Anda di halaman 1dari 20

Konsep perawatan

anak dengan penyakit


kronis/Terminal
VENY ERLISA
Penyakit terminal

• Suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan


melalui suatu tahapan proses penurunan fisik , psikososial
dan spiritual bagi individu

Perhatian sepenuhnya terhadap pasien, keluarga dan


teman-temannya ketika penyakit pasien tidak dapat
disembuhkan dan kemungkinan hidup kecil.
O'Halloran dkk. (2004) menggunakan beberapa kriteria
untuk menentukan kondisi kronis. Mereka menyatakan
kondisi kronis itu:
1. Memiliki durasi yang telah berlangsung, atau
diperkirakan akan berlangsung, minimal 6 bulan
2. memiliki pola kekambuhan, atau Penurunan status
kesehatan
3. Memiliki prognosis buruk
4. menghasilkan konsekuensi, atau gejala sisa yang
berdampak pada kualitas hidup seseorang.
ETIOLOGI
• Genetik: antara lain adalah diabetes melitus tipe 1, thalasemia,
sindroma down, sindroma fragil, dan sebagainya.
• Penyakit infeksi sekuele dari ensefalitis, polio, jantung
rematik, HIV/AIDS, CMV, Toxoplasma dan sebagainya.
• Lingkungan: Keracunan logam berat
• Nutrisi: Defisiensi nutrisi / KEP, vitamin A, Iodium, dan
sebagainya
• Cedera: akibat kecelakaan, kekerasan dll.
• Penyebab lain.
• Banyak kondisi kesehatan kronis yang tidak diketahui
sebabnya, misal: kanker, autisme, ADHD, cacat bawaan
genetik. Penyakit alergi juga sering menyebabkan kondisi
kesehatan kronis seperti asma, eksema, dan lain lain
KRITERIA PENYAKIT TERMINAL

1. Penyakit tidak dapat disembuhkan


2. Mengarah pada kematian
3. Diagnosa medis sudah jelas
4. Tidak ada obat untuk menyembuhkan
Penyakit Kronis Pada Anak

1. Infeksi Saluran Nafas Bawah, Pneumonia dan Bronkhitis


2. Malaria
3. Diare
4. Campak
5. Tetanus
6. Infeksi Selaput Otak (Meningitis)
7. Difteri
8. Penyakit Kanker
9. AkibatKecelakaanFatal
MANIFESTASI KLINIK PADA PASIEN
TERMINAL
1. Fisik
a. Reflek mulai menghilang
b. Kulit kebiruan dan pucat
c. Denyut nadi tidak teratur dan lemah
d. Nafas berbunyi keras dan cepat
e Penglihatan mulai kabur
f. nyeri
g. Penurunan Kesadaran
2. Psikososial
Sesuai fase-fase kehilangan menurut E.Kubbler Ross
mempelajari respon-respon atas menerima kematian
a. Respon kehilangan
1)Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah ,
2)Cemas diungkapkan dengan cara menggerakan otot
rahang dan kemudian mengendor
3)Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka
/ menangis
b. Hubungan dengan orang lain
Kecemasan timbul akibat ketakutan akan
ketidakmampuan untuk berhubungan secara interpersnal
serta akibat penolakan
Respon klien terhadap penyakit terminal

1. Kehilangan kesehatan
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa
klien merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistic, aktivitas
terbatas.
2. Kehilangan kemandirian
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat
ditunjukan melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan,
ketergantungan
3. Kehilangan situasi
Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari
bersama keluarga kelompoknya
4. Kehilangan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi
tubuh seperti panas, nyeri, dll
5. Kehilangan fungsi fisik
6.Kehilangan fungsi mental
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi
mental seperti klien mengalami kecemasan dan depresi,
tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir efisien sehingga
klien tidak dapat berpikir secara rasional--- Pengkajian
Pertukem
7.Kehilangan konsep diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah
mencakup bentuk dan fungsi sehingga klien tidak dapat
berpikir secara rasional (bodi image) peran serta
identitasnya. Hal ini dapat akan mempengaruhi idealism
diri dan harga diri rendah
8.Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga
Kebutuhan Anak Dengan Penyakit
Terminal
• Komunikasi, dalam hal ini anak sangat perlu di ajak untuk
berkomunikasi atau berbicara dengan yang lain terutama
oleh kedua orang tua.
• Memberitahu kepada anak bahwa ia tidak sendiri dalam
menghadapi penyakit tersebut.
• Berdiskusi dengan siblings (saudara kandung) agar
saudara kandung mau ikut berpartisipasi dalam
perawatan atau untuk merawat
• Social support meningkatkan koping
ASUHAN KEPERAWATAN YANG DIPERLUKAN PADA
ANAK YANG MENGALAMI PENYAKIT TERMINAL

• Asuhan keperawatan yang diperlukan dan


digunakan pada anak yang mengalami penyakit
terminal adalah ”PALLIATIVE CARE” tujuan
perawatan paliatif ini adalah guna untuk
meningkatkan kualitas hidup anak dengan kematian
minimal mendekati normal, diupanyakan dengan
perawatan yang baik hingga pada akhirnya menuju
pada kematian
PALLIATIFE CARE

 Menambah kualitas hidup (anak) pada kondisi


terminal.
Perawatan paliatif berfokus pada gejala rasa sakit
(nyeri, dypsnea) dan kondisi(kesendirian) dimana pada
kasus ini mengurangi kepuasan atau kesenangan hidup
anak.
Mengontrol rasa nyeri dan gejala yang lain,masalah
psikologi,social atau spiritualnya dari anak dalam
kondisi terminal
Keluarga Dengan Anak Penyakit Kronis

• Finansial
• Persaingan dengan anak Kandung
• Perhatian terhadap anak-anak
• Proses menjadi orang tua dan tekanan dalam
pernikahan
• Mempertahankan kehidupan sosialnya
Pengalaman Awal Merawat anak
dengan Penyakit Kronis

1. Respon Emosional
2. Membawa Anaknya ke Pengobatan di luar Medis
3. Mencari Informasi
Pengalaman Tanpa Akhir

1. Stres
2. Tekanan Ekonomi
3. Gangguan fisiologis dan fisik
4. Pasrah dan menunjukkan penerimaan
5. Mencari bantuan dari keluarga, lingkungan atau
lembaga terkait
Dampak Pada Keluarga

• Keterbatasan
• Reaksi Saudara sekandung
• Lebih Perhatian dengan pola hidup dan Nutrisi Anak
• Kekhawatiran pada masa depan anak
Peran Perawat dan dalam Perawatan
Paliatif

1. Dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan


dalam memberikan asuhan keperawatan.

2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan, mengelola


waktu secara efektif dan saran-saran untuk
meningkatkan kualitas hidup.

18
3. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam
menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan
kematian.
4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik
dalam memberikan dukungan dan perhatian.
5. Membantu pasien tetap independen sesuai kemampuan mereka
sehingga kenyamanan terpenuhi, serta meningkatkan mutu
hidup

19
peran perawat dalam memberikan
perawatan spiritual Feudtner (2003)
• Seorang perawat harus mampu menjadi pendengar yang
empati untuk pasien dan keluarganya.
• perawat ikut berdo’a bersama anak dan keluarga pasien serta
memfasilitasi kegiatan keagamaan seperti ibadah, sholat,
menyediakan bacaan-bacaan atau referensi tentang
spiritual.
• Memberikan motivasi keagamaan, dzikir, do’a yang
dilakukan oleh tenaga kerohanian

Anda mungkin juga menyukai