Anda di halaman 1dari 420

DIKLAT TEKNIS

PENGAWAS LAPANGAN
PEKERJAAN JALAN DAN
JEMBATAN

PENGAWASAN MUTU
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
JEMBATAN
Ir. Jaja Pryadi, MEng.Sc

• PENDIDIKAN : S1 (UI), S2 (UNSW Sydney)


• ALAMAT : jajapryadi@gmail.com 081382306543
• Gol/PANGKAT : Pembina Tk I (IV/b)
• PROYEK-PROYEK :
• 1983 –1986 : Tim Koord Pembangunan &
Penggantian Jembatan Ditjen BM
• 1986 –1986 : Asisten Pimpro pabrik jembatan pracetak
• pratekan
• 1986 – 1990 : Pimpro pabrik jembatan pracetak
pratekan
• 1990 – 1994 : Pimbagpro Penggantian Jembatan
• 1994 – 1996 : Tugas Belajar S2 di Australia
• 1996 – 1997 : Pimbagpro Peningkatan Jalan
• 1997 – 1999 : Pimpro Peningkatan Jalan &
Penggantian Jembatan
Ir. Jaja Pryadi, MEng.Sc
STRUKTURAL
• 1997 – 2001 : Es IV DPU, Es IV Ditjen BM,
Es III Meneg PU
FUNGSIONAL
• 2001 – 2006 : Pejabat Fungsional Ahli Madya
Teknik Jalan & Jembatan
• 2006 – Skrg : Widyaiswara Madya Bidang Jalan
& Jembatan Dep PU
LAIN - LAIN
• 2004 – 2006 : Komite Audit PT. Adhi Karya
(Persero)Tbk
• 2005 – 2007 : Kelompok Fungsional di BPJT
• 2002 – 2008 : Tenaga Ahli di Komite
Akreditasi Nasional
• 2008 – skrng : Asessor BSAP HPJI
Mengapa Jepang , maju & dapat
bertahan dalam kesulitan?

4
5
TSUNAMI ACEH

6
“SEMANGAT GAMBARU”

• GAMBARU alias
berjuang mati-matian
sampai titik darah
penghabisan.

7
• Sebagai orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara
penanganan bencana ala gambaru kayak gini, gw bener-
bener merasa malu dan di saat yang bersamaan : kagum
dan hormat banget sama warga dan pemerintah Jepang. 
• Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya
alamnya terbatas banget, negeri yang alamnya keras,
tapi bisa maju luar biasa dan punya mental sekuat baja,
karena : falsafah gambaru-nya itu. 
• Bisa dibilang, orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa
selain GAMBARU. Dan, gambaru udah lebih dari cukup
untuk menghadapi segala persoalan dalam hidup. 

8
KOMPETENSI =KNOWLEDGE +
SKILL + ATTITUDE

apakah Attitude penting??

08/27/19 9
• KEJUJURAN ITU DAPAT
MEMBUAT HIDUP LEBIH
SEMPURNA

11
PEMBELAJARAN UMUM

• Setelah selesai mengikuti


pembelajaran mata diklat ini
diharapkan peserta mampu
menjelaskan tentang pengawasan mutu
pelaksanaan pekerjaan jembatan.
PEMBELAJARAN KHUSUS

Selesai mengikuti diklat peserta diharapkan


mampu :
• Menjelaskan prosedur evaluasi rencana
mutu kontrak pekerjaan jembatan;
• Menjelaskan tentang Penyiapan Pengajuan
Mulai Kerja (request) Pekerjaan Jembatan;
• Menjelaskan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan jembatan;
• Menjelaskan pengendalian mutu
pelaksanaan Pekerjaan jembatan.
 
PROSEDUR EVALUASI RENCANA
MUTU KONTRAK
PEKERJAAN JEMBATAN
RUANG LINGKUP

• Rencana Mutu Unit Kerja (RMU) :


dokumen rencana penetapan kinerja sebagai
penjabaran dari sasaran dan program tahunan
berjalan yang disusun oleh Unit Kerja Eselon I sampai
dengan Eselon II dalam rangka menjamin mutu.

• Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP) :


dokumen sistem manajemen mutu pelaksanaan yang
disusun oleh Kepala Satker, SNVT, SKS dan PPK
dalam rangka menjamin mutu.

• Rencana Mutu Kontrak (RMK) :


dokumen sistem manajemen mutu yang disusun oleh
Penyedia Jasa untuk setiap kontrak pekerjaan dalam
rangka menjamin mutu.
KETENTUAN UMUM
• Evaluasi RMK dilakukan oleh Pengguna Jasa pada saat
dilaksanakannya Pre Construction Meeting.
• Disahkan oleh Pengguna Jasa (Ka SNVT) dan dicek
oleh PPK.
• Dibuat sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.
• RMK adalah dokumen yang dinamis, dalam arti dapat
berubah sesuai kebutuhan pada saat kegiatan
berjalan, dengan tetap ,memperhatikan kaidah kaidah
penyusunan dan persetujuan.
• RMK harus disosialisasikan, dipahami oleh semua unsur
yang terlibat dalam kegiatan organisasi penyedia jasa.
• Evaluasi RMK dilakukan oleh Pengguna Jasa pada saat
dilaksanakannya Pre Construction Meeting.
•  
PEMBAHASAN RENCANA MUTU
KONTRAK
 

PENYIAPAN PENGAJUAN MULAI


KERJA (REQUEST)
PEKERJAAN JEMBATAN
ada 3 (tiga) jenis buku/tempat
pencatatan request :
• Agenda Request dan Validasi :
Buku tempat Sekretaris mencatat masuk dan
keluarnya suatu Request sejak Request diterima dari
Penyedia Jasa sampai Request disimpan sebagai
Arsip setelah hasil pelaksanaan divalidasi.

• Lembar Kendali Request :


tempat Supervision Engineer mencatat
pergerakan Data Pendukung Request selama proses
pemeriksaan Request.

• Formulir Pemeriksaan Request


tempat Chief Inspector dan Quality Engineer
mencatat hasil pemeriksaaan atas Data Pendukung
FORMAT PENGAJUAN REQUEST
PROSEDUR PENGAJUAN PEMBUKA DAN
PENUTUP REQUEST
PROSEDUR PENGAJUAN PEMBUKA
DAN PENUTUP REQUEST
PENGAWASAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN JEMBATAN
PENGERTIAN

• Instruksi Lapangan yaitu memo tempat Direksi Teknis


mencatat instruksi / pengarahan kepada Penyedia Jasa.
• Lembar Monitoring Penerimaan Material adalah lembar
pemeriksaan tempat Inspector mencatat hasil pengawasan
penerimaan material di lokasi pekerjaan.
• Lembar Pemeriksaan Pekerjaan adalah lembar pemeriksaan
tempat Inspector mencatat hasil pengawasan pelaksanaan
pekerjaan.
• Lembar Pemeriksaan Pengujian adalah lembar pemeriksaan
tempat Lab. Technician mencatat hasil pengawasan
pelaksanaan pengujian mutu pekerjaan.
• Buku Komunikasi adalah buku tempat Direksi Teknis
mencatat semua kegiatan, rencana kegiatan dan kondisi
lapangan. Berfungsi sebagai alat komunikasi antar personil
Direksi Teknis.
RUANG LINGKUP
• Melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis pada
jembatan yang ditangani agar dipreroleh hasil
pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi teknik,
sehingga terhindar dari resiko kegagalan
konstruksi .
• Melaksanakan pengawasan teknis terhadap
pekerjaan di lapangan secara profesional, efektif
dan efisien, pada setiap tahapan kegiatan dan
memahami prosedur atau metode pelaksanaan
pekerjaan.
• Pengendalian mutu pekerjaan dilapangan dengan
menerapkan prosedur kerja, uji mutu bahan olahan
dan hasil pekerjaan pada setiap tahapan kegiatan
pekerjaan sesuai persyaratan dalam dokumen
kontrak.
RUANG LINGKUP

• Menyiapkan laporan progress pekerjaan


dilapangan, dan sistem administrasi pekerjaan
serta membuat rekomendasi setiap
permasalahan yang timbul dilapangan.
• Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada
setiap terjadinya perubahan kinerja pekerjaan.
• Monitoring secara berkala dan mengevaluasi
performa/kinerja hasil pekerjaan dilapangan.
• Verifikasi progres fisik dan progres keuangan
yang diajukan oleh penyedia jasa konstruksi
(kontraktor).
Team Supervisi akan
membantu dan
mengarahkan Penyedia Jasa
agar :
• Pekerjaan selesai tepat waktu (Pengendalian
Waktu).
• Pekerjaan selesai tepat biaya (Pengendalian
Biaya).
• Pekerjaan selesai dengan hasil sesuai yang
disyaratkan (Pengendalian Mutu)
• Pelaksanaan pekerjaan tidak mengganggu
kelancaran arus lalu-lintas (Pengaturan Lalu
Lintas).
• Pekerjaan dilaksanakan dengan
mengutamakan keselamatan kerja.
Apa yg harus dilakukan
Pengendali Mutu ?
Pengendali Mutu harus melaporkan secepat mungkin
kepada Site Manager untuk kemudian diteruskan kepada
Construction Manager jika terdapat :
• Ketidak-cukupan jumlah pengujian yang telah dilakukan.
• Prosedur pengambilan contoh yang digunakan adalah salah.
• Prosedur pengujian yang digunakan adalah salah.
• Alat-alat di laboratorium Kontraktor dibawah standar yang
sepantasnya atau tidak mencukupi, atau tidak bekerja.
• Pencatatan atau pelaporan untuk hasil-hasil pengujian
adalah salah atau dipalsukan dengan berbagai cara.
Adm Teknik Pengendalian Mutu
• Pedoman pengendalian mutu :
Pengendalian mutu untuk
Item Pekerjaan item pek apa ?
Jenis pengujian apa saja
Jenis Pengujian yg hrs dilakukan ?
Persyaratan kualitas spt
Persyaratan /Spec
apa yg hrs dipenuhi ?
Adm Teknik
Jmlh Test/Frkw Uji Berapa jumlah contoh
Pengendalian test/frekwnsi pengujian ?
Mutu
Metode pengujian apa yg
Cara/Metode Uji hrs dipakai ?
Kapan hrs dilakukan
Waktu Pengujian pengujian pengendalian
mutu ?
Form/lap standar yg
Form/Lap Standar
mana yg hrs dipakai ?
Komponen Utama aspek Pengendalian
Mutu
Aspek2 pengendalian mutu yg harus
mendapat perhatian :

• Peralatan laboratorium dan personil


• Penyimpanan bahan/material
• Cara pengangkutan material/campuran
• Pengujian material yang akan digunakan
• Job Mix Formula
• Pengujian rutin laboratorium
• Test lapangan
• Administrasi dan formulir-formulir
Penyimpanan Bahan/Material
• Bahan2 hrs disimpan dg cara yg menjamin
perlindungan
• Bahan yg disimpan hrs mudah diperiksa
• Penyimpanan bebas dari tumbuhan, puing &
berdrainase lancar
• Bahan tdk boleh diletakkan ditanah tetapi hrs diberi
lapisan pasir/kerikil 10 cm
• Penyimpanan hrs menjamin tdk terjadi segregasi
maka tinggi tumpukan maks 5 m
• Penumpukkan agregat hrs dipisah dg pembatas
papan
• Tumpukkan agregat hrs dilindungi dari hujan agar
tdk terjadi kejenuhan agregat yg menurunkan
kualitas
KETENTUAN TEKNIS PENGENDALIAN
MUTU

• Pengendalian Mutu Pekerjaan Beton


• Pengendalian Mutu Pekerjaan Beton Prestresed
• Pengendalian Mutu Pekerjaan Baja Tulangan
• Pengendalian Mutu Pekerjaan Baja Struktural
• Pengendalian Mutu Pemasangan Struktur Jembatan Baja
• Pengendalian Mutu Pekerjaan Tiang Pancang
• Pengendalian Mutu Pekerjaan Pondasi Caison
• Pengendalian Mutu Pekerjaan Adukan Semen
• Pengendalian Mutu Pekerjaan Pasangan Batu
• Pengendalian Mutu Pekerjaan Sambungan Ekspansi
• Pengendalian Mutu Pekerjaan Perletakan
• Pengendalian Mutu Pekerjaan Sandaran Jembatan Baja
PERMASALAHAN
• Tidak adanya hubungan atau komunikasi
antara perencana dan pelaksana
• Cara pelaksanaan di lapangan tidak
sesuai dengan prosedur
• Beton pada lantai jembatan tidak
mempunyai mutu sesuai dengan
persyaratan
• Kondisi lapisan perkerasan yang tidak
rata
• Pengguna jalan dengan beban berlebih
Perencana vs Pelaksana
PERENCANA PELAKSANA
• Merencanakan mutu • Melaksanakan beton
beton lantai dengan lantai --- biasanya dan
karakteristik tertentu mutu yang dicapai
sebatas mutu beton
karakteristik …. Itu saja
sudah bagus

• Jalan pendekat
direncanakan dengan • Pelaksanaan jalan
ketinggian sesuai daya pendekat tidak sesuai
dukung tanah dasar dengan kepadatan

• Perencanaan siar muai • Pelaksanaan siar muai


yang kurang mendukung yang asal jadi
AKIBATNYA
Pemasangan sambungan yang tidak sesuai
dengan desain mengakibatkan kekuatan
sambungan tidak sesuai dengan desain >>>>
kekuatan struktur rangka baja berkurang
Karena desain sambungan direncanakan dengan cara slip
critical friction type dan dilaksanakan seperti cara
sambungan tumpu

Pemasangan sambungan corrugated Steel Plate


(CSP) – lantai baja gelombang, yang tidak baik
(sambungan tidak kencang) >>>> terjadinya
getaran >>> lantai beton retak
Hubungan antara CSP yang satu dengan yang lain tidak rata
sehingga sambungan tidak bisa baik, yang penting asal
sambung saja
Jembatan Kapuas Timpah ..
Kalteng
Jembatan Kapuas Timpah
Jembatan Kapuas Timpah ini adalah :

Jembatan Statis Tak Tentu /Non Standar. Dengan bentang


terbesar 105 m
Dengan panjang total 230 m. Bangunan atas ( erection )
Untuk Pemancangan Pilar dan Abutment dengan bentang
62,5 m menggunakan perancah yang ditengahnya kantilever.
Untuk setiap segmen berjarak 5 meter dengan ketinggian
yang sama serta diukur.
Pondasi (bawah) terdorong kearah sungai

Komposit
Bentang
30 m
Pondasi (bawah) terdorong kearah
sungai

Komposit
Bentang
30 m
Pondasi (bawah) terdorong kearah
sungai

Komposit
Bentang
30 m
Keretakan pada tiang pancang
Potensi Kerusakan yang umum terjadi :

Korosi Tulangan

Beton Keropos
Kerusakan pada penahan gerusan

Gerusan pada timbunan



MISSISSIPPI BRIDGE COLLAPS
BRIDGE COLLAPS 2007
Mengapa ini harus terjadi ?
Selalu Terulang kembali
P T . E r a T r a n sin d o

Contoh Overload ( M a n a g e m e n t & D e s ig n C o n s u lt a n t)

Muatan 48 Ton.
Harusnya 27 Ton
P T . E r a T r a n sin d o

( M a n a g e m e n t & D e s ig n C o n s u lt a n t)

Contoh
Overload
Truk Trailer yang overload.
Muatan bisa mencapai 50 –
55 Ton. Harusnya 27 – 28 Ton.
KONDISI LANTAI JEMBATAN
KONDISI LANTAI JEMBATAN
KONDISI LANTAI JEMBATAN
KONDISI LANTAI JEMBATAN
PERMASALAHAN
• Tidak adanya hubungan atau komunikasi
antara perencana dan pelaksana
• Cara pelaksanaan di lapangan tidak
sesuai dengan prosedur
• Beton pada lantai jembatan tidak
mempunyai mutu sesuai dengan
persyaratan
• Kondisi lapisan perkerasan yang tidak
rata
• Pengguna jalan dengan beban berlebih
Perencana vs Pelaksana
PERENCANA PELAKSANA
• Merencanakan mutu • Melaksanakan beton
beton lantai dengan lantai --- biasanya dan
karakteristik tertentu mutu yang dicapai
sebatas mutu beton
karakteristik …. Itu saja
sudah bagus

• Jalan pendekat
direncanakan dengan • Pelaksanaan jalan
ketinggian sesuai daya pendekat tidak sesuai
dukung tanah dasar dengan kepadatan

• Perencanaan siar muai • Pelaksanaan siar muai


yang kurang mendukung yang asal jadi
AKIBATNYA
Pemasangan sambungan yang tidak sesuai
dengan desain mengakibatkan kekuatan
sambungan tidak sesuai dengan desain >>>>
kekuatan struktur rangka baja berkurang
Karena desain sambungan direncanakan dengan cara slip
critical friction type dan dilaksanakan seperti cara
sambungan tumpu

Pemasangan sambungan corrugated Steel Plate


(CSP) – lantai baja gelombang, yang tidak baik
(sambungan tidak kencang) >>>> terjadinya
getaran >>> lantai beton retak
Hubungan antara CSP yang satu dengan yang lain tidak rata
sehingga sambungan tidak bisa baik, yang penting asal
sambung saja
SPESIFIKASI
JEMBATAN
LATAR BELAKANG SPESIFIKASI
• Bagian dalam dokumen kontrak
• Memuat segala ketentuan teknik tentang
pekerjaan yang harus dilaksanaan sesuai dengan
perjanjian dalam dokumen kontrak
• Mengandung perintah dan larangan serta
ketentuan teknik lainnya yang harus dilakukan,
dilaksanakan dan dipenuhi oleh pelaku jasa
konstruksi
• Bila tidak dicermati dan dilaksanakan sesuai
dengan perintah maka akan berdampak kesalahan
dalam pelaksanaan atau kerugian pada saat
menyusun
– Analisa harga satuan
– Menentukan kebutuhan jumlah dan komposisi
peralatan
– Perhitungan volume pekerjaan yang salah
suatu kebutuhan atau persyaratan
suatu produk yang dihasilkan dan sesuai
dengan persyaratan atau spesifikasi
DEFINISI

Mutu dapat didefinisikan juga sebagai:

– Kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan


– Kecocokan dengan pemakaian
– Bebas dari kerusakan/cacat
– Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak
awal dan setiap saat
– Sesuatu yang membahagiakan
pelanggan
Jenis Pekerjaan Yg Wajib
Dikuasai

Kegiatan Pekerjaan

Proses Kegiatan

Persetujuan dan Tanggung Jawab

Material & Testing


Kegiatan Pekerjaan Jembatan

• Umum
• Pekerjaan Tanah
– Galian Struktur
• Perkerasan Aspal
– Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat
– Campuran Aspal Panas
• Struktur
– Semua bagian spesifikasi Struktur
• Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
• Pekerjaan Harian
• Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
UMUM
• Mobilisasi
• Demobilisasi
• Pemeliharaan lalu lintas
– Jembatan sementara
• Fasilitas kantor dan lapangan
• Layanan pengujian laboratorium
• Rekayasa lapangan
• Bahan dan penyimpanan
• Pekerjaan pembersihan
MOBILISASI
• Lahan untuk base camp kontraktor dan
kegiatan pelaksanaan
• Tenaga pelaksana (kontraktor – GS, staf,
pelaksana dll)
• Kantor lapangan dan fasilitasnya untuk Direksi
Pekerjaan (disediakan dengan kontrak untuk
supervisi)
• Fasilitas pengendalian mutu
Struktur Spesifikasi Teknik

Umum

Persyaratan
(standar rujukan, toleransi, bahan, persyaratan
kerja)

Pelaksanaan

Pengendalian Mutu
(penerimaan bahan, jaminan mutu, perbaikan,
pemeliharaan)

Pengukuran dan Pembayaran


(Pengukuran dan dasar pembayaran)
DIVISI 7 - Struktur
7.1. Beton 7.11. Sambungan Siar Muai
7.2. Beton Prategang
7.12. Landasan Jembatan
7.3. Baja Tulangan 7.13. Sandaran
7 UPs
7.4. Baja Struktur
7.14. Papan Nama Jembatan
Lama kerja
7.5. Kayu
7.15. Pembongkaran Struktur
Money
7.6. Tiang Pancang
7.16. Turap
7.7. Sumuran
Good & Me

7.17. Pipa Cucuran


7.8. Adukan Semen
Book of Life

Coffee bean 7.18. Parapet


7.9. Pasangan Batu
Bank account Jalan Pendekat
7.10. Pasangan Batu kosong
Bridges
Analisa Harga
dan Bronjong
Small Truth
7.1.BETON
• Umum

Cakupan pekerjaan ini adalah pelaksanaan seluruh


– struktur beton bertulang,
– Beton tanpa tulangan,
– beton prategang,
– struktur beton pracetak,
– beton untuk struktur komposit

– Meliputi penyiapan tempat kerja untuk pengecoran


beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan penutup
beton, lantai kerja, pemompaan dll.
7.1. BETON
MUTU BETON

Mutu beton yang tercakup dalam spesifikasi


teknik ini :
• Mutu tinggi 35-65 MPa atau K 400-800 kg/cm2
untuk beton prategang seperti tiang pancang,
gelagar, plat
• Mutu sedang 20 – < 35 MPa atau K 250 – < K 400
Kg/cm2 untuk beton bertulang, lantai beton
jembatan rangka baja, gelagar beton, diafragma,
kerb beton pracetak, gorong-gorong
• Mutu rendah 15-< 20 MPa atau K 175- < K 250
kg/cm2 untuk struktur beton tanpa tulangan
seperti siklop, trotoar, pasangan batu kosong
• Mutu rendah 10-< 15 MPa atau K 125-< K 175
kg/cm2 untuk lantai kerja, penimbunan kembali
dengan beton
BETON
Terdiri atas:

SEMEN
AIR
AGREGAT KASAR
AGREGAT HALUS
ADMIXTURE (bahan kimia)
BAHAN TAMBAH (fly ash, pozzolan)
Tujuan pencampuran
bahan beton dengan
Komposisi tertentu adalah :

Mudah transport Diharapkan apabila


Mudah penangananan Mengeras akan
Mudah dipadatkan Didapat
Mudah pengerjaan akhir
(Workability)
Kuat dan Awet
(Strength & durability)
PENGENDALIAN MUTU BETON
Sebelum Pada saat Setelah
pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan

SELEKSI MATERIAL PENAKARAN PERAWATAN


(Berat atau volume) (waktu, cara)
PENGUJIAN PENCAMPURAN
(homogenitas, kapasitas) Pembongkaran
BAHAN DAN
TRANSPORTASI acuan
TEMPAT KERJA
(cara, alat,
RANCANGAN waktu perjalanan)
CAMPURAN PENGECORAN
(jenis konstruksi, waktu
PERALATAN Setting)
(JUMLAH,
PEMADATAN, FINISHING
KONDISI)

PEMBUATAN BENDA UJI


FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KEAWETAN BETON

Penurunan mutu fisik Penurunan Korosi baja tulangan


mutu kimiawi

Retak Aus Kebakar Sulfat Asam Air laut Reaksi Bocor Karbonasi Klorida
an alkali
agregat

Faktor yang mempengaruhi


peningkatan keawetan beton

Unsur pokok Keseragaman Permukaan Curing


akhir yang yang
material beton
baik cukup

Binder Semen Agregat Air Bahan Kelecakan Pencampuran Pengecoran Pemadat Acuan Temperat Kehilangan
alternatif tambahan yang baik yang sempurna an yang yang kelembaban
yang baik ur
udara baik sesuai minimum

Kuantitas
komposisi bahan
beton
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KEAWETAN BETON

Penurunan mutu fisik Penurunan Korosi baja tulangan


mutu kimiawi

Reaksi Bocor
Retak Aus Kebakaran Sulfat Asam Air Karbo Klorida
alkali
laut nasi
agregat

Faktor yang
mempengaruhi
peningkatan
keawetan beton
Faktor yang mempengaruhi
peningkatan keawetan
beton

Unsur Keseragaman Permukaan Curing


pokok beton akhir yang yang
material baik cukup

Bahan
Binder Sem Agre tamba Kele Penc Penge Pe Acu Temp Kehila
Air
alternatif en gat han caka ampu coran mad an eratu ngan
udara
n ran yang atan yan r kelem
yang yang baik yan g baban
baik semp g ses minim
urna baik uai um
Kuantitas komposisi
bahan beton
Persyaratan toleransi

• Cakupan Jaminan Mutu


– Mutu bahan yang dipasok,
Sesuai dengan
– proses pelaksanaan standar rujukan
– hasil akhir dan persyaratan

• Toleransi untuk beton pracetak


– Toleransi dimensi untuk panjang < 6 m = 5 mm,
untuk panjang > 6 m = 15 mm dan untuk balok,
pelat lantai, kolom dinding {0 mm - < 10 mm}
– Toleransi bentuk untuk persegi (selisih panjang
diagonal) < 10 mm, kelurusan atau lengkungan
untuk panjang < 3 m adalah 12 mm, untuk panjang
3 – 6 m = 15 mm dan untuk panjang > 6 m = 20 mm
Toleransi Beton Pracetak
– Toleransi kedudukan – kolom pracetak
terhadap rencana 10 mm, permukaan
horizontal terhadap rencana 10 mm
dan permukaan vertikal dari rencana
20 mm

– Toleransi alinyemen vertikal –


penyimpangan ketegakan kolom dan
dinding 10 mm

– Toleransi ketinggian (elevasi) – puncak


lantai kerja di bawah fondasi 10 mm,
puncak lantai kerja di bawah pelat
injak 10 mm dan puncak kolom, tembok
kepala, balok melintang 10 mm
Toleransi Beton Pracetak

– Toleransi alinyemen
horizontal 10 mm dalam
4 m panjang mendatar
– Toleransi untuk
penutup/selimut beton
tulangan – selimut beton
< 3 cm adalah 0 sampai 5
mm, selimut beton 3 cm –
5 cm adalah 0 sampai 10
mm, dan selimut beton 5
– 10 cm adalah 10 mm
Persyaratan Bahan
• Semen
– Jenis semen portland sesuai SNI
– Hanya satu merk dalam satu campuran
• Air
– Bersih, bebas dari bahan organik seperti minyak,
garam, asam, basa, gula
– Lolos pengujian sesuai AASHTO T 26
• Agregat
– Ketentuan gradasi agregat sesuai ketentuan
– Ukuran maksimum agregat kasar ¾ jarak bersih
tulangan (jarak bersih tulangan – 6 mm) atau 1/5 jarak
terkecil ke acuan, 1/3 tebal lantai diambil yang
terkecil
– Sifat agregat harus bersih, kuat, keras dan berasal
dari pemecahan batu
– Bebas bahan organik
Tipe Semen Portland (PC)

Semen Tipe I (ordinary Portland cement) adalah


semen yang paling umum digunakan untuk
konstruksi beton, tidak terekspos terhadap sulfat
dalam tanah atau dalam air.
Penggunaan semen tipe ini tidak memerlukan
persyaratan khusus seperti tipe-tipe semen
lainnya.

Semen Tipe II (Modified cement) adalah semen yang


dalam penggunaannya adalah untuk beton yang
memerlukan ketahanan terhadap sulfat kadar
sedang. Panas hidrasi yang terjadi adalah sedang.
Semen Tipe III (Rapid-hardening Portland cement)
adalah semen yang dalam penggunaannya
adalah untuk beton yang memerlukan kekuatan
awal yang lebih tinggi, sehingga cocok dipakai
bilamana pembukaan acuan/cetakan beton
dikehendaki dapat dilakukan lebih awal.
Sedangkan untuk pekerjaan beton massa atau
beton dengan penampang struktural besar, tipe
semen ini tidak boleh digunakan karena akan
terjadi laju perkembangan panas yang tinggi.
Semen Tipe IV (Low-heat Portland cement) adalah
semen Portland yang dalam penggunaannya
adalah untuk beton yang memerlukan panas
hidrasi rendah, seperti pembetonan untuk dam
gravitasi.

Semen Tipe V (Sulphate-resisting cement) adalah


semen yang memiliki sifat ketahanan terhadap
sulfat kadar tinggi.
PCC (portland composite cement)
PCC
Portland Composite Cement

Modul 4 - Inspeksi dan Pengujian Bahan 129


Portland Pozzolanic Cement
(PPC)
• Diproduksi dengan mencampur 85-60% semen
portland dengan 15-40% pozzolana, yang merupakan
bahan aktif alamiah seperti abu vulkanis atau batu
apung atau bahan buatan seperti abu bahan bakar,
tanah liat bakar atau batu tulis
• Kecepatan pertambahan kekuatan relatif rendah
• Mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap agresi
sulfat
• Mempunyai tahanan yang lebih tinggi terhadap
disintegrasi kimia dari pada semen portland

130
PPC (portland pozzolanic cement)
Menambah
gelembung udara
maks 5%
Bahan Tambah / Addmixture
TIPE PENGARUH TERHADAP CAMPURAN BETON
Accelerating Mempercepat waktu pengikatan dan menambah kekuatan awal

Retarding Memperlambat waktu pengikatan


Normal water-reducing Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi yang
ditetapkan

Accelerating water- Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi yang


reducing ditetapkan serta mempercepat pengikatan

Retarding water- Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi yang


reducing ditetapkan serta memperlambat waktu pengikatan

Superplasticizer Mengurangi jumlah air campuran dengan konsistensi rendah


136
Air-entrained Membentuk gelembung udara dalam campuran beton
(additive)
KEHALUSAN SEMEN

• Laju hidrasi tergantung pada


– kehalusan partikel semen dan
– hidrasi dimulai dari permukaan partikel semen, maka luas
permukaan total merupakan besaran hidrasi yang
menentukan.

• Setting time
– pengkakuan pasta semen
– perubahan dari keadaan cair ke keadaan kaku

• Initial set
– ditandai dengan kenaikan temperatur dengan cepat
– untuk menentukan initial dan final set digunakan alat vicat
– hubungan initial dan final setting time dinyatakan dengan
final time (menit) = 90 + 1,2 x waktu initial set (menit)
Persyaratan bahan
• Batu untuk beton siklop
– Keras, awet, bebas dari retak, rongga dan kuat
terhadap cuaca
– Bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak
dan bahan lain yang mempengaruhi ikatan
terhadap beton

• Bahan tambah
– Jumlah tidak lebih dari 5% dari berat semen
atau sesuai spesifikasi produk
– Sesuai dengan jenis penggunaannya dan
klasifikasinya
– Bahan mineral seperti fly ash, pozzolan, mikro
silika sesuai ASTM C 608-94a
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
WORKABILITY
• AIR
– Jika air terlalu banyak, beton akan segregasi
– Jika air terlalu sedikit, beton sulit dipadatkan

• FAKTOR AIR SEMEN DAN GRADASI


– Untuk faktor air semen tertentu diperlukan rasio agregat
halus – agregat kasar tertentu

• SEMEN
– Jika semen lebih halus, beton menjadi more workable
– Jika semen lebih kasar, beton menjadi less workable

• WAKTU DAN SUHU


– Penyerapan air oleh agregat
– Penguapan air
– Proses hidrasi
JENIS-JENIS PENGUJIAN
AGREGAT KASAR

• Analisa saringan (Gradasi)


• Berat jenis & penyerapan (sebagai dasar untuk
menghitung kuantitas beton)
• Abrasi
• Impact
• Crushing
• Kepipihan
• Lolos saringan #200
• Kadar lempung
• Soundness
JENIS PENGUJIAN
AGREGAT HALUS

• Analisa saringan
• Berat jenis & penyerapan
• Berat isi
• Partikel ringan
• Soundness
• Organik impurities
• Alkali reaktif
Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Inci Standar Halus Kasar
(in) (mm)
Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
maksi maksi maksi maksi maksi
mum mum mum mum mum
37,5 25 mm 19 mm 12,5 10 mm
mm mm

2 50,8 - 100 - - - -
1½ 38,1 - 95 -100 100 - - -
1 25,4 - - 95 – 100 100 -

¾ 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100

½ 12,7 - - 25 – 60 - 90 - 100 100


3/8 9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70 95 - 100
#4 4,75 95 – 100 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15 30 - 65
#8 2,36 80 – 100 - 0-5 0-5 0-5 20 - 50
#16 1,18 50 – 85 - - - - 15 - 40
# 50 0,300 10 – 30 - - - - 5 - 15
# 100 0,150 2 – 10 - - - - 0-8
SIFAT-SIFAT AGGREGAT
Sifat-sifat Metode Pengujian Batas Maksimum yang diijinkan untuk
Agregat

Halus Kasar
Keausan Agregat dengan Mesin SNI 03-2417-1991 - 25% untuk beton mutu
Los Angeles tinggi, 40% untuk
mutu sedang dan
beton mutu rendah

Kekekalan Bentuk Agregat SNI 03-3407-1994 10% - natrium 12% - natrium


terhadap Larutan Natrium
Sulfat atau Magnesium Sulfat 15% - magnesium 18% - magnesium

Gumpalan Lempung dan Partikel SNI 03-4141-1996 3% 2%


yang Mudah Pecah

Bahan yang Lolos Saringan SNI 03-4142-1996 3% 1%


No.200
JENIS PENGUJIAN AIR

• pH
• Rasa
• Bau
• Bahan tersuspensi
• Bahan padat
• Kadar minyak
• Bikarbonat
• Ion sulfat
• Ion khlor
• Ion Magnesium
JENIS PENGUJIAN SEMEN

• Kehalusan
• Waktu pengikatan
• Kuat tekan
• Silika Oksida
• Aluminium Oksida
• Ferri Oksida
• Magnesium Oksida
• Sulfur trioksida
• Hilang pijar
• Alkali sebagai Na2O
• Kapur bebas
Persyaratan Kerja
Pengajuan Kesiapan Kerja
– Kontraktor harus mengirimkan
contoh semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan
data pengujian seluruh sifat
bahan

– Kontraktor harus mengirimkan


rancangan campuran untuk
masing-masing mutu beton 30
hari sebelum dilaksanakan untuk
kemudian dilakukan pembuatan
trial mix dalam langkah membuat
job mix.

– Kontraktor menyerahkan secara


tertulis hasil pengujian
pengendalian mutu
Pengajuan Kesiapan Kerja

– Untuk pengujian kuat tekan beton dengan umur 3 hari,


7 hari, 14 hari dan 28 hari setelah tanggal
pencampuran, yang kemudian dibandingkan dengan hasil
trial mix agar didapat jobmix yang sesuai dengan
desain mix.

– Kontraktor mengirim detail gambar dan perhitungan


rinci untuk perancah yang digunakan

– Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan


minimal 24 jam sebelum dilakukan pencampuran,
pengecoran setiap jenis beton disertai metode
pelaksanaannya, kapasitas alat yang digunakan,
personil, jadwal pelaksanaan untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Bahan dan Tempat kerja

• Penyimpanan dan perlindungan bahan


– Untuk penyimpanan semen, kontraktor harus
menyediakan tempat yang terlindung, lantai kayu yang
lebih tinggi 30 cm dari permukaan tanah dan ditutup
dengan plastik dan tidak lebih dari 3 bulan sejak
tanggal penyimpanan di lokasi pekerjaan.
– Agregat harus terlindung dan tidak langsung terkena
matahari dan hujan sepanjang waktu pengecoran.

• Kondisi tempat kerja


– Untuk pengecoran bangunan atas jembatan harus
terlindung dari sinar matahari secara langsung
– Pengecoran tidak boleh dilaksanakan apabila tingkat
penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam dan selama turun
hujan, udara penuh debu atau tercemar.
Pengaruh suhu beton,
suhu udara,
kelembaban relatif dan
kecepatan angin pada
laju penguapan air
permukaan beton

Suhu Beton =
0,1 Suhu Pasta semen +
0,3 Suhu air +
0,6 Suhu agregat
Persyaratan Kerja

• Pencampuran dan penakaran


– Rancangan campuran
• Proporsi bahan dan berat sesuai SNI 03-2834-2000
• Pedoman awal rancangan campuran sesuai tabel

– Campuran percobaan
• Penyedia jasa harus membuat dan menguji campuran
percobaan sesuai SNI 03-2834-2000
• Disaksikan oleh Direksi pekerjaan
• Menggunakan jenis instalasi dan peralatan sesuai
lapangan
Pedoman Awal
Rancangan campuran
Mutu beton Rasio
Kadar
Ukuran Air/seme
Jenis semen
agregat n max
beton f’c (MPa) ’bk (kg/cm2) Minimum
(Max-mm) Thd
(kg/m3)
berat

Mutu > 50 > K 600 - - -


tinggi 45 K 500 19 - 37 0,40 455 - 395
38 K 450 19 - 37 0,425 430 - 370
35 K 400 19 - 37 0,45 405 - 350
Mutu 30 K 350 19 - 35 0,475 385 – 335
sedang 25 K 300 19 - 35 0,50 365 – 315
20 K 250 19 - 35 0,55 335 – 290
Mutu 15 K 175 19 - 35 0,60 305 – 265
rendah 10 K 125 19 - 35 0,70 260 - 225
Inv = Berbanding terbalik
Kuat tekan minimum
Benda Uji Silinder
Kuat tekan minimum rata-rata
Jenis Mutu Beton Benda uji silinder (MPa)
Beton 3 hari 7 hari 28 hari

Mutu tinggi 50 34 42 60
45 31 39 55
35 25 31 44
Mutu sedang 30 22 27 39
25 17 25 34
20 13 20 27
15 9 15 22
Mutu rendah 10 7 11 17
Kuat tekan minimum
Benda Uji Kubus
Kuat tekan minimum rata-rata
Jenis Mutu Beton Benda uji kubus (kg/cm2)
Beton 3 hari 7 hari 28 hari

Mutu tinggi K 600 392 490 670


K 500 336 420 570
K 400 272 340 470
Mutu sedang K 350 244 305 420
K 300 189 281 370
K 250 164 245 320
K 175 103 167 245
Mutu rendah K 125 78 131 195
The most
important Book You are
about to

open –
The Book of
Your LIFE
Apakah anda
tergiur untuk
memperoleh

Uang,
Kekayaan,
Gengsi ???
Ketika kita
meninggal,
Semua Uang,
Kekuasaan, Dan dimiliki
Kekayaan… oleh orang
lain!
Semua harta
milik kita
ditinggalkan

Apa yang
tertinggal ?

Tidak banyak !

Hanya dalam
waktu di atas
pasir …
Hanya
kenangan
yang tersisa,
Dalam ingatan
beberapa
orang,
Yang pernah
kita bantu !
Apa yang
anda ingin
tinggalkan
…?
Kenangan
manis
Waktu yang
menyenangka
n!
Atau

Halaman
yang anda
akan buang
untuk
selamanya...?
Hari ini anda
diberi
kesempatan
besar
Untuk
menuliskan
kembali pada
lembaran baru -
Buatlah tulisan
anda ...
Terserah anda
untuk memilih
warna apa yang
akan anda
gunakan –
Apakah
kemalangan, anda
dapat
menambahkan
warna lembut
ketenangan....
Jika anda tahu
hanya
mempunyai
waktu sehari
lagi untuk hidup

Bagaimana anda
menggunakan
waktu yang
berharga ini ???
Anda dapat
menghargai sinar
keemasan
matahari … angin
sepoi sepoi yang
lembut?

suatu lembaran
yang akan anda
simpan.
Nikmati hari
yang baru ini!
– catat semua
hal baik dalam
hidup anda
Hiduplah setiap
jam dengan
gembira.
Nyatakan kasih
dan rasa cinta
anda pada
seseorang yang
khusus dalam
hidup anda
– semua hal yang
belum pernah anda
lakukan
Sebelum terlambat

Mungkin
seseorang
memerlukan
perhatian
– ceritakan
bagaimana
perasaan anda
terhadapnya !
Berikan tangan
bantuan anda…
Hiduplah
setiap hari,
seperti tidak
ada hari
esok !

Berbahagiala
h
Bersyukurlah
Silahkan
disampaikan
kepada orang
yang anda
sayangi!
Pelaksanaan Beton
Secara umum pelaksanaan beton
mencakup pekerjaan:

• Penakaran material
• Pencampuran
• Pengangkutan
• Pengecoran
• Pemadatan
• Pengerjaan akhir (finishing)
• Perawatan (Curing)
PELAKSANAAN
Pembetonan
Penyiapan tempat kerja
Apabila ada beton lama, maka harus dibongkar dulu
Untuk pekerjaan fondasi, harus sesuai dengan dimensi
yang disyaratkan dan adanya tempat di sekeliling tempat
pekerjaan yang stabil dan adanya jalan kerja sehingga
pekerjaan dapat dengan mudah diperiksa
Untuk fondasi langsung, beton tidak boleh dicor langsung
di atas tanah
Sebelum pengecoran, seluruh acuan, tulangan dan benda
lain yang harus berada di dalam beton harus sudah
terpasanng dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada
saat pengecoran
Galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sebelum pekerjaan beton dimulai
Pada waktu pengecoran, beton tidak boleh terkena air
hujan, atau panas matahari secara langsung, jadi harus
pasang tenda
READY MIX
Hal penting yang perlu diperhatikan

• Rancangan campuran dan kekuatan yang dihasilkan


berdasarkan target kuat tekan (sudah termasuk standar
deviasi)

• Kondisi truk dan mixernya


• Pencatatan no polisi truk mixer

• Waktu mulai dicampurkannya air ke dalam mixer (cek


waktu pengikatan awal dan pengikatan akhir)
• Suhu beton yang dihasilkan – untuk persiapan lapangan
dan seharusnya sudah diantisipasi sejak mix design
laboratorium di laksanakan

• Jarak dan waktu perjalanan dari batching plant ke lokasi


proyek
• Sisa waktu minimum yang diperlukan untuk pengecoran
beton di lapangan
• Interval waktu antar truk yang dikirim ke lapangan –
disesuaikan dengan kecepatan pengecoran
PENAKARAN MATERIAL
• Semua bahan beton (air,
semen, agregat kasar dan
agregat halus) harus
ditakar atau diukur dengan
cara penimbangan
terutama untuk beton
dengan mutu > fc’ 20 MPa

• Perbandingan takaran atau


komposisi bahan beton
sangat penting dalam
menentukan mutu beton
yang akan dihasilkan
PELAKSANAAN Acuan

– Acuan tanah, harus dipastikan bahwa semua


tebing dalam kondisi stabil dan tidak ada
tanah yang lepas
– Acuan kayu, baja pastikan semua
sambungan tidak bocor dan kaku sehingga
posisinya tetap selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan
– Acuan kayu yang permukaannya tidak
diserut dapat digunakan untuk bagian yang
tidak ekspos
– Harus dapat dibongkar tanpa merusak
permukaan struktur, perlu diberi oil form
– Seluruh sudut acuan harus dibulatkan atau
tidak ada sudut acuan yang tajam
– Acuan dibuat sedemikian rupa sehingga
mudah dibongkar tanpa merusak beton
– Penyedia jasa memberitahu Direksi pekerjaan
minimal 24 jam sebelum pekerjaan dimulai dan Pengecoran
meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan
tanggal serta waktu pencampuran dimulai atau
adanya penundaan pengecoran > 6 jam

– Penyedia jasa tidak boleh memulai pekerjaannya


sebelum ada persetujuan dari Direksi Pekerjaan
secara tertulis

– Pengecoran tidak boleh dilaksanakan apabila,


Direksi pekerjaan atau wakilnya tidak
menyaksikan, walau sudah ada persetujuan
pengecoran

– Acuan harus diolesi minyak atau oilform sebelum


pekerjaan pengecoran dimulai

– Beton yang dicorkan tidak boleh melebihi waktu


pengikatan awal setelah pencampuran, dan
berdasarkan waktu pengerasan semen, apabila
terjadi maka campuran beton harus ditambah
retarder

– Pengecoran harus berkesinambungan sampai lokasi


sambungan pelaksanaan
Pengecoran
– Pengecoran harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan segregasi

– Untuk bagian yang rumit dan tulangan yang rapat beton harus dicor
dalam lapisan yang tidak lebih dari 15 cm. Untuk dinding tinggi boleh
30 cm

– Tinggi jatuh beton ke dalam cetakan tidak lebih dari 150 cm


– Kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa sehingga beton masih
dalam kondisi plastis

– Beton lama yang akan disambung dengan beton baru harus


dikasarkan, dibersihkan dan dilapisi dengan bonding agent

– Perawatan beton dimulai setelah terjadi waktu pengikatan awal


(initial set) atau warna beton sudah berubah menjadi seperti beton
keras.

– Apabila digunakan ready mix, perhatikan kapasitas, daya pemompaan,


kelecakan beton
Sambungan Pelaksanaan
(Construction Joint)
• Lokasi sambungan pelaksanaan harus ditunjukkan dalam gambar
rencana, dan tidak ditenpatkan pada pertemuan elemen struktur
• Tidak boleh ada sambungan konstruksi pada tembok sayap

• Sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu


memanjang dan diletakkan pada gaya geser minimum
• Pada sambungan vertikal, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan agar struktur tetap monolit

• Untuk pelat, untuk luas pelat minimum 40 m2 boleh diletakkan


sambungan konstruksi dengan dimensi maksimum tidak lebih dari 1,2
x dimensi yang lebih kecil, (menghindari retak)
• Boleh digunakan bonding agent untuk pelekatan sambungan
konstruksi seiizin Direksi Pekerjaan

• Tidak diperkenankan adanya sambungan konstruksi pada daerah air


asin pada tempat 75 cm di bawah muka air tertinngi atau 75 cm di
atas muka air terendah
longsor
Pemadatan
• Harus menggunakan alat penggetar mekanis
• Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton daari satu titik ke titik yang lain

• Pemadatan pada daerah antar tulangan harus hati-hati


sehingga tulangan tidak bergeser
• Waktu penggetaran harus dibatasi untuk mengihidari
terjadinya segregasi

• Putaran alat penggetar minimum 5000/menit dengan berat


efektif 0,25 kg
• Jarak antar alat pengetar 45 cm dan waktu penggetaran
maksimum 15 detik atau sampai permukaan beton mengkilap

• Alat penggetar harus vertikal hingga dapat penetrasi sampai


10 cm dari dasar beton
• Pemadatan harus selesai sebelum terjadi pengikatan awal
(initial setting)
Masuk cepat Cabut perlahan
Pemadatan

• Jumlah alat penggetar mekanis:

Kecepatan
pengecoran beton Jumlah alat
(m3/jam)
4 2
8 3
12 4
16 5
20 6
>20 >6
Beton Siklop
• Campuran beton dengan mutu beton fc’= 15 MPa
dicampur dengan batu pecah ukuran besar
• Batu tidak boleh dijatuhkan dari tempat tinggi
• Volume batu pecah ukuran besar maksimum 1/3
dari volume total
• Untuk dinding penahan tanah, ukuran batu 25 cm
• Tiap batu terlindungi adukan beton setebal 15
cm
• Letak batu terhadap permukaan tidak kurang
dari 30 cm atau 15 cm terhadap permukaan yang
akan dilindungi
Pengerjaan Akhir
Pembongkaran Acuan
• Pembongkaran acuan minimal dilaksanakan
30 jam setelah pengecoran

• Acuan yang ditopang dengan perancah


(pelat, balok, struktur lain) baru boleh
dibongkar apabila kekuatan beton sudah
mencapai 85% terhadap kekuatan rancangan

• Untuk beton ekspos dengan hiasan (tiang


sandaran, parapet) maka beton dapat
dibongkar setelah 9 jam dan tidak lebih
dari 30 jam
Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
• Permukaan akhir harus dirapihkan setelah
pembongkaran acuan. Semua kawat atau logam yang
digunakan untuk memegang acuan harus dipotong
paling tidak 2,5 cm di bawah permukaan

• Tidak ada tonjolan akibat sambungan acuan

• Penambalan hanya boleh dilaksanakan pada bagian


struktur minor

• Akibat adanya keropos pada beton, maka harus


dilakukan perbaikan sesuai dengan pedoman
perbaikan beton dengan bahan polymer semen yang
tidak menyusut
Permukaan (Pengerjaan Akhir Khusus)
• Untuk bagian atas pelat, trotoir yang horizontal harus digaru untuk
memberikan bentuk dan ketinggian sesuai perancangan sebelum
beton mengeras
• Permukaan horizontal harus dikasarkan sebelum selimut beton
mengeras

Perawatan dengan pembasahan


• Beton harus dilindungi terhadap pengeringan dini, temperatur tinggi
dan gangguan mekanis agar kehilangan kadar air yang terjadi
seminimal mungkin
• Beton dirawat setelah beton mulai mengeras dengan bahan penyerap
air yang jenuh dalam waktu minimal 3 hari
• Lalu lintas tidak diperbolehkan melewati permukaan beton tersebut
dalam 7 hari setelah beton dicor
• Untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi yang menggunakan
bahan tambahan harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai 70%
dari kekuatan rancangan 28 hari
Tujuan perawatan
• Memperbaiki kualitas beton dan menjadikan beton
lebih awet terhadap agresi kimia
• Menjadikan beton lebih tahan terhadap aus karena
lalu lintas dan lebih kedap air
• Reaksi kimia pada beton terjadi pada pengikatan
dan pengerasan beton tergantung pada pengadaan
airnya, sehingga perlu adanya jaminan bahwa air
masih tertahan atau jenuh untuk memungkinkan
kelanjutan reaksi kimia
• Penguapan menyebabkan beton kehilangan air
sehingga terhenti proses hidrasi dengan
konsekuensi berkurangnya peningkatan kekuatan
• Penguapan menyebabkan penyusutan kering yang
terlalu awal dan cepat, sehingga berakibat
timbulnya tegangan tarik yang dapat menyebabkan
retak.
CURING
Curing dengan pembasahan air, adalah menutupi beton
dengan lapisan air pada suatu periode tertentu dan
menjaga terjadinya penguapan serta kelembaban
permukaan dengan air, idealnya beton harus tetap
dijaga minimal 7 hari dan diharapkan sampai 14
hari
CURING
CURING
Perawatan dengan Pembasahan
• Dilaksanakan setelah beton mengalami pengeringan dini,
setelah beton mulai mengeras (final setting selesai)

• Ditutupi dengan bahan yang dapat menyerap air sehingga


tetap jenuh selama minimal 7 hari dan untuk yang
menggunakan fly ash minimal 10 hari

• Apabila acuan tidak dibongkar, maka tetap dikondisikan dalam


keadaan basah

• Permukaan beton yang digunakan sebagai lapisan aus, harus


dilakukan curing sebelum terjadinya retak susut basah (final
setting) dan dipertahankan curing selama 21 hari

• Beton semen dengan kekuatan awal tinggi harus di curing


sampai kekuatan awal mencapai 70% dari kuat rencana 28
hari.
Perawatan dengan Uap
• Perawatan ini digunakan untuk mendapatkan kekuatan awal
yang tinggi
• Tidak diperkenankan menggunakan bahan tambahan
(admixture) apabila digunakan perawatan ini
• Perawatan ini dikerjakan terus menerus sampai kekuatan
beton mencapai 70%
• Persyaratan perawatan uap adalah:
– Tekanan < tekanan luar
– Temperatur < 38o selama 2 jam dan dinaikkan berangsur-angsur
sampai 65o dengan kenaikan temperatur maksimum 14o
– Penurunan temperatur <11o C per jam dan temperatur beton pada
saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh lebih tinggi dari 11o
terhadap temperatur luar
– Setelah selesai perawatan dengan uap, struktur beton harus
dibasahi selama 4 hari
Perawatan dengan Cara Lain
• Membran cair
– Permukaan beton sudah kering dan acuan sudah
dilepas
– Tidak boleh terkena hujan, apabila lapisan
membran rusak maka perlu dilakukan pelapisan
ulang
• Selimut kedap air
– Digunakan penyelimutan dengan bahan lembaran
kedap air
– Selama perawatan perlu diperhatikan agar
lapisan tersebut tidak sobek atau berpindah
tempat
• Form in place
– Perawatan dengan tetap mempertahankan acuan
sebagai dinding penahan selama waktu
perawatan
PROSES PENGERASAN BETON
RANCANGAN CAMPURAN

• Rancangan campuran awal


– didapat dari mix design laboratorium,
– setelah dilakukan pengujian bahan beton (semen,
agregat kasar, agregat halus dan air)

• Rancangan percobaan (trial mix) –


– dilakukan pencampuran di lapangan sesuai dengan hasil
mix design laboratorium,
– apabila terjadi ketidak sesuaian dilakukan penyesuaian
campuran,
– Pengambilan benda uji untuk trial mix adalah 4 pasang
(pengujian 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari)
– Target yang harus dicapai adalah kuat tekan yang
dihasilkan oleh laboratorium
– Setelah target tercapai maka trial mix dapat
digunakan sebagai job mix
Pengendalian Mutu
• Penerimaan Bahan
– Sebelum digunakan dilakukan pemeriksaan sesuai
dengan ketentuan dengan bukti-bukti tertulis
• Pengawasan
– Adanya personil dengan keahlian khusus untuk
melakukan pengawasan
• Perencanaan campuran
– Ketentuan sifat-sifat campuran
– Penyesuaian campuran
– Pelaksanaan campuran
– Pengujian campuran
– Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi
ketentuan
Kuat tekan minimum
Benda Uji Silinder
Kuat tekan minimum rata-rata
Jenis Mutu Benda uji silinder (MPa)
Beton Beton 3 hari 7 hari 28 hari

Mutu 50 34 42 60
tinggi 45 31 39 55
35 25 31 44
Mutu 30 22 27 39
sedang 25 17 25 34
20 13 20 27
Mutu 15 9 15 22
Kuat tekan minimum
Benda Uji Kubus
Kuat tekan minimum rata-rata
Jenis Mutu Benda uji kubus (kg/cm2)
Beton Beton 3 hari 7 hari 28 hari

Mutu K 600 392 490 670


tinggi K 500 336 420 570
K 400 272 340 470
Mutu K 350 244 305 420
sedang K 300 189 281 370
K 250 164 245 320
Mutu K 175 103 167 245
Ketentuan
Sifat-sifat Campuran
Sesuai dengan proporsi takaran campuran
pada job mix

Campuran yang tidak memenuhi ketentuan


“slump” yang diusulkan tidak boleh digunakan
kecuali untuk penggunaan terbatas

Apabila pengujian beton campuran uji (trial


mix) pada umur 7 hari < 85% terhadap
persyaratan maka beton tidak boleh
dijadikan job mix dan dicari penyebabnya
Penyesuaian
Campuran
– Penyesuaian mudah dikerjakan
(kelecakan atau workability)
• Kadar semen tidak berubah
• Rasio air/semen tidak dinaikkan
• Tidak ada pengadukan kembali
• Diizinkan menggunakan bahan tambahan
seizin Direksi Pekerjaan
– Penyesuaian kekuatan
• Menambah kadar semen dan tidak lebih dari
persyaratan
• Menggunakan bahan tambahan (additif)
– Penyesuaian untuk bahan-bahan baru
• Tidak diizinkan tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu secara tertulis kepada
Direksi Pekerjaan
• Akan dilakukan kembali pengujian campuran
dengan bahan yang baru tersebut
ILUSTRASI DAMPAK FAS

Faktor Air Semen (FAS) = Jumlah air


Jumlah semen
Metoda pengukuran workability /
kelecakan beton
Type of construction Slump (mm)
Max Min
Reinforced foundation walls and footings 75 25
Plain footings, caissons and sub structure 75 25
walls
Beam and reinforced walls 100 25
Building columns 100 25
Pavements and slabs 75 25
Mass concrete 75 25
BAHAN TAMBAH

• Bila perlu digunakan harus seizin Direksi Pekerjaan


dengan jenis dan takaran bahan tambah yang akan
digunakan untuk tujuan tertentu dengan bukti dari
laboratorium

• Bila digunakan bahan tambah berupa fly ash, mikro


silika atau abu slag besi sebagai bahan tambah
beton dengan semen sebagai bahan utama, perlu
adanya hasil pengujian terlebih dulu

• Bahan tambah dicampurkan dalam beton pada saat


pengadukan beton dan hanya digunakan untuk
meningkatkan kinerja beton segar
Bahan Tambahan (admixture)

Digunakan dalam hal sebagai berikut:


a. Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa
menambah air
b. Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton
tanpa mengurangi kelecakan
c. Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau
pengerasan beton
d. Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau
pengerasan beton
e. Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton
f. Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss
g. Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit
pengembangan volume beton (ekspansi)
h. Mengurangi terjadinya atau kecepatan terjadinya
bleeding
i. Mengurangi terjadinya segregasi
Bahan Tambahan
Tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras :
• Meningkatkan kekuatan beton (secara tidak langsung)
• Meningkatkan kekuatan beton pada umur muda
• Mengurangi/memperlambat panas hidrasi pada proses
pengerasan beton, terutama untuk beton dengan kekuatan
awal yang tinggi
• Meningkatkan kinerja pengecoran beton di air/di laut
• Meningkatkan keawetan jangka panjang beton
• Meningkatkan kekedapan beton
• Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat
• Meningkatkan daya lekat antara beton baru dg beton lama
• Meningkatkan daya lekat antara beton dan tulangan
• Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi, dan
tumbukan
Pelaksanaan pencampuran
• Penakaran agregat
– Harus ditakar berdasarkan berat untuk fc’ > 20 Mpa
– Kuantitas penakaran < kapasitas alat pencampur
– Agregat harus dalam kondisi SSD pada saat penakaran
– Peralatan harus dikalibrasi sebelum digunakan

• Pencampuran
– Mesin yang digunakan harus mekanis yang menjamin distribusi
merata
– Alat dilengkapi dengan tanki air dan alat ukur yang akurat
– Cara pencampuran – pertama masukkan sebagian air + agregat
kasar + agregat halus sampai mencapai kondisi cukup basah
sampai merata + semen – campur dan terakhir masukkan sisa air
untuk menyempurnakan campuran
– Waktu pencampuran dimulai sejak sisa air dimasukkan. Untuk
kapasitas < ¾ m3 sekira 1,5 menit dan untuk mesin lebih besar
ditingkatkan 15 detik untuk setiap penambahan 0,5 m3
PENGENDALIAN MUTU
Pengujian Campuran
• Pengujian untuk Kelecakan (Workability)
– Dengan menggunakan nilai slump untuk setiap
pencampuran beton

• Pengujian kuat tekan


– Setiap 10 m3 beton yang dipasok pada setiap hari
harus ada 1 set (3 buah ) pengujian kuat tekan untuk
setiap jenis mutu beton pada 28 hari
– Pengujian merupakan uji tekan dengan sepasang
benda uji silinder diameter 150 mm dan tinggi 300
mm
– Mutu beton yang diterima apabila
• Rata-rata nilai hasil uji kuat tekan dari benda uji > (fc’ +
k.S.r) di mana S = nilai deviasi dan tidak ada satupun benda
uji mempunyai nilai < 0,85 fc target k = 1,64 dan r = faktor
koreksi untuk jumlah benda uji < 30 buah
PENGUJIAN DI LAPANGAN
Pembuatan Benda Uji
• Pengambilan benda uji yang mewakili
• Menggunakan statistik sesuai dengan standar deviasi
n

 f ci  f c .m 
2

• fc’= fcm – ( k.S).r S 1

n 1

• Nilai k adalah 1,64 untuk jumlah benda uji 30 buah

• Jumlah benda uji 1 set (3 buah) setiap 10 m3 pada setiap jenis


struktur. Benda uji yang diuji adalah 2 buah, apabila dari 2 buah
benda uji tersebut terdapat perbedaan > 5%, maka benda uji ke-3
diuji, dan untuk perhitungan S digunakan 2 buah benda uji dengan
nilai terdekat

• Syarat tidak boleh ada satupun benda uji mempunyai nilai < 0,85 fc
target, yang disyaratkan
Pengambilan Benda Uji
FAKTOR PENGALI UNTUK JUMLAH
BENDA UJI 30
Jumlah benda uji yang harus diuji adalah 30 benda uji, apabila
kurang dari 30 maka harus dilakukan penyesuaian deviasi
dengan faktor pengali sebagai berikut:
Jumlah benda uji Faktor pengali Jumlah benda uji Faktor pengali

10 1.36 21 1.08
11 1.31 22 1.07
12 1.27 23 1.06
13 1.24 24 1.05
14 1.21 25 1.04
15 1.18

16 1.16 26 1.03
17 1.14 27 1.02
18 1.12 28 1.02
19 1.11 29 1.01
20 1.09 30 1.00
Untuk jumlah benda uji kurang
dari
10 buah
Jika jumlah benda uji kurang dari 10 buah atau jika
tidak tersedia data hasil pengujian, maka nilai
kekuatan di lapangan harus dilebihkan minimal
dengan nilai sebagai beirkut:

Kuat tekan karakteristik Nilai kekuatan lebih


(MPa) yang ditambahkan (MPa)

< 21 7
21 – 35 8,5
> 35 atau lebih 10
Penggunaan angka acak
dalam pengambilan sampel
PENGGUNAAN ANGKA ACAK

• Angka acak adalah angka yang tidak teratur


urutannya
• Angka acak ini digunakan untuk menentukan sampel
yang tidak dipengaruhi oleh subyektivitas
pengambil sampel
• Dalam penentuan pengambilan sampel untuk sampel
beton segar atau letak sampel pada penentuan
jumlah sampel pada jalan digunakan angka acak
• Angka acak ini digunakan agar sampel yang diambil
mewakili produksi yang telah dilaksanakan
FRAKSI DESIMAL DALAM POSISI ACAK ( 4 POSISI)
X Y X Y X Y

1. 0.4721 R 0.2091 24. 0.8583 R 0.4545 47. 0.0441 L 0.1273


2. 0.6936 L 0.3182 25. 0.3093 R 0.1818 48. 0.9143 L 0.1272
3. 0.6112 R 0.2909 26. 0.9144 R 0.9181 49. 0.5723 L 0.8362
4. 0.7930 R 0.8908 27. 0.7944 L 0.5909 50. 0.6069 R 0.4000
5. 0.0652 L 0.4818 28. 0.8725 R 0.2636 51. 0.6985 L 0.8636
6. 0.4604 L 0.2091 29. 0.0135 R 0.8908 52. 0.3410 L 0.5636
7. 0.0167 L 0.3727 30. 0.2044 R 0.7272 53. 0.5937 R 0.3727
8. 0.0077 R 0.6181 31. 0.2517 L 0.2909 54. 0.6912 R 0.4545
9. 0.6777 R 0.8636 32. 0.2763 L 0.8090 55. 0.0318 R 0.7272
10. 0.8010 L 0.8362 33. 0.0314 R 0.4818 56. 0.1303 R 0.8090
11. 0.3027 L 0.3454 34. 0.9560 L 1.0000 57. 0.6893 R 1.0000
12. 0.9831 L 0.2364 35. 0.4622 R 0.4000 58. 0.3886 R 0.7817
13. 0.7159 R 0.6181 36. 0.1327 L 0.7817 59. 0.0312 R 0.8090
14. 0.3609 R 0.6454 37. 0.6922 L 0.5636 60. 0.0166 R 0.5909
15. 0.8915 L 0.2636 38. 0.0010 L 0.1273 61. 0.4609 L 0.4000
16. 0.6442 R 0.3182 39. 0.7609 R 0.2091 62. 0.0893 L 0.9726
17. 0.1904 R 0.1818 40. 0.5957 L 0.1000 63. 0.4542 L 0.1545
18. 0.6074 R 0.8908 41. 0.3115 L 0.4000 64. 0.9363 R 0.1000
19. 0.7522 R 0.9181 42. 0.3377 R 0.8362 65. 0.8183 R 0.5636
20. 0.7041 L 0.8362 43. 0.5651 L 0.1545 66. 0.9401 L 0.5091
21. 0.5102 R 0.2364 44. 0.4742 R 0.6727 67. 0.5967 L 0.9726
22. 0.2471 L 0.3182 45. 0.9483 L 0.4000 68. 0.7547 R 0.2636
23. 0.5693 L 0.5636 46. 0.2951 R 0.6451 69. 0.0101 R 0.2909
FRAKSI DESIMAL DALAM POSISI ACAK ( 4 POSISI)
X Y X Y
70. 0.2896 L 0.8362 86. 0.6469 R 0.4818
71. 0.8011 R 0.6454 87. 0.2536 R 0.7545
72. 0.6718 L 0.6454 88. 0.1488 R 0.1818
73. 0.5567 L 0.1818 89. 0.9411 L 0.5636
74. 0.0481 L 0.2636 90. 0.0571 R 1.0000
75. 0.4266 L 0.9454 91. 0.4797 R 0.9454
76. 0.3941 R 0.5636 92. 0.0866 R 0.4272
77. 0.9876 L 0.7545 93. 0.2889 R 0.1273
78. 0.6313 R 0.7272 94. 0.4783 L 0.7000
79. 0.6803 R 0.3182 95. 0.0304 R 0.9181
80. 0.7955 L 0.9726 96. 0.8945 R 0.4515
81. 0.7399 R 0.8080 97. 0.4499 R 0.2081
82. 0.9328 L .05909 98. 0.9209 L 0.9454
83. 0.1507 L 0.4000 99. 0.5627 L 0.5636
84. 0.3087 R 0.6182 100. 0.4560 L .8908
85. 0.7513 L 0.1818
JUMLAH SAMPEL

n m 3
AKIBAT KESALAHAN PADA PELAKSANAAN
BETON

• SEGREGASI
• BLEEDING
• RETAK
• KEROPOS
Karat tulangan
Retak buaya (crazy crack)

Permukaan berdebu

Rusak akibat hujan


Blistering

Honeycomb

Spalling
SEGREGASI

Adalah pemisahan agregat kasar dari adukannya

Penyebab segregasi adalah:


• Pembatasan slump yang terlalu rendah
• Gradasi yang kurang memadai
• Berat jenis agregat kasar terlalu tinggi dibandingkan
dengan agregat halus
• Jumlah agregat halus terlalu sedikit
• Tinggi jatuh pengecoran terlalu tinggi
• Penggunaan alat penggetar yang terlampau lama
• Penggunaan bahan admixture yang salah
BLEEDING
ADALAH BENTUK LAIN DARI SEGREGASI, DIMANA
PARTIKEL AGREGAT KASAR TURUN KE BAWAH
KARENA KETIDAK MAMPUAN MENGIKAT CAMPURAN
AIR DARI ADUKAN MORTAR, SEHINGGA AIR KELUAR
KE ATAS PERMUKAAN BETON

SEBAB-SEBAB BLEEDING :
• Campuran beton terlalu basah
• Temperatur terlalu tinggi pada saat pengecoran
• Rancangan campuran beeton (design mix) kurang baik
• Adanya penambahan air pada saat pengecoran berlangsung
Perbaikan
Perbaikan atas pekerjaan
beton yang tidak memenuhi
ketentuan
– Tidak memenuhi toleransi dimensi
– Permukaan akhir yang tidak sesuai
– Sifat-sifat campuran yang tidak
memenuhi persyaratan

Maka harus dilakukan:


– Perubahan proporsi campuran
untuk sisa pekerjaan
– Perkuatan atau pembongkaran
menyeluruh atau sebagian
pekerjaan yang dipandang tidak
memenuhi ketentuan
Perbaikan
 Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi
ketentuan:

 Tidak memenuhi toleransi dimensi


 Permukaan akhir yang tidak sesuai
 Sifat-sifat campuran yang tidak memenuhi persyaratan
 Maka harus dilakukan:
 Perubahan proporsi campuran untuk sisa pekerjaan
 Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh atau sebagian
pekerjaan yang dipandang tidak memenuhi ketentuan

Adanya beda pendapat dalam mutu pekerjaan beton, keraguan


terhadap data pengujian, maka kontraktor dapat diminta
untuk melakukan pengujian tambahan

Perbaikan terhadap beton yang retak


Perbaikan
Apabila ada beda pendapat,
keraguan terhadap mutu
beton maka:
– kontraktor dapat diminta
untuk melakukan pengujian
tambahan (core drill,
windsor probe, pundit dll)
– Perbaikan terhadap beton
yang retak
Cara Pengukuran dan Pembayaran

• Beton diukur dalam meter kubik tanpa adanya


pengurangan volume untuk pipa dengan diameter < 20
cm untuk water stop, selongsong pipa, lubang sulingan
• Tidak ada tambahan untuk cetakan, perancah untuk
balok, pemompaan penyelesaian akhir, penyediaan pipa
sulingan dan pekerjaan pelengkap lainnya dan ini semua
termasuk dalam harga satuan beton
• Beton yang diukur dan dibayar dalam bagian ini adalah
beton dengan mutu lebih tinggi dari K-250 (fc’=20 MPa)
untuk beton bertulang dan beton dengan mutu < K-175
(fc’=15 MPa) untuk beton tak bertulang
• Tidak ada pengukuran untuk pembayaran tambahan
untuk perbaikan beton
BETON PRATEGANG

UMUM

TOLERANSI

PERSYARATAN
BAHAN

PELAKSANAAN
7.2.1.
UMUM
Uraian

• fabrikasi struktur beton pratekan pracetak,


• bagian beton pratekan pracetak dari struktur komposit
dan

• tiang pancang pracetak

• mencakup pembuatan, pengangkutan dan penyimpanan


balok, tiang pancang, pelat dan elemen struktur dari
beton pracetak, yang dibuat dengan cara pre-tension
(penegangan sebelum pengecoran) maupun post-tension
(penegangan setelah pengecoran)
7.2.2.
PERSYARATAN

• Standar rujukan
– SNI, AASHTO, ASTM
• Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
– Beton, baja tulangan
• Toleransi
• Persyaratan bahan
• Persyaratan kerja
Toleransi

Untuk gelagar dan lantai

 Dimensi – 0,06% arah memanjang


 Bentuk – Lebar < 6m = 3mm; > 6 m = 5 mm; tinggi
total 5 mm
 Rongga – vertikal = 10 mm; melintang = 5 mm
 Ketidaksikuan – < 4 m = 5 mm; > 4m = 15 mm
 Lendutan – 20 mm
 Kelengkungan – 0,06% dari panjang
 Puntir – 5 mm/ meter
 Kabel – lubang kabel 2 mm dan selimut kabel 5 mm
TOLERANSI
Untuk tiang pancang

• Toleransi dimensi
– Dimensi penampang ± 6 mm
– Panjang total ± 25 mm
– Penyimpangan dari garis lurus 1 mm per m’ panjang
– Ketidak sikuan pangkal 2 mm dalam lebar
– Selimut tulangan (termasuk kabel) + 5 mm, - 3 mm
– Lubang keluar kabel dalam acuan dan pelat ± 2 mm
– Kabel pada umumnya ± 1,5 mm

• Sepatu tiang dan penghubung sambungan pra


fabrikasi
• Panjang cetakan sesuai dengan panjang tiang
Persyaratan Bahan
• Beton
– Sesuai dengan seksi 7.1.

• Acuan
– Harus cukup kuat, tidak melendut, kedap air
– Pada sambungan harus dipasang seal agar tidak
bocor
– Ujung acuan ditumpulkan
– Pembentukan rongga harus sedemikian untuk
mencegah masuknya adukan pasta semen
– Acuan dipasang setelah tulangan terpasang
– Toleransi sesuai dengan ketentuan
– Acuan harus bersih sebelum pengecoran beton
baja Prategang

• Untaian kawat (strand) pra-tegang harus terdiri dari 7


kawat (wire) dengan kuat tarik tinggi, bebas tegangan,
relaksasi rendah dengan panjang menerus tanpa sambungan
atau kopel sesuai dengan AASHTO M203 - 90. Untaian
kawat tersebut harus mempunyai kekuatan leleh minimum
sebesar 16.000 kg/cm2 dan kekuatan batas minimum dari
19.000 kg/cm2.
•  
• Kawat (wire) pra-tegang harus terdiri dari kawat dengan
kuat tarik tinggi dengan panjang menerus tanpa sambungan
atau kopel dan harus sesuai dengan AASHTO M204 - 89.
•  
• Batang logam campuran dengan kuat tarik tinggi harus
bebas tegangan kemu-dian diregangkan secara dingin
minimum sebesar 9.100 kg/cm2.
Persyaratan Bahan
• Grouting
– Rasio air semen maksimum 0,45
– Boleh menggunakan bahan tambah untuk
peningkatan kinerja
– Sebelum grouting baja prategang harus tersisa
3 cm dari tepi luar baji, angkur
– Selongsong harus bersih dan kering
– Campuran grouting dicorkan secara menerus
sampai penuh
– Bekas acuan angkur, setelah selesai grouting
harus ditutup dengan adukan dengan tebal
selimut minimum 3 cm
– Setelah pelaksanaan grouting, tidak boleh
terjadi deformasi tambahan pada struktur
selama 3 hari dari selesainya pekerjaan grouting
berakhir
Persyaratan Bahan
• Baja tulangan
– Sesuai seksi 7.3.
• Baja prategang
– Strand terdiri dari 7 wire dengan kuat leleh
minimum 160 kg/mm2 dan kekuatan batas
minimum 190 kg/mm2
– Wire tidak boleh disambung
– Kuat tarik tinggi harus bebas tegangan yang
diregangkan secara dingin sebesar 91 kg/mm2
– Sifat fisik setelah peregangan dingin:
• Kekuatan batas tarik minimum 100 kg/mm2
• Kekuatan leleh minimum 910 kg/mm2
• Modulus elastisitas minimum 25*106 kg/cm2
• Elongation minimum rata2 terhadap 20 batang 4%
• Toleransi diameter + 0,76 mm dan – 0,25 mm
Persyaratan Bahan
• Baja prategang

– Pemasokan
• Dipasok dalam gulungan
• Gulungan untuk wire diamater 1,5 m
• Gulungan untuk strand diameter 0,75 m
• Stress bas dalam bentuk ikatan
• Kondisi baik, tidak tertekuk atau bengkok, bersih dari karat
dan bahan lepas, minyak, gemuk, cat atau lumpur

– Pemberian tanda
• Disimpan dalam kelompok menurut ukuran dan panjangnya,
diikat, diberi label
• Label berisi informasi spek teknis, no. sertifikat sesuai hasil
pengujian
Persyaratan Bahan
• Penyimpanan
– Disimpan dibawah atap dan tidak langsung terkena
tanah
– Stress bar diberi ganjal
– Identitas pada wire, strand dan stress bar harus
tetap ada selama penyimpanan

• Pengangkuran
– Kekuatan angkur minimal 95% kuat tarik minimum
baja prategang
– Dapat memberikan penyebaran tegangan yang
merata
– Alat pengangkuran sesuai dengan cara penegangan
– Angkur dilengkapi dengan selongsong atau
penghubung lain yang cocok dalam pelaksanaan
grouting
Persyaratan Bahan
• Selongsong
– Untuk sistem post tension, digunakan selongsong
bergelombang
– Ujung selongsong harus sedemikian rupa
sehingga bagian ujung kabel bebas bergerak
– Selongsong bebas dari retak, belah
– Mempunyai lubang udara
– Kuat menahan tekanan sebesar 4 bar
– Untuk sistem eksternal stressing kabel
dilindungi dengan HDPT, tahan korosi dan stabil

• Pekerjaan lain-lain
– Alir pembilas selongsong harus mengandung
kapur sirih (kalsium oksida) atau kapur tohor
(kalsium hidro-oksida) sebanyak 12 gram/liter
Persyaratan Kerja

• Sistem Prategang
– Sesuai dengan rancangan yang dipilih oleh
penyedia jasa (hasil detail design)
– Gaya prategang efektif sesuai dengan
hasil rancangan

• Kesiapan kerja
Kesiapan Kerja

 Rincian sistim, peralatan dan bahan.

 Meliputi metode dan urutan penegangan, rincian


lengkap untuk baja pra-tegang, perkakas
penjangkaran, jenis selongsong dan setiap data
relatif lainnya untuk operasi pra-tegang.

 Rincian tersebut harus menunjukkan setiap


susunan dari baja tulangan yang bukan pra-tegang
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
Pelaksanaan
• Unit Beton prategang
• Pelaksanaan unit prategang sistem pratarik
• Pelaksanaan unit prategang sistem pasca
tarik
• Penanganan, pengangkutan dan penyimpanan
unit beton pracetak
• Pelaksanaan unit beton pracetak segmental
• Pemasangan unit beton beton prategang
Unit beton Prategang

• Umum dalam • Penegangan kabel


pelaksanaan – Umum
– Tempat pencetakan – Penegangan kabel
– Acuan • Keselamatan kerja
– Perlengkapan • Peralatan
prategang – Data yang harus
– Perakitan kabel dicatat
prategang • Umum
• Kabel untuk sistem
– Selimut beton pra tarik
– Pengecoran beton • Kabel untuk sistem
– perawatan pasca tarik
Pelaksanaan unit prategang
sistem pratarik
• Landasan gaya prategang
• Penempatan kabel
• Dongkrak hidrolis
• Alat potong baja prategang
• Bripak
• Besarnya gaya penegangan yang dikehendaki
• Prosedur penegangan
• Pemindahan daya prategang
– Persetujuan
– Ketentuan kekuatan beton
– Prosedur
– Masuknya kabel yang diijinkan
Pelaksanaan unit prategang
sistem pasca tarik
• Persetujuan
• Landasan unit prategang
• Penempatan angkur
• Penempatan kabel
• Kekuatan beton yang diperlukan
• Besarnya gaya prategang yang diperlukan
• Prosedur penarikan kabel
– Umum
– Penarikan kabel dengan 2 dongkrak
– Penegangan dengan 1 dongkrak
• Lubang grouting
• Grouting dan penyelesaian akhir setelah pemberian
gaya prategang
Penanganan, pengangkutan dan
penyimpanan unit beton
pracetak
• Pemberian tanda unit-unit beton pracetak
– Untuk identifikasi unit
– Pada tiang pancang diberi tanda dimensi dan panjang
• Penanganan dan pengangkutan
– Pengangkutan dalam posisi tegak
– Unit yang rusak akibat penanganan harus diganti
– Cara pengangkutan dan penanganan harus disetujui
Direksi
• Penyimpanan
– Dipasang penyangga dengan jarak maksimum 20% ukuran
panjang unit
• Baja prategang
Pelaksanaan unit beton
pracetak segmental
• Uraian
– Unit beton yang difabrikasi
• Perakitan segmen pracetak
– Persetujuan perakitan 4 minggu sebelum tanggal dimulai
perakitan segmen
– Penyangga segmen harus kuat
• Sambungan beton
– Harus mempunyai kekuatan minimal sama dengan mutu
beton
– Bentuk pada sambungan harus baik
• Pengecoran ceruk angkur
– Sesuai dengan gambar rencana
• Kerusakan unit
– Kerusakan seperti retak, mengelupas atau deformasi
harus disisihkan untuk diperiksa lebih lanjut
Pemasangan unit beton
prategang
• Tumpuan untuk unit yang diletakkan di atas
bantalan karet
– Harus terletak pada posisi as bantalan karet
– Hubungan antara bantalan karet dengan unit
beton prategang terletak penuh

• Pengaturan posisi unit


– Menjamin kestabilan gelagar pada waktu berdiri
sendiri dan pada waktu pengaturan
– Dibuat perkuatan
PENGENDALIAN MUTU

• Umum
– Data pengujian harus diserahkan
• Penerimaan bahan
– Hasil penerimaan dibuktikan dengan tertulis
• Pengawasan
– Tenaga ahli sesuai dengan sistem penegangan
• Banda uji
• Rakitan angkur
• Penerimaan unit-unit
• Penerimaan sebelumnya
Pengukuran dan Pembayaran
• Pengukuran
– Unit beton pracetak
• Jumlah aktual unit furnished
– Pekerjaan cor langsung di lapangan dengan
sistem pasca tarik
• Sesuai seksi 7.1. dan 7.3
– Unit yang ditolak
• Tidak diukur
• Dasar pembayaran
– Unit beton pracetak
• Furnished
• Material on site
– Beton cor di tempat dengan sistem pasca tarik
• Sesuai seksi 7.1. dan 7.3.
7.3. BAJA
TULANGAN
MONEY ISN'T
EVERYTHING
Money can buy a house
but not a home.
Money can buy a bed
but not sleep.
Money can buy a clock
but not time.
Money can buy a book
but not knowledge.
Money can buy food
but not an appetite.
Money can buy position
but not respect.
Money can buy blood
but not life.
Money can buy medicine
but not health.
Money can buy sex
but not love.
Money can buy insurance
but not safety.
You see, money is not
everything.
I tell you all this because
I am your Friend,
and as your Friend
I want to take away your
pain and suffering...
so send me all your money
and
I will suffer for you.
A truer Friend than me
you will never find.
CASH ONLY PLEASE!!
Kind Regards
Umum

• Uraian
– Mencakup pengadaan dan pemasangan baja
tulangan sesuai dengan spesifikasi

• Penerbitan detail pelaksanaan


– Detail pelaksanaan baja tulangan yang tidak
termasuk dalam dokumen kontrak pada saat
pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi
pekerjaan setelah peninjauan lapangan
Persyaratan
• Standar rujukan
– SNI, AASHTO, ACI, AWS
• Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
– Ketentuan teknis dan beton
• Toleransi
– Sesuai ACI 315
– Mempunyai selimut beton:
• 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos
• 7,5 cm untuk beton yang terendam/tertanam
• Persyaratan bahan
• Persyaratan kerja
Persyaratan Bahan

• Baja tulangan
– BJ 24 – baja lunak – fs’ = 240 MPa
– BJ 32 – baja sedang – fs’= 320 MPa
– BJ 39 – baja keras – fs’ = 390 MPa
– BJ 48 – baja keras – fs’ = 480 MPa

• Tumpuan untuk tulangan


– Mutu beton untuk tumpuan > fc’ 20 Mpa

• Pengikat untuk tulangan


– Kawat pengikat dari baja lunak
Persyaratan Kerja
• Perlindungan terhadap korosi struktur
beton
– Campuran beton dapat ditambah bahan tambah
untuk mencegah korosi
– Selimut beton
• Beton cor di atas tanah – 70 mm
• Beton yang berhubungan dengan tanah
– D 19 s/d D 56 - 50 mm
– < D 16  40 mm
• Beton yang tidak langsung berhubungan dengan tanah
– Pelat, dinding dengan D 44 – 56  40 mm
– < D 36  25 mm
– Balok, kolom  tulangan utama  40 mm
– Struktur cangkang, pelat > D 19  25 mm dan < D16 
20 mm
• Pengajuan kesiapan kerja
Tebal selimut beton

Diameter Tebal selimut


(mm) (mm)
≤ 16 35
19 – 22 50
> 25
60
PENGAJUAN KESIAPAN KERJA

Siapkan semua jenis ukuran baja tulangan sesuai


dengan gambar rencana
Siapkan semua diagram tulangan beserta
pembengkokan
Siapkan data baja tulangan (dimensi dan berat)
Apabila ada penggantian dimensi laporkan pada
pengawas
Siapkan fasilitas pemotongan dan pembengkokan
Baja tulangan dalam bundel diberi tanda
Siapkan pengujian baja tulangan yang digunakan
Pelaksanaan
• Penyimpanan dan penanganan
– Tulangan diberi label untuk identifikasi yang menunjukkan
ukuran batang, panjang dan informasi lainnya
– Ditangani dan disimpan untuk mencegah distorsi,
kontaminasi, korosi atau kerusakan
• Pembengkokan
– Dibengkokkan dengan cara dingin sesuai ACI 315
– Diemeter > 20 mm dibengkokkan dengan mesin pembengkok
• Penempatan dan pengikatan
– Baja tulangan harus bersih, ditempatkan dengan selimut
beton sesuai ketentuan
– Diikat kuat pada posisinya, panjang penyaluiran 40 diameter
– Tidak boleh dilas kecuali atas persetujuan Direksi pekerjaan
– Simpul kawat membelakangi permukaan beton
– Baja tulangan yang terekspos cukup lama harus dilindungi
PELAKSANAAN
Mutu, dimensi dan bentuk sesuai dengan gambar
rencana
Toleransi
Tidak boleh dilakukan pembengkokan ulang
Apabila akan dilakukan pengelasan, usulkan pada
Direksi
Pastikan perancah, acuan sudah disetujui Direksi
Material bersih
Overlap sesuai dimensi
Tidak bergeser
Selimut beton sesuai
Pengendalian Mutu
• Penerimaan bahan
• Mutu pekerjaan dan perbaikan atas pekerjaan yang
tidak memenuhi ketentuan
– Mutu bahan dan diameter sesuai ketentuan
– Tidak boleh ada cacat pada panjang batang, ketebalan,
bengkokan yang melebihi toleransi
– Tidak boleh adanya diameter yang mengecil atau karat
yang berlebihan
– Baja tulangan yang sudah dibengkokkan tidak boleh
dibengkokkan kembali pada tempat yang sama

• Penggantian ukuran batang


– Hanya diijinkan apabila adanya persetujuan secara tertulis
dan luas penampang baja tulangan pengganti harus sama
dengan luas rancangan awal atau lebih besar
Pengukuran dan Pembayaran

• Pengukuran
– Diukur dalam kilogram sesuai dengan diameter
terpasang
– Penjepit, pengikat atau bahan lain tidak diukur
untuk pembayaran
– Baja tulangan untuk gorong-gorong pipa beton
dibayar secara terpisah pada divisi 2

• Pembayaran
– Kompensasi penuh terhadap pemasokan,
pembuatan, pemasangan termasuk pekerja,
perkakas, pengujian dan pelengkap lainnya
7.4. BAJA STRUKTUR
Refleksi Kehidupan
Semakin banyak anda berencana, semakin sedikit
anda akan dapat mengubah pengalaman, jadi
penuhilah kehidupan anda dengan pengalaman.
Teman sejati adalah seseorang yang siap mengulurkan
tangannya dan menyentuh hati anda.
Ketika kita menikah, kita tidak mau ada
kebohongan dimasa depan

Sampai kita mengalami gelombang dalam laut


kehidupan
Kehidupan adalah kenyataan
tanpa dapat dihapus!
Tidak ada masa depan, kalau anda tidak mau
memperbaiki apa yang hilang pada masa lalu
Jangan buang waktu dengan seseorang yang tidak
mendukung anda pada waktu diperlukan
Lihatlah selalu pada kehidupan dari sisi yang terang. Jika
tidak ada sisi terangnya, tunggulah sampai pada masa depan
menjadi terang
Umum

• Uraian
– Mencakup pekerjaan struktur baja komposit
– Pelaksanaan struktur baja baru, pelebaran dan
perbaikan struktur
– Penyediaan, fabrikasi, pemasangan, galvanisasi
dan pengecatan
– Baja termasuk baut sambung, paku keling,
pengelasan dll
Persyaratan
• Standar rujukan
– SNI, AASHTO, ASTM, AWS
• Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
– Beton, baja tulangan, siar muai, landasan
• Toleransi
• Persyaratan bahan
• Persyaratan kerja
Toleransi
• Diameter lubang
– Lubang pada elemen utama + 1,2 mm dan – 0,4 mm
– Lubang pada elemen sekunder + 1,8 mm dan -0,4 mm
• Alinyemen lubang
– Elemen utama (di bengkel) ± 0,4 mm
– Elemen sekunder di lapangan ± 0,6 mm
• Gelagar
– Camber 0,2 mm per meter panjang balok atau 6 mm
– Penyimpangan lateral as ke as landasan 0,1 mm
– Penyimpangan lateral web dan as flens max 3 mm
• Batang sambungan geser
– Penyimpangan max terhadap garis lurus terhadap flens ke
segala arah panjang/1000 atau 3mm
• Permukaan yang dikerjakan dengan mesin
– Penyimpangan bidang kontak 0,25 mm
Persyaratan Bahan
• Penyimpanan
– Harus dilindungi terhadap korosi dan bersih
• Baja struktur
– Sesuai dengan design mutunya
• Baut, mur dan ring
– Sesuai ASTM A 307, grade A
– Mengunakan baja mutu tinggi
– Komposisi kimia sesuai ketentuan
• Paku penghubung geser yang dilas
– Sesuqi ketentuan
• Bahan untuk pengelasan
• sertifikat
Sifat Mekanis Baja Struktural

Jenis Baja Tegangan putus Tegangan leleh Peregangan


minimum fu minimum fu minimum
(MPa) (MPa) (%)
Bj 34 340 210 22
Bj 37 370 240 20
Bj 41 410 250 18
Bj 50 500 290 16
Bj 55 550 410 13
Gaya Tarik Baut Minimum

Diameter nominal Gaya tarik minimum


baut (mm) (kN)
16 95
20 145
24 210
30 335
36 490
Sertifikat
• Semua bahan baku yang dipasok harus bersertifikat

• Sertifikat menyatakan bahwa bahan yang


diproduksi sesuai dengan formula standar dan
memenuhi semua ketentuan dalam pengendalian
mutu

• Sertifikat menunjukkan hasil pengujian sifat-sifat


fisik bahan baku, tanpa adanya tambahan biaya

• Ketentuan tersebut berlaku untuk semua produk


baja rol, baut, bahan dan pembuatan galvanis serta
galvanisasi
Persyaratan Kerja
• Pengajuan kesiapan kerja
– Laporan pengujian pabrik tentang kadar bahan
kimia dan pengujian fisik untuk setiap mutu baja
dari instansi yang berwenang dan terakreditasi
– Menyerahkan 3 salinan gambar kerja rinci
– Menyerahkan program dan metode pelaksanaan
– Adanya usulan peninjauan bengkel kerja,
pengiriman, pemasangan, pengaku sementara
untuk pemasangan gelagar sementara, detail
sambungan, penghubung
– Usulan pengalihan lalu lintas pada atau diluar
jembatan lama
– Memberitahu direksi pekerjaan minimal 24 jam
sebelum pembongkaran struktur lama atau
pemasangan struktur baru.
Pelaksanaan • Pemasangan jembatan baja
– Umum
• Fabrikasi
– Tahap pekerjaan
– Umum
– Pengaturan lalu lintas
– Pemotongan
– Peralatan dan perancah
– Lubang untuk baut
– Perakitan pekerjaan baja
• Baut tidak terbenam
• Yang disediakan oleh
• Baut pas dan silinder penyedia jasa
• Baut geser mutu tinggi • Yang disediakan oleh
– Pengaku pemilik
– Sambungan dengan baut – Komponen struktur baja
standar – Komponen yang disediakan
– Baut geser mutu tinggi pemilik
• Umum • Peluncuran
• Penyelesaian permukaan • Kantilever
bidang kontak • perancah
• Baut tarik – Pemeriksaan,
– Pengelasan pengumpulan,
– Pengecatan dan galvanisasi pengangkutan dan
– pengangkutan pengiriman
BAUT GESER MUTU TINGGI

 Sudut kemiringan permukaan bidang kontak


dengan kepala baut dan mur < 1:20
terhadap bidang tegak lurus sumbu baut

 Alat pengencang (torsi momen) harus


dikalibrasi sebelum digunakan

 Kekencangan alat pengencang disesuaikan


dengan dimensi baut (diameter baut), dan
mutunya.
Baut Sambungan

Baut berkekuatan tinggi 10.9 (EN 14399-4)


Baut berkekuatan tinggi untuk jembatan permanen

Baut M-24 :
• Kekencangan awal : 640 Nm
• Kekencangan akhir : 950 Nm

Baut M-16 :
• Kekencangan awal : 200 Nm
• Kekencangan akhir : 250 Nm

Beban awal terhadap minimum 5% jumlah baut


berkekuatan tinggi (10.9) di setiap sambungan
pada jembatan permanen harus diperiksa dengan
Momen torsi berikut ini:

• Baut M-24 : 1045 Nm.

• Baut M-16 : 275 Nm.

• Pengecekan dilakukan menurut tabel berikut ini


Pemeriksaan Beban Awal
Preload Check

Beban awal
< 30º tepat
Beban awal
tepat,
walaupun
Sudut Antara
dua baut
terputar 30º dan yang lain
pada
di kepala 60º
sambungan
baut ini juga
harus
saat diperiksa
pemeriks
Baut harus
aan dibuka dan
momen dua baut
yang lain
torsi > 60º pada
tercapai sambungan
ini juga
harus
diperiksa
Pemakaian Pelumas
Application of Grease

• Salah satu hal terpenting untuk pengencangan baut


dengan benar ialah memakai Molibdenum Disulfide
pelumas (MoS2)
• Pelumas harus dipakai pada jumlah yang benar

• Pelumas dipakai pada mur dan baut

• Pelumas dapat dipakai menggunakan jari atau kuas


Petunjuk Pengencangan Sambungan
Connection Tightening Order
PENGANGKUTAN & PERAKITAN

PENGANGKUTAN
Pastikan semua elemen ada kode
Pastikan jumlah komponen sudah sesuai dengan
gambar
Pastikan cara pengangkutan

PERAKITAN
Pastikan manual perakitan
Pastikan jumlah komponen sesuai
Pastikan jumlah baut sesuai
Pemasangan jembatan baja
• Umum
• Tahap pekerjaan
• Pengaturan lalu lintas
• Peralatan dan perancah
• Perakitan jembatan baja
• Komponen struktur baja
• Pemeriksaan, pengumpulan, pengangkutan dan
pengiriman bahan jembatan
Penyelesaian rangka baja
Pastikan sistem pemasangan – perancah atau
kantilever
Pastikan camber setelah semua komponen
terpasang – sesuai dengan manual ?
Pastikan semua sambungan telah dikencangkan
dengan kekencangan 100%
Pastikan tulangan untuk lantai tersedia
Pastikan mutu beton terpasang harus K-350
Pastikan jenis expansion joint sesuai
Pastikan jenis lapisan permukaan menggunakan
sesuai spesifikasi
Pengendalian Mutu
• Penerimaan bahan
• Pengendalian mutu
• Penanganan dan penyimpanan
• Perbaikan terhadap komponen jembatan yang
tidak memenuhi ketentuan
• Penggantian komponen yang hilang atau rusak
berat
• Perbaikan komponen yang agak rusak
– Pelurusan bahan yang agak bengkok
– Perbaikan hasil pengelasan yang retak
– Perbaikan lapisan permukaan yang rusak
Pengendalian Mutu
• Pemeliharaan komponen jembatan yang telah
diterima

• Pemasokan bahan lantai kayu

• Pengendalian mutu pelaksanaan struktur baja


– Pekerjaan sipil
– Penentuan titik pengukuran dan pekerjaan
sementara
– Pemasangan landasan
– Perakitan komponen baja
– Prosedur pemasangan
PENGENDALIAN MUTU
 Sambungan baut
 Cek kekuatan baut
 Cek dimensi baut
 Cek kuat tarik baut
 Ring (washer)
 Jenis washer, kekuatannya serta dimensi
 Ulir
 Panjang ulir dibandingkan dengan ukuran pelat
yang akan disambung
 Kekencangan
 Sesuaikan dengan jenis, mutu serta dimensi baut
Pengukuran dan Pembayaran
• Pengukuran
– Cara pengukuran berdasarkan jumlah kilogram
pekerjaan yang diterima dengan berat volume
7.850 kg/m3
– Berat bahan yang dihitung adalah berat nominal
seluruh pekerjaan baja
– Pengecatan, pelindung lainnya tidak dibayar
– Pengukuran matrial yang disediakan oleh pemilik
• pemasangan berdasarkan berat total rangka baja yang
akan dipasang. Rangka pemberat, pembantu tidak
dimasukkan dalam berat volume yang dipasang
• Pengangkutan dan pengiriman, berdasarkan berat total
yang diangkut, termasuk rangka pembantu yang harus
dikembalikan ke depot peralatan yang disyaratkan
• Pemasokan komponen pengganti
• Perbaikan komponen yang rusak
• Lantai kayu jembatan
7.5.
KAYU
7.5. KAYU
• Bahan kayu yang digunakan untuk lantai kayu
jembatan atau struktur jembatan kayu

• Mencakup pengadaan, penyimpanan,


perlindunganm pemasangan sesuai dengan
gambar rencana

• Mencakup pekerjaan persiapan yaitu


pembongkaran struktur lama

• Jenis kayu yang digunakan adalah jenis kelas


I
Persyaratan
• Toleransi
– Paku yang digunakan dengan diameter 2,75 mm – 8 mm,
panjang 40 mm – 200 mm
– Pelat baja sudah digalvanis dengan ketabalan 0,9 mm – 2,5
mm
– Baut dengan kepala segi 4 atau segi 8, diameter antara 12
mm – 30 mm, toleransi lubang baut 1 mm
– Sekrup, diameter 6mm – 20 mm, panjang 25 mm – 300 mm
• Persyaratan bahan
– Mutu kayu yang digunakan adalah kayu kelas I atau setara
kelas I yang dibuktikan dengan pengujian
– Bahan pendukung mencakup pelat baja, baut sambungan,
palu, klem sesuai dengan gambar rencana
• Persyaratan kerja
– Pengajuan kesiapan kerja, pengajuan program pekerjaan
pemasangan struktur termasuk metoda pelaksanaannya
Pelaksanaan
• Penyimpangan dan perlindungan
material
PELAKSANAAN
• Pengerjaan kayu

•Sambungan
•Sambungan dengan pelat besi
7.6. TIANG PANCANG
Umum
• Uraian
– Mencakup tiang pancang yang disediakan
dan dipancangkan
– Jenis tiang pancang:
• Tiang kayu – crucuk
• Tiang baja profil
• Tiang pipa baja
• Tiang beton bertulang pracetak
• Tiang beton prategang pracetak
• Tiang bor beton cor langsung di tempat
Persyaratan

• Standar rujukan
– SNI, AASHTO, ASTM

• Toleransi
– Lokasi tiang pancang tidak boleh melampaui 75
mm dalam segala arah
– Kemiringan tiang pancang, penyimpangan max arah
vertikal 20 mm per meter
– Kelengkungan max 1% dari panjang tiang
– Kelengkungan lateral 0,7%o panjang total tiang
– Diameter lubang tiang bor +0 sampai +5% dari
diameter nominal
Persyaratan bahan

• Kayu
• Beton
• Baja tulangan
• Tiang pancang beton prategang pracetak
• Tiang pancang baja struktur
• Pipa baja
• Sepatu tiang dan sambungan tiang
Persyaratan Kerja
Pengajuan Kesiapan Kerja

Pastikan sudah ada gambar kerja


Buat program pemancangan
Buat perhitungan rancangan,
Rumus pemancangan
Alat pancang
Buat metoda penyambungan tiang
Usulan pengujian tiang
Contoh, data tiang pancang yang akan digunakan
Pelaksanaan Tiang Pancang Kayu

• Harus memenuhi persyaratan bahan


• Pengawetan
• Kepala tiang pancang
• Sepatu tiang pancang
• Pemancangan
• Penyambungan
Pelaksanaan
Tiang pancang beton pracetak
• Umum
– Selimut beton min 40 mm dan yang terekspos air laut 50 mm
• Penyambungan
– Metode penyambungan harus disetujui Direksi Pekerjaan
• Perpanjangan tiang pancang
– Baja tulangannya dengan overlap 40 x diameter
– Baja spiral 2 x lingkaran penuh
– Mutu beton minimum fc’ 35 MPa
• Sepatu tiang pancang
– Disesuaikan dengan kondisi tanah
• Pembuatan dan perawatan
– sesuai dengan spesifikasi bahan beton dan baja tulangan
– Dalam proses pengangkatan tiang harus ditahan pada ¼
panjangnya
– Tiang diberi tanda waktu pengecoran, panjang pada daerah dekat
kepala tiang
PELAKSANAAN
Tiang pancang percobaan
Apabila diperlukan dan sesuai kontrak atau atas
perintah Direksi
Panjang tiang
Berdasarkan hasil uji tiang atau gambar rencana
Tiang utuh
Untuk tiang beton pracetak
Pemancangan tiang
Diberi tanda selama penetrasi
Lokasi sesuai gambar rencana
Kepala tiang dilindungi
Alat pancang harus sesuai
Dilaksanakan sampai kedalaman yang disyaratkan
Tiang pancang baja
• Umum
– Bila diisi dengan beton mutu fc’ 20 MPa
• Perlindungan terhadap korosi
• Kepala tiang
• Perpanjang tiang pancang
• Sepatu tiang pancang
• Pemancangan
Pemancangan
• Umum
– Alat pancang harus sesuai dengan jenis dan berat tiang
yang dipancang
• Penghantar tiang pancang (leads)
– Letaknya harus bebas untuk palu dan penghantar dan
diperkaku selama pemancangan
• Bantalan topi tiang pancang panjang (followers)
• Tiang pancang yang naik
– Akibat adanya pemancangan yang terlalu dekat
– Harus dipancang kembali atau diuji
• Pemancangan dengan water jet
• Tiang pancang yang cacat
• Catatan kalendering
• Rumus dinamis untuk perkiraan kapasitas tiang
pancang
PENCATATAN DATA

No. tiang Energi pukulan


Posisi Perpanjangan
Jenis dan ukuran Panjang potongan
Panjang aktual Rumus dinamis
Tanggal pemancangan
pemancangan seperti Hiley,
Jumlah pukulan Janbu
setiap 50 cm Cek kedalaman
penetrasi tiang
PONDASI TIANG PANCANG

 Rumus daya dukung tiang berdasarkan kalendering


sangat banyak , mungkin mendekati 500 rumus
 Biasanya setiap alat pancang yang dipergunakan
mempunyai rumus tersendiri
 Hiley -

eh .Eh W n w 2
Ru 
1 W  w
s   C1  C2  C3 
2
Faktor keamanan = 3
PONDASI TIANG PANCANG
• Dimana :
• Ru = Daya dukung batas dari tiang dalam tanah
• eh = efisiensi daari pemukulan palu; e = 1 untuk palu disel
dan e = 0,75 untuk jenis drop hammer
• Eh= Tingkat enersi palu (nilai dari pabrik) = W H
• C1 = tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang
dan poer;
• C2=tekanan sementara yang diijinkan untuk deformasi
elastis tiang dan
• C3 = tekanan sementara yang diijinkan untuk gempa di
lapangan (m)
• s = Penetrasi tiang untuk pukulan palu terakhir
• W = Berat tiang
• w = Berat palu
• n = Koefisien restitusi / pengembalian
• H = tinggi jatuh palu (m), H = 2H” untuk palu disel
(H’=tinggi jatuh ram)
Cushion = bantalan
NIlai efisiensi palu

Jenis palu Efisiensi (er)


Drop hammer 0.75 – 1.00
Single Acting Hammer 0.75 – 1.00
Double Acting 0.85
Hammer 0.85 – 1.00
Diesel hammer
Nilai Koefisien Restitusi (N)

Material N

Tiang pancang kayu 0.25


Bantalan kayu di atas tiang pancang baja 0.32
Bantalan kayu pada tiang pancang baja 0.4
Tiang pancang baja tanpa bantalan kayu 0.5
arau tiang pancang beton dengan bantalan
Palu besi cor di atas tiang pancang beton 0.4
tanpa topi
NIlai K1 – nilai perpendekan elastik kepala
tiang pancang dan topi tiang pancang
K1 (mm)
Bahan Tegangan pemancangan pada
kepala tiang pancang
3,5 7,0 10,5 14,0
MPa MPa MPa MPa
Tiang atau pipa baja
Langsung pada kepala tiang 0 0 0 0
Langsung pada kepala tiang kayu 1 1 3 5
Tiang pancang beton pracetak 3 6 9 12.5
dengan topi setebal 75-100 mm
Topi baja yang mengandung paking 1 2 3 4
kayu untuk tiang baja H atau tiang
baja pipa
0.5 1 1.5 2
Cap block terdiri atas 5 mm bahan
RUMUS PEMANCANGAN TIANG

ENGINEERING NEWS-RECORD (ENR) eh. Eh


F.K. = 6 Ru 
sz
MODIFIED ENR
eh. Eh W  n w
2

F.K. = 6 Ru 
sz W w

DANISH eh. Eh
F.K.= 3-6
Ru 
eh. Eh. L
s
2. A. E
RUMUS PEMANCANGAN T.P.

A = Luas penampang tiang


C1,C2,C3 = Koefisien dalam persamaan Hiley
eh = Efisiensi pemukulan palu (<1)
E = Modulus Young dari tiang
Eh = Tingkat enersi palu (nilai dari pabrik)
L = Panjang tiang
n = Koefisien restitusi / pengembalian
Ru = Daya dukung batas dari tiang dalam tanah
s = Penetrasi tiang untuk 10 pukulan terakhir
w = Berat tiang
W = Berat palu
z = 0,1 untul palu dengan tenaga uap dan 1 untuk drop hammer
FAKTOR YANG MENENTUKAN JENIS TIANG PANCANG

• Jenis, dimensi dan berat struktur yang harus


didukung
• Properties lapisan tanah
• Kedalaman lapisan tanah yang akan mendukung
• Kondisi lapisan tanah di atas tanah yang akan
mendukung
• Ketersediaan jenis material tiang pancang
• Jumlah tiang yang diperlukan
• Alat pancang
• Perbandingan harga
• Durabilitas yang disyaratkan
• Kedalaman dan jenis air (jika ada) di atas tanah
• Kondisi lingkungan
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM
PEMANCANGAN TIANG PANCANG PRATEGANG

• Pada tiang pipa, usahakan tanah tidak masuk ke dalam pipa


yang dapat mengakibatkan perbedaan gaya antara di dalam
dan luar.

• Topi pancang tiang harus pas dan cocok dengan ukuran


tiang sehingga tiang dapat dengan mudah bergerak tanpa
terikat pada kepala alat pancang, Hal ini untuk menghindari
terjadinya gaya torsi.

• Ujung tiang harus tegak lurus pada as memanjang untuk


menghindari terjadinya eksentrisitas yang menambah gaya
pada tiang

• Pada bagian ujung strand prategang atau penulangan harus


didesain cukup sehingga tidak terjadi kontak langsung pada
waktu pemancangan, dan enersi pemancangan harus dapat
tersalur dengan baik
Fundasi Tiang Bor
• Persiapan
– Lokasi titik bor
– Hasil penyelidikan tanah
– Jenis alat bor dan diameternya
– Metode pengeboran
– Pembuatan tulangan sesuai dengan gambar rencana

• Pelaksanaan
– Pengeboran sampai kedalaman yang disyaratkan, tetapi
harus ada kepastian sudah mencapai tanah keras
– Pemasangan tulangan, dan dipasang dalam kondisi bersih
– Pembuatan beton dengan mutu sesuai persyaratan
– Pengecoran beton (tinggi jatuh atau langsung dengan
pemompaan – W/C ratio)
– Waktu pengecoran dan syarat pendukung lainnya
Analisis Pekerjaan Tiang pancang Dinamis
• Kasus I
– Ada kesepakatan dengan ahli teknik sistem analisis TPD untuk pengukuran
gelombang tegangandalam menentukan kedalaman TP dan kriteria
pemancangan
– Jumlah pengujian 5% dari jumlah TP
– Pemancangan harus sesuai dengan kriteria (pengawasan produksi)
sejumlah pengujian 20% jumlah TP untuk jaminan bahwa kapasitas
mencukupi.
– Kontrol total sebanyak 25% dari jumlah TP, nilai faktor keamanan dapat
direduksi dari 3 menjadi 2
• Kasus II
– Perencana sudah konsultasi dengan analis TPD untuk menentukan jenis TP
yang paling efisien.
– Ahli teknik sistem ATPD melakukan studi untuk beberapa jenis TP untuk
menentukan pilihan yang akan digunakan
• Kasus III
– Pelaksana melaksanakan pekerjaan sesuai spesifikasi, TP tidak sesuai
desain
– Dilakukan pengujian sebelum pelaksanaan pemancangan dilanjutkan
• Kasus IV
– Adanya kerusakan pada TP
– Ahli teknik melakukan pemeriksaan keutuhan dengan menggunakan
pengujian dinamis
Pengendalian Mutu
• Jaminan mutu
• Penerimaan bahan
• Penyimpanan dan perlindungan bahan

• Tiang uji (test pile)


– Dilaksanakan untuk mengetahui kepastian kapasitas daya dukung TP
pada suatu kedalaman tertentu
– Jumlah tiang uji minimal 1 dan maksimal 4
– Lokasi tiang uji dapat di dalam lokasi atau di luar lokasi proyek
• Pengujian pembebanan (loading test)
– Pembebanan I dilaksanakan sesuai beban rencana dan dipantau
– Pembebanan II adalah sampai 2 x beban rencana dengan 3 x
penambahan beban interval waktu 2 jam, jika terdapat penurunan 0,15
mmdalam waktu 15 menit, maka pembebanan dikurangi 50%
– Pembebanan tersebut ditahan selama 48 jam, kemudian beban
ditiadakan
– Pembebanan dapat ditingkatkan lebih dari 2 x dengan setiap
penambahan sebesar 100 kN sampai tiang runtuh yaitu terdapat
penurunan total sebesar 25 mm atau penurunan permanen 6,5 mm

• Mutu pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan


Pengukuran dan Pembayaran
• Pengukuran
– Cerucuk
– Pengadaan tiang pancang
– Pemancangan tiang pancang
– Tiang bor beton cor langsung di tempat
– Pelaksanaan tiang bor beton cor langsung di tempat yang berair
– Tiang uji
– Pengujian pembebanan tiang

• Dasar pembayaran
– Kompensasi penuh terhadp penyediaan, penanganan, pemancangan,
penyambungan, perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan,
perawatan, pengujian, baja tulangan , pemboran, hilangnya casing dll
– Untuk tiang bor cor ditempat, beton dibayar sesuai seksi 7.1. dan
baja tulangan seksi 7.3.
7.7. SUMURAN
Sumuran

• Fondasi sumuran adalah komponen struktur


fondasi yang berinteraksi dengan tanah
secara loangsung dan menyalurkan beban ke
dalam tanah

• Pekerjaan mencakup penyediaan dan


penurunan dinding sumuran yang dicor
ditempat atau pracetak sesuai dengan
spesifikasi dan dimensi sesuai dengan gambar
rencana
Persyaratan

• Standar rujukan
• Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
• Toleransi
– Sesuai dengan toleransi beton
• Persyaratan bahan
– Sesuai dengan seksi 7.1. dan 7.3.
• Persyaratan kerja
– Sesuai dengan seksi 7.1.
Pelaksanaan
• Umum
• Unit beton pracetak
• Dinding sumuran dan unit beton pracetak
• Dinding sumuran cor ditempat
– Dimensi sesuai gambar rencana
– Acuan tidak boleh dibuka sebelum 3 hari
– Penurunan minimal beton sudah mencapai kuat tekan 70%
terhadap kuat tekan rencana
• Pengisian sumuran dengan beton siklop
• Galian dan penurunan
• Sumbat dasar sumuran
• Pengisian sumuran
• Pekerjaan penahan rembesan
• Pembongkaran bagian atas sumuran
• Pengendalian keselamatan
PELAKSANAAN

Unit beton pracetak dicetak pada landasan


pengecoran
Tidak boleh diangkut sebelum berumur 14 hari atau
mencapai 70% dari kuat tekan
Tidak boleh diturunkan sebelum sambungan
berumur 24 jam
Penurunan sumuran disesuaikan dengan kondisi
tanah
Dinding sumuran diturunkan dengan gravitasi
(akibat berat sendiri)
Dasar sumuran diberi beton
PELAKSANAAN

Sumuran diisi dengan mutu beton K-250 sampai 1 m


di bawah poer bangunan bawah
Bagian atas sumuran tidak boleh lebih tinggi
daripada dasar poer
Baja tulangan dari sumuran harus dimasukkan
dalam poer 40 x diameter
Fundasi Sumuran
• Persiapan
– Lokasi fundasi (staking out)
– Pembuatan cincin sumuran (sebelum mempunyai kekuatan 85%
fc’ tidak boleh dipasang)
– Alat untuk penggalian (manual atau konvensional, alat besar)
– Pompa, apabila diperlukan untuk menjaga kestabilan tinggi air
tanah

• Pelaksanaan
– Penurunan cincin sumuran
– Penggalian dengan cara gravitasi
– Pengecoran beton kedap air dengan fc’ 20 MPa
– Pengecoran beton siklop (volume batu besar 1/3 dan volume
beton fc’ 15 MPa 2/3)
– Stek tulangan pada bagian teratas cincin sumuran dan bagian
beton kedap air sebagai penghubung antara poer dan fundasi
Pengukuran dan Pembayaran

• Pengukuran
– Berdasarkan dimensi dan panjang terpasang
– Beton kedap air diukur berdasarkan metre
kubik sesuai seksi 7.1.

• Dasar pembayaran
– Berdasarkan kompensasi penuh penyediaan
pekerja, bahan, peralatan, galian untuk
penurunan dan pembuangan bahan galian,
pembongkaran (jika perlu), penghubung,
sambungan dan semua pekerjaan pelengkap.
– Pembayaran berdasarkan :
• Pengadaan dinding sumuran
• Penurunan dinding sumuran
7.8. ADUKAN SEMEN
Adukan semen

• Adalah bahan hasil campuran dan pengadukan


agregat halus dengan semen dan air sehingga
tercapai konsistensi yang diperlukan

• Pekerjaan mencakup pembuatan dan pemasangan


adukan untuk beberapa jenis pekerjaan yang
memerlukannya seperti pekerjaan akhir pasangan
batu atau struktur lainnya

• Adukan semen untuk pasangan mempunyai kuat tekan


minimum 5 MPa
CAMPURAN

Adukan semen
Untuk pengerjaan akhir atau perbaikan akhir
Adukan untuk pasangan
Pencampuran
Mempunyai kekentalan yang tidak lebih dari 70% berat
semen yang digunakan
Boleh diaduk kembali dalam waktu 30 menit setelah
pengadukan awal
Adukan yang telah lewat 45 menit harus dibuang
Pemasangan
Permukaan bersih dan lembab
Tebal adukan maksimum 1,5 cm
7.9. PASANGAN BATU
Pasangan Batu

• Adalah komponen struktur yang terbuat dari


susunan batu dengan mortar semen sebagai
pengikat sesuai persyaratan

• Pekerjaan harus sesuai gambar rencana

• Pekerjaan mencakup pekerjaan struktur


yang menahan beban maupun yang tidak
menahan beban
BAHAN

Batu
Bersih, keras, tanpa bagian tipis atau retak
Bentuk rata, lancip atau lonjong
Lebar > 1,5 x tebal

Adukan

Drainase porous
PELAKSANAAN
Persiapan pondasi
Bila diperlukan landasan yang permeable perlu disyaratkan
Pemasangan batu
Landasan adukan minimal tebal 3 cm
Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan
muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding
dari batu yang terpasang
Penempatan adukan
Sebelum dipasang, permukaan batu harus bersih dan dibasahi
Tebal landasan adukan antara 2 – 5 cm
Ketentuan lubang sulingan dan dilatasi
Lubang diletakkan pada setiap 2 m dengan diameter 5 cm
Dilatasi setiap 20 dengan dilatasi 30 mm
Pekerjaan akhir pasangan batu
Hasil akhir permukaan harus sesuai dengan persyaratan
7.10. PASANGAN BATU KOSONG dan
BRONJONG
IF BETTER
IS POSSIBLE
GOOD IS
NOT ENOUGH
ANDRIE
WONGSO 409
Jika lebih baik
memungkinkan
maka baik saja
tidak cukup
410
MISKIN MENTAL
• • Iri / Dengki
Malas / loyo
• • Tidak jujur
Tidak disiplin
• • Tidak Percaya Diri
Takut tantangan
• • Tidak punya dedikasi
Banyak mengeluh
• • Cepat puas diri
Takut perubahan
• • Pesimis / Apatis
Sulit beradaptasi
• • Dll…
Tidak bertanggung
Jawab

411
KAYA MENTAL
- Tanggung jawab
- Pantang Menyerah
- Yakin - Menghargai Waktu
- Percaya diri - Jujur
- Sabar - Kemauan Untuk Belajar
- Suka Tantangan - Berani
& Berkompetisi - Mencintai Pekerjaan
- Tegar
- Disiplin
- Rajin
- Kerja Keras - Bisa Bekerja Sama
- Komitmen - Bersyukur
- Punya Integritas - Dll…
- Ulet 412
OPTIMIS
413
REALITA
414
415
REALITA

BERUBAH 416
KEKUATAN
DOA
417
SIKAP
MENTAL
Negati
Positif
f
Optimi
Pesimi
s 418
REALITA
Positif Negatif
Optimis Pesimis
• Penuh Harapan • Cemas
• Berani Mencoba • Takut
• Aktif • Pasif
• Yakin • Bimbang
• Tegar / Ulet / Gigih • Ragu
• Pantang • Stress
menyerah • dll 419


OPTIMIS >< PESIMIS
Orang OPTIMIS
Mampu melihat Kesempatan
di setiap Kesulitan

Orang PESIMIS
Selalu menemukan Kesulitan
di dalam Kesempatan
420
Orang OPTIMIS
bukan orang yang yakin dikarenakan melihat
jalan mulus dan lancar di hadapannya.

tetapi…

Orang OPTIMIS
adalah orang yang sadar di depan ada
halangan, rintangan, dan tantangan, tetapi ia
tetap yakin dan berani berjuang untuk
mengatasinya!!!

421
hanya orang-orang
KAYA MENTAL yang
mampu menciptakan
kehidupan dan meraih
kesuksesan yang Luar
Biasa!!
422
ANDRIE
“PERUBAHAN
tidak akan
terjadi bila kita
hanya
menunggu
saja.

Kita yang
membuat
perubahan itu
TERJADI.
Barack Obama

YES WE 423
miskin & kaya
mental
adalah
PILIHAN & KEBIASAAN
424
BAHAN
Pasangan batu kosong
Keras, awet dan bersudut tajam
Ukuran batu minimal 85% mempunyai ukuran yang sama
Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang
diberikan harus beton K175
Bronjong
Kawat Bronjong
baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279 Kelas 1,
dan ASTM A239. Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26
kg/m2
Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang
teranyam dengan tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm
x 60 mm
Batu
batu yang keras dan awet
Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous
PELAKSANAAN
Persiapan
Galian, termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk
pasangan batu kosong dan bronjong
Penempatan bronjong
Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat
sehingga bentuk serta posisi yang benar dengan
menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil
sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong
Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh
kepadatan maksimum dan rongga seminimal mungkin dan
tidak boleh lebih dari 40%. Bilamana tiap bronjong telah
diisi setengah dari tingginya, dua kawat pengaku
horinsontal dari muka ke belakang harus dipasang
Lebar dan tinggi bronjong dengan toleransi -5% dan +5%
dan terhadap panjang -3% dan +3%
Penempatan pasangan batu kosong
Penimbunan kembali
Penempatan batu kosong yang diisi adukan
7.11. SIAR MUAI
SIAR MUAI
(Expansion joint)
• Sambungan siar muai
– Tergantung pada jenis pergerakan struktur (getaran,
lendutan, pemuaian)
– Dapat menahan perubahan temperatur
– Tahan terhadap cuaca, fleksibel, dapat menahan
beban dinamis kendaraan, nyaman

• Jenis sambuangan siar muai


– Sambungan siar muai terbuka
• Berbentuk pelat, baja siku, baja bergerigi
• Tahan terhadap karat/terlindung terhadap korosi
• Sambungan dengan baja dan baut angkur
– Sambungan siar muai tertutup
• Terbuat dari bahan neoprene, aspal karet
• Tahan terhadap cuaca, fleksibel, dapat menahan nenahan
dinamis, nyaman
SIAR MUAI
jenis asphaltic plug
• Bahan
– Rubberized bitumen binder
• Campuran bitumen, polymer, filler dan surface active agent
– Single size agregat
• Dengan kekerasan setara dengan basalt, gristone, gabbro atau kelompok
granit
• Bersih, berbentuk kubus (cubical) ukuran 14 mm-20 mm
• Tahan terhadap temperatur sampai 150 derajat Celcius
– Pelat baja
• Dapat menahan dampak pemuaian akibat panas pada saat pelaksanaan
• Tebal dan lebar sesuai dengan ukuran celah sambungan
– Angkur
– Ketebalan tergantung pada lebar celah sambungan dan besarnya
pergerakan dan minimum tebal 75 mm dan lebar 40 cm
SIAR MUAI
jenis asphaltic plug
Pada siar muai yang paling menentukan adalah
cara pelaksanaan di lapangan
Contoh pelaksanaan asphaltic plug (banyak masalah
karena kesalahan pelaksanaan ):

• Lokasi yg akan diberi exp jnt AP harus dipotong


dulu selebar 40 cm dan sedalam 7,5 cm
• Bagian atas gap diberi plat baja yg diangkur agar
tidak bergerak
• Tempat joint tsb dibersihkan dg disemprot
memakai blower panas sampai tempatnya panas
dan bersih
SIAR MUAI
jenis asphaltic plug
• Kemudian diberi rubbertic asphalt yg panas
• Lalu sebarkan aggregat yg sudah
dipanaskan sd 150˚ C dan kondisi bersih,
single size atau 3 size keatasnya kira2
setengah tebal joint
• Kemudian siram lagi dg rubber asphalt yg
panas juga sampai penetrasi ke bagian
bawah agregat dan meliputi semua agregat
• Demikian seterusnya dilakukan hal yg sama
sd elevasi permukaan jalan
THORMA
JOINT
SIAR MUAI
jenis penutup karet neoprene
• Mortar
– Epoxy resin mortar dengan flexural strength 5 MPa
– Diberi CFRP untuk menahan geser
• Joint sealant rubber
– Mempunyai elongation > 300%
– Aging test dengan variasi tensile strength 20%
– Hardness < 10 Hs
– Hubungan antara rubber dengan mortar dengan perekat
yang mempunyai elongation > 100% dan tensile strength
> 5MPa
• Bahan dasar sambungan
– Joint priming compound sesuai spesifikasi pabrik
SIAR MUAI
jenis penutup karet neoprene

CUT OFF
JOINT
Sambungan Siar Muai Tipe Khusus

• Untuk jenis pergerakan struktur yang


cukup besar
• Bahan tergantung pada
– Pergerakan struktur
– Ukuran celah sambungan
– Tingkat kepentingan struktur
NON GAP
JOINT
7.12. LANDASAN JEMBATAN
LANDASAN

• Pergerakan jembatan pada umumnya


diakibatkan oleh:
– Muai dan susut yang disebabkan oleh temperatur
– Lendutan akibat beban
– Pergerakan tanah
– Gaya sentrifugal, longitudinal akibat kendaraan
– Kombinasi semua gaya tersebut di atas
• Untuk menahan pergerakan tersebut
diperlukan landasan yang bersifat :
– Awet
– Mudah pemeliharaan
– Mudah pemasangan/penggantian
– Murah
LANDASAN
• Landasan adalah sistem keseluruhan dari suatu
bagian jembatan yang meneruskan gaya, meredam
getaran dari bangunan atas ke bangunan bawah
• Landasan terdiri atas bantalan (karet, logam lain-
lain), dudukan bantalan (adukan mortar atau lain-
lain)
• Bantalan adalah bagian struktur dari landasan yang
meredam getaran dan menyalurkan beban dari
bangunan atas ke bangunan bawah
• Bantalan dapat terbuat dari bahan karet (alam
atau sintetis), logam, bahan lainnya
• Jenis bantalan bermacam-macam sesuai dengan
keperluannya (jenis sendi, rol, pot atau lainnya)
BANTALAN KARET

JENIS BAHAN
• Karet alam
• Karet sintetis
• Campuran karet alam dan sintetis

KERUSAKAN
• Penggunaan bahan aditif dan filler yang
berlebihan dalam bahan karet
• Komposisi kimia, reaksi kimia >> retak,
permukaan menggelembung, hilangnya
elastisitas
• Pengaruh ozone
BAHAN BANTALAN KARET
• Bahan harus cukup keras yaitu mempunyai
hardness 55 ± 5 duro
• Untuk bantalan karet dengan ketebalan > 1”,
menggunakan laminasi antara pelat baja dengan
karet
• Perlu uji kelekatan (geser) antara pelat baja
dengan karet
• Perlu aging test bahan karet sesuai ASTM 573,
dimana pemuluran sampai putus 50%, perubahan
kuat tarik max 15%, kekerasan max 10 Hs.
• Bahan polymer dalam campuran karet tidak boleh
lebih dari 60% terhadap volume total bantalan
• Tebal pelat baja minimum adalah 1/16”
• Ujung-ujung pelat baja tertanam tidak tajam
PENGUJIAN BANTALAN KARET
• Dilaksanakan oleh laboratorium terakreditasi atau
diakui
• Pengujian overload dilakukan untuk semua bantalan
karet
• Pengujian geser dilaksanakan terhadap 10% dari
bantalan karet yang diuji
• Bahan harus diuji untuk mengetahui komposisi,
hardness, pelapukan dll.

Mutu bantalan harus:


• Secara visual tidak boleh ada yang cacat (benjol,
gelembung, sobek)
• Sesuai dengan spesifikasi dan desain
7.13.
SANDARAN
SANDARAN

• Termasuk penyediaan, fabrikasi dan


pemasangan sandaran baja

• Didalamnya termasuk galvanisasi atau


pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar,
baut angker dsb

• Toleransi
– diameter lubang + 1 mm s/d -0,4 mm
– Tiang sandaran tegak < 3 mm/m’ tinggi
– Railing segaris dalam rentang 3 mm
– Tampak halus dan seragam dalam posisi akhir
BAHAN SANDARAN

• Baja rol dengan tegangan leleh 2800


kg/cm2
• Baut penahan berbentuk U diameter 25 mm
(ASTM A307) dan diproteksi

• Persyaratan kerja
– Sesuai gambar rencana
– Ada sertifikat pabrik yang menunjukkan mutu
baja, pengelasan
PELAKSANAAN SANDARAN

• Di fabrikasi
• Pengelasan dilaksanakan oleh tenaga trampil
bersertifikat
• Galvanisasi sesuai AASHTO M111-04,
kecuali telah mempunyai tebal minimum 80
mikron
• Pemasangan sesuai seksi 7.4.
7.14. PAPAN NAMA JEMBATAN
• Ukuran minimal 40 x 60 cm2
• Bahan marmer dengan lambang PU
• Toleransi ± 10 cm
• Letak sesuai dengan ketentuan dan
dipasang pada parapet
• Isi tulisan :
– Nomor jembatan
– Nama jembatan
– Lokasi
– Data teknis
– Tahun pembangunan
7.15. PEMBONGKARAN STRUKTUR

• Pembongkaran dilaksanakan tanpa menimbulkan


kerusakan pada bagian struktur lainnya

• Pembuangan bahan bongkaran tidak menimbulkan


dampak lingkungan dan hambatan lainnya

• Bahan bongkaran yang berupa bahan yang masih


dapat digunakan adalah milik Pemilik dan harus
diamankan

• Bongkaran bangunan bawah struktur lama jembatan


dibongkar sampai kedalaman – 30 cm di bawan dasar
sungai dan rongga ditimbun kembali
7.16. TURAP

• Lingkup pekerjaan adalah turap kayu, baja dan


beton pracetak

• Lokasi kepala turap sesuai gambar rencana dan


pergeseran lateral maksimum 75 mm

• Bahan turap sebelum dipasang harus disetujui


terlebih dahulu

• Apabila perlu dapat dilakukan tiang uji turap


untuk menentukan panjang turap yang
diperlukan
7.17. PIPA CUCURAN

• Adalah pipa pembuangan air


hujan yang terletak pada lantai
jembatan ke arah bawah

• Diameter minimum 75 mm

• Bahan baja galvanis

• Panjang pipa cucuran 20 cm lebih


panjang dari bagian terbawah
struktur utama bangunan atas
7.18. PARAPET
• Adalah bagian dari
jembatan yang berguna
untuk mengarahkan lalu
lintas sebelum masuk ke
jembatan

• Bahan yang digunakan


adalah pasangan batu
dengan ketinggian dan
dimensi sesuai dengan
gambar rencana

• Harga terpasang dalam


meter kubik sesuai gambar
rencana
JALAN PENDEKAT (OPRIT)

• PERHATIKAN KONDISI TANAH DASAR


• TINGGI TIMBUNAN HARUS DIPERHITUNGKAN YAITU

Hkr
H=
3
C. Nc
H kr =

Hkr = tinggi timbunan max yang dipikul


H = tinggi timbunan yang diijinkan
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
PENANGANAN OPRIT YANG KONDISI
TANAHNYA JELEK:
• Diperhitungkan terhadap pondasi abutment
• Dipikul oleh crucuk, tiang pancang
• Ditanggulangi dengan turap, bronjong dll.
• Dipergunakan material timbunan yang ringan -
abu sekam, abu terbang dll.
• Dengan sistem counterweight
• Berat material timbunan dikurangi dengan
armco, gorong-gorong
• Kombinasi cara-cara di atas
JALAN PENDEKAT (OPRIT)

TURAP
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
JALAN PENDEKAT (OPRIT)

Elevasi timbunan rencana

L1&L2 dihitung dari


radius sliding

H kr H

Hkr/3 = H

L1 L2
Memerlukan ruang yang banyak
08/27/19 468

Anda mungkin juga menyukai