Anda di halaman 1dari 7

-

“GERAKAN NON – BLOK”

-
Sejarah Berdirinya GNB . . .

Gerakan Non Blok (GNB) dalam bahasa Inggris disebut Non Aligned
Movement (NAM) merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh negara-
negara yang cinta damai serta negara-negara yang ingin berperan aktif
dalam rangka menciptakan perdamaian serta keamanan dunia, yaitu
dengan tidak beraliansi dengan blok-blok manapun. Organisasi ini
beranggotakan lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia di dalamnya.

Untuk Gerakan Non Blok sebenarnya diawali ketika KTT Asia-Afrika yang berada di Bandung
pada tahun 1955. Negara-negara yang tidak memihak blok barat dan blok timur menyatakan
diri untuk tidak ikut campur persaingan ideologi barat dan timur. Gerakan ini dipelopori oleh
Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Presiden Indonesia Soekarno, Presiden Mesir Gamal
Abdul Nasser, Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru dan Presiden Ghana Kwame
Nkrumah. Lima pemimpin ini berkumpul di Kota Belgrade di Yugoslavia pada tahun 1961 dan
mendirikan Gerakan Non Blok dan pemimpin pertamanya adalah Josip Broz Tito.
Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru mencetuskan kata “non blok.” Waktu itu Nehru
sedang berpidato di Kota Colombo di Sri Lanka pada tahun 1954. Di pidatonya, Nehru
mendeskripsikan lima poin yang menjadi acuan dasar untuk hubungan Sino-India. Lima poin ini
disebut Panchsheel atau lima pengendali.
Lima pengendali ini kelak digunakan sebagai pedoman dasar Gerakan Non Blok. Lima poin
ini yaitu menghormati kedaulatan dan integritas teritorial, perjanjian non agresi, menghormati dan
tidak mencampuri negara lain untuk mengatasi permasalahan dalam negerinya, egaliter dan
kemakmuran bersama serta selalu aktif menjaga perdamaian. Bisa dibilang, lima poin ini adalah
pancasilanya Gerakan Non Blok.
Asas GNB
 GNB bukanlah suatu blok tersendiri dan tidak bergabung ke dalam
blok dunia yang saling bertentangan.
 GNB berusaha untuk mendukung perjuangan kemerdekaan di
berbagai tempat di dunia ini.
 GNB memegang teguh perjuangan melawan imperialisme,
kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, apartheid, dan zionisme.
Tujuan GNB
 Meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan dua blok
adidaya yang bersengketa,
 Mengusahakan terciptanya suasana dunia yang aman dan damai,
 Mengusahakan terwujudnya hubungan antarbangsa secara demokratis,
 Menentang kolonialisme, politik apartheid, dan rasialisme,
 Memperjuangkan kebebasan dalam bidang ekonomi dan kerja sama atas
dasar persamaan derajat,
 Meningkatkan solidaritas di antara negara-negara anggota Gerakan Non
Blok,
 Menggalang kerja sama antara negara berkembang dan negara maju
menuju terciptanya tata ekonomi dunia baru.
Anggota GNB
Afganistan • Afrika Selatan • Republik Afrika Tengah • Aljazair • Angola • Antigua dan Barbuda •
Arab Saudi • Bahama • Bahrain • Bangladesh • Barbados • Belarus • Belize • Benin • Bhutan •
Bolivia • Botswana • Brunei • Burkina Faso • Burundi • Chad • Chili • Djibouti • Dominika •
Republik Dominika • Ekuador • Mesir • Guinea Khatulistiwa • Eritrea • Ethiopia • Filipina • Gabon •
Gambia • Ghana • Grenada • Guatemala • Guinea • Guinea-Bissau • Guyana • Honduras • India •
Indonesia • Iran • Jamaika • Kamboja • Kamerun • Kenya • Kolombia • Komoro • Republik Kongo •
Republik Demokratik Kongo • Korea Utara • Kuba • Kuwait • Laos • Lebanon • Lesotho • Liberia •
Libya • Madagaskar • Maladewa • Malawi • Malaysia • Mali • Mauritania • Mauritius • Mongolia •
Maroko • Mozambik • Myanmar • Namibia • Nepal • Nikaragua • Niger • Nigeria • Oman • Pakistan
• Palestina • Panama • Pantai Gading • Papua Nugini • Peru • Qatar • Rwanda • Saint Lucia • Saint
Vincent dan Grenadines • São Tomé dan Príncipe • Senegal • Seychelles • Sierra Leone • Singapura
• Somalia • Sri Lanka • Sudan • Suriname • Swaziland • Suriah • Tanjung Verde • Tanzania •
Thailand • Timor Leste • Togo • Trinidad dan Tobago • Tunisia • Turkmenistan • Uganda • Uni
Emirat Arab • Uzbekistan • Vanuatu • Venezuela • Vietnam • Yaman • Yordania • Zambia •
Zimbabwe
Peran Indonesia dalam GNB
1. Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno menjadi salah satu pemrakarsa
berdirinya Organisasi tersebut bersama dengan 4 kepala negara sahabat lainnya, yaitu Presiden
Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana menterii India Pandit Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal
Abdul Nasser, dan Perdana Menteri Ghana Kwame Nkrumah.

2. Pada tahun 1991, Indonesia diberikan wewenang dalam


memimpin GNB. Pada saat itulah ketua GNB dipegang oleh Presiden
Soeharto. Selain itu Indonesia juga berhasil menggelar KTT X GNB yang
bertempat di Jakarta.

3. Meredam ketegangan pada daerah bekas Yugoslavia pada tahun 1991.

Anda mungkin juga menyukai