Anda di halaman 1dari 14

Pendidikan Kesehatan Balita Dengan Gizi Kurang

Fina Alfya Syahri 1610711058


Purwandari Nurfaizah 1610711059
Adinda Zein Nur 1610711062
Diah Ayu Kusumaningrum 1610711067
An’nisaa Eka Rahmawati 1610711072
Pengertian Gizi kurang merupakan
keadaan kurang gizi tingkat berat
yang disebabkan olehrendahnya
konsumsi energi protein
Gizi (nutrition) adalah proses darimakanan sehari-hari dan terjadi
organisme menggunakan makanan yang dalam waktu yang cukup lama
dikonsumsi secara normal melalui proses (Sodikin, 2013)
digesti, absorpsi (penyerapan),transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan,
untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan, dan fungsi normal organ-
organ, serta menghasilkan energi
(Pudiastuti, 2011).
Status Gizi
Status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang
berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan
pada kategori dan indikator yang digunakan.
Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat :

1. Gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas.


2. Gizi baik untuk well nourished.
3. Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderat,
PCM (Protein Calori Malnutrition)/ disebut juga Protien Energi
Malnutrisi ( PEM ) atau (MEP) Malnutrisi Energi dan Protein
4. Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, kwashiorkor
dan Marasmus kwashiorkor

a. Marasmus yaitu keadaan kurang kalori.


b. Kwarshiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien
lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak
prasekolah (balita)
c. Marasmus kwashiorkor yaitu keadaan peralihan antara marasmus dan
kwashiorkor.
Tanda Dan Gejala Washiorkor Marasmus
1.Marasmus
- Anak tampak sangat kurus,
- tinggal tulang terbungkus kulit
- Wajah seperti orang tua
- Cengeng, rewel
- Kulit keriput, jaringan lemak subkutis
sangat sedikit, bahkan sampai tidak ada
- Sering disertai diare kronik atau
konstipasi/susah buang air, serta
penyakit kronik
- Tekanan darah, detak jantung, dan
pernafasan berkurang.
2. kwashiorkor
- Oedem umumnya di seluruh tubuh dan terutama pada
kaki (dorsum medis)
- Wajah membulat dan sembab
- Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada
posisi berdiri dan duduk, anak berbaring terus-menerus
- Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis
- Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
- Pembesaran hati
- Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret
- Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
- Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan
berubah menjadi hitam terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
Penyebab Gizi
Kurang

1. Makanan tidak seimbang


2. Penyakit infeksi yang mungkin di
derita anak
3. Tidak cukup tersedia pangan
atau makanan di keluarga
4. Pola pengasuhan anak yang
tidak memadai
5. Keadaan sanitasi yang buruk dan
tidak tersedia air bersih
6. Berat Badan Lahir Anak Balita
7. Status Imunisasi
8. Status asi ekslusif dan kolostrum
9. Pengetahuan gizi ibu
10. Pekerjaan ibu
11. Jumlah anak dalam keluarga
12. Penyakit infeksi
Cara Pencegahan Gizi Kurang
Pencegahan Primer (Pre-Pathogenesis)

1.Health Promotion
Melakukan pendidikan kesehatan : pentingn
ya makanan bergizi untuk balita, gizi buruk,
gizi seimbang

2. General Spesific Protection


Menggalakkan program gizi seimbang dari p
osyandu atau kader – kader kesehatan sete
mpat : poster, banner, iklan, dll
Pencegahan Sekunder
(Pathogenesis)

1.Early Diagnosis & Prompt Tratment


•Pemeriksaan Kasus Dini : tempat tinggal balita
•Pemeriksaan gizi dan MTBS di posyandu
•Meminum asam folat atau suplemen zat besi
•Meningkatkan konsumsi berbagai vitamin (sayur – s
ayuran, buah – buahan, dlll)
•Segera melakukan pemeriksaan di puskesmas atau
rumah sakit agar mendapatkan pengobatan yang se
suai dengan usianya

2.Disability Limitation
•Melakukan pencegahan komplikasi gizi buruk : menj
alankan pengobatan yang diberikan
PENANGANAN 1. Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan
untuk Body Massa Indeks secara teratur
2. Pemeriksaan MTBS dan gizi di Posyandu
secara rutin
3. Pemeriksaan kadar darah : hemoglobin
4. Batas normal hemoglobin menurut WHO :
6 bulan – 6 tahun 11gr/dl
5. Konsumsi suplemen zat besi atau asam folat
sesuai dengan kebutuhan
6. Kebutuhan zat besi menurut WHO :
a. 0 – 6 bulan3mg
b. 7 – 12 bulan5mg
c. 1 – 3 tahun8mg
d. 4 – 6 tahun9mg
7. Pengaturan pola makan dan vitamin (sayur –
sayuran hijau, kacang – kacangan, buah –
buahan, daging, ikan, dll)
8. Pemeriksaan Xray
9. Untuk melihat adanya kerusak

Anda mungkin juga menyukai