1. Psikis :
2. Hendaya dlm fx kehidupan sehari-hari, – Gg afektif bipolar & unipolar (episode
bermanifestasi dlm gx : penurunan kemampuan mania / depresi)
bekerja, hubungan sosial, melakukan kegiatan – Gg anxietas Panik, fobia
rutin 2. Organik :
– Hypertiroidism,
• Lama tidur tdk dpt dijadikan acuan o.k bersifat – Putus obat penekan SSP
sgt individual benzodiazepine, Phenobarbital,
– Long sleeper 7-8 jam/hr narkotika
– Short sleeper --. 3-4 jam /hr – Zat perangsang SSP caffein,
ephedrine, amphetamine
• Sindrom insomnia dibagi 3 : 3. Situasional :
1. transient insomnia berlgs 2-3 hari – Gg penyesuaian + anxietas/depresi
2. Shortterm insomnia berlgs s/d 3 mgg – Stress psikososial
3. Longterm insomnia berlgs dlm periode 4. Penyerta :
waktu yg lebih lama & biasanya – Gg fisik + insomnia
disebabkan o/ kondisi medik atau psikiatri – Gg jiwa + insomnia skizofrenia, gg
ttt paranoid
Jika penyebab tidak ditemukan Primary
Insomnia
Mekanisme kerja : Efek obat anti-insomnia :
• Proses tidur = siklus yg terdiri : • E.S : supresi SSP pd saat tidur --. Hati-hati pd px
– Stadium jaga : wake dgn insufesiensi pernapasan, uremia, gg fx hati
– Stadium 1 : gelombang alfa, beta, theta o.k keadaan tsb terjd penurunan SSP &
memudahkan timbulnya coma pd usia lanjut
– Stadium 2 : gelombang delta 20 % dpt terjd oversedation shg resiko jatuh & trauma
– Stadium 3 : gelombang delta 20-50 % jd besar sering terjd hip fracture
– Stadium 4 : gelombang delta > 50% delta • Waktu paruh :
sleep – Waktu paruh singkat : ± 4 jam Triazolam
– Stadium REM (rapid Eye Movement) : REM gx rebound lbh berat pd pagi hari &
sleep s/dmenjadi panik
Satu siklus berlangsung 90 mnt terjd 4-5 siklus – Waktu paruh sedang Estazolam gx
tidur yg teratur pd tidur normal rebound lebih ringan
– Tidur ringan : stadium 1 & 2 – Waktu paruh panjang Nitrazepam
– Tidur dalam : stadium 3 & 4 Non REM menimbulkan gx hangover pd pagi hari &
sleep intensifyng day-time sleepiness
– Tidur dangkal : stadium REM terjd mimpi • Penggunaan lama obat anti-insomnia
gol.Benzodiazepin sebabkan rage reaction y.i
• Obat Benzodiazepin tdk sebabkan REM perilaku penyerang & ganas
supression & rebound
• Px depresi terjd pe(-) delta sleep (gel.delta <20%)
tdk pulas tdr & mudah terbangun Interaksi obat :
• Awal depresi defisit REM sleep (0-10 % dimana 1. Obat anti-insomnia + CNS depresan (alkohol) --.
org normal 20%) tdk pulas tidur sering terbangun Potensiasi efek supresi SSP yg dpt sebabkan
krn mimpi buruk REM bertambah u/ mengatasi oversedation & respiratory failure
defisit siklus tidur jd tdk teratur 2. Obat gol Benzodiazepine tdk meninduce
• Obat anti-depresan (trisiklik & tetrasiklik ) hepatic microsomal enzymnes atau produce
menekan & menghilangkan REM sleep & protein binding displacement jarang
meningkatkan delta sleep px tidur lbh nyaman menimbulkan interaksi obat atau dgn kondisi
tdk tergg mimpi buruk jk obat mendadak medik ttt
dihentikan terjdi REM rebound dimana px alami 3. OD jarang menimbulkan kematian ttp jk disertai
mimpi buruk lagi alkohol atau CNS Depressant lain resiko
kematian menjadi meningkat