Anda di halaman 1dari 2

1.

Memahami generasi millenial

Generasi adalah kelompok yang dapat diidentifikasi berdasarkan tahun kelahiran, usia,
lokasi dan peristiwa penting yang menciptakan kepribadian mereka. Generasi dapat
dikembangkan oleh peristiwa kehidupan yang signifikan seperti perang, teknologi baru,
atau ekonomi besar transisi. Peristiwa-peristiwa ini membentuk kepribadian, nilai-nilai,
dan harapan generasi itu. Generasi Baby Boomer adalah siapa pun yang lahir antara tahun
1943 dan 1960. Baby Boomers dibesarkan dalam masa ekonomi yang makmur. Generasi
ini tidak tumbuh tergantung pada teknologi seperti generasi muda kita. Generasi terbaru
untuk memasuki dunia kerja adalah Milenial, yang merupakan individu yang dilahirkan
antara 1980 dan 2000. Mereka disebut Millenial karena kedekatan mereka dengan
milenium baru dan dibesarkan di era yang lebih digital. Ketika generasi Baby Boom
pensiun, Millennial akan mendominasi tenaga kerja. Salah paham perbedaan antar
generasi dapat mempengaruhi kinerja dan kepuasan karyawan. Dalam dunia kerja,
manajer harus mempelajari lebih lanjut tentang tingkat kepuasan kerja dan komitmen
organisasi karyawan mereka sebagai generasi baru bergabung dengan yang mapan. Untuk
menarik dan mempertahankan Millennial, penting bagi manajer atau organisasi untuk
melakukannya memahami apa yang memotivasi dan memuaskan generasi muda.
Perusahaan pun juga akan mendapat manfaat dari mentalitas milenial yang berfokus pada
pencapaian, karena generasi ini melakukan upaya ekstra untuk membantu organisasi
berhasil.

2. Kebijakan Divisi SDM jika 50% pegawai adalah generasi milenial :


 Perusahaan tidak hanya fokus pada profit

Karyawan milenial menilai bahwa perusahaan yang positif adalah perusahaan yang
mampu memperhatikan kesejahteraan karyawannya, mau berinvestasi dalam
mengembangkan sumber daya manusia, dan dapat menyumbang kontribusi nyata bagi
masyarakat luas.

 Keseimbangan dalam bekerja (work-life-balace).

Kebijakan jam kerja yang fleksibel dan kesempatan untuk bekerja dari tempat lain
juga dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawai dari generasi ini. Millenial percaya
kalau produktivitas mereka akan meningkat jika dipercayakan dengan kebebasan
untuk mengatur jadwal dan lokasi kerja sendiri.

 Adanya peluang untuk mengembangkan diri.


Pegawai milenial menjadi lebih loyal kepada perusahaan yang memberikan
kesempatan belajar dan pelatihan yang ditawarkan perusahaan.

 Selalu up-to-date dengan teknologi

Generasi millenial membutuhkan suatu teknologi khusus untuk membuat pekerjaan


mereka lebih efisien dan mengurangi hal-hal administratif. Oleh karena itu, penting
bagi perusahaan untuk mengadopsi berbagai teknologi di berbagai lini bisnis yang
dapat membantu mempermudah pekerjaan karyawan.

3. Work life balance


Work life balance merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi employee
engagement pada generasi milenial. Work life balance didefinisikan sebagai
keseimbangan. Salah satu manfaat dari work life balance ialah adanya komitmen dan
loyalitas serta meningkatkan produktifitas karyawan. Hal ini sesuai dengan definisi
employee engagement dari Anitha dalam Mohd, Shah, dan Zailan (2016) yaitu
sebagai tingkat komitmen karyawan yang berdampak pada organisasi. antara
kehidupan pekerjaan dan kehidupan diluar pekerjaan (kehidupan pribadi).
Generasi milenial memiliki tuntutan agar memilki jam kerja yang lebih mudah
disesuaikan (fleksibel) sebagai sumber kesejahteraannya (Kultalahti & Viitala, 2014).
Karyawan yang memiliki jam kerja yang lebih fleksibel mampu mengelola tanggung
jawab dalam kehidupannya, memberikan manfaat psikologis (mengurangi kecemasan
dan stres), serta manfaat untuk organisasi atau perusahaan seperti meningkatkan
kinerja, konsentrasi, loyalitas, motivasi, dan komitmen.
Hal-hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan work life balance pada
karyawan antara lain menjaga konsistensi struktural, menciptakan suasana kerja yang
kondusif, memberikan fleksibilats waktu apabila itu penting, dan memberikan training
atau upgrade kemampuan diri karyawan.

Anda mungkin juga menyukai