Anda di halaman 1dari 60

Anti-Aging

Oleh :
Andari Faseran
1211013020
Definisi
Kosmetik anti-aging adalah kosmetik
perawatan yang digunakan untuk mencegah
tanda-tanda penuaan pada kulit (Tranggono
dan latifah, 2007).
Penuaan Dini
Sebagaimana makhluk hidup yang lain,
manusia akan mengalami penuaan. Proses
penuaan ini antara lain tampak dari kerutan
dan keriput pada kulit atau kemunduran
lainnya dibanding ketika masih muda
(Tranggono dan latifah, 2007).
Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling
luar dan membatasinya dari lingkungan hidup
manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m²
dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit
merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit
juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta
bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan
lokasitubuh(Wasitaatmadja,1997).
Menurut wasiaatmadja (1997), kulit memiliki
sejumlah fungsi yang sangat penting bagi tubuh.
Berikut ini adalah fungsi-fungsi dari kulit, yaitu:
a. Fungsi proteksi
b. Fungsi absorpsi
c. Fungsi pengindra
d. Fungsi pengaturan suhu tubuh
e. Fungsi pembentukan pigmen
Kulit terbagi atas tiga lapisan utama, yaitu:
epidermis, dermis dan subkutis (Tranggono dan
Latifah, 2007).
1.Lapisan Epidermis
a. Stratum corneum (lapisan tanduk)
b. Stratum lucidum (lapisan jernih)
c. Stratum granulosum (lapisan berbutir-
butir)
d. Stratum spinosum (lapisan malphigi)
e. Stratum germinativum (lapisan basal)
2. Dermis
Lapisan dermisterutama terdiri dari bahan
dasar serabut kolagendan elastin, yang berada di
dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan
terbuat dari gelatin mukopolisakarida.

3. Subkutis
Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis,
terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel
lemak. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf
tepi, pembuluh darah dan saluran getah bening
(Tranggono dan Latifah, 2007).
Menurut Wasitaatmadja (1997), ditinjau dari sudut
pandang perawatan, kulit terbagi atas 3 bagian:
1. Kulit normal
Merupakan kulit ideal yang sehat, tidak
kusam dan mengkilat, segar dan elastis dengan
minyak dan kelembaban yang cukup.
2. Kulit berminyak
Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak
dipermukaan kulit yang berlebihan sehingga
tampak mengkilap, kotor, kusam, biasanya pori-
pori kulit lebar sehingga kesannya kasar dan
lengket.
3. Kulit kering
Adalah kulit yang mempunyai lemak
permukaan kulit yang kurang ataupun
sedikit lepas dan retak, kaku, tidak elastis
dan terlihat kerutan.
Sinar Ultraviolet
Sinar UV dibutuhkan tubuh untuk
mensintesa vitamin D, akan tetapi sinar UV yang
terlalu banyak akan merusak molekul dan sel-sel
tubuh. Kerusakan ini akan menyebabkan
perubahan yang berupa penebalan epidermis,
stratum korneum dan peningkatan melanosit. Efek
jangka panjangnya dapat menyebabkan penuaan
dini pada kulit yang merupakan akibat dari
kerusakan-kerusakan yang telah terakumulasi
(Parris,1983).
Sinar matahari langsung yang
mengenai wajah secara terus menerus
menimbulkan efek penuaan pada wajah.
Sinar matahari dapat menyebabkan
kerusakan kulit sehingga timbul kerutan-
kerutan pada wajah (Sulistyowati, 2009).
Dalam American Cancer society sinar
matahari yang sampai dipermukaan bumi
dan mempunyai dampak terhadap kulit
dibedakan menjadi sinar UV-A (λ320-400
nm), sinar UV-B (λ290-320 nm) dan sinar
UV-C (λ200-290nm) (Tahir, dkk.,2002).
a. Sinar UV-A
Sinar UV-A ( λ 320-400) adalah sinar yang
paling banyak mencapai bumi dengan
perbandingan 100 kali UV-B. Segmen sinar ini
akan masuk ke dalam dermis sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan dermis dan
terjadinya reaksi fotosensitivitas. Sinar ini meliputi
95% radiasi mencapai permukaan bumi.
UV-A merupakan penyumbang utama
kerusakan kulit dan kerutan. UV-A
menembus kulit lebih dalam dari UV-B dan
bekerja lebis efisien. Radiasi UV-A
menembus sampai dermis dan merusak
serat-serat yang berada didalamnya. Kulit
menjadi kehilangan elastisitas dan berkerut.
Sinar ini juga dapat menembus kaca
(Misnadiarly, 2006).
b. Sinar UV-B
Sinar UV-B dengan panjang gelombang 290-
320 nm merupakan sinar matahari yang terkuat
mencapai bumi. Kerusakan kulit yang ditimbulkan
berada dibawah epidermis berupa luka bakar,
kelainan prakanker dan keganasan lainnya. Jadi
baik sinar UV-A maupun UV-B sama-sama
memiliki dampak negatif bagi kulit manusia jika
terpapar dalam waktu relatif lama (Bodagenta,
2012). Sinar UV-B tidak dapat menembus kaca
(Misnadiarly, 2006).
c. Sinar UV-C
Memiliki panjang gelombang paling
panjang, yaitu sekitar ( λ 200-290 nm).
Menurut Misnadiarly (2006), Radiasi sinar ini
menimbulkan bahaya terbesar dan
menyebabkan kerusakan terbanyak.
Namun, mayoritas sinar ini terserap
dilapisan ozon di atmosfer.
Penyebab
1. Polusi
Polusi dapat menyebabkan stress oksidatif
pada kulit dan radikal bebas yang dihasilkan dari
proses ini akan memicu terjadinya pemecahan
kolagen dan elastin pada kulit sehingga kulit
menjadi kering, kusam dan mudah timbul keriput.
Oleh karena itu, sangat penting untuk
membersihkan kulit setiap hari setelah beraktivitas
dan memperbanyak konsumsi antioksidan seperti
Vitamin C dan Vitamin E.
2. Sinar Matahari
Meskipun Anda jarang beraktivitas di luar
ruangan, Anda masih beresiko terkena paparan
sinar matahari di dalam ruangan atau kendaraan
jika duduk dekat jendela. Sinar ultraviolet A
dengan gelombang panjang akan masuk ke dalam
lapisan kulit lebih dalam dan menjadi penyebab
timbulnya keriput, pigmentasi dan bahkan kanker
kulit. Gunakan selalu krim tabir surya meskipun
Anda jarang beraktivitas di luar. Jika Anda duduk
dekat jendela sebaiknya oleskan setiap 2 jam
sekali.
3. Stress
Saat stress terjadi pelepasan hormon
kortisol yang akan memicu juga pemecahan
kolagen dan elastin. Cobalah atasi stress
dengan berhenti sejenak dari rutinitas dan
mulai melakukan kegiatan yang disukai agar
pikiran menjadi lebih tenang.
4. Kurang Tidur
Dapat menyebabkan penuaan dini dengan 2 cara,
yang pertama adalah karena proses regenerasi kulit yang
biasa terjadi pada waktu tidur menjadi terganggu. Kedua,
karena kurang tidur tubuh menjadi lelah sehingga Anda
cenderung mengabaikan perawatan kulit dan pola makan
juga tidak teratur sehingga berdampak negatif pada
kesehatan kulit. Usahakan tidur dan bangun pada jam yang
kurang lebih sama setiap harinya, disiplin jadwal tidur akan
member efek positif pada kesehatan kulit.
5. Berada di ruangan ber-AC dalam waktu lama
AC membuat kulit Anda kering sehingga
menyebabkan cepatnya proses penuaan.
Perbanyak minum air putih dan oleskan pelembab
untuk mencegah kekeringan kulit.
6. Produk Perawatan Kulit Tertentu
Beberapa produk perwatan kulit untuk Anti-
Aging sering mengandung Retin-A, alkohol, asam
glikolat yang dapat menyebabkan kulit menjadi
kering jika pemakaiannya berlebihan. Gunakan
juga produk perawatan yang mengandung vitamin
E, vitamin C, asam hyaluronat untuk menjaga kulit
tetap lembab.
7. Terlalu Sering Membersihkan Wajah
Membersihkan wajah terlalu sering dengan
sabun dapat menghilangkan minyak alami wajah
yang berfungsi untuk mengencangkan kulit secara
alami. Akibatnya, kulit jadi mengendur dan muncul
kerutan sebelum waktunya. Untuk
menghindarinya, bersihkanlah wajah Anda
secukupnya, yaitu satu hingga dua kali sehari.
8. Makanan Manis
Kadar gula darah yang tinggi akan
menyebabkan perubahan pada kolagen sehingga
memudahkan timbulnya keriput pada kulit. Selain
makanan manis, makanan dengan indeks glikemik
yang tinggi seperti nasi putih dan roti juga
mempunyai efek yang sama. Seimbangkan diet
Anda dengan konsumsi protein dan serat dari
sayur dan buah-buahan.
Proses Penuaan
Proses menua pada kulit di bedakan atas 2, yaitu
(Ardhie,2011):
1. Proses menua instrinsik
Proses menua instrinsik adalah proses
menua yang terjadi sejalan dengan waktu.
Penuaan ini ditunjukkan dari adanya perubahan
struktur dan fungsi, serta metabolik kulit seiring
dengan bertambahnya usia.
2. Proses menua ekstrinsik
Proses menua ekstrinsik adalah proses
menua yang dipengaruhi oleh perubahan
eksternal yaitu pajanan matahari berlebihan
(photoaging), polusi, kebiasaan merokok dan
nutrisi tidak berimbang. Pada penuaan ekstrinsik
gambaran akan lebih jelas terlihat pada area yang
banyak terpajan matahari.
Selain perubahan yang tidak langsung
tampak terdapat beberapa perubahan yang jelas
dipermukaan kulit (perubahan eksternal) yang
meliputi:
a. Keriput
b. Lipatan
c. Pigmentasi dan perubahan warna kulit
d. Konfigurasi permukaan kulit
a. Keriput
Keriput dapat timbul pada seluruh bagian
tubuh seperti pada wajah, terutama pada bagian
dahi, area di sekitar mata serta mulut dan dapat
juga timbul pada bagian leher, siku, ketiak, tangan
serta kaki. Keriput akan mulai timbul pada usia 30
tahun keatas dan akan semakin dalam dan lebar
dengan terjadinya penuaan.
Menurut Barel, dkk., (2009), keriput yang
timbul dapat diklasifikasi menjadi 3 kelompok
yaitu:
a.Keriput linear (berupa garis-garis yang umumnya
timbul diarea sekitar mata).
b.Keriput glyphic (saling menyilang membentuk
suatu segitiga ataupun persegi yang umumnya
timbul diarea pipi dan leher).
c.Keriput umum (keriput halus yang umumnya
timbul pada kulit orangtua dan bukan akibat
pemaparan terahadap sinarmatahari).
Keriput kelompok a dan b merupakan keriput
yang timbul akibat proses photoaging. kelompok c
merupakan keriput akibat intrinsic aging.
Timbulnya keriput merupakan hasil dari
menurunnya kekuatan dan elastisitas kulit yang
disebabkan oleh berkurangnya kandungan air dan
penebalan pada stratum korneum, epidermis yang
membesar dan perubahan jumlah dan kualitas dari
kolagen dermis serta serat elastis kolagen,
perubahan struktur 3D dari dermis dan perubahan
lainnya yang disebabkan dari pengaruh faktor
eksternal dan internal.
b. Lipatan
Lipatan pada kulit umumnya mulai
timbul ketika usia sekitar 40 tahun.
Pengurangan kekuatan dari otot-otot yang
menopang kulit juga menyebabkan
terjadinya keriput dan lipatan (Barel, dkk.,
2009).
c. Pigmentasi dan Perubahan Warna Kulit
Terbentuknya pigmen pada kulit umumnya
meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Perubahan ini dikaitkan hubungannya dengan
pengurangan ketransparanan akibat
meningkatnya pigmentasi, pengurangan sekresi
sebum dan penebalan serta penurunan kadar air
pada lapisan stratum korneum kulit.
d. Konfigurasi Permukaan Kulit
Dengan terjadinya penuaan, permukaaan
kulit akan berubah karena sebagian sel-sel telah
lambat bekerja. Kulit akan membentuk garis-garis
yang halus, lengkungan menyambung yang
kemudian akan bertambah dalam. Garis-garis
dalam tersebut akan timbul ke sembarang arah
secara tidak beraturan dan menyebabkan
terjadinya pembesaran pori-pori kulit (Barel, dkk.,
2009).
Skin analyzer
Skin analyzer merupakan sebuah perangkat
yang dirancang untuk mendiagnosis keadaan
pada kulit. Skin analyzer mempunyai sistem
terintegrasi untuk mendukung diagnosis dokter
yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas,
melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih
dalam dari lapisan kulit. Tambahan rangkaian
sensor kamera yang terpasang pada Skin analyzer
menampilkan hasil dengan cepat dan akurat
(Aramo,2012).
Menurut Aramo (2012), beberapa
pengukuran yang dapat dilakukan dengan
menggunakan Skin analyzer, yaitu:
1. Moisture (Kadarair)
Pengukuran kadar air dilakukan dengan
menggunakan alat moisture checker yang terdapat
dalam perangkat Skin analyzer Aramo. Caranya
dengan menekan tombol power dan dilekatkan
pada permukaan kulit. Angka yang ditampilkan
pada alat merupakan persentase kadar air dalam
kulit yang diukur.
2. Sebum (Kadarminyak)
Pengukuran kadar minyak dilakukan dengan
menggunakan alat oil checker yang terdapat
dalam perangkat Skin analyzer Aramo. Caranya
dengan menempelkan bagian sensor yang telah
terpasang spons pada permukaan kulit.
Angka yang ditampilkan pada alat
merupakan persentase kadar minyak dalam kulit
yang diukur.
3. Evenness (Kehalusan)
Pengukuran kehalusan kulit dilakukan
dengan perangkat Skin analyzer pada lensa
perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor
biru (normal). Kamera diletakkan pada permukaan
kulit yang akan diukur kemudian tekan tombol
capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil
berupa angka dan kondisi kulit yang didapatkan
akan tampil pada layar komputer.
4. Pore (Pori)
Pengukuran besarnya pori pada kulit secara
otomatis akan keluar pada saat melakukan
pengukuran pada kehalusan kulit. Gambar yang
telah terfoto pada pengukuran kehalusan kulit juga
akan keluar pada kotak bagian pori-pori kulit. Hasil
berupa angka dan penentuan ukuran pori secara
otomatis akan keluar pada layar komputer.
5. Spot (Noda)
Pengukuran banyaknya noda yang dilakukan
dengan perangkat Skin analyzer pada lensa
perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor
jingga (Terpolarisasi). Kamera diletakkan pada
permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan
tombol capture untuk memfoto dan secara
otomatis hasil berupa angka dan penentuan
banyaknya noda yang didapatkan akan tampil
pada layar komputer.
6. Wrinkle (Keriput)
Pengukuran keriput dilakukan dengan
perangkat Skin analyzer pada lensa perbesaran
10x dan menggunakan lampu sensor biru
(Normal). Kamera diletakkan pada permukaan kulit
yang akan diukur kemudian tekan tombol capture
untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa
angka dan kondisi kulit yang didapatkan akan
tampil pada layar computer. Pada pengukuran ini,
tidak hanya jumlah keriput yang dapat diukur, akan
tetapi kedalaman keriput juga dapat terdeteksi
dengan alat Skin analyzer.
Parameterhasilpengukurandengan
skin analyzer
Sumber: Aramo (2012)
Pengukuran Parameter (%)
Moisure Dehidrasi Normal Hidrasi
0-29 30-45 46-100
Evenness Halus Normal Kasar
0-31 32-51 52-100
Pore Kecil Sedang Besar
0-19 20-39 40-100
Spot Sedikit Sedang Banyak
0-19 20-39 40-100
Wrinkle Tidak Berkeriput Berkeriput
Berkeriput Parah
0-19 20-52 53-100
Macam-Macam Produk
Wardah Renew You Anti Aging Intensive Serum
• Serum Wardah bertekstur lembut ini
diformulasikan dengan lebih dari 10 bahan aktif
premium antara lain:
• menggunakan ekstrak stem sel apel (Malus
Domestica) yang membantu melindungi sel sel
kulit yang paling berharga ,
• skin stem cell membantu memperlambat
penuaan dini.
• Diperkaya dengan 5 Botanical Extracts yang
membantu proses regenerasi sel kulit.
• Advanced Moisturizing Complex sebagai
pelembab yang memberikan kelembaban yang
tahan lama.
• Vitamin E sebagai antioksidan.
• Allantoin dan Centella Asiatica sebagai anti
irritant dan soothing agent.
• Resveratrol murni yang membantu melindungi
kerusakan kulit akibat dari sinar matahari.
• Peptide yang membantu menstimulasi
pembentukan kolagen yang berperan dalam
mengencangkan dan memperbaharui sel kulit
anda, Kulit menjadi lebih cerah, halus, dan
tampak lebih muda.
Wardah Renew You Anti Aging Night Cream
Diformulasikan dengan bahan aktif yang
menggabungkan
• 5 Botanical Extract yang membantu
proses regenerasi sel kulit.
• Advanced Moisturizing Complex sebagai
pelembab yang memberikan kelembaban
yang tahan lama.
• Vitamin E sebagai anti oksidan.
• Resveratrol murni yang membantu melindungi
dari kerusakan kulit akibat sinar matahari.
• Peptide yang membantu menstimulasi
pembentukan kolagen yang berperan dalam
mengencangkan dan memperbarui sel kulit.
Wardah Renew You Anti Aging Day Cream
Diformulasikan dengan bahan aktif yang
menggabungkan:
• Advanced Moisturizing Complex sebagai
pelembab yang memberikan kelembaban yang
tahan lama.
• Vitamin E sebagai antioksidan dan reveratrol
murni yang membantu melindungi dari
kerusakan kulit akibat sinar matahari,
mengurangi kerusakan sel.
• Peptide yang dapat membantu menstimulasi
pembentukan kolagen yang berperan dalam
mengencangkan dan memperbaharui sel kulit
Evaluasi Sediaan
• Uji Stabilitas Kimia
Pengukuran pH sediaan.
Digunakan untuk mengetahui pH krim
apakah sesuai dengan pH kulit. Pengukuran pH
sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH
meter.
Cara:
• Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan
menggunakan larutan dapar standar netral (pH
7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01)
hingga alat menunjukkan harga pH tersebut.
• Kemudiaan elektroda dicuci dengan air suling,
lalu dikeringkan dengan tissue.
• Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu
ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam
100 ml air suling.
• Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan
tersebut.
• Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai
konstan.
• Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan
pH sediaan (Rawlins, 2003).

• Uji Stabilitas Fisik


Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan untuk
mengetahui besarnya tahanan suatu cairan untuk
mengalir. Makin tinggi viskositas, makin besar
tahanannya (Martin et.al, 1993).
Daya sebar
Dilakukan untuk mengetahui kecepatan
penyebaran krim pada kulit yang sedang diobati
dan untuk mengetahui kelunakan dari sediaan
tersebut untuk dioleskan pada kulit. Pengujian
tehadap daya lekat dilakukan untuk mengetahui
kemampuan krim melekat pada kulit.
Uji Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan
menggunakan objek gelas.
Cara:
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan
pada sekeping kaca atau bahan transparan lain
yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan
yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran
kasar (Ditjen POM, 1979).
Pengamatan Stabilitas Sedíaan
Cara:
• Masing-masing formula sedíaan dimasukkan ke
dalam gelas ukur 25 ml, ditutup bagian atasnya
dengan plastik.
• Selanjutnya pengamatan dilakukan pada saat
sedíaan telah selesai dibuat, penyimpanan 1, 4,
8, dan 12 minggu dilakukan pada temperatur
kamar => bagian yang diamati berupa pecah
atau tidaknya emulsi, pemisahan fase,
perubahan warna dan bau dari sedíaan.
Daftar Pustaka
• Aramo. (2012). Skin and Hair Diagnosis System.
Sungnam: Aram Huvis Korea Ltd.
• Ardhie, M.A., (2011). Radikal bebas dan Peran
Antioksidan dalam Mencegah Penuaan. Jakarta,
Scientific Journal of Pharmaceutical Development and
Medical Application.
• Barel, A.O., Paye, M., dan Howard I.M. (2009).
Handbook of Cosmetic Science and Technology. Edisi
Ketiga. New York: Informa Healthcare.
• Bogandenta, A. (2012). Antisipasi Gejala Penuaan Dini
dengan Kesaktian Ramuan Herbal. Jogjakarta: Buku
Biru
• Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi
3. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
• Latifah, F., dan Tranggono, R.I. (2007). Buku
Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:
PT Gramedia Pusaka Utama.
• Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata.
1993. Farmasi Fisik: Dasar-dasar Farmasi Fisik
dalam Ilmu Farmasetik. Edisi Ketiga.
Penerjemah: Yoshita. Jakarta: UI-Press
• Misnadiarly. (2006). Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Kesehatan Kulit. Cermin
Kedokteran.
• Parris, J.A. (1983). Photoimunology. London:
Plenum Medical Book Company
• Rawlins, E. A. 2003. Bentley's Textbook of
Pharmaceutics 18th ed. London: Bailierre
Tindall.
• Tahir, I., Jumina, dan Yuliastuti, I. (2002).
Analisis Aktivitas Perlindungan Sinar UV Secara
In Vitro Dari Beberapa Senyawa Ester Sinamat
Produk Reaksi Kondensasi Benzaldehide
Tersubtitusi dan Alkil Asetat. Yogyakarta:
Makalah pada seminar nasional kimia XI.
Fakultas MIPA-UGM.
• Sulistyowati. (2009). Rahasia Sehat dan Cantik
Sampai Tua. Yogyakarta: Penerbit Andi.
• Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu
Kosmetik Medik. Jakarta : UI Press.

Anda mungkin juga menyukai