PENGENALAN INSTRUMENT DAN KONTROL

PLTU

POWER PLANT ACADEMY

PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI

Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang

 PENGERTIAN

INSTRUMENT

sebuah device, yang merasakan, mengukur, menunjukkan,

mengirim, menghitung,atau memanipulasi satu proses
Plant

SISTEM KONTROL

Suatu sistem yang terdiri dari beberapa elemen yang

dapat mengontrol / mengendalikan dan mengukur
suatu besaran proses
 Contoh Peralatan Instrument

PRESS. GAUGE) PRESS. TRANSMITTER LEVEL TRANSMITTER

PRESS. SWITCH)

LVDT
VIBRASI SENSOR THERMOCOUPLE / RTD CONTROL VALVE
 PESSURE GAUGE ( PI )

Symbol ISA
 KALIBRASI PI
Persiapan kalibrasi

Span Adjust

Zero Adjust
 PRESSURE SWITCH (PS)
Symbol ISA
 KALIBRASI PS

AVO
METER
(Ω)

• Pasang switch pada test stand dengan pengukur tes yang benar.
• Mula-mula stel setpoint dari switch tekanan di atas setpoint yang dikehendaki.
• Stel regulator tekanan sampai pengukur tes (test gauge) menyatakan tekanan
yang anda inginkan agar setpoint switch tekanan di set.
• Sesuaikan penyetelan setpoint dari switch tekanan (ke bawah) sampai switch
beroperasi pada tekanan yang diinginkan. Catatan : Ini sama dengan
meningkatkan sinyal tekanan udara.
• Kurangi input tekanan sehingga switch akan berubah kembali ke statusnya
yang semula.
• Bila memungkinkan sesuaikan penyetelan diferensial untuk men-set diferensial
switch tekanan.
• Tingkatkan tekanan input dan cek untuk melihat bahwa switch berubah status
pada tekanan yang diinginkan. Beberapa penyetelan yang halus pada
tegangan pegas mungkin diperlukan
 PRESSURE TRANSMITTER ( PTx )
Symbol ISA
 KALIBRASI PTx

ADJUST ZERO-SPAN
LVDT SENSOR
 CHECK KONDISI LVDT

• Primary wiring biasanya Resistansinya lebih kecil dari

secondary wiring
• Nilai Resistansi wiring secondary 1 mendekati resistansi
wiring secondary 2
LEVEL INDIKATOR

LI

Symbol ISA
 CHECK KONDISI LI TYPE MAGNETIK

• Tutup block valve dari tank.

• Buka drain dan kosongkan fluida sampai level dalam keadaan 0
mm.
• Pasang pipa dan sambungkan dengan saluran drain. Pasang
selang transparan dan sambungkan dengan tubing pipa. Ikat
kedua selang sejajar dengan level indikator.
• Isi selang dengan air dan pastikan level indikator bergerak naik
setinggi level air dalam selang.
• Buang air secara perlahan-lahan dan pastikan level indikator
bergerak turun sesuai dengan penurunan level air.
• Apabila level indikator tidak mau bergerak, coba buka penutup
pipanya dan keluarkan magnetik float-nya. Bersihkan bagian luar
magnetik float dengan majun atau dengan cara diamplas (halus).
• Apabila hal ini sudah dilakukan namun level indikator tetap tidak
mau bergerak, coba gerakkan roller / flag indikator dari luar
(manual) menggunakan magnet batang dan digerakkan ke atas
dan ke bawah.
 LEVEL TRANSMITTER

Symbol ISA

Piezoelektrik : gel suara(40kHz)> 20kHz

Gel elektromagnetik
 KALIBRASI LEVEL TRANSMITTER

• Berikan nilai inputan 25cm (0%) sesuai dengan range

level transmitter dengan meletakkan papan target
didepan sensor,ukurlah dan pastikan jaraknya 0%
dengan menggunakan meteran ukur
• Zero adjust:koneksikan kabel(hitam dan putih jumper)
pastikan pada multimeter menunjukkan angka 4mA
dan pada display menunjukkan 0mm (0%),lalu lepas
kembali.
• berikan nilai input (beri jarak) 2500mm(100%) sesuai
dengan range transmitter ukur dan pastikan papan
target dengan sensor berjarak 2500mm (100%)
• Span adjust: koneksikan kabel (merah dan putih
jumper).pastikan pada multimeter menunjukkan angka
20mA dan pada display menunjukkan angka
2500mm(100%)
 KALIBRASI LEVEL STEAM DRUM (DPTx)

Lakukan penyamaan garis tengah Drum dengan pipa sisi High pada LX (prinsip
bejana berhubungan). Ini sebagai titik 0 (NWL). Kemudian beri tanda garis.Dari
garis 0, ukur dengan penggaris kearah bawah sepanjang 5 cm = -50 mm = 50%.
Dari garis 5 cm ukur lagi dengan penggaris ke arah bawah sepanjang 10 cm = -15
mm = 25%. d. Tarik lagi garis dari 25% ke bawah sepanjang 10 cm = -250 mm =
0%. Untuk membuat level 75%, tarik dengan penggaris dari titik 0 sepanjang 8,3
cm ke arah atas, beri tanda +83 mm = 75%. Tarik lagi dari 75% ke atas sepanjang
16,7 cm, beri tanda level +250 mm = 100%.
Symbol ISA FLOW METER

FI
XXX
 TERMOCOPLE (TC)
TE
RESISTANT TEMPERATUR DETECTOR (RTD)

TE
PERBEDAAN SENSOR TEMPERATURE
 SENSOR VIBRASI

Velocity probe
Accelerometer probe

Proximity probe
VIBRASI SENSOR
 ACTUATOR

Symbol ISA
Bagian control valve
ENCODER SENSOR
 SISTEM KONTROL

Manual Otomatis Komposite

Diskrit Kontinyu
(Diskrit+Kontinyu)

Open Loop Close Loop

 ISTILAH YANG DI PAKAI DALAM SISTEM KONTROL

1. PROSES :TATANAN PERALATAN YANG MEMPUNYAI FUNGSI

TERTENTU , PADA PROSES TERDAPAT INPUT DAN OUTPUT
DARI PROSES TERSEBUT
2. CONTROLLED VARIABLE
BESARAN ATAU VARIABLE YANG DI KENDALIKAN . BESARAN INI
PADA DIAGRAM KOTAK JUGA DI SEBUT OUTPUT PROSES ATAU
PROSES VARIABLE .
CONTOH : TEMPERATUR AIR PANAS YANG KELUAR DARI PROSES
HEAT EXCHANGER
3. MEASUREMENT VARIABLE
SINYAL YANG KELUAR DARI TRANSMITTER
4. SET POINT
SUATU SINYAL YANG TETAP YANG MENJADI PATOKAN AGAR
SUATU PROSES DAPAT MENGHASILKAN BESARAN YANG DI
KEHENDAKI
 ISTILAH YANG DI PAKAI DALAM SISTEM KONTROL

5. CONTROLLER
ELEMEN YANG MENGERJAKAN TIGA DARI EMPAT TAHAP
LANGKAH PENGENDALIAN YAITU MEMBANDINGKAN SET POINT
DENGAN MEASUREMENT VARIABLE, MENGHITUNG BERAPA
BANYAK KOREKSI YANG PERLU DI LAKUKANDAN MENGELUARKAN
SINYAL KOREKSI SESUAI HASILPERHITUNGAN
6. CONTROL UNIT
BAGIAN DARI CONTROLLER YANG MENGHITUNG BESARNYA
KOREKSI YANG DI PERLUKAN . INPUT CONTROL UNIT
ADALAH EROR .

7. FINAL CONTROL ELEMENT

BAGIAN AKHIR DARI INSTRUMENTASI SISTEM
PENGENDALIAN.
 ISTILAH YANG DI PAKAI DALAM SISTEM KONTROL

8. SENSING ELEMENT
BAGIAN PALING UJUNG SUATU SISTEM PENGUKURAN
9. TRANSMITTER
ALAT YANG BERFUNGSI UNTUK MEMBACA SINYAL SENSING
ELEMENT DAN MENGUBAHNYA MENJADI SINYAL YANG
DAPAT DI MENGERTI OLEH CONTROLLER
10. TRANSDUCER
UNIT PENGALIH SINYAL
11. ERROR
SELISIH ANTARA SET POINT DENGAN MEASUREMENT
VARIABLE
 Kontrol Manual vs. Otomatis

Sistem Kontrol Manual adalah pengontrolan yang dilakukan manual oleh operator,
sehingga fungsi sesnsor, pengontrol, dan aktuator semua dilakukan oleh operator.
Sistem Kontrol Otomatik adalah pengontrolan yang dilakukan oleh peralatan yang
bekerja secara otomatis. Operator disini berfungsi sebagai pengawas dan bisa
merubah setting dari controller untuk tujuan tertentu.
 Open Loop

Open loop (non-feedback controller)

adalah sistem pengontrolan dimana
nilai output tidak dijadikan masukan
pengontrol, sehingga output dari
sitem tidak bisa dibandingkan dengan
input yang diinginkan.
 Close Loop

Close loop (feedback controller)

adalah sistem pengontrolan dimana
nilai output dijadikan masukan
pengontrol, sehingga output dari
sitem bisa dibandingkan dengan input
yang diinginkan.
 Open Loop Vs Close Loop

No Open Loop Close Loop

1 Tidak terdapat proses Terdapat proses pengukuran output

pengukuran output

2 Variabel yang dikontrol tidak Variabel yang dikontrol mempengaruhi aksi

mempengaruhi aksi pengontrolan
pengontrolan

3 Kurang akurat, lebih stabil, Akurat, lebih tidak stabil

4 Relatif lebih murah Relatif lebih mahal

 Kontrol Diskrit

Sistem Kontrol Diskrit adalah

sistem yang menggunakan
pengontrol (controller) dengan nilai
diskrit, seperti pengendali ON-
OFF, PLC dll)
 Kontrol Kontinyu

Sistem Kontrol Kontinyu adalah

sistem yang memanfaatkan
pengendali (controller) yang
kontinyu, seperti: Proportional (P),
Integrator (I), dan Differensiator
(D), atau kombinasi dari ketiganya
(PI, PD, atau PID). Untuk sistem
kontrol yang non konvensional
biasa ditambahkan kecerdasan
buatan seperti Neural Network dan
Fuzzy logic.
Composite (Diskrit dan Kontinyu)

Sistem Kontrol Composite adalah

sistem yang menggabungkan dua
buah sistem sekaligus yakni
sistem kontrol diskrete dan
kontinyu.
 Kontrol Diskrit

Sistem Kontrol Diskrit adalah sistem

yang menggunakan pengontrol
(controller) dengan nilai diskrit, seperti
pengendali ON-OFF, PLC dll)
Aplikasi Kontrol Diskrit (on-off)

Thermostat digunakan sebagai

sensor untuk mengatur aliran
steam untuk menjaga
temperatur fluida sebesar 60 oC
Valve open ketika temperatur
air 59 oC dan valve off ketika
temperatur air 61 oC

overshoot

undershoot
 PLC

PLC (Programmable Logic

Computer) adalah sebuah
komputer digital yang digunakan
untuk mengontrol proses-proses
yang menggunakan komponen
elektro-mekanikal sehingga
proses tersebut bisa berjalan
secara otomatis.
Allen-Bradley 1746-1A16
 Komponen Utama PLC

• Control Prosessor unit(CPU) : membaca dan mengeksekusi

instruksi program
• Aritchmatic and logic unit (ALU) : mengerjakan operasi
logika dan aritmatika
• PLC memory map (ReadOnly Memory-ROM & Random
Access Memory-RAM): Penyimpanan data program
• Modul I/O : PLC yang berfungsi sebagai perantara Antara
prosesor dengan perlatan luar PLC
 TYPICAL PLC
AMERICA 1. Allen Bradley
2. Gould Modicon
3. Texas Instruments
4. General Electric
5. Westinghouse
6. Cutter Hammer
7. Square D

EROPA 1. Siemens
2. Klockner & Mouller
3. Festo
4. Telemechanique

JEPANG 1. Toshiba
2. Omron
3. Fanuc
4. Mitsubishi
 Fungsi Perangkat Utama PLC (1/4)

INPUT
•Switches and Pushbuttons
• Sensing Devices
• Limit Switches
• Photoelectric Sensors
• Proximity Sensors
• Condition Sensors
• Pressure Switches
• Level Switches
• Temperature Switches
• Vacuum Switches
• Float Switches
• Encoders
 Fungsi Perangkat Utama PLC (2/4)

OUTPUT
•Valves
• Motor Starters
• Solenoids
• Actuators
• Control Relays
• Horns & Alarms
• Stack Lights
• Fans
• Counter/Totalizer
• Pumps
• Printers
 PERANGKAT UTAMA PLC

POWER SUPPLY

I/O MODULE

CPU
MEMORY UNIT

PROGRAM DEVICE

PLC

PLC compact: CPU,I/O modul dan CPU jadi satu

HUB SWITCH LAN

 PEMPROGRAMAN PLC

LADDER LOGIC

Inputs Outputs Ladder logic

Read / Conditional Write / Control
was originally a
Instructions Instructions written method to
Start (Rung #1) || () document the
design and
|| || |/| () construction of
relay racks as
|| |/| () used in
manufacturing
End (Rung #4) || |/| () and process
|| control.
 PLC

 XIC = Examine if closed (NO)

 XIO = Examine if Open (NC)
 OTE = Output Energize
 OTL = Output Latch
 ONS = on shot
 ONF = on shot failing
 TON = Timer on delay
 TOF = timer off delay
 MOV = move
 SIN,COS,TAN, =trigonometri
 ADD = A + B
 SQRT = sequare root
 Contoh Sistem Control DCS

Hub switch FO
Enginering Server

Server

FCP 270 FBM

 IEC - Function Block Diagram (FBD)

The Function Block

Diagram (FBD) is a
graphical language
for programmable
logic controller
design, that can
describe the function
between input
variables and output
variables.
 Logic Diagram DCS Fox

 DOFF = delay off

 DON = delay on
 OSP = on spot pulsa
 M01….M032 = Memory
 BI01…..BI16 = Boolean Input
 BO01….BO08 = Boolean Output
 RI01…..RI08 = Real Input
 RO01…..RO08 = Real Output
 Calca =calculation block
 PIDA = proporsional integral derivatif analog
 Calc = calculator block
 AIN = Analog input block
 CIN = contac input
 ACCUM = accumulator block
 ALM = Alarm
 DTIME = dead time
 ADD = +
 DIV = :
 MUL = x
 SUB = -
 SQRT = √
 Dll
 Fungsi DCS
• DAS
tranding Historian data
display interface (Alam confim,parameter fault,HMI )
Sequence of Event
• BMS
safety Monitor
Furnace Purge
Fuel Oil dan oil gun Management
Furnace Safety Supervision System
• SCS
`` FD. fan subsystem, I.D. fan subsystem,
primary air fan subsystem, air preheater subsystem,
boiler steam water subsystem, feed water pump subsystem,
feed water pump turbine subsystem, HP heater subsystem,
LP heater subsystem, condensation water subsystem,
circulation cooling water system, vacuum pump subsystem,
gland steam subsystem, deaerator and four state extraction steam subsystem,
turbine lube oil subsystem, and generator sealing oil subsystem,
generator stator cooling water subsystem, auxiliary steam subsystem,
chemical dosing and polishing subsystem
 Fungsi DCS

• MCS
1)Fuel adjustment system
2)Fuel oil pressure adjustment system
3)Coal pulverizer outlet temperature adjustment system
4)Coal pulverizer inlet primary air flow adjustment system
5)Total air flow calculation, oxigen content calibration and forced draft air
adjustment system
6)Furnace pressure adjustment system
7)PA pressure adjustment system
8)Steam drum boiler feedwater control
9)Stage I attemperating adjustment system
10)Stage II attemperating adjustment system
11)Stage III attemperating adjustment system
12)Reheater attemperating water spray adjustment system
13)SA small damper control system
14)Reheating steam temperature burner tilt angle adjustment system (it is
suggested to change to manual operation)
15)Coordinated master control
 PID

Pada PID, koreksi dihitung dari error dengan tiga cara:

• Langsung menghilangkan error/deviasi yang ada, disebut Proportional (P)

• Beberapa saat error dibiarkan terus tidak dikoreksi , disebut Integral (I)
• Mengantisipasi error selanjutnya dari laju perubahan error terhadap waktu, disebut
Derivative (D)

Proportional : untuk mengatasi error mendadak, error ini dikalikan dengan harga kontanta
P ("proportional"), dan ditambahkan ke nilai terkontrol yang ada

Integral : mempelajari telah terjadi, error digabungkan (ditambahkan ) diatas suatu

perioda waktu, dan kemudian dikalikan dengan satu konstanta I (membuat rata-rata), dan
ditambahkan ke nilai terkontrol yang ada

Derivative : untuk mengatasi yang akan datang, derivative pertama (kecondongan error)
terhadap waktu dikalkulasi, dan dikalikan dengan satu kontanta D, dan juga ditambahkan
ke nilai terkontrol yang ada.
 Ringkasan PID

RISE TIME OVERSHOOT SETTLING TIME S-S ERROR

Kp Decrease Increase Small Change Decrease

Ki Decrease Increase Increase Eliminate

Kd Small Change Decrease Decrease Small Change

 Gambar Sistem Kontrol

Switch module
Field Element

controller / CPU

HMI
analog input

analog output Final element

Gambar. sistem kontrol yang di kendalikan dari HMI

Level Drum

3 Element
Turbine 1st Stage Press
Main Steam Flow
Main Steam Flow

Main Steam Press

Feedwater Flow
 LOGIC

LOGIC dapat diimplementasikan dalam bentuk simbol yang

dikenal dengan simbol gerbang logic (logic gate

Ada tiga komponen dasar suatu GERBANG LOGIKA,

yaitu:
• AND GATE
• OR GATE
• NOT GATE
 Symbol logic

And logic OR Logic Not Logic

57
LOGIC

58
 LOGIC
Truth table
Type Distinctive shape Rectangular shape
INPUT OUTPUT
A B A AND B
0 0 0
AND
0 1 0
1 0 0
1 1 1
INPUT OUTPUT
A B A OR B
0 0 0
OR
0 1 1
1 0 1
1 1 1
INPUT OUTPUT
A NOT A
NOT
0 1
1 0
INPUT OUTPUT
A B A NAND B
0 0 1
NAND
0 1 1
1 0 1
1 1 0
INPUT OUTPUT
A B A NOR B
0 0 1
NOR
0 1 0
1 0 0
1 1 0
INPUT OUTPUT
A B A XOR B
0 0 0
XOR
0 1 1
1 0 1
1 1 0
INPUT OUTPUT
A B A XNOR B
0 0 1
XNOR
0 1 0
1 0 0
1 1 1

59
 KOMBINASI LOGIC

B F

INPUT OUTPUT
A B C D F
1 0 1 1 0
1 1 0 1 0
1 0 0 1 1
1 1 1 1 0
0 0 0 0 1
60
 KOMBINASI LOGIC
A
F
B E

INPUT OUTPUT
A B C D E F
0 0 0 0 1 0
1 0 1 1 0 0
1 1 0 0 1 0
1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 0 1
61
KOMBINASI LOGIC
Implementasi LOGIC
Implementasi LOGIC
Implementasi Logic
Implementasi Logic
 SEQUENCE

Sequence menurut pengertiannya adalah urut-urutan, dalam hal ini

urut-urutan menjalankan atau memberhentikan suatu peralatan
pada suatu proses di dalam power plant/industri.

Menjalankan (start-up) maupun memberhentikan (shut-Down)

suatu peralatan yang diatur sedemikian rupa, sehingga tiap-tiap
peralatan telah disesuaikan dengan syarat-syarat yang telah
dipenuhi.

67
 SEQUENCE

Didalam ruang lingkup instalasi peralatan-peralatan power

plant dikenal dua istilah diagram atau gambar rangkaian
operasional melalui:
1. Logic diagram
2. Schematic diagram

68
 LOGIC DIAGRAM

Logic diagram menyajikan detail yang secara skematis

memperlihatkan semua Instrumen peralatan yang akan
mempengarui berlangsungnya pengaturan yang bersifat
sekuensial yaitu peralatan-peralatan yang berpengaruh
dalam berlangsungnya pengaturan seperti switch, timer dan
memory yang mempunyai keluaran sebagai pengemudi/
menjalankan Pompa, katup, kompresor dan sebagainya

69
 Contoh logic diagram

PS FRESS WATER
34 PRESS. < 8 K

P5
FRESS WATER
34
PRESS. > 10 K

STAR
T R
SELECT AUTO
R
STOP

JOCKEY PUMP
START
MCC

ELECTRICAL TRIP G
PTOTECTION JOCKEY PUMP G
A STOP
D
 SCHEMATIC DIAGRAM

Schematic diagram dibuat untuk memperlihatkan semua

peralatan listrik yang digunakan yang meliputi schematic
control diagram seperti phenumatic dan hydraulik dan
electrical schematic diagram yang memperlihatkan semua
peralatan listrik yang digunakan, hal ini akan membantu
untuk dapat mengerti operasional sistem peralatan maupun
proses tersebut dengan cepat, sehingga memudahkan
dalam hal mencari gangguan dan pemeriksaan.

Schematic diagram ini ada yang diperuntukan pada

schematic control diagram, yang menerangkan dan
menjelaskan fungsi dari bermacam-macam komponen
kontrol.

71
 SCHEMATIC DIAGRAM

220 VAC
PB
R.01

52 R.01
LS-HIGH

49
LS-LOW 49
52
R R.01 M

Gbr. : Sequence hardware

72
SYMBOL SCHEMATIC

73
 SCHEMATIC DIAGRAM
380 VAC

FUSE

380/110 AC START AUTO

A1
X A2

52 PS

STP >10K

PS

A2 < 8K
49

EPT

M
52 A A
G R x 2 1

74
 P&ID

• Sebuah Alat Bantu Berupa diagram/gambar /skema untuk

menerangkan konsep desain dari sebuah proses yang
dibangun

P&ID meliputi:
1.Instrument valave dan Pencabangan
2.Kontrol Relay
3.Switch Manual
4.Instrument utama tubing dan valve
5.Data pressure dan temperature
6.Elbow,tee,dan alat kelengkapan standart yang lainnya
7. Data penjelasan lengkap
SYSBOL P & ID
 DIGITAL ELECTRO HYDRAULIC CONTROL (DEH)

DEH merupakan system hydrolic yang berfungsi untuk

mengatur aliran uap yang masuk ke turbin.

Peralatan Control DEH :

1. DEH cabinet
2. Servo controller

3 fungsi utama DEH

Control
Proteksi
Test
 ELECTRO HYDRAULIC CONTROL

 Mengatur Pergerakan Gavernor Valve Turbine

 MAIN STOP VALVE ( MSV 1 dan MSV 2 )
 CONTROL VALVE ( CV1, CV2, CV3, dan CV4)
 INTERMEDIATE CONTROL VALVE ( ICV1 dan ICV2 )
 RE-HEAT VALVE (RSV 1 dan RSV 2)

 Turbine speed regulating

 Turbine speed-up
 Over speed protecting
 Load control
 Valve Warming
 Valve test
 Thermal stress calculation
 GAMBAR BLOK DIAGRAM EHC

FA/PA
transfer

Governor Load
Setter Limit
MSV
CONTROLLER

CV
Actual Speed CONTROLLER

Speed Load
Actual Speed
controller Controller
IV
Actual Speed CONTROLLER

LPTBV
CONTROLLER
Block diagram DEH smart
 Over All P&ID Turbine Control System

MSV 1 MSV 2
CV1 CV2 CV3
CV4

RSV1 ICV2
ICV1 RSV2

MANUAL TRIP
DEVICE AST/OPC
 Konfigurasi AST -DEH

AST
POWER-1
220 VDC
POWER-2
220 VDC Grup 1 •AST 1
OIL
(POWER 1) •AST 3

AST-1 AST-2 GRUP 2 •AST 2

(POWER 2) •AST 4
•All AST Open
AST-3 AST-4 •All power ( power 1 dan 2 )

TRIP
OFF
•AST 1 & AST 2 Open
•AST 1 & AST 4 Open
•AST 3 & AST 2 Open
TANK •AST 3 & AST 4 Open

TRIP •AST Oil Drain to Tank NO •POWER 1 ON-POWER 2 OFF

•POWER 1 OFF-POWER 2 ON
•AST GRUP 1 OPEN GRUP 2 CLOSE

TRIP •AST GRUP 2 OPEN GRUP 1 CLOSE

 OVERSPEED TURBIN - DEH

• EPC (Electric Protection Control) adalah proteksi overspeed turbin

dengan media sensor electrical:
1. Over Speed 103%, proteksi ini akan act dan akan menutup
katup masuk (governor valve) dalam rentang waktu yang cepat
dangovernor valve akan terbuka seiiring kecepatan turbin
menurun.
2. Over Speed 110% , proteksi ini akan mentrip kan turbin
(ETS)sehingga semua katup turbin akan menutup secara
otomatis.
• Mechanical Overspeed protection proteksi ini akan aktif jika
kecepatan turbin mencapai 112% , proteksi ini dengan prinsip gaya
sentrifugal yang akan mentriger fly ball sehingga diaphragm valve
drain EH oil akan open
• 12
 Turbine Supervisory Instruments
(TSI)
• Memonitor Turbin agar beroperasi
aman
• Mengamankan turbin jika terjadi
abnormal
TSI Terdiri dari
1. Over Speed
2. shaft postition
3. Eccentricity
4. Shell expansion
5. Differential expansion
6. Vibration & keypashor
Tampilan HMI TSI
 Speed

• Mendeteksi putaran poros turbin

menggunakan electro-magnetic pick-
up
Contoh Pemasangan Sensor speed
 Eccentricity

• Lendutan perbedaan antara sumbu

putar dengan sumbu poros
Contoh Pemasangan Eccentricity
 Shell expansion

• Pemuaian total casing

Contoh Pemasangan Shell Expantion
 Differential expansion
• Perbedaan pemuaian relative antara
casing dengan rotor
 Contoh pemasangan Diff Expantion

Diff expantion sisi HIP turbine Diff expantion sisi LP turbine

 Shaft vibration
• Gerakan radial yang periodik
Contoh pemasangan Shaft Vibration
 Cover Vibration

• Memonitor vibrasi pada cover

bearing
Contoh pemasangan cover vibrasi
 Shaft Position / Axial Shift
• Mengontrol Posisi Rotor dalam casing arah Axial
Shaft Position / Axial Shift
Temperature HP IP Casing Turbine

106
107
Pemasangan TC di HP Casing
HMI temperature HP IP Casing
Temperature TrushPad Bearing

110
Pemasangan Trushpad bearing
 SISTEM PENGENDALIAN PLTU

SISTEM PENGENDALIAN
PLTU

1. SISTEM PENGENDALIAN BOILER FOLLOWS

2. SISTEM PENGENDALIAN TURBINE FOLLOWS

3. SISTEM PENGENDALIAN TERPADU/ COORDINATED CONTROL

 BOILER FOLLOWS

1. PENGENDALIAN BOILER FOLLOWS

 PERUBAHAN LOAD DEMAND DI RASAKAN OLEH GOVERNOR

 GOVERNOR MEMERINTAHKAN PERUBAHAN PEMBUKAAN

KATUP UAP MASUK KE TURBINE
 STEAM FLOW BERUBAH, DIUMPANKAN KE KONTROL BOILER

 SET POINT UNTUK KONTROL BOILER DI AMBIL ALIH OLEH

KONTROL TURBIN
 BLOK DIAGRAM BOILER FOLLOWS

Load Demand

Governor

Throtle
Valve

Steam Feed forward control

Load
Flow

Boiler
Boiler Control
Pressure

Feed Fuel Air Temperatur

Gambar. Sistem pengendali " Boiler Following "

 GAMBAR BOILER FOLLOW

SET POINT
SG SINYAL GOVERNOR

BOILER

GAMBAR . BOILER FOLLOW

 TURBINE FOLLOW

2. PENGENDALIAN TURBINE FOLLOWS

1. KATUP UAP MASUK TURBIN TERBUKA PENUH

2. PENGATURAN BEBAN DI LAKUKAN OLEH BOILER

DENGAN MENGATUR TEKANAN UAP
3. SET POINT TEKANAN BOILER DIATUR PERALATAN
ELEKTRONIK YANG DAPAT MENCERMINKAN
KEBUTUHAN BEBAN
4. SINYAL SET POINT DIUMPANKAN KE KONTROL BOILER
 BLOK DIAGRAM TURBIN FOLLOW
Load Demand

BOILER
PRESSURE
SET POINT

Boiler Control

Feed Fuel Air Temperatur

Throtle Valve
IF PRESS. OUT Boiler
SIDE OF ERROR Pressure
LIMIT

Steam
Load Flow

Gambar.34. SKEMA PENGENDALIAN UNIT PLTU

MODE TURBIN FOLLOW
 GAMBAR TURBINE FOLLOW

FULL OPEN SIGNAL

SG SINYAL GOVERNOR

MW Demand
BOILER
STEAM PRESS
SET POINT

GAMBAR . SLIDING PRESSURE CONTROL ( TFB )

 COORDINATED CONTROL

3. PENGENDALIAN TERPADU
( COORDINATED CONTROL )

1. MERUPAKAN KOMBINASI PENGENDALIAN BFT DAN TFB

2. DENGAN METODE INI BOILER DAN TURBIN DI KENDALIKAN

PADA SAAT YANG SAMA
3. OUTPUT GENERATOR DIKENDALIKAN OLEH ALIRAN BAHAN
BAKAR ( BOILER MASTER ) SESUAI DENGAN PERMINTAAN
OUTPUT DAN TEKANAN UAP UTAMA DIKENDALIKAN OLEH
GOVERNOR TURBIN DENGAN DEVIASI KOMPENSASI MW
4. OLEH KARENA ITU KEDUA BEBAN BOILER DAN TURBIN
SANGGUP MENGIKUTI PERMINTAAN PERUBAHAN OUTPUT
 GAMBAR COORDINATED CONTROL

∆F Set Point

F1 F2 C

SG SINYAL GOVERNOR

MW demand
BOILER

c
MW demand
GAMBAR . MODE PENGENDALIAN TERPADU
 TERIMA KASIH

Terima Kasih
Semoga Bermanfaat
 CARA KERJA SISTEM PENGENDALIAN

Sistem Kendali adalah Kumpulan Alat untuk mengendalikan ,

memerintah , dan mengatur keadaan suatu sistem .

fungsi sistem kendali itu sendiri, yaitu ;

1. pengukuran ( Measurement ),
2. Membandingkan ( Comparison ),
3. Pencatatan dan Perhitungan ( Computation ),
4. Perbaikan ( Correction ).
 CARA KERJA SISTEM PENGENDALIAN

1. PENGENDALI MANUAL

OPERATOR

TANGKI
POMPA AIR

1. MENGUKUR
2. MEMBANDINGKAN
3. MENGHITUNG
4. MENGOREKSI.
 CARA KERJA SISTEM PENGENDALIAN

Pemakaian Air
( Di Pabrik )

LOAD

posisi bukaan Aliran air -

( opening ) masuk
+ Level
VALVE TANKI

Gambar3.6. Diagram kotak proses contoh gambar

 CARA KERJA SISTEM PENGENDALI

2. PENGENDALI OTOMATIS

Pengendalian yang di lakukan oleh peralatan yang bekerja secara otomatis dan
operasinya di bawah pengawasan oleh manusia .

SECARA PRINSIP , KERJA SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS

SAMA BENAR DENGAN SISTEM MANUAL , YAITU :
1. MENGUKUR
2. MEMBANDINGKAN
3. MENGHITUNG
4. MENGOREKSI.
SEMUANYA ITU AKAN DI KERJAKAN SECARA OTOMATIS OLEH
INSTRUMENT
 SISTEM CONTROL

1. OPEN LOOP ( SIRKUIT TERBUKA )

SYSTEM PENGATURAN DIMANA HASIL KERJA DARI
SUATU PROSES TIDAK DI UMPANKAN BALIKKAN PADA
KONTROLLER ( TANPA FEEDBACK ) , SEHINGGA HASIL
YANG DI PEROLEH TIDAK DIKOREKSI (KONTROLLER TIDAK
DAPAT HASIL PENGENDALIANNYA )

OUTPUT
INPUT
CONTROLLER PROSES

GAMBAR RANGKAIAN OPEN LOOP

 Contoh open loop

Pemanggang Roti Otomatis

Mesin cuci
 SISTEM CONTROL

2. CLOSE LOOP ( SIRKUIT TERTUTUP )

SISTEM PENGATURAN DIMANA BESARAN YANG DI KENDALIKAN
DI UMPANKAN KEMBALI KE KONTROLLER UNTUK DIBANDINGKAN
DENGAN SET POINT SEHINGGA BILA TERJADI PENYIMPANGAN ATAU
DEVIASI,KONTROLLER AKAN BEREAKSI UNTUK MENGHILANGKANNYA
.
 Contoh close loop

Satrika Listrik
Contoh close loop di PLTU