Anda di halaman 1dari 38

MANAJEMEN RISIKO DAN PENGENDALIAN

MASALAH KESEHATAN DITEMPAT KERJA


NINA DWI LESTARI
MANAJEMEN RISIKO

Kenapa

Manajemen
Resiko

Untuk apa Bagaimana


FUNDAMENTAL SAFE WORK PRACTICES

• Keuntungan yang besar


•Perusahaan Yang Dihargai
Masa Depan Cerah •Diperhitungkan didunia bisnis
• Sehat Jasmani
• Sehat Rohani
• Cukup Materi

Datang Sehat, Kerja Giat, Pulang Selamat


KASUS

Sekretaris ini sedang bekerja di kantor. Ia


membuka sebuah “filing cabinet” untuk
mengambil beberapa dokumen.

Kabinet tersebut menutup dengan


sendirinya dan menjepit tangannya tanpa
ada peringatan terlebih dahulu.

Cincinnya terjepit sewaktu ia mencoba


melepaskan tangannya
RUMUS STANDARD PENCEGAH KECELAKAAN

SEE

THINK KETAHUI ADANYA BAHAYA

KETAHUI CARA MENGATASINYA

DO
DO
BERTINDAK TEPAT PADA WAKTUNYA
 Definisi manajemen risiko
 Definisi bahaya, risiko, penilaian risiko, analisa risiko
 Jenis-jenis bahaya & metode identifikasi bahaya
 Metode analisa risiko (matrik risiko)
 Prinsip dalam pengendalian risiko di tempat kerja
Manajemen Risiko K3

• Penerapan secara sistematis


dari kebijakan manajemen,
prosedur dan aktivitas dalam
kegiatan identifikasi bahaya,
analisa, penilaian, evaluasi,
penanganan dan pemantauan
serta review risiko
Sumber/situasi yang berpotensi menimbulkan cedera/kerugian
(manusia, properti, lingkungan atau kombinasi ketiganya)

Bahaya fisik/physical hazards


Bahaya kimia/chemical hazards
Bahaya biologi/biological hazards
Bahaya psikologis/psychological hazards
Bahaya ergonomi
Kombinasi dari kemungkinan (likelihood) dan akibat (Consequence)
dari sebuah kejadian berbahaya yang spesifik.
Risiko akan mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu

Kemungkinan Akibat
TAHAPAN PERSIAPAN

MANAJEMEN
RESIKO IDENTIFIKASI BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT KEMUNGKINAN

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO
PERSIAPAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT KEMUNGKINAN

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO
PERSIAPAN
Sebelum pelaksanaan manajemen risiko, organisasi perlu
melakukan beberapa persiapan antara lain;
Ruang lingkup kegiatan manajemen risiko
rutin/non rutin (mis : redesain, perbaikan)
aktifitas oleh personil internal &/ eksternal
fasilitas (oleh internal/eksternal)
Personil yang terlibat
Standar dalam penentuan kriteria risiko
Prosedur dan dokumentasi terkait, seperti:
prosedur manajemen risiko & komunikasi
daftar bahaya dan risiko (risk register)
form rencana/program pengendalian
PERSIAPAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT KEMUNGKINAN

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO
• Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui &
mendata bahaya-bahaya apa saja yang ada di tempat
kerjanya.

• Personil yang melaksanakan kegiatan identifikasi


bahaya perlu mempertimbangkan hal-hal seperti;
 Apa sumber yang berpotensi menimbulkan cidera ?
 Bagaimana cidera dapat terjadi ?
 Siapa yang dapat cidera ?
Menetapkan cara untuk membantu mengidentifikasi
bahaya-bahaya di tempat kerja. Beberapa cara tersebut
antara lain melalui;

 Diskusi/Brainstorming
 Mereview catatan K3 organisasi;
laporan kecelakaan, laporan bahaya, hasil audit
 Studi literatur
 Wawancara dengan pekerja (user)
 Inspeksi dan observasi tempat kerja
 Regulasi dan atau standar K3
PERSIAPAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT KEMUNGKINAN

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO
ANALISA RISIKO
 Analisa risiko dilakukan dengan menentukan
akibat yang timbul dan kemungkinan akibat
tersebut untuk dapat terjadi.
 Metode analisa risiko dapat dilakukan dengan
cara kualitatif, semikuantitatif dan kuantitatif.
 Salah satu metode yang banyak digunakan
yaitu matrik risiko (kualitatif)
MANAGEMEN RESIKO
MATRIKS
PENILAIAN RISIKO AKIBAT
No First Moderate/ Major/ Fatal/Catas
Injuries Aid/Minor Medical Cacat trophic

Almost Certain
Hampir pasti terjadi H H E E E
PELUANG
Likely
Besar kemungkinan terjadi M H H E E
Moderate
Dapat terjadi L M H E E
Unlikley
Kecil kemungkinan terjadi L L M H E
Rare
Jarang terjadi L L M H H
Extreme : Penghentian kegiatan, keterlibatan manajemen puncak
High : Penanganan dengan penjadualan yang secepatnya
Moderate : Penjadualan dan penetapan tanggung jawab tindakan akan ditetapkan
Low : Kendalikan dengan prosedur yang ada/rutin
Sumber AS/NZS 4360 : Risk Management
18
EVALUASI RISIKO
Tahap evaluasi risiko bertujuan agar organisasi dapat
menetapkan keputusan, berdasarkan hasil dari analisa risiko
sebelumnya, mengenai risiko mana yang memerlukan
pengendalian & prioritas pengendaliannya.
Hasil Analisa Risiko

Lakukan pengambilan keputusan

Apakah risiko bisa diterima? Apakah risiko harus


(acceptable risk?) dikendalikan?
(risk reduction/control)?
PERSIAPAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT KEMUNGKINAN

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO
PENGENDALIAN RISIKO
 Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus
dilakukan upaya pengendalian risiko agar tidak
menimbulkan kecelakaan/kerugian.
 Prinsip dari pengendalian risiko/risk control dalam K3
yaitu:
 Menghindari risiko
 Mengurangi risiko
 mengurangi kemungkinan
 mengurangi akibat
Eliminasi
1

2 Substitusi

Rekayasa/
3 Engineering

Pengendalian
4 Administratif

Alat Pelindung
5 Diri
Hirarki Pengendalian Risiko K3
Eliminasi
Yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja.

Subtitusi
Yaitu mengganti dengan bahan/proses yang lebih aman
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
 Bahan solvent diganti dengan
bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti
dengan pencelupan
Rekayasa Teknik: Modifikasi desain atau peralatan dan
proses yg mengurangi sumber pajanan
 Pemasangan alat pelindung mesin (machine
guarding)
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis

Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja, rotasi
 Pemberlakuan sistim ijin kerja
 Pelatihan karyawan
• Alat Pelindung Diri
Menggunakan alat pelindung u/mengurangi bahaya
Contoh: sarung tangan, masker, penutup kepala, kaca mata, sepatu
boot
Hierarki pengendalian risiko dapat dilaksanakan sesuai dengan
kondisi setempat dengan memepertimbangkan kemudahan,
ketersediaan sumber daya dan keefektifan hasil yg diharapkan
PEMANTAUAN DAN TINJAUAN
ULANG
Setelah rencana tindakan pengendalian risiko dilakukan
maka selanjutnya perlu dipantau dan ditinjau ulang apakah
tindakan tersebut sudah efektif atau belum.

Bentuk pemantauan antara lain ;


• inspeksi
• pemantauan lingkungan
• audit
PERSIAPAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA RISIKO

Penilaian Risiko
AKIBAT KEMUNGKINAN

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO
Komunikasi dan Konsultasi
Tujuan:
 Memberikan informasi kepada pekerja mengenai risiko yang
ada di tempat kerja
 Memberikan awareness kepada pekerja mengenai risiko dan
berperan aktif dalam identifikasi bahaya
 Memastikan pekerja memahami dan menerima strategi
pengendalian yang ditetapkan

Tentukan:
 Kenapa Bahaya/risiko
 Bagaimana dikomunikasikan
 Untuk Apa
Upaya Pengendalian Risiko Kesehatan dengan
pendekatan pelayanan kesehatan

1. Promotif
a) Menginformasikan potensi bahaya yagg ada di tempat kerja
b) Melakukan penyuluhan kesehatan tentang potensi bahaya,
masalah kesehatan yg timbul dan penggunaan APD
c) Memasang leaflet, brosus dan penyebaran brosur
d) Menginformasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tempat
kerja
e) Mengkoordinir latihan fisik seperti olah raga
f) Memfasilitasi bimbingan rohani dan rekreasi
2. Preventif: menggunakan standar kewaspadaan

A. Pencegahan infeksi: penerapan cuci tangan, penggunaan sarung


tangan, masker,cara kerja yg aman
B. Imunisasi: pd pekerja yg berisiko dg memeprhatikan tingkat
risiko penularan.Untuk petugas kesehatan dpt diberikan
imunisasi Hepatitis B, influenza atau sesuai kebutuhan
C. Pengelolaan limbah ditempat kerja (pengumpulan, pewadahan,
pelabelan, transportasi, pembuangan dan pemusnahan)
Macam2 Limbah

• Limbah domestic/rumah tangga: keg dapur, sampah pengunjung, kardus


obat dan benda lain yg tdk terkontaminasi pathogen dan tdk infeksius.
• Limbah benda tajam: jarum suntik, kaca sediaan, infus set, ampul, pisau
operasi. Dimasukkan ke dlm wadah tahan tusukan atau safety box yg
kuat dan tdk bocor sebelum dibakar, Daur ulang limbah ini sangat tidak
dianjurkan.
• Limbah infeksius: yg diduga mengandung kuman pathogen (darah, nanah,
sputum, cairan abdomen, dan cairan tubuh lainnya), cairan kultur,hasil
operasi pasien dg penyakit menular, dan materi lain yg tersentuh org
sakitkantong plastic kuning, tdk boleh campur dg limbah jenis lain,
jika terisi 2/3 segera ikat dan kirim ke t4 penyimpanan sementara,
tdk boleh>48 jam, batasi akses
• Limbah patologis: dari jaringan tubuh (organ tubuh, janin, darah,
muntahan, dan cairan tubuh lainnya. Pengolahan sama dg limbah
infeksius
• Limbah farmasi: mengandung bahan farmasi: obat, vaksin, serum yg
sudah kadaluarsalimbah bs dikembalikan ke produsen. Jika tumpah, bs
dibersihkan dg pasir absorben yg selanjutnya dikelola khusus oleh pihak
yg bs mengelola limbah tumpahan farmasi.
• Limbah kimia: mengandung zat kimia dr aktivitas dignostik,
pemeliharaan kebersihan dan desinfektan: formaldehid, zat kimia untuk
rontgen, reagen.
• Limbah logam berat: mengandung logam berat dalam konsentrasi tinggi
dan sangat toksik: limbah merkuri dari bocoran alat medistersedia
penampungan khusus untuk merkuripengolahan bekerja sama dgn BLH
D. Deteksi dini melalui medical check up
• Pemeriksaan kes pekerja atau sebelum kerja dilakukan pd pekerja
baru yg akan mulai kerja atau kpd pekerja pindahan/mutasi untk
mendapatkan data dasar status kes calon pekerja
• Pemeriksaan kes berkala min 1 th sekali. Jenis pemeriksaan
disesuaikan dg risiko bahaya
• Pemeriksaan kes khusus pd pekerja dg pajanan bahaya ttt (pekerja
lab, radiologi, IPAL (instalasi pengolahan air limbah)
3. Kuratif: Tindakan pengobatan pd pekerja
selama melakukan pekerjaan

• Penatalaksanaan kecelakaan kerja spt tertusuk jarum/benda


tajam/alat tindakan medis
• Penatalaksaan cedera akibat kecelakaan kerja
• Pengobatan penyakit akibat kerja (PAK)
• Upaya rujukan kasus
4. Rehabilitatif

Rehabilitatif ditujukan untuk mencegah kematian dan kecacatan yg


semakin berat.
Misal petugas yg tertusuk jarum dilakukan pemantauan status
HbsAg, konseling untuk HIV/AIDS
Rekomedasi penempatan pekerja sesuai kemampuan dan kembali ke
t4 semula setelah sembuh dr sakit/kecelakaan kerja
PENUGASAN

REKAYASA ENGINEERING DALAM UPAYA PENGENDALIAN RISIKO BAHAYA KERJA


(berupa rancangan alat/design alat tepat guna)
• BOLEH DALAM BENTUK:
1. Rekayasan alat pelindung diri
2. Pemasangan alat sensor otomatis
3. Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
4. Alat deteksi risiko PAK atau kecelakaan kerj
5. Alat penunjang pemeriksaan diagnostik
6. Alat rehabilitasi medic
7. Rekayasa manajemen penyakit akibat kerja
8. Dll yang mendukung program pengendaliaan risiko
Sistematika Laporan

1. PENDAHULUAN:
Latar Belakang Masalah
Permasalahan
Tujuan
Kegunaan
2. TINJAUAN PUSTAKA: Studi literatur yang memiliki keterkaitan dengan ide atau gagasan yang ditawarkan dan
jika ada kemiripan, pada bagian mana karsa cipta yang ditawarkan memiliki perbedaan atau keunikan.
3. RANCANGAN ALAT:
Inovasi teknologi
Model dan Spesifikasi Alat
Rancangan Alat/Prototype/Desain Alat

MAKALAH DITULIS FONT 12, SPASI 1,5


SATU KELAS DIBAGI MJD 3 KELOMPOK
DIKUMPULKAN 15 APRIL 2019 MAX PUKUL 23.59 KE EMAL gavinnaufal240708@gmail.com.
MERUPAKAN KOMPONEN 35% DARI UCP
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai