Anda di halaman 1dari 144

OJT REVISI

dr Hj Ratna Thahir
SISTEMATIKA

1. Pengantar dan Penemuan Kasus

2. Pengobatan TB RO

3. Keberlangsungan Pengobatan

4. KIE TB MDR

5. PPI TB

6. Pengelolaan Logistk MDR


1. Pengantar dan Penemuan Kasus
Program Pengendalian
TB Resistan Obat
• Manajemen Terpadu Pengendalian TB
Resistan Obat (MTPTRO)
• Dulu disebut PMDT
(Programmatic Management of Drug
Resistant TB)
• TB MDR (Multi Drugs Resistant) = TB Resistan
Obat
• TB MDR : kuman resisten ( kebal ) terhadap INH
dan Rifampicin secara bersamaan

• TB RR : kuman resisten terhadap rifampicin


berdasarkan hasil pemeriksan TCM ataupun
metode kovensional

• TB RR dan TB MDR diobati dengan paduan OAT


MDR yg standar maupun STR ( shorter
treatment regimen )
Tipe Resistensi Obat
• Monoresisten : Kebal terhadap satu jenis obat
• Poliresisten : Kebal terhadap lebih dari satu
jenis obat, kecuali Rifampicin dan INH
• Multi Drug Resistance : Kebal tehadap R dan H
secara bersamaan, bisa/tanpa kekebalan tehadap
obat lain
• Extensively Drug Resistance (XDR): MDR +
fluorokuinolon + salah satu obat injeksi lini kedua
• Resisten Rifampinsin (RR) perlu pengobatan TB
Kebal Obat
TB VS TB Resisten Obat
TB TB Resisten Obat

Gejala Sama sama

Cara Penularan Sama sama

Diagnosa Pemeriksaan Mikroskopik Pemeriksaan Kultur & Uji


(SPS ---- BTA ) Kepekaan
Pemeriksaan Tes Cepat
(GeneXpert)
PMO Keluarga/Kader Petugas Kesehatan

Lama Pengobatan 6 Bulan kat I 20 – 24 bulan ( konvensional )


8 bulan kat 2 9 - 11 bulan ( Shorter
Treament Regimen )
Diagnosa
Kultur/Biakan

MTB
ALUR PENJARINGAN SUSPEK TB MDR
• Gunakan Formulir
Rujukan Nasional
LAKUKAN KONSELING, • Catat di buku
PASIEN TB/
RUJUK KE RS LABUANG bantu Rujukan
SUSPEK TB
BAJI •Fotokopi TB 05
terakhir
YA

MEMENUHI Pasien tidak


Pasien bersedia
9 KRITERIA dirujuk ke bersedia  kirim
SUSPEK TB Makassar sample dahak
MDR?

Jangan Lupa KK & Koordinasi dengan


TIDAK KTP serta Rujukan Dinkes kab/Kota
RS Kabupaten
LAYANI
SESUAI
PEDOMAN
NASIONAL
Kriteria Terduga TB Resisten Obat
1. Pasien TB Gagal Kategori 2
2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi
setelah 3 bulan pengobatan
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang
tidak standar serta menggunakan kuinolon dan obat
injeksi lini kedua minimal selama 1 bulan
4. Pasien TB Gagal Pengobatan Kategori 1
5. Pasien TB pengobatan Kategori 1 yang tidak konversi
6. Pasien TB Kasus Kambuh, (Kat 1 atau Kat.2)
7. Pasien TB yang kembali setelah loss to follow up (lalai
berobat)
8. Suspek TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan
pasien TB Resisten Obat (Penting untuk dilacak)
9. Pasien ko-infeksi TB -HIV, (TB Baru yang tidak responsif
terhadap pemberian OAT)
Evaluasi Pengobatan DOTS Kat.I
Diagnosa Bln Bln 2 Bln Bln Bln Bln Hasil Pengobatan
1 3 4 5 6
BTA (+) NEG NEG NEG SEMBUH
BTA (+) NEG NEG ??? Pengobatan
Lengkap
BTA (+) (+) NEG NEG NEG SEMBUH
Berikan tahap lanjutan, (Jika hasil RR -- > stop DIOBATI MDR
SUSPEK MDR, jika Kat.1 mulai OAT MDR)
Sensitif, lanjut Kat.1
BTA (+) (+) (+) NEG NEG SEMBUH
Berikan tahap lanjutan SUSPEK MDR, jika
SUSPEK MDR, jika Sensitif, lanjut
Sensitif, lanjut Kat.1 Kat.1
BTA (+) (+) (+)
Berikan tahap lanjutan SUSPEK MDR, jika RR, DIOBATI MDR
STOPKat.1
BTA (+) NEG (+) GAGAL Kat.1
Suspek MDR, stop Kat.1
Evaluasi Pengobatan DOTS Kat.II
Diagnosa Bln Bln Bln Bln Bln 5 Bln Bln Bln 8 Hasil Pengobatan
1 2 3 4 6 7
BTA (+) NEG NEG NEG SEMBUH

BTA (+) NEG NEG ??? Pengobatan


Lengkap
BTA (+) NEG (+) GAGAL
SUSPEK MDR
BTA (+) (+) NEG NEG SEMBUH
Berikan tahap lanjutan,
SUSPEK MDR, Jika SR
lanjutkan Kat.2

BTA (+) (+) (+) GAGAL


Berikan tahap lanjutan,
SUSPEK MDR, Jika SR
lanjutkan Kat.2
TEMUKAN
DAN
SEMBUHKAN
PASIEN TB

15
Hari TB Sedunia 24 Maret
TOSS TB
PENGOBATAN TB RESISTAN OBAT

Pembekalan Fasyankes Satelit

Tim MTPTRO Prov.Sulsel


Alur Pelayanan MTPTRO Lab.Baji
Suspek Informed Consent
Data Dasar
Puskesmas, Rumah Sakit,
DPS, Klinik

RS Labuang Baji
RS Pusat Rujukan
Pengumpulan spesimen
Rujukan Pasien Terduga
TB Res. Obat Nas.
KK & KTP
Rujukan PKM/RS Kabupaten
Fotokopi TB 05
Lapor Wasor
Kab/Kota

M.Tb tidak M.Tb (+) M.Tb (+)


terdeteksi Rif Sensitif Rif Resisten

Kultur dan Uji


Kepekaan Obat
Lini 1 dan lini 2

Diobati TB Diobati TB
Resisten Obat
Tahapan Sebelum Memulai Pengobatan
Melengkapi Data Rapat Tim Ahli Klinis
Dasar Regimen Pengobatan

Informed Consent
KIE Minum Obat dengan
Pemantauan 1-2 hari

Pemeriksaan Baseline
Desentralisasi
dengan Rawat Jalan
Pembekalan Poli MDR
Konsul PD, THT,
Satelit
Jiwa
ALUR MEMULAI PENGOBATAN

LAKUKAN KONSELING,
LAKUKAN
KONSELING BISA AJARI PENGENDALIAN
PASIEN & INFEKSI DAN MINTA
DAN BERSEDIA
TB MDR INFORMED TIDAK KONTROL TERATUR
DIOBATI?
CONSENT UNTUK DIMINTA
KESEDIAAN BEROBAT
YA
TAK MEMBUAT
AJUKAN INSTRUKSI DALAM
DALAM RAPAT RESUME TAK
TAK

BUAT TB.01 MDR


PASIEN MEMULAI DAN TB.02 MDR
PENGOBATAN
PRINSIP DASAR PENGOBATAN TB MDR
TOTAL LAMA PENGOBATAN
20 – 24 BLN ( PENGOBATAN KONVENSIONAL)
9- 11 BLN ( PENGOBATAN JANGKA PENDEK )

OBAT SUNTI K DIBERIKAN MINIMAL:

8 BLN ( PENGOBATAN KONVENSIONAL )


DAN
4 BULAN (PENGOBATAN JANGKA PENDEK

MINUM OBAT DENGAN PENGAWASAN PMO

UNTUK MEMANTAU KEMAJUAN PENGOBATAN ( FU)


DILAKUKAN PEMERIKSAAN BIAKAN
Pengelompokan OAT untuk pengobatan TB RR/ MDR
PENGELOMPOKAN OAT
GROUP A FLUOROQUINOLONES Levofloxacin
( FQ ) Moxifloxacin
Gatifloxacin
GROUP B Second line injectable Amikacin
agents ( SLI ) Capreomycin
Kanamycin
GROUP C Other core second-line Ethionamide /prothionamide
agents Cycloserine / terizidone
Linezolid
Clofazimine
GROUP D D1 Pyrazinamide
(Not part of the core Ethambutol
MDR –TB rgimen ) High dose isoniazid
D 2 Bedaquiline
Delamanid
D 3 P- aminosalicylic acid
Imipenem – cilastatin
Meropenem
Amoxicilin – clavulanate
(Thioacetazone)
Perhitungan Dosis OAT
DOSIS OAT RESISTEN OBAT
RO
JENIS OAT DOSIS Berat Badan ( BB ) > 30 kg
HARIAN
30-35 kg 36-45kg 46-55kg 56-70kg > 70 kg

Kanamisin 15-20 mg/ 500 mg 625-750 mg 875-1000 mg 1000mg 1000 mg


kg/ hari

Kapreomisin 15-20 mg/ 500 mg 600-750 mg 750-800 mg 1000 mg 1000 mg


kg / hari

Pirazinamid 20-30 mg / 800 mg 1000 mg 1200 mg 1600 mg 2000 mg


kg /hari

Etambutol 15-25mg/ 600 mg 800 mg 1000 mg 1200 mg 1200 mg


kg/hari

Isoniazid 15-20 mg/ 150 mg 200 mg 300 mg 300 mg 300 mg


kg / hari
Levofloksasin 750 -1000 750 mg 750 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg
mg / hari
JENIS OAT DOSIS Berat Badan (BB ) > 30 kg
HARIAN

30 -35 kg 36 – 45 kg 46 – 55kg 56 – 70kg > 70 kg


Streptomisin 12-18mg 500 mg 600-700 800 mg 1000 mg 1000 mg
/kg/hr mg
Moksifloksasin 400 mg / 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg
hari
Sikloserin 500 - 750 500 mg 500 mg 750 mg 750 mg 1000 mg
mg / hari
Etionamid 500- 750 500 mg 500 mg 750 mg 750 mg 1000 mg
mg / hari

Asam PAS 8 gr/hari 8 gr 8 gr 8 gr 8 gr 8 gr

Sodium PAS 8 gr 8 gr 8 gr 8 gr 8 gr 8 gr
/hari
JENIS OAT DOSIS Berat Badan ( BB ) > 30 kg
HARIAN

30 -35 kg 36 - 45 kg 46 – 55 kg 56- 70 kg > 70 kg

Bedaquilin 400 mg / 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg


hari

Linezolid 600 mg / 600 mg 600 mg 600Mg 600 mg 600 mg


hari

Klofazimin 200-300mg/ 200 mg 200 mg 200 mg 300 mg 300 mg


hari
Penetapan Paduan OAT TB RO
1. Paduan OAT standar
Paduan OAT standar diberikan kepada pasien
TB RR dan TB MDR dengan jangka waktu
sebagai berikut :
a. Pengobatan konvensional : 20 - 26 bln

b. Pengobatan jangka pendek : 9 – 11 bln

4-6 Km – Mfx – Eto(Pto) – 𝐻𝐷𝑇 – Cfz – E – Z / 5 Mfx – Cfz – E – Z


 Jika sejak awal terbukti resisten terhadap kanamisin ( TB pre -XDR ) maka
paduan standar adalah sebagai berikut :

Cm - Lfx - Eto - Cs - Z - ( E ) - ( H ) / Lfx - Eto - Cs - Z - ( E ) - ( H )

 Jika sejak awal terbukti resisten terhadap fluorokuinolon ( TB pre XDR ) maka
paduan standar adalah sebagai berikut :

Km - Mfx - Eto - Cs - PAS - Z - ( E ) - (H )/Mfx – Eto- Cs – PAS- Z – ( E) – (H )

 Jika sejak awal terbukti resisten terhadap kanamisin dan fluorokuinolon ( TB


XDR ) maka paduan standar adalah sebagai berikut :

Cm- Mfx- Eto –Cs – PAS- Z – ( E )- ( H )/ Mfx – Eto- Cs- PAS – Z –( E) -( H)


Lama & Cara Pemberian
Pengobatan TB RO
Pasien Baru
Lama pengobatan Lama pengobatan Tahap awal = a+4 Tahap Awal
= a+18 bulan, Minimal 20 bulan bulan, minimal 8 bulan

Pernah pengobatan TB Resistan Obat


Atau TB XDR
Lama pengobatan Lama pengobatan Tahap awal = a+10 Tahap Awal
= a+22 bulan, minimal 24 bulan bulan, minimal 12 bulan

Tahap Awal : suntikan Senin-Jumat dan Oral Senin-Minggu


Tahap Lanjutan : Senin - Minggu
Cara Menghitung ‘a’
• “a”  bulan pertama pem.follow
up biakan menjadi negatif
FollowUp Hasil Biakan
Bulan ke-
1 MTb (Mycobacterium
Tuberculosa)
2 MTb

3 Neg a=3

4 Neg
Tabel Durasi Pengobatan TB RO
Lama tahap
Bulan Lama tahap Lama
Tipe pasien lanjutan
konversi awal (a) pengobatan (b)
(b-a)

Baru 1 Bulan 0-2 8 bulan 20 bulan 12 bulan

Bulan 3-4 8 bulan 21 – 22 bulan 13 – 14 bulan

Bulan 5-8 9 – 12 bulan 23 – 26 bulan 14 bulan

Pernah Bulan 0-2 12 bulan 24 bulan 12 bulan


diobati2 atau
TB XDR Bulan 3-4 13 – 14 bulan 25 – 26 12 bulan
bulan
Bulan 5-8 15 – 18 bulan 27 – 30 12 bulan
bulan
Cara Pemberian Obat TBRO Yg Konvensional
1. Tahap awal

- Suntikan diberikan 5 kali semiggu ( Senin-


Jumat )

- Obat oral diberkan 7 kali seminggu ( Senin-


Minggu )

- Jumlah obat oral minimal 224 dosis dan


suntikan minimal 160 dosis
2. Tahap lanjutan
- Obat oral diberikan 7 kali dalam
seminggu

- Obat suntikan tidak diberikan pd tahap


ini

- Jumlah minimal obat oral , 336 dosis


Cara Pemberian Obat Jangka Pendek
Total durasi pengobatan jangka pendek : 9 - 11 bulan

TAHAP AWAL TAHAP LANJUTAN


4 Bulan 5 bulan
Obat injeksi : 7 hari /minggu Obat oral : 7 hari / minggu
( Senin - Minggu ) ( Senin - Minggu )
Obat oral : 7 hari / minggu
( Senin - Minggu )

Bila pada bln ke-4 tdk terjadi konversi BTA ,tahap awal di
perpanjang menjadi 6 bulan
Pemberian obat pada bulan ke -5 dan 6 :
- Obat injeksi : 3 kali / minggu ( intermitten )
- Obat oral : 7 hari / minggu ( Senin- Minggu )
Catatan :

Satuan bulan yang dimaksud adalah bulan


sesuai dosis yang diberikan,bukan bulan
kalender tetapi 1 bulan = 4 minggu=28 hari
Pemantauan Kemajuan Pengobatan

EVALUASI UTAMA
1. Pemeriksaan dahak mikroskopis dan biakan
- Pengobatan konvensional dan individual :

dilakukan setiap bulan pada tahap awal dan


setiap 2 bulan pada tahap lanjutan

- Pengobatan jangka pendek dilakukan setiap


bulan ada tahap awal dan lanjutan
2. Uji Kepekaan obat lini kedua dapat diulang jika pasien
diduga akan mengalami kegagalan pengobatan:

a. Pd pengobatan jangka pendek ,tdk terjadi konversi


pada pemeriksaan mikroskopis sampai akhir bulan
ke -6

b. Pd pengobatan konvensional dan individual ,


tidak terjadi konversi biakan sampai bulan ke – 4
pengobatan
EVALUASI PENDUKUNG
a.Penilaian klinis termasuk berat badan
b. Pemeriksaan penunjang lab sesuai jadwal yang
ditentukan atau bila ada indikasi ( ESO )
Pemantauan Efek Samping Obat

• Fasyankes pelaksana MTPTRO menjadi tempat


penatalaksanaan efek samping pengobatan, tergantung
pada berat atau ringannya gejala.
• Dokter fasyankes satelit MTPTRO akan menangani efek
samping ringan sampai sedang; serta melaporkannya ke
fasyankes rujukan.
• Pasien dengan efek samping berat dan pasien yang tidak
menunjukkan perbaikan setelah penanganan efek samping
ringan atau sedang harus segera dirujuk ke fasyankes
pusat rujukan/ sub rujukan MTPTRO.
Efek Samping Ringan dan Sedang
• Reaksi alergi kulit ringan
• Neuropati perifer
• Mual muntah ringan
• Anoreksia
• Diare (jika tidak teratasi, RUJUK ke Lab.Baji)
• Nyeri kepala
• Vertigo
• Artralgia
• Gangguan Tidur
• Gastritis
• Nyeri di tempat suntikan
• Metalic taste
Efek Samping Berat
1. Kelainan fungsi hati 7. Ggn psikotik
2. Kelainan fungsi ginjal 8. Kejang
3. Perdarahan lambung 9. Tendinitis
10. Syok anafilaktik
4. Ggn elektrolit berat
11. Reaksi alergi toksik
5. Ggn pendengaran menyeluruh & SJS (Steven-
6. Ggn penglihatan Johnson Syndrome)
12. Hipotiroid
Evaluasi Hasil Akhir Pengobatan
1. Sembuh
a. Pada pengobatan jangka pendek
- Pasien telah menyelesaikan durasi
pengobaan dan
- Hasil pemeriksaan dahak mikroskopis
pada akhir pengobatan telah negatif dan
- Hasil biakan telah negatif minimal 3 kali
berturut- turut dgn jarak pemeriksan
minimal 30 hari
b. Pada pengobatan kovensional

- Pasien telah menyelesaikan durasi


pengobatanya dan

- Hasil biakan telah negatif minimal 3 kali

berturut –turut dgn jarak pemeriksan


minimal 30 hari selama tahap lanjutan
2.Pengobatan lengkap.
Pasien telah menyelesaikan durasi
pengobatan tetapi tidak ada hasil
pemeriksaan biakan yang terdokumentasi
untuk memenuhi definisi sembuh atau gagal

3.Meninggal

Pasien meninggal dengan sebab apapun TB RO


selama pengobatan
4. Gagal
- pada pengobatan jangka pendek , bila hasil
mikroskopis pada akhir bulan ke 6 atau pada
akhir pengobatan masih positif atau terjadi
reversi ( biakan atau BTA ) pada tahap
lanjutan atau terdapt ESO yg berat atau
terjadi resistensi tambahan FQ dan atau SLI
5. Loss to follow up ( putus obat )
Pasien putus obat selama 2 bulan berturut-
turut atau lebih

6. Tidak dievaluasi
Pasien t idak diketahui hasil akhir
pengobatannnya
- Pada pengobatan konvensional: tdk terjadi
konversi biakan sampai akhir bulan ke 8
pengobatan, atau terjadi reversi biakan
pada fase lanjutan atau terjadi ESO yg tdk
dpt ditangani atau membutuhkan perubahan
≥ 2 regimen bila ada bukti resistesi
tambahan obat FQ dan obat SLI
Evaluasi Lanjutan Setelah Pasien Sembuh

1.Evaluasi dilakukan setiap 6 bln selama 2 tahun


kecuali bila timbul gejala TB ( untuk
pengobatan konvensional)

2. Evaluasi dilakukan setiap 6 bln selama 1 tahun


kecuali bila timbul gejala TB ( untuk
pengobatan jangka pendek )
3. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
anamnesis lengkap , pemeriksaan fisik ,
pemeriksaan mikroskopis , biakan, dan thorax
foto

4. Jika terjadi kekambuhan , tatalaksana sebagai


pasien terduga RO
6. Tatalaksana Pasien Putus Berobat

Hal yang harus dipertimbangkan bila pasien putus obat :

 Jenis paduan OAT yang digunakan

 Lama pengobatan yang telah dijalani

 Lama putus berobat

 Hasil pemeriksaan mikroskopis

 Hasil pemeriksaan biakan dan uji kepekaan


Lama Pasien Lama Pengobatan Tindak Lanjut
Mangkir Sebelumnya

didapatkan pasien sebelum pasien mangkir


4. Evaluasi Hasil Biakan :
a. Pasien pengobatan tahap awal :
- Hasil biakan negatif, lanjutkan
pengobatan sesuai tahapan peng -
obatan
- Hasil biakan positif dan pasien sdh
mengalami konversi sebelumnya,
perhitungan tahap awal menunggu
konversi biakan

b.Pasien pengobatan tahap lanjutan


- Hasil biakan negatif teruskan
pengobatan
- Hasil biakan positif pertimbangkan
risiko kegagalan pengobatan
- Ada keterangan bahwa pasien per –
Lama Pasien Lama Pengobatan Tindak Lanjut
Mangkir Sebelumnya

> 8 minggu ≤ 4 minggu 1. Kartu pengobatan TB 01 MDR ditutup, pasien


dinyatakan sebagai loss to follow up
2. Pasien mendapatkan KIE ulang yang me
nekankan kepatuhan pengobatan
3. Pasien ditatalaksana sebagai terduga TB RO
dari awal
- Lakukan pemeriksaan tes cepat
- Jika hasil pemeriksaan RR dilanjutkan
pemeriksaan biakan dan uji kepekaan
untuk OAT lini kedua
4. Pengobatan bisa dimulai dari awal dgn pa-
duan OAT yg sama tanpa menunggu hasil
uji kepekaan.
Lama Pasien Lama Pengobatan Tindak Lanjut
Mangkir Sebelumnya

5. Tipe pasien tetap sama seperti


saat awal pengobatan sebelumnya
6. Penyesuaian paduan dimung-
kinkan bila hasil uji kepekaan lini
kedua sdh keluar dengan hasil
resistensi OAT bertambah
7. Pasien dgn paduan OAT
standar jangka pendek harus
berganti ke paduan OAT
standar konvensional
Lama Pasien Lama Pengobatan Tindak Lanjut
Mangkir Sebelumnya

> 8 > 4 minggu 1. Kartu pengobatan TB 01 MDR


minggu
ditutup ,
pasien dinyatakan sebagai LFU
2. Pasien mendapatkan KIE ulang yg
menekankan kepatuhan peng -
obatan.
3. Pasien ditatalaksana sebagai
terduga TB RO dari awal
- Lakukan konfirmasi dgn TCM
Lama Pasien Lama Pengobatan Tindak Lanjut
Mangkir Sebelumnya

> 8 > 4 minggu - Bila hasil tes cepat RR, lakukan


minggu
pemeriksaan biakan dan uji
kepekaaan untuk OAT lini ke-
dua
4. Pengobatan dimulai setelah ada
hasil uji kepekaan
5. Tipe pasien adalah pasien yang
kembali berobat setelah putus
berobat ( LFU ) , dari pengobatan
dgn OAT lini kedua
Lama Pasien Lama Tindak Lanjut
Mangkir Pengobatan
Sebelumnya
> 8 > 4 minggu 6. Penyesuaian paduan dimungkinkan
minggu
bila hasil uji kepekaan lini kedua
keluar
7. Jika kondisi pasien memburuk ,
pasien bisa diobati dgn pengobatan
standar TB RO tanpa menunggu
hasil uji kepekaan , paduan OAT
menggunakan obat gol inj, FQ dan
OAT lini kedua yg lain yg belum
dipakai.
Lama Pasien Lama Pengobatan Tindak Lanjut
Mangkir Sebelumnya

> 8 > 4 minggu 8 . Pasien dgn paduan OAT standar


minggu
jangka pendek harus berganti
ke paduan OAT standar konven-
sional / individual sesuai hasil
uji kepekaaan
TATALAKSANA PASIEN BEROBAT TIDAK TERATUR
UNTUK JANGKA PENDEK ( STR )
KEPUTUSAN PENGOBATAN UNTUK PASIEN RR/ MDR

YANG KEMBALI SETELAH MANGKIR ATAU PUTUS

BEROBAT, DITENTUKAN OLEH TAK DI FASYANKES

RUJUKAN TB RO ATAU DOKTER TERLATIH DI

FASYANKES TB RO
Upaya Untuk Menjamin Keberlangsungan
Pengobatan Pasien TB Resistan Obat

Pembekalan Fasyankes Satelit


Latar Belakang
• Jangka waktu pengobatan TB Resistan Obat 20–24
bulan
• Jenis OAT lebih banyak
• Efek samping lebih banyak
• Risiko menghentikan pengobatan TB MDR > TB bukan
MDR
• Risiko kegagalan lebih besar
• Penambahan OAT yang resisten
Tujuan- Pasien menyelesaikan pengobatan  SEMBUH
-
Latar Belakang
• Pasien merasa telah sehat
• Adanya efek samping obat
• Pelayanan Fasyankes yang tidak/kurang nyaman
• Masalah keluarga atau masalah di tempat kerja
• Pasien pindah ke daerah lain tanpa pemberitahuan
• Pasien tidak datang berobat karena sebab apapun
Hal yang akan dipelajari :
• Dukungan Psikososial bagi pasien TB Resistan Obat
Dukungan Psikologis
Dukungan Sosial
• Pelacakan pasien TB Resistan Obat mangkir
Dari RS Rujukan TB Resistan Obat
Dari Fasyankes Satelit TB Resistan Obat
• Rujukan pasien TB MDR
Rujukan balik ke Fasyankes Satelit TB Resistan Obat
Rujukan medis dari Fasyankes Satelit TB Resistan Obat ke RS
Rujukan ke Laboratorium TB Resistan Obat
Dukungan Psikososial
• Kendala pengobatan dengan pengawasan langsung
setiap hari :
1. Efek samping OAT
2. Transportasi dan akses menuju fasilitas kesehatan
3. Waktu tunggu di fasilitas kesehatan
4. Komitmen dari keluarga dan lingkungan kerja
5. Informasi atau kepercayaan yang salah
6. Sikap petugas kesehatan maupun PMO
7. Sikap dari masyarakat sekitar
8. Beban psikososial yang dialami pasien
9. Masalah kesehatan dan sosial lainnya
Dukungan Psikologis
• Dukungan yang diberikan untuk membantu
pasien TB Resistan Obat mengatasi masalah-
masalah psikologis yang mungkin dialami
selama menjalani masa pengobatan
Pertemuan Kelompok Pasien
Konseling personal
Dukungan Sosial
• Tujuan :
Memotivasi pasien agar mau menyelesaikan pengobatan
hingga sembuh
Membekali pasien dengan ketrampilan sehingga dapat
tetap berperan aktif dimasyarakat
• Bentuk :
Dukungan spiritual
Pertemuan berkala
Pelacakan Pasien TB MDR Mangkir
• Sulit diidentifikasi  dapat dilihat pada riwayat
pengobatan dahulu
• Berikan KIE secara berkesinambungan kepada pasien
Awal pengobatan, selama pengobatan hingga selesai
pengobatan
• Berikan motivasi dan dukungan
• Buatlah pasien merasa nyaman ketika berada di
Fasyankes
Pelacakan Pasien Mangkir
• Penyebab pasien mangkir :
Kurangnya pengetahuan pasien
Merasa lebih baik
Efek samping OAT
Kesulitan transportasi
Antri panjang di UPK
Masalah di tempat kerja
Kurangnya dukungan keluarga
Hubungan petugas – pasien kurang baik
Mekanisme Pelacakan Pasien Mangkir dari
Fasyankes Satelit TB Resistan Obat
• Mekanisme sama seperti pada RS Rujukan, namun
petugas perlu membawa OAT TB Resistan Obat untuk hari
itu untuk ditelan oleh pasien saat kunjungan rumah
• Jika pasien tidak terlacak  lakukan penelusuran terus-
menerus hingga pasien TB Resistan Obat mangkir
ditemukan, kecuali petugas kesehatan RS Rujukan atau
Fasyankes Satelit TB Resistan Obat telah merasa tidak ada
harapan dalam menemukan pasien TB MDR mangkir
tersebut
• Catatlah setiap upaya melacak pasien TB Resistan Obat
mangkir
Sistem Rujukan Pasien TB MDR

Rujukan balik ke Fasyankes Satelit


TB Resistan Obat
Rujukan medis dari Fasyankes
Satelit TB Resistan Obat ke RS
Rujukan ke Laboratorium TB
Resistan Obat
Rujukan Medis
dari Fasyankes Satelit
Rujukan untuk Perawatan Khusus
• Bila kondisi pasien menjadi lebih buruk atau karena
efek samping berat

Rujukan untuk Dukungan Khusus


• Pasien TB Res.Obat memerlukan dukungan psikososial
dari psikolog, dukungan kelompok atau dukungan
lainnya.
Rujukan Laboratorium TB Res.Obat
Dalam proses pengobatan TB Res. Obat sistem rujukan
Laboratorium dilakukan berdasarkan kepentingan pemeriksaan,
yaitu:
Laboratorium Rujukan TB Resistan Obat
 Penegakan diagnosis TB Resistan Obat
 Pemantauan hasil pengobatan (Follow up dan Hasil Akhir
Pengobatan)
 Evaluasi setelah selesai pengobatan
Pemeriksaan Penunjang Lainnya (Patologi Klinik, Radiologi)
KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI
PASIEN TB MDR

Pembekalan Fasyankes Satelit TB MDR

Tim MTPTRO Prov.Sulsel


Komunikasi
• Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan yang
dilakukan oleh
seseorang
menggunakan suatu
media kepada pihak lain
yang bertujuan untuk
menghasilkan perubahan
yang diinginkan.
Proses Komunikasi
Komunikan
Komunikator
Pesan

Saluran/media

-NILAI
-NILAI
-PERSEPSI
-PERSEPSI
-SIKAP
-SIKAP
-EMOSI
-EMOSI
-KEBUTUHAN
-KEBUTUHAN
-PENGALAMAN
-PENGALAMAN
-PERILAKU NON VERBAL
-PERILAKU NON VERBAL

UMPAN BALIK
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
1. Kata-kata (Verbal)

Itu penyakit
menular, Dek

2. Isyarat/BahasaTubuh/
Simbol (Non Verbal)
KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU

• Teori Perilaku : Meningkatnya kesadaran akan menyebabkan


perubahan keinginan dan akhirnya merubah perilaku
• Teori ekonomi rasional : Orang menggunakan informasi untuk
aksinya. jika informasi tersedia dan keuntungan yang didapat
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
menyediakan informasi yang bida dijangkau dan bisa
dimengerti akan mendorong konsumen untuk menggunakan
informasi itu dalam pembuatan keputusan.
Ternyata ...
Menyediakan informasi tidak langsung berarti
konsumen akan menggunakannya
• Orang juga mengabaikan informasi jika
mereka :
merasa bahwa perilakunya saat ini bukan masalah atau
hanya masalah bagi sebagian orang Atau jika perilaku
yang baru tidak sesuai dengan keyakinannya
• Jika pun orang membaca,mengerti, ingat
dan setuju pada informasi yang diberikan,
mereka bisa saja menghadapi hambatan
untuk berubah
•BISAKAH PERILAKU
BERUBAH ?
• Konsumen tidak merubah perilakunya dalam
satu langkah cepat,tapi dalam beberapa
tahapan. Jadi tantangannya adalah
membawa konsumen maju ke tahap
selanjutnya dari tahap dia ada saat ini
(Andreasen, 1995)
PROSES/LANGKAH PERUBAHAN
PERILAKU

Advokasi

Praktik

Berminat untuk berperan serta


dalam penanggulangan TB
Setuju bahwa TB perlu menjadi perhatian

Tahu tentang TB

Belum tahu
Tentang TB
KETRAMPILAN KOMUNIKASI
Ketrampilan Komunikasi Contoh
Bertanya dan “Apa yang Bapak tahu tentang TB kebal obat?”
Mendengarkan “Menurut Bapak, apa bedanya TB kebal obat dengan
TB tidak kebal obat?”

Menunjukkan sikap Daripada berkata:


peduli, menghargai dan “Kenapa Ibu tidak datang mengambil obat? Apa Ibu
bersahabat. tidak mau sembuh?”

Sebaiknya katakanlah:
“Kenapa kemarin Ibu tidak datang mengambil obat?
Kemarin kami khawatir, kalau ada apa-apa terhadap
Ibu. Cerita saja ya bu, kalau ada sesuatu yang bisa
kami lakukan.”

Memotivas pasien untuk “Dari penjelasan saya tentang cara penularan TB


bertanya. kebal obat, ada yang kurang jelas tidak bu?”
Memuji dan memberikan “Nah, sudah selesai disuntik. Saya senang punya pasien
semangat pada pasien seperti Bapak yang tetap sabar dan mau terus berobat.
Rajin terus berobatnya ya pak, supaya sembuh”.

Bicara dengan jelas dan “Dari hasil diagnosa kami, Ibu menderita TB MDR, suatu
sederhana. strain kuman mycobacterium tuberculosis yang telah
mengalami resistensi terhadap mono atau poli obat TB
sehingga harus ditangani secara intensif dengan dosis dan
paduan obat yang berbeda dengan TB bukan MDR”.

Tetapi jelaskanlah dengan bahasa yang awam seperti :


“Setelah diperiksa di laboratorium, ternyata kuman TB di
tubuh Ibu jenis kuman yang sudah kebal obat. Jadi tidak
bisa kita obati dengan obat TB biasa yang diberikan selama
ini.”
Menilai pemahaman Kalau nanti Bapak/Ibu mau membuang dahak, dimana
pasien tempat yang pantas?
Dukungan Psikososial
Informasi&Edukasi Suspek
• Perbedaan TB MDR dan TB bukan MDR
• Suspek TB MDR
• Penyebab Utama TB MDR
• Pemeriksaan yang harus dijalani
• Pernyataan kesediaan sebagai suspek.
• Penyiapan pasien untuk menerima hasil pemeriksaan
laboratorium.
• Waktu tunggu hasil pemeriksaan
• Pengobatan selama waktu tunggu
• Pencegahan penularan selama waktu tunggu
INFORMASI & EDUKASI PASIEN TB
MDR
Mengapa Pasien harus “Bapak/Ibu sudah berobat TB, namun nampaknya tidak
melakukan ada perbaikan kesehatan. Keadaan ini dapat diakibatkan
pemeriksaan rujukan oleh kuman TB yang sudah kebal terhadap OAT yang
selama ini diberikan. Untuk memastikan hal tersebut,
sebaiknya bapak/ibu menjalani pemeriksaan lebih lanjut
di Rumah Sakit rujukan”.

Perbedaan TB MDR “TB MDR dapat disebabkan oleh kuman TB yang sudah
dan TB bukan MDR kebal terhadap obat yang digunakan selama ini. Keadaan
tersebut akan mengakibatkan:
Pengobatan TB MDR menjadi lebih lama, berkisar 18-24
bulan bahkan lebih,
Obat yang digunakan harus diganti dengan obat yang
masih manjur,
TB MDR masih berpeluang untuk disembuhkan jika pasien
menelan obat secara teratur hingga selesai, namun jika
tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan kematian.
Mengapa seseorang “Seorang pasien TB dapat diduga menderita TB MDR jika
diduga TB MDR tidak mengalami perbaikan dan hasil pemeriksaan
laboratorium tetap mengandung kuman”.

Penyebab Utama TB Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang


MDR tertular TB MDR, yaitu:
Pemberian obat yang tidak adekuat (tidak tepat paduan dan
dosisnya),
Obat tidak diminum sesuai dengan anjuran petugas,
Pengobatan tidak teratur.
Tertular kuman TB MDR dari orang dengan TB MDR”.

Pemeriksaan yang 2 kali pemeriksaan dahak (Sewaktu-Pagi atau Pagi-Sewaktu)


harus dijalani di laboratorium rujukan TB MDR

Pernyataan Jelaskan secara rinci isi, maksud dan konsekuensi dari


kesediaan sebagai pernyataan kesediaan yang ditandatanganinya
suspek
Penyiapan pasien a. Jika hasil pemeriksaan laboratorium adalah TB MDR
untuk menerima
hasil “Dari hasil pemeriksaan laboratorium, ternyata Bapak/Ibu
pemeriksaan terbukti terkena TB MDR yang artinya kuman TB di dalam
laboratorium tubuh Bapak/Ibu sudah kebal terhadap obat TB yang selama
ini digunakan. Tapi Bapak/Ibu dapat sembuh asalkan teratur
menelan obat. Setelah ini Bapak/Ibu harus menjalani
pengobatan selama 18-24 bulan. Pengobatannya memang
akan berat dan membutuhkan waktu yang lama, namun kami
akan bantu Bapak/Ibu selama masa pengobatan dan kami
berharap Bapak/Ibu juga bersedia untuk mengikuti
pengobatan hingga tuntas”.
a. Jika hasil pemeriksaan laboratorium bukan TB MDR
“Dari hasil pemeriksaan laboratorium, ternyata Bapak/Ibu tidak
terkena TB MDR. Hal ini merupakan berita bagus. Ini berarti
kuman TB Bapak/Ibu masih dapat kita obati dengan obat TB
yang selama ini digunakan. Untuk selanjutnya, teruskan
pengobatan saat ini hingga tuntas. Kalau Bapak/Ibu mau
patuh berobat, Bapak/Ibu bisa sehat kembali.”
Jelaskan kepada pasien bahwa dia harus
Waktu tunggu hasil pemeriksaan menunggu selama 6-24 minggu untuk
hasil pemeriksaannya.

Pengobatan selama waktu tunggu Jelaskan kepada pasien bahwa selama


menunggu hasil pemeriksaan dia harus
tetap menelan obat sesuai anjuran
petugas
Pencegahan penularan selama waktu “Untuk mencegah penularan di keluarga
tunggu dan orang-orang sekitar Bapak/Ibu,
biasakan untuk menutup mulut ketika
batuk dan bersin. Buka jendela, pintu agar
udara segar bisa masuk ke rumah. Jika
mungkin, hindari tidur bersama orang lain
dalam satu kamar. Tapi Bapak/Ibu tidak
harus memisahkan peralatan makan atau
mensucihamakan peralatan makan yang
sudah dipakai”.
BAGAIMANA MENYAMPAIKAN
INFORMASI KEPADA PASIEN?
Sampaikan informasi
TB dengan sejelas-
jelasnya,gunakan
bahasa sederhana,
tanyakan kembali apa
yang sudah anda
sampaikan untuk
menghindari
kesalahpahaman.
PPI TB
Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi TB

Pembekalan Fasyankes Satelit

Tim MTPTRO Prov.Sulsel


PENULARAN UHUK ..
UHUK…

TB
Kuman TB keluar ke
udara pada saat
penderita TB batuk,
Kuman TB terhirup bersin, atau
oleh orang lain melalui berbicara.
saluran pernafasan
menuju paru-paru dan
dapat menyebar ke
bagian tubuh lainnya.

UHUK ..
UHUK .. UHUK…
UHUK…

UHUK ..
UHUK…

Jika daya tahan tubuh lemah,


orang tersebut menjadi sakit Di dalam tubuh, kuman TB
Jika daya tahan tubuh kuat,
TB dilawan oleh daya tahan
tubuh. orang tersebut tetap sehat.
PENULARAN TB
Sumber Infeksi
• Penderita TB BTA (+)
• Penderita TB yang tidak
diobati dengan baik dan
benar
• Droplet nuclei saat bicara,
batuk,bersin
Rata-rata
• 1 pasien menular akan
menginfeksi 10 -15 orang
per tahun
Komponen PPI TB
• Manajerial (Penyediaan masker, adanya SOP)
• Administratif
• Pengendalian Lingkungan
• Pengendalian dengan alat pelindung diri

110
Administratif
• Skrining gejala TB
• Edukasi (Etika Batuk)
• Pemisahan pasien dengan keluhan batuk
• Pemeriksaan segera untuk kasus TB
Ruang tunggu pasien TB BTA positif
Contoh poliklinik
Administratif

11
7
Lingkungan/Model Jendela
Pengaturan Posisi Meja Dokter

Doctor

Doctor Patient
Patient
RESPIRATOR MASKER

• punya pori kecil utk • pori lebih besar


menghalangi droplet
nuklei

•dapat menutup wajah • kurang ketat


dengan ketat
Cara Memakai Respirator Partikulat

1. Genggamlah
respirator dengan
satu tangan, posisikan
sisi depan bagian
hidung pada ujung
jari-jari anda, biarkan
tali pengikat
respirator menjuntai
bebas dibawah
tangan anda
Cara Memakai Respirator Partikulat

2. Posisikan respirator
dibawah dagu anda
dan sisi untuk
hidung berada
diatas
Cara Memakai Respirator Partikulat

3. Tariklah tali pengikat


respirator yang atas dan
posisikan tali agak tinggi
dibelakang kepala anda
diatas telinga. Tariklah
tali pengikat respirator
yang bawah dan
posisikan tali pada
kepala bagian atas
Cara Memakai Respirator Partikulat
4. Letakan jari-jari kedua tangan
anda diatas bagian hidung
yang terbuat dari logam. Tekan
sisi logam tersebut (gunakan
dua jari dari masing-masing
tangan) mengikuti bentuk
hidung anda.
JANGAN menekan respirator
dengan satu tangan karena
dapat mengakibatkan
respirator bekerja kurang
efektif
Cara Memakai Respirator Partikulat

5. Tutup bagian depan


respirator dengan
kedua tangan, dan
hati-hati agar posisi
respirator tidak
berubah
PENGELOLAAN LOGISTIK
RESISTAN OBAT

Tim MTPTRO Prov.Sulsel


LATAR BELAKANG
• Obat TB Resistan Obat sangat mahal
• Belum diproduksi di dalam negeri
• Dibiayai oleh donor
• Tidak bisa diberikan dalam satu paket
• Masa kadaluarsa dekat
Contoh OAT TB MDR
Contoh OAT TB MDR
Contoh OAT TB MDR
PERSIAPAN PEMBERIAN OAT KEPADA PASIEN
1.Persiapan Pemberian Obat Untuk Satu Minggu
a. Pindahkan obat yang ada dalam kemasan obat kedalam tempat obat
sementara.
b. Tempat obat tersebut harus mencantumkan minimal nama obat, sediaan
obat, warna, batch dan tanggal daluarsa.
• Ada serah terima obat antara farmasi dan
Petugas/Koordinator PMO.
• Hitung bersama tiap kantung plastik kecil
dosis dan regimen sesuai TB 01
2. Penyiapan Pemberian PAS
• PAS yang akan diberikan kepada pasien harus disimpan pada suhu 2o-8oC.
• Pemberian dosis PAS disesuaikan dengan dosis yang tercantum di formulir
TB.01 MDR.
• Pemberian PAS kepada pasien harus diminum dengan cairan yang bersifat
asam seperti: jus jeruk/jus nanas/jus apel/jus
• Masukan granule PAS kedalam jus (tidak perlu menungu hingga granule
larut karena sulit larut).
• Segera minum PAS dan jus tersebut sampai habis, sebaiknya dengan
sedotan sehingga tidak ada granule yang tersisa.
• Keluarkan PAS saat obat terakhir ditelan
3. Persiapan dan Pemberian Obat Injeksi
Setelah pasien menelan obat tablet di hadapan petugas,
petugas farmasi/ petugas TB mempersiapkan obat injeksi
dengan prosedur sebagai berikut:
• Persiapkan semua kebutuhan pemberian obat seperti alat
suntik, aqua pro injeksi, alkohol dan kapas.
• Berikan dosis sesuai yang tercantum dalam form kartu TB.01
MDR
• Cek lagi dosis yang diberikan apabila sudah benar maka
lakukan injeksi intramuskuler obat ke pasien.
• Sisa obat injeksi jangan disimpan karena obat mudah
mengkristal bila terkena udara
Kontrol Logistik
• Simpan obat pada suhu maksimal 25 derajat
• Bila terbatas sarana dan prasarana usahakan obat tidak
ditaruh ditempat panas atau terkena sinar matahari langsung
• Ada kartu/laporan stok obat yang di”update” tiap kali selesai
meracik
• Ada buku serah terima logistik antara Farmasi dan
Koordinator PMO (optional)
• Membuat Permintaan OAT & Masker
• Membuat Laporan Penerimaan dan Penggunaan OAT (TB13A
MDR) bersamaan dengan Permintaan Obat, Serahkan kepada
Dinkes Kab/Kota
Alur Permintaan Logistik MTPTRO
• Satelit  Dinkes Kab/Kota  RS Rujukan cc
Dinkes Propinsi
• Email kepada :
– Farmasi RS LB (nurlaila.ainun@gmail.com)
– CC kepada : dr.Fenni (fenni@kncvtbc.org)
– CC kepada : Dinkes Prop. ( gf_sulsel@yahoo.com)
• Atau SMS jumlah permintaan Oat kepada
Farmasi RS LB : Nurlaila (081355723014),
berkas dibawa saat pengambilan OAT
JADWAL PERMINTAAN OAT TB Resistan Obat

Kebutuhan untuk
Jadwal Permintaan DKK kepada RS Rujukan
Triwulan Bulan
Januari s/d Minggu ke 2 bulan Minggu ke 3bulan
1
Maret Desember Desember
April s/d Juni Minggu ke 2 bulan Maret Minggu ke 3 bulan
2
Maret
3 Juli s/d Sept Minggu ke 2 bulan Juni Minggu ke 3 bulan Juni

Oktober s/d Minggu ke 2 bulan Minggu ke 3 bulan


4
Desember September September
Cara Membuat Permintaan OAT
Permintaan kebutuhan obat dihitung berdasarkan jumlah pasien yang
diobati dan jenis obat yang dikonsumsi.
Langkah perhitungan obat sebagai berikut:

• Kumpulkan semua data pasien yang diobati di Fasyankes Satelit

• Tulis nama pasien yang diobati di kolom nama pasien. Kemudian


masukan jumlah obat yang dikonsumsi per pasien dengan melihat
formulirTB.01MDR. Lakukan untuk semua pasien yang diobati.

• Jumlahkan total kebutuhan perhari untuk setiap jenis obat yang dikonsumsi.

• Hitung kebutuhan untuk satu bulan dengan mengalikan 28 hari untuk obat
oral dan dikali 20 hari untuk obat suntik. Kemudian dikali 4 untuk
kebutuhan 3 bulan dan 1 bulan buffer stock.

• Jumlah OAT yang diminta didapat dari kebutuhan obat dikurangi


dengan sisa stok.
MONITORING OAT YANG ADA DI INSTALASI FARMASI

• Secara berkala periksa stok obat pendukung, pot sputum,


jarum suntik, spuit, sarung tangan, alkohol, kapas, aqua
proinjeksi, masker dan respirator serta formulir dan register
• Monitoring OAT yang tersedia di instalasi farmasi harus
dilakukan setiap bulan agar menjaga ketersediaan OAT yang
cukup di setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Apabila obat
yang tersedia tidak mencukupi untuk kebutuhan pengobatan
pasien maka lakukan segera permintaan OAT agar pasien
mendapatkan OAT tepat pada waktunya dengan kualitas yang
baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai