Anda di halaman 1dari 30

UKURAN NILAI TENGAH

PENDAHULUAN

 Penggunaan distribusi frekuensi dan grafik merupakan cara yang


cukup sederhana untuk menyajikan data dalam bentuk yang
mudah dipahami.
 Jika tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh
gambaran tentang suatu masalah atau fenomena, maka
penggunaan kedua bentuk penyerhanaan data tersebut dapat
dikatakan sudah memadai.
 Dalam banyak hal, penggunaan distribusi frekuensi dan grafik
hanya merupakan langkah awal dalam proses pengolahan data
untuk memperoleh karakteristik/ukuran yang dapat digunakan
sebagai dasar penarikan kesimpulan atas masalah/fenomena
PENDAHULUAN

 Secara umum, data memiliki kecenderungan untuk mengumpul


pada nilai tengah, sehingga nilai tengah sering digunakan
sebagai ringkasan dari pola umum dari sebaran data.
 Karakteristik yang sering digunakan untuk mengukur nilai tengah
adalah:
1. Rata-Rata Hitung
2. Rata-Rata Ukur
3. Rata-Rata Harmonis
4. Modus
5. Median
6. Kuartil
7. Desil
8. Persentil
RATA-RATA HITUNG

 Rata-rata hitung, disebut juga rata-rata aritmetik, adalah ukuran


nilai tengah diperoleh dengan menjumlah seluruh nilai data dan
membagi dengan banyaknya nilai data.
 Rata-rata hitung dapat didasarkan pada data populasi atau data
sampel.

μ adalah lambang nilai rata - rata untuk populasi


sedangkan
x adalah lambang rata - rata untuk sampel.
RATA-RATA HITUNG

 Rata-rata hitung populasi (µ )


N

X
i 1
i
X1  X2  X3  .....XN
μ 
N N
_
 Rata-rata hitung sampel ( x )
n

x
i 1
i
x1  x2  x3  .....xn
x 
n n
RATA-RATA HITUNG

CONTOH 1.
 Nilai ujian UAS statistika dari lima orang mahasiswa adalah
70, 69, 45, 80, dan 56.
 Dalam hal ini, x1= 70, x2= 69, x3 = 45, x4 = 80, dan x5 = 56.
 Ukuran sampel → n = 5
 Rata-rata hitung adalah:
5

x
i 1
i
70  69  45  80  56
x   64
5 5
 Dengan demikian nilai rata-rata UAS statistika adalah 64.
RATA-RATA HITUNG

 CONTOH 2
 Rata-rata hitung dari data nilai bahasa Inggris 100 calon mahasiswa FP
adalah :

100

x
i 124  34  35  ...  99
i
6525
x     65,25
100 100 100
RATA-RATA HITUNG

 Adakalanya, perhitungan rata-rata hitung harus didasarkan pada


data yang sudah tersusun dalam distribusi frekuensi, karena data
aslinya tidak tersedia.
 Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi
maka rata-rata hitung dihitung dengan persamaan:

x
 fmi i mi : titik tengah kelas ke-i.
f i
fi : Frekuensi kelas ke-i
RATA-RATA HITUNG

Nilai Ujian fi mi fimi


x
 fm i i

f
20 - 29 1 24.5 24.5
i
30 - 39 3 34.5 103.5
40 - 49 9 44.5 400.5
6490
50 - 59 17 54.5 926.5
x  64,9
60 - 69 34 64.5 2193 100
70 - 79 24 74.5 1788
80 - 89 8 84.5 676 Rata-rata nilai ujian
90 - 99 4 94.5 378 bahasa Inggris adalah 64,9
TOTAL 100 6490
RATA-RATA HITUNG

 Cara lain yang dapat digunakan untuk menghitung rata-rata hitung dari
data yang tersusun dalam distribusi frekuensi adalah dengan
menggunakan skala ‘d’ d
 Skala ‘d’ adalah bilangan bulat (positif atau negatif) 0, 1, 2, 3 dst. Skala
0 diberikan kepada kelas yang berada di tengah-tengah dalam distribusi
frekuensi, sedangkan kelas sebelumnya berturut-turut diberi skala -1, -2, -
3, dst dan kelas sesudahnya diberik skala 1, 2, 3, dst.
 Jika jumlah kelasnya genap, skala d=0 diletakkan pada kelas yang
mendekati tengah.
 Rata-rata hitung ditentukan sbb.


x  xo  p 
 fidi 

x0
di
: nilai tengah dari kelas yang berskala 0
: skala masing-masing kelas

  fi  p
fi
: lebar kelas / interval kelas.
: frekuensi masing-masing kelas.
RATA-RATA HITUNG

Nilai Ujian Fi mi di fi di
20 - 29 1 24.5 -4 -4
30 - 39 3 34.5 -3 -9  4 
x  64,5  10    64,9
40 - 49 9 44.5 -2 -18  100 
50 - 59 17 54.5 -1 -17
60 - 69 34 64.5 0 0 Rata-rata nilai ujian
70 - 79 24 74.5 1 24 bahasa Inggris adalah 64,9
80 - 89 8 84.5 2 16
90 - 99 4 94.5 3 12
Total 100 4
RATA-RATA UKUR

 Rata-rata ukur, disebut juga rata-rata geometrik, merupakan


akar pangkat n dari perkalian dari semua nilai data.
 Rata-rata ukur dapat dihitung dengan persamaan:

U  n x1 x2  ...  xn 
 Rata-rata ukur untuk data x1= 2, x2= 4, dan x3 = 8, adalah:

U  3 2 48  4
 Untuk bilangan yang bernilai besar maka lebih baik digunakan
logaritma.
 log xi
log U 
n
RATA-RATA UKUR

 Untuk data yang telah disusun dalam distribusi frekuensi maka


rata-rata ukur (U) dihitung sbb:

 f log m 
i i
log U 
Nilai Ujian
20 - 29
fi
1
mi
24.5
log mi
1.389
fi log mi
1.389
f i

30 - 39 3 34.5 1.538 4.614


40 - 49 9 44.5 1.648 14.832
179,691
50 - 59 17 54.5 1.736 29.512 log U   1,79691
60 - 69 34 64.5 1.810 61.54 100
70 - 79 24 74.5 1.872 44.928 U = 62,6484 ≈ 62,65
80 - 89 8 84.5 1.926 14.976
90 - 99 4 94.5 1.975 7.9
Total 100 179,691
RATA-RATA HARMONIS

 Rata-rata harmonis (H) merupakan kebalikan dari rata-rata


hitung dari kebalikan nilai seluruh data.

n
H
1
 
 xi 
 Contoh: rata-rata harmonis (H) dari data yang terdiri dari 2, 3, 4,
dan 5 adalah :
n 4 4 4 4
H       3,12
1 1 1 1 1 30 20 15 12 77
  xi  2  3  4  5 60  60  60  60 60
1, 283
RATA-RATA HARMONIS

 Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi


maka rata-rata harmonis dihitung sbb:

Nilai Ujian fi mi fi/mi


H
 f i

 f 
  m 
i
20 - 29 1 24.5 0.041
i
30 - 39 3 34.5 0.087
40 - 49 9 44.5 0.203
100
50 - 59 17 54.5 0.312 H  61,39
1,629
60 - 69 34 64.5 0.527
70 - 79 24 74.5 0.322
80 - 89 8 84.5 0.095
90 - 99 4 94.5 0.042
TOTAL 100 1.629
MODUS

 Modus (Mo) adalah nilai data yang paling banyak muncul atau
memiliki frekuensi paling tinggi.
 Data yang terdiri dari nilai: 12, 34, 14, 34, 28, 34, 34, 28, dan 14.
memiliki modus (Mo) = 34.
 Untuk data yang telah tersusun dalam distribusi frekuensi,
modus dihitung sbb.
b : batas bawah kelas modus, yaitu kelas
dengan frekuensi tertinggi.
 b1 
Mo  b  p  
p : lebar kelas .
 b1  b2  b1: selisih frekuensi antar kelas modus
dengan kelas sebelumnya.
b2: selisih frekuensi kelas modus dengan
kelas sesudahnya
MODUS

1. Kelas Modus adalah kelas ke lima.


Nilai Ujian fi 2. b = 59,5.
20 - 29 1 3. b1 = 34 – 17 = 17.
4. b2 = 34 – 24 = 10
30 - 39 3 5. p = 10.
40 - 49 9
 b1 
50 - 59 17 Mo  b  p  
 b1  b2 
60 - 69 34 modus
70 - 79 24
 17 
80 - 89 8 Mo  59,5  10    65,8
 17  10 
90 - 99 4
TOTAL 100 Jadi Modus (Mo) adalah 65,8
MEDIAN

 Median (Me) adalah nilai data yang letaknya di tengah setelah


seluruh nilai data diurutkan. Jika datanya genap, median
merupakan rata-rata dari dua nilai yang letaknya di tengah.
 Median untuk data berjumlah ganjil, misalnya nilai statistika 9
mahasiswa.
50, 54, 58, 58, 60, 62, 68, 71, 75
Me = 60
 Median untuk data berjumlah genap, misal nilai statistika 10
mahasiswa
50, 54, 58, 58, 60, 62, 68, 71, 75, 77
60  62
Me   61
2
MEDIAN

 Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi


maka Median (Me) dihitung sbb:  12 n - F 
Me  b  p  


Nilai Ujian fi  f 
20 - 29 1 b : batas bawah kelas median, kelas dimana
median terletak, yaitu n/2.
30 - 39 3 n/2 berada p : lebar kelas
40 - 49 9 disini n : total frekuensi
F : Jumlah seluruh frekuensi dari kelas
50 - 59 17 sebelum kelas median.
f : frekuensi kelas median.
60 - 69 34
Kelas median ditunjukkan oleh nilai data yang
70 - 79 24 ke n/2, yaitu 100/2 = 50. Nilai ke-50 terdapat
80 - 89 8 pada kelas ke-5

90 - 99 4 b = 59,5; p = 10; f = 34; F = 1+3+9+17= 30


TOTAL 100
Me  59,5  10 

50 - 30   65,4

 34 
KUARTIL

 Kuartil adalah nilai yang membagi data yang telah disusun


urutannya menjadi empat bagian sama besar. Nilai tersebut
dilambangkan dengan K1, K2, dan K3.
Data : ---------------|---------------|---------------|--------------
K1 K2 K3
 Letak Ki ditentukan dengan persamaan

in  1
Letak K i  data ke n = ukuran data
4 i = 1,2, atau 3
KUARTIL

Contoh , data yang terdiri dari


75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70
dan setelah disusun urutannya menjadi
52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94.
Maka kuartilnya adalah :

112  1
Letak K1  data ke  data ke 3 41
4
1
Dan data ke 3 terletak antara nilai 57 dan 60, yaitu:
4
K1  57  1
4
(60 - 57)  57, 75
KUARTIL

212  1
Letak K2  data ke  data ke 6 21
4
1
Data ke 6 terletak antara nilai 66 dan 70, yaitu:
2
K 2  66  21 (70 - 66)  68
312  1
Letak K3  data ke  data ke 9 34
3 4
Data ke 9 terletak antara nilai 82 dan 86, yaitu:
4
K 3  82  3
4
(86 - 82)  85
Jadi letak kuartil pada data adalah:
52– 56– 57– 60– 64 – 66 – 70 – 75 – 82 – 86 – 92 – 94
| K1 = 57,75 | K2 = 68 |K3 = 85
KUARTIL

 Untuk data yang telah tersusun dalam distribusi, kuartil dihitung


sbb.
b : batas bawah kelas dimana Ki akan

Ki  b  p 
ci - F  terletak.
  p : Lebar kelas
 f  c i : letak Ki
F : total frekuensi dari kelas sebelum kelas
ixn
ci  yang mengandung Ki.
4 f : frekuensi Ki.
n : total frekuensi
i = 1, 2, atau 3
KUARTIL

1x100
Letak K1  c1   25
Nilai Ujian fi 4
Letak K1 berada pada nilai data ke 25 (kelas ke 4).
20 - 29 1
K1  49,5  10 
25 - 13 
30 – 39 3   49,5  7,6  56,6
 17 
40 – 49 9 2x100
Letak K 2  c2   50
50 – 59 17 4
Letak K2 berada pada nilai data ke 50 (kelas ke 5).
60 - 69 34
K2  59,5  10 
50 - 30 
70 - 79 24   59,5  5,9  65,4
 34 
80 - 89 8
3x100
90 - 99 4 Letak K 3  c3   75
TOTAL 100 4
Letak K3 berada pada nilai data ke 75 (kelas ke 6).

K3  69,5  10 
75 - 64 
  69,5  4,6  74,1
 24 
DESIL

 Desil adalah nilai yang membagi data yang telah disusun


urutannya menjadi sepuluh bagian sama besar. Nilai tersebut
dilambangkan dengan D1, D2, D3, ..., D9.
 Letak Di ditentukan dengan persamaan
in  1 n = ukuran data
Letak Di  ci  data ke
10 i = 1,2, 3, ….., atau 9
DESIL

 Contoh , data yang terdiri dari


75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70
dan setelah disusun urutannya menjadi
52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94.
Maka desilnya adalah :
112  1
Letak D1  ci  data ke  data ke 1,3
10
 Dan data ke 1,3 terletak antara nilai 52 dan 56, yaitu:

D1  52  0,3 (56 - 52)  52  1,2  53,2


 Cara yang sama dapat dilakukan untuk menentukan nilai desil
yang lain
DESIL

 Jika data sudah tersusun dalam distribusi frekuensi, maka


perhitungan desil dapat ditempuh seperti perhitungan kuartil.
Bedanya, bilangan pembagi yang digunakan untuk menentukan
letak desil adalah 10.
b : batas bawah kelas dimana Di akan

Di  b  p 
ci - F  terletak.
  p : Lebar kelas
 f  c i : letak Di
F : total frekuensi dari kelas sebelum kelas
ixn
ci  yang mengandung Di.
10 f : frekuensi Di.
n : total frekuensi
i = 1, 2, 3, … , atau 9
DESIL

Nilai Ujian Fi
1x100
20 - 29 1 Letak D1  c1   10
10
30 - 39 3 Letak K1 berada pada nilai data ke 10 (kelas ke 3).

D1  39,5  10 
40 - 49 9 10 - 4 
  39,5  6,7  46,7
50 - 59 17  9 
2x100
60 - 69 34 Letak D 2  c 2   20
70 – 79 24 10
Letak K1 berada pada nilai data ke 20 (kelas ke 4).
80 – 89 8
D2  49,5  10 
20 - 13 
90 – 99 4   49,5  4,1  53,6
 17 
TOTAL 100
Dst….
PERSENTIL

 Persentil adalah nilai yang membagi data yang telah disusun


urutannya menjadi seratus bagian sama besar. Nilai tersebut
dilambangkan dengan P1, P2, P3, ..., P99.
 Letak Pi ditentukan dengan persamaan
in  1 n = ukuran data
Letak Pi  data ke
100 i = 1,2, 3, ….., atau 99

 Untuk data yang telah tersusun dalam distribusi frekuensi,


persentil ditentukan dengan persamaan :
b : batas bawah kelas dimana Pi akan terletak.
p : Lebar kelas
Pi  b  p 
ci - F 
  c i : letak Pi
 f  F : total frekuensi dari kelas sebelum kelas yang
mengandung Pi.
ixn f : frekuensi Pi.
ci  n : total frekuensi
100 i = 1, 2, 3, … , atau 9
TUGAS
 Tentukan rata-rata hitung, modus, median, dan kuartil dari data
yang saudara peroleh untuk Tugas I, baik berdasarkan data
mentah (belum disusun dalam distribusi frekuensi) maupun
berdasarkan data yang telah disusun dalam distribusi frekuensi.

Anda mungkin juga menyukai