Anda di halaman 1dari 12

Mengelola Karyawan Millennials

Millenial di Indonesia
Millennials sering juga disebut Generasi Y yaitu orang yang lahir kisaran th 1980- 2000an.
Millennials sendiri dianggap spesial karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi
sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan teknologi.
Generasi millennials memiliki ciri khas tersendiri yaitu, mereka lahir pada saat TV
berwarna,handphone juga internet sudah diperkenalkan. Sehingga generasi ini sangat mahir
dalam teknologi.
Di Indonesia sendiri, dari jumlah 255 juta penduduk yang telah tercatat, terdapat 81 juta
merupakan generasi millenials. Hal ini berarti Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk
membangun negaranya. Tapi, kemanakah mereka pergi? Apakah mereka bersembunyi?
Generasi millennials cenderung lebih tidak peduli terhadap keadaan sosial di sekitar mereka
seperti dunia politik ataupun perkembangan ekonomi Indonesia. Kebanyakan dari generasi
millenials hanya peduli untuk membanggakan pola hidup kebebasan dan hedonisme. Memiliki
visi yang tidak realistis dan terlalu idealistis, yang penting bisa gaya
Arahan untuk millenials
Berfikiran kritis
Terbukalah dengan apa yang ada disekeliling kita, mulai dari masalah politik, ekonomi hingga
sosial dan budaya. Jangan telan mentah-mentah informasi yang kamu dapatkan. Cobalah untuk
berfikir kritis dan pikirkan apa yang bisa kamu kontribusikan untuk memecahkan masalah di
sekitar anda.
Gunakan media sosial secara bijak
Media sosial bisa menjadi pedang bermata dua, tergantung bagaimana kamu menggunakannya.
Maka gunakanlah dengan bijak, hindari penyebaran informasi tanpa fakta.
Bantu orang lain
Memikirkan orang lain bukan berarti hanya memperhatikan keluarga kamu saja. Melainkan
konsep masyarakat secara keseluruhan. Jika kamu dapat membantu 10 atau bahkan 100
keluarga sekaligus, kenapa harus cuma satu?
Arahan untuk millenials
Buat Visi yang realistis
Tentukan visi yang ingin anda capai. Dalam membuat visi kamu harus SMART yaitu, Spesific
Measureable, Achieveable, Reasonable dan juga Timephased. Beberapa elemen itu yang
membuat visi kamu bukan hanya omong kosong. Indonesia membutuhkan banyak anak muda
dengan visi yang jelas dan eksekusi yang nyata.
Bangun Ide
Setelah kamu memiliki visi yang SMART. Buatlah ide yang dapat membantu anda mencapai visi
anda tadi. Diskusikan ide dengan orang-orang di sekitar kamu. Jangan takut ide kamu dicuri,
karena tidak ada ide yang original, dan ingatlah ide itu murah yang mahal eksekusinya.
Susah cari kerja? Buat Startup!
Banyak dari generasi millenials yang memiliki pendidikan tinggi tetapi masih pengangguran.
Alasannya bermacam, mulai dari sangat susah mencari pekerjaan yang gajinya sesuai dengan
pengeluaran sampai dengan tidak suka dengan sistem birokrasi dari calon perusahaannya. Buka
mata, sekarang ini zamannya Industri Kreatif, cari masalah yang ada di sekitar kita dan
selesaikanlah melalui startup, dengan begitu kamu dapat membantu orang lain yang memiliki
masalah sama dengan kamu.
Hanya 25% Karyawan Millennials yang
Loyal dengan Kantornya….
Riset Dale Carnegie Indonesia menyebut hanya 25% tenaga kerja millennials yang terlibat
sepenuhnya dengan perusahaan tempat mereka bekerja. Padahal, peran millennials sebagai
angkatan kerja utama di sebuah perusahaan justru semakin besar. Hal ini seiring dengan
pensiunnya generasi Baby Boomers dan kenaikan jabatan generasi X.
Berdasarkan data BPS di tahun 2016, dari total jumlah angkatan kerja di Indonesia yang
mencapai 160 juta, hampir 40% di antaranya tergolong millennials – sebesar 62,5 juta.
Terbanyak kedua setelah generasi X yang mencapai 69 juta, dan jauh di atas generasi Baby
Boomers yang hanya tersisa 28,7 juta.
Dalam survey “Employee Engagement Among Millennials” yang menyertakan 1.200 narasumber,
Dale Carnegie ingin mengetahui tingkat keterlibatan karyawan/employee engagement di Tanah
Air. Employee engagement merupakan komitmen karyawan, baik emosional maupun intelektual,
untuk memberikan performa terbaiknya kepada perusahaan.
Harapan karyawan millenials
1. Generasi millennial lebih suka pemimpin yang memberi teladan
Banyak otoritas dan tidak transparan dalam perusahaan bikin para millennial tidak betah bekerja.
Mereka lebih memerlukan pemimpin sebagai mentor, dibanding sebagai atasan yang otoriter. Action
speaks louder than words!
2. Generasi millennial tidak peduli hierarki dalam bekerja
Hierarki bagi millennial hanya sekadar formalitas yang diperlukan untuk keabsahan sebuah
perusahaan. Dalam bekerja, mereka lebih menyukai kolaborasi tanpa perlu segan saat bekerja atau
bertukar pikiran dengan leader, manager level, atau pekerja senior.
3. Generasi millennial dan tantangan
Jangan berikan karyawan millennial pekerjaan rutin yang itu-itu saja dalam jangka waktu yang lama.
Sifatnya yang mudah bosan justru menjadi poin positif saat kita melihatnya sebagai generasi penyuka
tantangan. Memberikan tantangan kerja, beasiswa, atau workshop singkat di luar negeri akan
menjadi pertimbangan menarik untuk mereka bertahan di perusahaan.
Harapan karyawan millenials
4. Generasi millennial suka bekerja keras dan berpikiran positif
Berdasarkan penelitian yang dibahas di World Economic Forum 2017, 43% dari mereka yang
disebut pekerja keras adalah generasi millennial, sedangkan 57% lainnya adalah Generasi X.
Sebanyak 70%-nya optimis terhadap masa depannya. Kabar baik untuk perusahaan, bukan? Jika
strateginya sesuai, pasti hasilnya optimal.
5. Generasi millennial dan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan
Generasi Millennial akan membangun suasana kerja yang nyaman karena itu membuat mereka
lebih semangat bekerja. Selain itu, fasilitas kantor yang menyenangkan akan membuat mereka
bekerja lebih produktif.

http://xsmlfashion.com/tab/984/5-perusahaan-besar-ini-didominasi-karyawan-millennial
https://marketeers.com/memperlakukan-karyawan-millenials-ala-shopee/
Menghadapi Karyawan Millennial di
Tempat Kerja
Karakteristik pada karyawan millennial, dikenal sebagai orang-orang yang mencintai
kebebasan, asertif, cepat bosan, dan selalu mencari tantangan baru.
Ciptakan Suasana Kerja yang Menyenangkan
Karena kebanyakan millennials berjiwa bebas dan suka berinteraksi di jejaring sosial, sebaiknya
Anda membuat konsep kantor dengan suasana santai yang memudahkan karyawan millennial untuk
saling berinteraksi, misalnya menyediakan open office atau kantor tanpa sekat-sekat.
Sediakan beberapa fasilitas yang bisa membuat mereka lebih merasa betah berada di kantor,
misalnya ruang beristirahat, snack atau minuman gratis. Biarkan suasana di kantor Anda hidup,
misalnya dengan mengizinkan mereka memasang musik ketika sedang tidak ada rapat, agar mereka
lebih semangat dalam bekerja.
Jangan Terlalu Kaku Menyangkut Peraturan
Peraturan yang kaku membuat mereka merasa terkekang. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan
Anda menetapkan peraturan yang lebih santai terhadap karyawan millennial Anda.
Millennials juga tidak suka didikte atau menghadapi pemimpin yang hanya mengandalkan power atau
wewenang. Mereka menginginkan sosok pemimpin yang bisa menginspirasi, mudah diajak berdiskusi,
dan bisa memotivasi mereka.
Menghadapi Karyawan Millennial di
Tempat Kerja
Beri Mereka Pengakuan dan Apresiasi
Millennials cenderung kurang semangat dalam bekerja bila mereka tidak mendapatkan pengakuan
dan apresiasi atas pencapaian mereka. Pengakuan dari manajer atau atasan mereka dapat
memotivasi mereka untuk meningkatkan pencapaian mereka di proyek yang akan datang.
Beri Mereka Kesempatan untuk Berkembang
Karena millennials menyukai tantangan, mereka ingin diberi kesempatan untuk mencoba pengalaman
baru. Karyawan millennial cenderung lebih menyukai target-target jangka pendek ketimbang jangka
panjang. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memberikan proyek jangka pendek secara rutin untuk
menggali potensi mereka dan Anda pun bisa menyediakan training yang bisa membantu
memperkaya skillmereka.
Buat Waktu Kerja yang Fleksibel
Karyawan millennial cenderung menganggap penerapan jam kerja dari pukul 8 pagi hingga 5 sore
sebagai konsep yang kuno.
Karyawan millennial lebih menyukai jam kerja yang dapat disesuaikan dengan aktivitas mereka di luar
kantor. Sebagai contoh; salah satu perusahaan startup di Indonesia membebaskan waktu kedatangan
karyawannya, asalkan mereka tetap menghabiskan 8 jam di kantor.
Menghadapi Karyawan Millennial di
Tempat Kerja
Izinkan Mereka untuk Menyampaikan Pendapat
Millennials tidak hanya ingin mendengarkan kritik dan saran, tetapi juga didengar pendapatnya.
Saat Anda melakukan evaluasi, sebaiknya Anda tidak melakukannya secara satu arah, tetapi dua
arah. Ketahui kendala apa saja yang mereka hadapi, apa yang kira-kira bisa memotivasi mereka,
dan izinkan mereka memberi saran untuk perusahaan Anda juga.
Hubungkan Mereka dengan Teknologi
Anda perlu memahami bahwa generasi millennial tidak bisa dipisahkan dari
teknologi. Millennials akan lebih kesulitan bekerja secara manual, mereka lebih
suka berkomunikasi dan bekerja mengandalkan teknologi yang dianggap lebih praktis.
Oleh karena itu, pertimbangkan untuk melibatkan lebih banyak teknologi dalam manajemen
karyawan Anda. Berikan karyawan Anda kemudahan dalam mengelola berbagai pekerjaan
dengan bantuan solusi otomatis, misalnya; mencatat kehadiran, jam kerja, pengeluaran,
mengisi survey dan formulir evaluasi, mengecek gaji, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai