Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN KHITAN ATAU

SIRKUMSISI
Sunat atau khitan atau sirkumsisi (inggris:
circumcision) adalah tindakan memotong atau
menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup
depan penis (kulub) atau preputium.
Ada pula yang berpendapat, bahwa istilah khitan
berlaku baik bagi laki – laki maupun perempuan.Makna
asli kata khitan dalam bahasa Arab adalah bagian
kemaluan laki – laki atau perempuan yang dipotong
Selain itu, sebagaimana dikemukakan oleh DR.Abdullah
Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyah Aulad Fi Al
Islam,khitan bisa juga berarti bagian yang dipotong atau tempat
timbulnya konsekuensi syara;, sebagaimana diungkapkan
dalam hadits yang diriwayatkan dari Aisyah r.a;

‫ب ْالغُ ْس ُل‬ ِ ‫اِذَا اْ ْلتَقَى ْال ِختَان‬


َ ‫َان فَقَ ْد َو َج‬
“Apabila bertemu dua bagian yang dikhitan, maka diwajibkan
mandi’ ( H.R.Ahmad,Tirmidzi dan Nasai ).
SEJARAH KHITAN

Khitan menurut sejarah adalah sunnah para Nabi


dan merupakan tatacara yang telah dilaksanakan oleh
berbagai bangsa, sejak zaman purbakala. Semua
dilaksanakan sesuai dengan kebisaaan masing – masing.
Dan sejarah para Nabi yang masyhur, khitan itu
mendapat tempat yang khusus dari urutan upacara
keagamaan sejak Nabi Adam, Nabi Nuh,Nabi Ibrahim,
sampai dengan Nabi Isa dan terakhir Nabi Muhammad
saw.
Pendapat yang lainya: Orang yang mula – mula
melaksanakan khitan adalah Nabi Ibrahim. Dan tidak ada
seorangpun melaksanakan sebelumnya.Beliau menerima
wahyu dari Allah swt agar umatnya melaksanakan khitan. Dan
mulai dari Nabi Ibrahim sendiri. Pada waktu itu umur Nabi
Ibrahim sudah mencapai 80 tahun.Adapun alat
yang digunakan adalah semacam kampak ( suatu alat yang
terbaik waktu itu)
Hal itu diuraikan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya:

ِِ ‫اختَتَنَ ِب ْالقُد ُْو‬ َ َ‫علَ ْي ِه ثَ َمانُ ْون‬


ْ ‫سنَة َو‬ َّ ‫ ِا ْختَتَنَ ِاب َْرا ِه ْي ُم َخ ِل ْي ُل‬
ْ َ ‫الر ْح َم ِن بَ ْعدَ َمااَت‬
َ ‫ت‬
“ Nabi Ibrahim,kekasih Tuhan Yang Maha Pengasih telah
berkhitan dengan kampak pada saat beliau berumur
delapan puluh tahun” ( H.R Bukhari dan lainya)
Budaya Khitan
Para antropolog menemukan, budaya khitan telah
populer di masyarakat sejak pra Islam yang
dibuktikan dengan ditemukannya mumi perempuan di
Mesir Kuno abad ke – 16 SM yang memiliki tanda
clitoridectomy ( pemotongan yang merusak alat
kelamin ). Pada abad ke – 2 SM, khitan perempuan
dijadikan ritual dalam prosesi perkawinan,
Dalam penelitian lain ditemukan khitan telah
dilakukan bangsa pengembara Semit, Hamit dan
Hamitoid di Asia Barat Daya dan Afrika Timur dan
Afrika Selatan. Di Indoensia sendiri, tepatnya di
Musium Batavia terdapat benda kuno yang
memperlihatkan zakar telah dikhitan
Berbeda dengan antropolog Barat yang lebih menganggap
bahwa sunat semata-mata bertujuan medis untuk menjaga
kesehatan.Anggapan ini ditentang oleh beberapa orang yang
berhasil menemukan beberapa relief dan patung – patung
peninggalan tentang upacara penyunatan ribuan tahun silam.
Pada masa itu penyutanan lebih pada tujuan upacara
pengorbanan untuk para dewa dan symbol perlawanan rasa
takut pada roh jahat. Di Yucatan dan Nicaragua, darah orang
yang disunat dioleskan pada patung berhala oleh pemuka
agama. Sedangkan di Afrika, upacara sunat dilakukan secara
massal dengan harapan agar memperoleh berkah yang lebih
besar
Khitan Dalam Pandangan
Islam
Dalam al-Qur’an tidak dijelaskan menenai kewajiban
khitan, namun ada beberapa hadits yang menerangkan hal itu.
Dari Utsman bin Kalib dari kakeknya, ia datang menghadap
Nabi seraya menegaskan,’ Kini aku telah masuk Islam”
Nabi saw bersabda
ْ ‫ش ْع َر ْال ُك ْف ِر َو‬
‫اختَتِ ْن‬ ِ ‫ ا َ ْل‬
َ ‫ق َع ْن َك‬
“Buanglah rambut kufur darimu dan berkhitanlah “
(H.R.Abu Dawud)
Manfaat Khitan
1. Mencegah infeksi dan mengurangi resiko tertular dan
menyebarkan infeksi penyakit menular seperti HIV-AIDS.
2. Alat kelamin pria dilewati saluran urine/kencing dimana
terdapat kuman atau kotoran yang terbawa saat buang air
kecil yang terkumpul/menumpuk dibawah kulit pada kepala
penis yang bisa menyebabkan kuman tinggal dan
berkembang disana.
3. Menurut penelitian pada orang yang tidak disunat lebih
besar resikonya timbuk infeksi yang berakibat pada
terjangkitnya berbagai penyakit diantaranya yang paling
menghawatirkan adalah Kanker Penis.
4. Selain mengurangi risiko tertular HIV melalui hubungan
seks, pria yang disunat juga jauh dari risiko terkena virus
human pappiloma virus (HPV), Virus ini juga merupakan
penyebab penyakit Kanker Serviks (leher rahim) pada wanita
Hukum Khitan
Dalam hal ini mazhab Syafi’i mengatakan: Khitan itu
wajib bagi laki – laki dan wanita. Muslimin dan muslimat.
Adapun mazhab lain seperti Mazhab Maliki dan Mazhab
Hanafi berpendapat tidak wajib. Untuk lebih jelasnya maka
hukum khitan itu ada 3 pendapat :

 Sebagian berpendapat: khitan itu wajib


 Sebagian berpendapat ; khitan itu wajib baik untuk laki – laki
maupun kaum wanita
 Sebagian berpendapat : khitan tidak wajib.Hukum khitan
hanyalah sunat, baik untuk laki – laki maupun wanita.
‫ َم ْن اَ ْسلَ َم فَ ْليَ ْخت َ ِت ْن َواِ ْن َكانَ َك ِبيْرا‬
“ Barangsiapa yang masuk Islam hendaklah ia berkhitan
walaupun sudah berusia tua”

ْ ‫ش ْع َر ْال ُك ْف ِر َو‬
‫اخت َ ِت ْن‬ َ ‫ع ْن َك‬ ِ ‫ ا َ ْل‬
َ ‫ق‬
“Buanglah rambut kufur darimu dan berkhitanlah “
(H.R.Ahmad)

ِِ ‫اختَتَنَ ِب ْالقُد ُْو‬ َ َ‫علَ ْي ِه ثَ َمانُ ْون‬


ْ ‫سنَة َو‬ َّ ‫ ِا ْختَتَنَ ِاب َْرا ِه ْي ُم َخ ِل ْي ُل‬
ْ َ ‫الر ْح َم ِن بَ ْعدَ َمااَت‬
َ ‫ت‬
“ Nabi Ibrahim,kekasih Tuhan Yang Maha Pengasih telah
berkhitan dengan kampak pada saat beliau berumur
delapan puluh tahun” ( H.R Bukhari dan lainya).
Adapun dasar wanita tidak wajib khitan adalah
sabda Rasulullah saw:

ِ‫ا‬
ِ ‫س‬ ِ ‫الر َجا ِل ُم َك َّر َمةٌ ِفى‬
َ ‫الن‬ ِ ‫سنَّةٌ ِفى‬ ُ َ ‫ ا َ ْل ِخت‬
ُ ‫ان‬
“ Berkhitan itu sunat bagi laki – laki dan mulia
dilakukan perempuan” ( H.R.Ahmad )
Waktu Berkhitan
Para madzhab Hanafi berbeda pendapat tentang kapan
khitan dilakukan. Ada yang berpendapat setelah akil baligh,
pada usia 9 tahun,10 tahun, dan ada pula yang mengatakan
bahwa khitan dilakukan pada saat anak sudah mampu
menanggung rasa sakit dikhitan.
Menurut mazhab maliki, waktu khitan adalah pada masa –
masa bayi, tepatnya pada saat giginya tumbuh setelah
tanggalnya gigi susu ( waktu ishghar ). Boleh dikhitan sebelum
atau sesudah ishghar, tetapi yang lebih adalah sesudahnya
Adapun mengkhitan bayi pada usia 7 hari hukumnya
makruh, apabila pada hari kelahirannya. Sebab menurut Imam
Malik , hal itu menyerupai perbuatan orang Yahudi.
 Ketika seorang anak muda diperintahkan shalat, yakni pada
usia 7 tahun, ia diunnahkan untuk khitan. Dan setelah
memasuki usia 10 tahun, hukum khitan menjadi wajib baginya
seperti halnya shalat. Pendapat ini sesuai dengan riwayat Ibnu
Abbas yang menegaskan, bahwa pada usia itulah seorang anak
mampu memahami larangan dan perintah Allah. Bahkan ia
wajib melaksanakannya, sehingga berhak menerima pahala
atau azab.
 Sedangkan bagi orang dewasa yang belum dikhitan karena
baru masuk Islam misalnya, hendaknya mau mengkhitan
dirinya sendiri.Hal ini karena hukum melihat aurat orang
dewasa adalah haram. Namun, jika ia berhalangan
melakukannya, dengan alasan takut berakibat fatal, maka ia
terbebas dari kewajiban khitan. Konsekwensinya, ia makruh
untuk menjadi imam shalat atau saksi, karena dianggap
agamanya kurang sempurna. Ini adalah pendapat Muhammad
bin Hakam dan Hasan bin Abil Hasan Al Bashri.
 Lain hanya dengan Sahnun, menurut dia orang itu tetap harus
dikhitan. Sebab, orang yang mencuri pun wajib dipotong
tangannya, walaupun ia takut menerima hukuman itu.

Anda mungkin juga menyukai