Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI PAJAK ATAS PIUTANG

Nama Kelompok

1. Ratih Din Lestari 17 1519 SA


2. Desti Juandti Alanda Putri 17 1580 SA
3. Muhsan Ahmadi 17 1534 SA
4. Fitri Ningsih 17 15 60 SA
PENGERTIAN PIUTANG

Piutang adalah salah satu jenis transaksi yang timbul


karena klien anda berhutang pada perusahaan. Ciri-ciri
piutang sendiri terdiri dari beberapa hal yakni adanya
nilai jatuh tempo beserta tanggalnya serta adanya bunga
yang berlaku. Jenis piutang juga beragam mulai dari
piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain. Piutang
usaha merupakan piutang yang timbul karena pembelian
secara kredit. Wesel tagih ialah surat perjanjian yang
diterbitkan sebagai bentuk pengukuran utang. Piutang
lain-lain ialah piutang yang mencakup selain piutang
dagang seperti piutang gaji atau restitusi pajak.
METODE PENGAHPUSAN PIUTANG

 Penghapusan piutang (bad debt) dalam pengertian sederhana adalah


kerugian yang harus ditanggung perusahaan karena adanya piutang
yang tidak dapat ditagih. Piutang tidak dapat ditagih selain karena
peminjam memiliki kondisi yang menyulitkannya membayar, juga
dapat disebabkan karena tidak dibuatnya kontrak atau perjanjian yang
jelas dan dilindungi hukum.

 Menurut Zaki Baridwan, metode penghapusan piutang adalah “piutang


usaha yang tidak mungkin dapat ditagih, seperti debiturnya bangkrut,
meninggal, pailit dan lain-lain harus dihapuskan sehingga akan
menjadi biaya bagi perusahaan.” (Dalam buku Intermediate
Accounting, 2004)
METODE PENGHAPUSAN PIUTANG MEMPUNYAI DUA
JENIS METODE, YAITU:

1. Metode Langsung
metode penghapusan piutang langsung disebut juga direct method. Dalam metode
langsung, penghapusan piutang baru akan dicatat dalam pembukuan ketika
piutang sudah benar-benar dinyatakan tidak dapat ditagih lagi.
2. Metode Cadangan
Metode penghapusan piutang cadangan disebut juga allowance method. Dalam
metode cadangan, perusahaan perlu melakukan penaksiran terhadap piutang
tak tertagih pada tiap akhir periode pembukuan. Metode ini biasanya
digunakan oleh perusahaan yang memiliki skala besar yang terbiasa mencatat
perkiraan atau estimasi piutang yang tak dapat ditagih
Contoh Metode Langsung
Kasus 1 : Pada tanggal 31 Maret 2016, PT. XYZ tidak bisa menagih utang sebesar Rp
10.000.000 yang sudah jatuh tempo kepada PT. ABC karena pemiliknya terlilit pailit
dan mengalami kebangkrutan. Menyadari bahwa piutang tersebut tidak bisa lagi
ditagih, PT. XYZ mencatat di pembukuan bahwa piutang tersebut dihapuskan.
Namun pada tanggal 10 Desember 2016, PT. ABC mengabari kalau mereka dapat
melunasi hutang terhadap PT. XYZ. Pelunasan piutang baru dilakukan PT. ABC pada
tanggal 27 Desember 2016.
 Berikut pencatatan yang dilakukan PT. XYZ:
 Penghapusan piutang (31 Maret 2016)
Beban penghapusan piutang Rp 10.000.000
Piutang Rp 10.000.000
 Pemberitahuan pembayaran piutang (10 Desember 2016)
Piutang Rp 10.000.000
Pendapatan lain-lain Rp 10.000.000
 Pelunasan piutang (20 Februari 2017)
Kas Rp 10.000.000
Piutang Rp 10.000.000
Contoh Metode Cadangan
Kasus: Pada tanggal 29 November 2015, PT. XYZ memiliki estimasi bahwa PT. ABC yang
sedang dililit pailit tidak akan dapat membayar hutang mereka. Karena itu, piutang sebesar Rp
20.000.000 dari PT. ABC diperkirakan tidak dapat ditagih. Sampai pada akhir periode
pembukuan, 31 Desember 2015, PT. ABC menyatakan bahwa hutang tersebut tidak bisa
mereka bayar
Ternyata pada tanggal 5 Agustus 2016, PT. ABC menyampaikan bahwa mereka hendak
membayar hutang mereka. Hutang tersebut baru dilunasi pada tanggal 15 Agustus 2016.
 Berikut pencatatan yang dilakukan PT. XYZ.
 Perkiraan kerugian piutang tak tertagih (29 November 2015)
Beban kerugian piutang Rp 20.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp 20.000.000
 Penghapusan piutang tak tertagih (31 Desember 2015)
Cadangan kerugian piutang Rp 20.000.000
Piutang Rp 20.000.000
 Pemberitahuan pembayaran piutang (5 Agustus 2016)
Piutang Rp 20.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp 20.000.000
 Pelunasan piutang (15 Agustus 2016)
Kas Rp 20.000.000
PEMBENTUKAN CADANGAN PIUTANG
TIDAK TERTAGIH

Keputusan Menteri Keuangan No. 235/KMK.01/1998 Tanggal 14 April 1998


tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan No. 80/KMK.04/1995
tentang Besarnya DanaCadangan yang Boleh Dikenakan sebagai biaya yang
menyatakan bahwa Bank dapatMembentuk Dana Cadangan Piutang Tak
Tertagih. Besarnya dana cadangan piutang tidak tertagih yang diperkenankan
untuk dibebankan sebagai biaya Usaha Bank tersebut sebagaiberikut :1.5%
dari kredit yang digolongkan perhatian khusus,2.15% dari kredit yang
digolongkan kurang lancar,3.50% dari kredit yang digolongkan
diragukan,4.100% dari kredit yang digolongkan macet.Peggolongan tersebut
telah sesuai dengan yang digariskan dalam lampiran Keputusan Direksi Bank
Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998. Pada dasarnya
pembentukan atau pemupukan dana cadangan tidak dapat menjadi pengurang
untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak.Namun demikian, untuk Wajib
Pajak badan usaha tertentu dapat membebankan biaya pembentukan atau
pemupukan dana cadangan.
BESARNYA
CADANGAN YANG Persentase Dasar Penghitungan
BOLEH
DIKURANGKAN piutang dengan kualitas yang digolongkan
SEBAGAI BIAYA 1% lancar, tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia
dan Surat Utang Negara
piutang dengan kualitas yang digolongkan
a.Bank umum yang 5% dalam perhatian khusus setelah dikurangi nilai
melaksanakan
kegiatan usaha agunan
secara piutang dengan kualitas yang digolongkan
konvensionaL
15% kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai
agunan
piutang dengan kualitas yang digolongkan
50%
diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan
piutang dengan kualitas yang digolongkan
100%
macet setelah dikurangi dengan nilai agunan.
b. Bank umum yang Persentase Dasar Penghitungan
1% piutang dengan kualitas
melaksanakan yang digolongkan lancar, tidak
kegiatan usaha termasuk Sertifikat
berdasarkan prinsip Wadiah Bank Indonesia dan
surat berharga yang diterbitkan
syariah Pemerintah
berdasarkan prinsip syariah
5% piutang dengan kualitas
yang digolongkan dalam
perhatian khusus setelah
dikurangi nilai agunan
15% piutang dengan kualitas
yang digolongkan kurang lancar
setelah dikurangi
dengan nilai agunan
50% piutang dengan kualitas
yang digolongkan diragukan
setelah dikurangi dengan nilai
agunan
100% piutang dengan kualitas
yang digolongkan macet setelah
dikurangi dengan
nilai agunan.
c. Koperasi simpan pinjam
 PersentaseDasar Penghitungan

 0,5% piutang dengan kualitas lancar


 10% piutang dengan kualitas kuranglancar
setelah dikurangi dengan nilaiagunan
 50% piutang dengan kualitas diragukan
setelah dikurangi dengan nilai agunan
 100% piutang dengan kualitas macet setelah
dikurangi dengan nilai agunan.
KETENTUAN TAMBAHAN
Dalam hal Wajib Pajak secara bersamaan melakukan kegiatan
usaha sewa guna usaha dengan hak opsi, pembiayaan konsumen,
dan/atau anjak piutang, besarnya cadangan piutang tak tertagih
yang dapat dibiayakan dihitung berdasarkan besarnya piutang
untuk masing-masing usaha
.
NILAI AGUNAN YANG DAPAT DIPERHITUNGKAN SEBAGAI
PENGURANG PADA CADANGAN
 NIlai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang pada cadangan
paling tinggi adalah:
 a.100% (seratus persen) dari nilai agunan yang bersifat likuid.

 b.75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai
yang ditetapkan perusahaan penilai.
AKUNTANSI PAJAK ATAS PIUTANG
 Menurut Kieso dan Weygandt mendefinisikan pengertian
piutang sebagai berikut “Receivables are claims held against
customers and others for money, goods, or
services.” (Kumpulan Ilmu, 2012).
 Dalam pendapat yang lain, piutang juga didefinisikan
dengan pengertian ”Piutang meliputi semua klaim dalam
bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,
perusahaan atau organisasi lainnya” (Warren Reeve dan
Fess, 2005 : 404).
 Seomarso berpendapat, bahwa Piutang merupakan kebiasaan
bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-
kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan
penjualan.
PIUTANG USAHA

Piutang Usaha terjadi karena adanya pemberian


kredit pada transaksi penjualan dari penjual
pada konsumen. Piutang dapat dicatat jika
barang telah diserahkan. Terhadap piutang yang
diragukan tingkat kolektabilitasnya, perusahaan
dapat menghapuskan dan membebankannya
pada cadangan dimaksud. Meskipun demikian,
ketentuan pajak tidak memperkenankan pada
cadangan penghapusan tersebut
PIUTANG YANG NYATA-NYATA TIDAK DAPAT
DITAGIH DENGAN SYARAT:

1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi


komersial
2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat
ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan
Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara;
atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum
atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya
telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;
4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk
penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;
PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA
CADANGAN, KECUALI :
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan
usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha
dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan
perusahaan anjak piutang;
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan
bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial;
3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha
kehutanan; dan
6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat
pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan
limbah industri,
PIUTANG DI LUAR USAHA
 Piutang juga dapat timbul karena pemberian pinjaman
kepada pihak ketiga dan pegawai, klaim asuransi, restitusi
pajak, royalty, dan lain-lain.
Nilai Piutang dalam Neraca
Biasanya nilai saldo piutang yang tercantum dalam neraca
adalah nilai piutang neto. Saldo piutang neto pada neraca
fiscal selain usaha:
1. bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa
guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang
2. usaha asuransi
3. lembaga penjamin simpanan
4. usaha pertambangan
5. usaha kehutanan
6. usaha pengelolahan limbah industry
KESIMPULAN

 Piutang merupakan bagian dari aset lancar. Jika ditinjau dari sumber
terjadinya, piutang digolongkan menjadi dua kategori :
1. Piutang Usaha (account receivables)

2. Piutang Lain-lain (other receivables)

Penyajian piutang usaha dan piutang lain-lain dalam laporan keuangan


harus secara terpisah dengan menggunakan identifikasi yang jelas.
Piutang dalam keuangan dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan
diikuti dengan umlah takdiran piutang yang tidak dapat ditagih dan
piutang yang diragukan.Kemungkinan tidak semua jumlah piutang
dapat ditagih. Berikut metode panghapusan piutang yang digunakan :
1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method)

2. Metode Penyisihan/Pencadangan (Allowance Method)


 Pada prinsipnya, terdapat dua cara dalam menetapkan jumlah
penyisihan piutang tidak tertagih, yaitu :
1. Atas dasar Saldo Piutang
2. Atas dasar Saldo Penjualan
Besarnya dana cadangan piutang tidak tertagih yang diperkenankan
untuk dibebankan sebagai biaya Usaha Bank tersebut sebagai berikut :
1. 5% dari kredit yang digolongkan perhatian khusus
2. 15% dari kredit yang digolongkan kurang lancer
3. 50% dari kredit yang digolongkan diragukan
4. 100% dari kredit yan digolongkan macet
 Kerugian sebenarnya yang disebabkan oleh piutang yang nyata-nyata
tidak dapat ditagih dibebankan ke akun Cadangan/Penyisihan Piutang
Tidak Tertagih dengan ayat jurnal :

Penyisihan piutang tidak tertagih xxx


Piutang usaha xxx

Anda mungkin juga menyukai