Anda di halaman 1dari 36

DOCTAVUS 2016

NIM 63 - 74
NIM 75 - 85

LINGKUNGAN
HIDUP 4
LINGKUNGAN HIDUP
Kelompok 4
• ALIFIA WENI BHAMATIKA (G1A016063) • REFIN WAHYUBASKORO (G1A016075)
• YAHYA KHAIRYHANIF (G1A016065) • ARIESTA RIENDRIAS (G1A016076)
• NUDAR FATAHA (G1A016066) • TRI RAMDANI (G1A016077)
• ASHA HANIAZIZA (G1A016067) • DHIO ARIEYONA (G1A016078)
• DEWI ITIKA BASUKI (G1A016069) • MAHENDRA AULIA R (G1A016079)
• ADITYA EKA (G1A016070) • ABDURRAHMAN Q (G1A016080)
• TSANIA EL IZZ AVINDA (G1A016071) • IMELIA ANGGRAENI (G1A016081)
• FADHLY NINO PUTRA (G1A016072) • FARHANA SAMAD (G1A016082)
• DHIESTY KUSUMA (G1A016073) • FANIA SALSABILLA MP (G1A016083)
• ADIPUTRA WIJAYA (G1A016074) • WELLEN DEXIA BINTORO (G1A016085)
ISLAM
• agama yang sempurna dan menyempurnakan.
• mengatur semua sisi kehidupan manusia.
• mencakup semua sisi yang dibutuhkan manusia dan
kehidupannya termasuk alam dan lingkungan hidupnya.
ALAM
- Alam adalah bagian yang tidak terpisahkan agar terjadi
keseimbangan dan keharmonisan antara manusia dengan alam
tetap terjamin.
- Alam adalah bagian yang tidak terpisahkan agar terjadi
keseimbangan dan keharmonisan antara manusia dengan alam
tetap terjamin.
- Kelestarian dan keharmonisan alam jagat raya ini telah dijamin
oleh Allah SWT.

Selanjutnya, Allah memberikan tantangan bagi manusia untuk


meneliti adakah suatu bentuk cacat yang ditemukan dalam
ciptaan-Nya? Tidak.
AYAT TENTANG
ALAM
Allah berfirman dalam al Quran (67: 3-4) :

(3.) “Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu


sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-
ulang. Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
(4.) Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu
akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu
cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Lingkungan
Hidup
Segala makhluk yang ada dalam suatu lingkungan hidup, satu dengan
yang lainnya memiliki simbiosis mutualisme.
Tatanan lingkungan hidup yang diciptakan oleh Allah memiliki hukum
keseimbangan. Firman Allah dalam surat Shaad ayat 27 berbunyi :

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya dengan sia-sia (tanpa hikmah).”
Maka sebagai manusia, kita diharuskan untuk menjaga dan menjauhi
lingkungan dari ketidaksempurnaan atau kerusakan di dalam ciptaan-
Nya.
Ajaran Islam
mengenai
lingkungan hidup
• Dalam perspektif Islam, manusia dan lingkungan memiliki
hubungan relasi yang sangat erat karena Allah Swt
menciptakan alam ini termasuk di dalamnya manusia dan
lingkungan dalam keseimbangan dan keserasian.

• Tujuan hubungan keduanya adalah untuk melindungi, menjaga


dan merawat lingkungan .

• Manusia menjadi faktor yang dominan dalam perubahan


lingkungan dan segala sesuatu yang terjadi dalam lingkungan
dan alam
Allah melarang
manusia untuk
merusak bumi
Hubungan antara manusia dengan alam bukan merupakan
hubungan antara penakluk dan yang ditaklukkan akan tetapi
hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah Swt.
Karena kemampuan manusia dalam mengelola bukan karena
kekuatan yang dimilikinya tetapi karena anugerah dari Allah
SWT (Harahap, 2015).
Kodrat Manusia
Sebagai Khalifah
Untuk Menjaga
Bumi
• QS. Al-An’ām /6 : 165:

165. dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi


dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
• Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan khalifah di muka bumi.
• Etimologis:
dari khulifun  pihak yang tepat menggantikan posisi pihak yang
memberi kepercayaan.
• Terminologis:
makna fungsional  mandataris : pihak yang diberi tanggungjawab
oleh pemberi mandat (Allah).
• Hal ini tentunya tidak memposisikan manusia sebagai pusat dunia
sebagaimana yang dianut dalam teori antroposentrisme, namun juga
memposisikan manusia sebagai pemangku mandat Allah dalam hal
pemeliharaan (Najitama, 2014).
Manusia Dilarang
Menyebabkan
Kerusakan
Qs. Ar-Rum ayat 41
Allah melarang
manusia untuk
memanfaatkan SDA
secara Berlebihan
Al-An’am ayat 141
Al-An’am ayat 141:

Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat


dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang
beraneka ragam rasanya, zaitun, dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah
buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya)
pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan.
Pada Al-Baqarah ayat 190, Allah telah mengatakan bahwa,
“Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas.”

Al-Isra’ ayat 27:

Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara


Allah telah menegaskan bahwa Allah tidak menyukai
segala sesuatu yang berlebihan termasuk hidup boros.
Boros dalam memanfaatkan lingkungan hidup.
Tuntunan
Perilaku
Manusia
terhadap Alam
1. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature)
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia
sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya.
Sama halnya dengan setiap anggota keluarga mempunyai kewajiban
untuk menjaga keberadaan, kesejahteraan, dan kebersihan keluarga,
setiap anggota komunitas ekologis juga mempunyai kewajiban
untuk menghargai dan menjaga alam ini sebagai sebuah rumah
tangga (Harahap, 2015).
2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature)
Manusia diciptakan sebagai khalifah (penanggung jawab) di muka
bumi. Oleh karena itu, manusia adalah bagian integral dari alam.
Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan
dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu
untuk kepentingan manusia atau tidak.
Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta,
bertanggung jawab pula untuk menjaganya
3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
• Prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah
bagian integral dari alam semesta.
• Manusia mempunyai kedudukan sederajat dan setara dengan
alam dan semua makhluk lain di alam ini.
• Hal ini seharusnya membangkitkan perasaan solider dalam diri
manusia, yaitu perasaan sepenanggungan dengan alam dan
dengan sesama makhluk hidup lain.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For
Nature)
• Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara, manusia digugah
untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh
isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi.
• Krisis lingkungan adalah efek yang terjadi akibat dari penggelolaan atau
pemanfaatan lingkungan manusia tanpa menghiraukan etika.
• Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan hati nurani.
Alam dieksploitasi begitu saja dan mencemari tanpa merasa bersalah.
Akibatnya terjadi penurunan kualitas sumber daya alam seperti pinahnya
sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam.
• Etika islam tidak melarang manusia untuk memanfaatkan alam, namun hal
tersebut harus dilaksanakan secara seimbang dan tidak berlebihan.
KESIMPULAN
- Krisis lingkungan yang terjadi disebabkan pemanfaatan lingkungan
oleh manusia yang kurang beretika. Krisis ekologi = krisis moral atau
krisis etika.

- Etika Islam tidak melarang manusia untuk memanfaatkan alam,harus


dilakukan secara seimbang dan tidak berlebihan.

- Didalam Al-quran dan hadist telah dijelaskan kolerasi manusia dan


lingkungan/alam yang diikat dengan etika religious.

- Manusia menjaga kelestarian lingkungan-upaya menjaga sumber daya


alam-menopang kehidupan manusia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai