Anda di halaman 1dari 34

OLEH

Christine Handayani
Siburian, S.Kep., Ns., M.Kep
KARBOHIDRAT
 Pastikan setidaknya anak mendapatkan sekitar 220 gram
karbohidrat sehari.
 Karbohidrat sederhana: madu, gula putih, gula merah, dan
jenis pemanis lainnya.
 karbohidrat kompleks: roti gandum, sereal gandum,
kacang-kacangan, biji-bijian, nasi, ubi, jagung, serta
kentang.
PROTEIN
 Kebutuhan gizi protein untuk anak usia
prasekolah adalah sebanyak 35 gram per
hari.
 Protein hewani: daging sapi, daging ayam,
ikan, telur, susu, dan lain sebagainya.
 protein nabati: buah-buahan, tempe, tahu,
kacang kedelai, kacang merah, dan
berbagai jenis kacang-kacangan lainnya.
LEMAK
 Asupan gizi lemak sekitar 62 gram setiap harinya.
 Lemak baik hadir dalam bentuk asam lemak tak
jenuh tunggal dan asam lemak tak jenuh ganda.
Jenis lemak yang baik: buah alpukat, kacang
almond, minyak zaitun, ikan salmon, tofu, dan
lainnya.
SERAT
 anak prasekolah sekitar usia 4-6 tahun
membutuhkan asupan serat sebanyak
22 gram sehari.
 Contoh serat: buah, sayur, tomat
Vitamin dan mineral
 pastikan Anda memenuhi kebutuhan vitamin
dan mineral anak dalam sehari dengan
memberikannya sumber makanan bergizi.
 Mulai dari zat besi, seng, kalsium, natrium,
tembaga, vitamin A, vitamin B, serta segudang
vitamin dan mineral lainnya.
Umur BB (kg) Energi Protein Vitamin A Kalsium Zat besi
(kkal) (g) (S.I) (mg) (mg)

1-3 thn ± 12 1250 23 350 500 8

4-6 thn ± 18 1750 32 460 500 9

7-9 thn ± 24 1900 37 460 500 10

10-12 thn ± 30 2000 45 500 700 14


1. Pada masa pertumbuhan berikan zat gizi
yang lebih banyak, seperti karbohidrat,
protein dan zat gizi lain, namun masih
tetap seimbang
2. Berikan makanan padat / kasar dan porsi
kecil agar terpenuhi kebutuhan energi
3. Hindarkan makanan jajanan yang
berlebihan
4. Sediakan makan pagi dan beri makanan
bekal
5. Hindarkan dari kegemaran yang
berlebihan terhadap satu jenis makanan
Menrut Palmer & Horn
antara lain:
 Kelainan neuro –
motorik
 Kelainan kongenital
 Kelainan gigi-geligi
 Penyakit infeksi akut
dan menahun
 Defisiensi nutrien
 Psikologik
Kekurangan Gizi Umum
(Makro & Mikronutrien)
 Gizi Kurang
 Gizi Buruk (Marasmus
& Kwashiorkor)
 KWASHIOKOR  MARASMUS
Gejala klinik : Gejala klinik :
- Edema terutama punggung - Tampak sangat kurus
kaki - Wajah spt orang tua
- Wajah membulat & sembab - Cengeng & rewel
- Pandangan mata sayu - Kulit keriput, jar lemak sub
- Rambut tipis, kemerahan spt kutis sangat sedikit
rambut jagung, mudah dicabut - Perut cekung
& mudah rontok - Sering disertai penyakit
- Perubahan status mental, infeksi, diare
rewel, apatis
- Pembesaran hati  MARASMUS KWASHIOKOR
- Otot mengecil terlihat nyata jk Gejala klinis campuran disertai
diperiksa posisi berdiri/duduk edema yg tidak mencolok
- Kelainan kulit, bercak warna
merah muda, meluas &
berubah warna coklat
kehitaman & terkelupas
 Defisiensi
karbohidrat/
Protein/ Lemak
 Defisiensi Vitamin:
A, D, Asam Folat
 Defisiensi Mineral:
Zat Besi, Yodium,
Kalsium, dll
 Kelebihan Gizi
Umum : Obesitas
 Kelebihan Gizi
Spesifik :
Hypervitaminosis
 Fase remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi
matang dan berakhir saat mencapai usia matang secara
hukum diakui hak-haknya sebagai warga negara.
 Gizi seimbang bagi remaja adalah makanan
yang di konsumsi remaja yang mengandung
 zat sumber tenaga,
 zat pembangun,
 Berikut ini faktor–faktor yang mempengaruhi
kebutuhan zat gizi usia remaja seperti :
 Aktivitas fisik
 Lingkungan
 Pengobatan
 Depresi dan kondisi mental
 Penyakit
 Stres
 Modifikasi menu dilakukan terhadap jenis olahan
pangan dengan memperhatikan jumlah dan sesuai
kebutuhan gizi pada usia tersebut dimana sangat
membutuhkan makanan yang sangat bergizi.
 Manfaat gizi seimbang bagi remaja yaitu :
1. Membantu konsentrasi belajar
2. Beraktivitas
3. Bersosialisasi
4. Untuk kesempurnaan fisik
5. Tercapai kematangan fungsi seksual dan
6. Tercapainya bentuk dewasa.
Anorexia Nervosa (AN)
&
Bulimia Nervosa (BN)

Merupakan penyakit kronis yang didefinisikan


sebagai gangguan perilaku makan atau
perilaku dalam mengkontrol berat badan.
 AN adalah gangguan pola makan dengan cara membuat
dirinya merasa tetap lapar (self-starvation).
 Biasanya terjadi pada remaja wanita yang menginjak
bangku SMU (sekolah menengah umum).
 Tujuan mereka membuat dirinya lapar adalah agar
mereka memiliki penampilan fisik yang ramping dan
menarik perhatian lawan jenisnya.
 Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias
kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi)
dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta
mengevaluasi tubuh dan makanannya.
 Bulimia nervosa adalah gangguan pola makan
yang ditandai dengan usaha untuk
memuntahkan kembali secara terus-menerus
apa yang telah dimakan sebelumnya.
 Bulimia nervosa adalah sebuah kelainan cara
makan yang terlihat dari kebiasaan makan
berlebihan yang terjadi secara terus menerus,
sering terjadi pada wanita.
 Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu
bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri.
 AN ditandai dengan  BN ditandai dengan
keengganan untuk perilaku makan dalam
menetapkan berat jumlah yang besar yang
badan normal, sering dan berulang-
penyimpangan ulang, kemudian coba
pandangan terhadap memuntahkan kembali,
tubuh, ketakutan penggunaan obat
ekstrim menjadi pencahar, berpuasa
gemuk, dan perilaku atau berolahraga
makan yang sangat secara berlebihan
terganggu. (National Institute of
Mental Health (NIMH),
2007).
 Genetik
 USIA
Pada masa remaja juga merupakan
sebuah fase usia yang rentan untuk
mengalami gangguan makan
 Jenis Kelamin
Diperoleh informasi bahwa gangguan
makan seperti anorexia nervosa dan
bulimia nervosa lebih umum terjadi pada
perempuan dibanding pada laki-laki.
 Pengetahuan
Pengetahuan tentang kesehatan yang
dimiliki seseorang akan mempengaruhi gaya
hidup nya dan secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap perilaku makan
seseorang tersebut.
 Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri yang rendah juga salah
satu karakteristik dari perempuan yang
mengalami gangguan makan.
 Citra Tubuh
Penampilan fisik yang tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan remaja, dapat
menyebabkan remaja tidak puas terhadap
tubuhnya sendiri.
 Riwayat diet
 Pengaruh Keluarga
orang tua yang selalu menekan anak
mereka agar memiliki bentuk tubuh yang
sesuai dengan keinginan mereka dapat
menjadi faktor risiko terjadinya gangguan
makan pada anak tersebut
 Pengaruh Teman Sebaya
Remaja cenderung lebih dekat dengan
teman sebaya karena sepaham dan bisa
saling memberi serta mendapat dukungan
mental (Brown, 2005 dalam Hapsari, 2009).
 Bullying oleh Teman Sebaya
 Ejekan Seputar Berat Badan atau Bentuk
Tubuh
 Kekerasan Fisik
 Pelecehan Seksual
 Pengaruh Media Massa
 Sosiokultural

Anda mungkin juga menyukai