SIRKUMSISI
Sunat atau khitan atau sirkumsisi (inggris:
circumcision) adalah tindakan memotong atau
menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup
depan penis (kulub) atau preputium.
Ada pula yang berpendapat, bahwa istilah khitan
berlaku baik bagi laki – laki maupun perempuan.Makna
asli kata khitan dalam bahasa Arab adalah bagian
kemaluan laki – laki atau perempuan yang dipotong
Selain itu, sebagaimana dikemukakan oleh DR.Abdullah
Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyah Aulad Fi Al
Islam,khitan bisa juga berarti bagian yang dipotong atau tempat
timbulnya konsekuensi syara;, sebagaimana diungkapkan
dalam hadits yang diriwayatkan dari Aisyah r.a;
ْ ش ْع َر ْال ُك ْف ِر َو
اخت َ ِت ْن َ ع ْن َك ِ ا َ ْل
َ ق
“Buanglah rambut kufur darimu dan berkhitanlah “
(H.R.Ahmad)
ِا
ِ س ِ الر َجا ِل ُم َك َّر َمةٌ ِفى
َ الن ِ سنَّةٌ ِفى ُ َ ا َ ْل ِخت
ُ ان
“ Berkhitan itu sunat bagi laki – laki dan mulia
dilakukan perempuan” ( H.R.Ahmad )
Waktu Berkhitan
Para madzhab Hanafi berbeda pendapat tentang kapan
khitan dilakukan. Ada yang berpendapat setelah akil baligh,
pada usia 9 tahun,10 tahun, dan ada pula yang mengatakan
bahwa khitan dilakukan pada saat anak sudah mampu
menanggung rasa sakit dikhitan.
Menurut mazhab maliki, waktu khitan adalah pada masa –
masa bayi, tepatnya pada saat giginya tumbuh setelah
tanggalnya gigi susu ( waktu ishghar ). Boleh dikhitan sebelum
atau sesudah ishghar, tetapi yang lebih adalah sesudahnya
Adapun mengkhitan bayi pada usia 7 hari hukumnya
makruh, apabila pada hari kelahirannya. Sebab menurut Imam
Malik , hal itu menyerupai perbuatan orang Yahudi.
Ketika seorang anak muda diperintahkan shalat, yakni pada
usia 7 tahun, ia diunnahkan untuk khitan. Dan setelah
memasuki usia 10 tahun, hukum khitan menjadi wajib baginya
seperti halnya shalat. Pendapat ini sesuai dengan riwayat Ibnu
Abbas yang menegaskan, bahwa pada usia itulah seorang anak
mampu memahami larangan dan perintah Allah. Bahkan ia
wajib melaksanakannya, sehingga berhak menerima pahala
atau azab.
Sedangkan bagi orang dewasa yang belum dikhitan karena
baru masuk Islam misalnya, hendaknya mau mengkhitan
dirinya sendiri.Hal ini karena hukum melihat aurat orang
dewasa adalah haram. Namun, jika ia berhalangan
melakukannya, dengan alasan takut berakibat fatal, maka ia
terbebas dari kewajiban khitan. Konsekwensinya, ia makruh
untuk menjadi imam shalat atau saksi, karena dianggap
agamanya kurang sempurna. Ini adalah pendapat Muhammad
bin Hakam dan Hasan bin Abil Hasan Al Bashri.
Lain hanya dengan Sahnun, menurut dia orang itu tetap harus
dikhitan. Sebab, orang yang mencuri pun wajib dipotong
tangannya, walaupun ia takut menerima hukuman itu.