Anda di halaman 1dari 51

dr.

Hadiyanto, MKM

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS KATOLIK ATMAJAYA
ditetapkan Presiden 13 Agus 2012
dangkan Menkumham 17 Okt 2012
diun HISTORIS SKN
Komposisi:
10 Pasal
KEPMENKES
485 Butir Lampiran
131/2004
PERPRES
disusun 02-03
SKN 2004 72/2012
2004 2012
disusun 10-12
SKN 2012

SKN 2009 P 167 (4)


UU 36 / 2009
disusun 08-09 ttg Kesehatan
1982 2009
SKN 1982 KEPMENKES
2009
disusun 80-82
KEPMENKES
99a/1982
Definisi
Sistem Kesehatan secara umum adalah semua
aktivitas dari tujuan primer untuk promosi,
mengembalikan atau pemeliharaan kesehatan

Termasuk :
- Pelayanan Kesehatan formal
- Pengobatan Tradisional
- Perawatan rumah bagi yang sakit
Pengertian
Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen
bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
SUB-SISTEM SKN
UPAYA KESEHATAN

LITBANG

PEMBIAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA

FARMASI, ALKES, MAKANAN

MANAJEMEN, INFORMASI, REGULASI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Gambar 1
ALUR PIKIR
SISTEM KESEHATAN NASIONAL

PARADIGMA NASIONAL
(PANCASILA, UUD 1945,WASANTARA, TANNAS,)

(UU 23/1992 Kesehatan, UU 17/2007 RPJPN)

RPJPK DAN SKN DERAJAT


RAKYAT TUJUAN
(Arah, dasar, KESMAS
SEHAT NASIONAL
YG
bentuk dan cara PRODUKTIF
SETINGGI-
- KETIDAKPASTIAN
penyelenggaraan TINGGINYA
HUKUM Bangkes)
- PERILAKU
MASYARAKAT
BURUK
- INGKUNGAN BURUK.
- RAWAN PANGAN
DAN RAWAN GIZI
LINGKUNGAN STRATEGIS:
- AKSES PELAYANAN
PUBLIK BURUK (Ideologi, Politik, Ekonomi Sosial Budaya
- SUMBER DAYA dan Pertahanan Keamanan)
KESEHATAN GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL, LOKAL
TERBATAS
PELUANG/KENDALA
 Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan
kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha,
dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan
berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi- tingginya.
upaya kesehatan
 peningkatan jumlah Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas)ditandai dengan peningkatan rasio
Puskesmas dari 3,46 per100.000 penduduk pada
tahun 2003 menjadi 3,65 per 100.000 pada tahun 2007
(Profil Kesehatan 2007);
 pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh
penduduk meningkat dari 15,1% pada tahun 1996
menjadi 33,7% pada tahun 2006;
 secara keseluruhan, kesehatan ibu membaik
dengan turunnya Angka Kematian Ibu (AKI);
Pengertian Sub sistem Upaya Kesehatan
Pengelolaan upaya kesehatan yang terpadu, berkesinambungan, paripurna,
dan berkualitas, meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan,
dan pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Tujuan adalah terselenggaranya upaya kesehatan yang adil, merata,


terjangkau, dan bermutu untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Unsur-unsur subsistem upaya kesehatan terdiri dari:
a. upaya kesehatan;
b. fasilitas pelayanan kesehatan;
c. sumber daya upaya kesehatan; dan
d. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan.
Penelitian dan pengembangan kesehatan
 berbagai hasil penelitian, pengembangan, penapisan
teknologi dan produk teknologi kesehatan telah
dimanfaatkan oleh pihak industri dan masyarakat,
diantaranya yaitu produksi vaksin flu burung, dan lain
sebagainya;
Pengertian PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

Pengelolaan penelitian dan pengembangan, pemanfaatan dan


penapisan teknologi dan produk teknologi kesehatan yang
diselenggarakan dan dikoordinasikan guna memberikan data
kesehatan yang berbasis bukti untuk menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Tujuan dari penyelenggaraan subsistem penelitian dan pengembangan


kesehatan adalah terselenggaranya kegiatan penelitian,
pengembangan, dan penapisan teknologi dan produk teknologi
kesehatan, yang ditujukan untuk menghasilkan informasi kesehatan,
teknologi, produk teknologi, dan teknologi informasi (TI) kesehatan untuk
mendukung pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Unsur-unsur penelitian dan pengembangan
kesehatan terdiri dari unsur-unsur area penelitian,
pengembangan, dan penapisan:
a. biomedis dan teknologi dasar kesehatan;
b. teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik;
c. teknologi intervensi kesehatan masyarakat; dan
d. humaniora, kebijakan kesehatan, dan pemberdayaan
masyarakat.
Pembiayaan kesehatan
 Jaminan kesehatan juga meningkat dari tahun ke
tahun. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
bagi masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi
lokomotif pengembangan jaminan di berbagai daerah.
Proporsi penduduk yang telah mempunyai jaminan
kesehatan dibandingkan dengan yang tidak
mempunyai jaminan kesehatan pada tahun 2010
adalah 59,07% berbanding 40,93%.
Pengertian pembiayaan kesehatan
pengelolaan berbagai upaya penggalian, pengalokasian,
dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Tujuan dari penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan adalah
tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara
adil, merata, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna,
tersalurkan sesuai peruntukannya untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.

Unsur-unsur subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari:


a. dana;
b. sumber daya; dan
c. pengelolaan dana kesehatan.
Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber, yakni:
Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan
masyarakat itu sendiri.

Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan barang publik


(public good) yang menjadi tanggung jawab pemerintah, sedangkan
untuk pelayanan kesehatan perorangan pembiayaannya bersifat privat,
kecuali pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi
tanggung jawab pemerintah.
 Pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan
diselenggarakan melalui jaminan pemeliharaan
kesehatan dengan mekanisme asuransi sosial yang
pada waktunya diharapkan akan mencapai universal
health coverage sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
3 fungsi yang saling berkaitan dalam sistem
keuangan kesehatan
 Revenue collection : sistem kesehatan mendapat dana dari
anggaran perencanaan dan organisasi seperti donatur
 Pooling the resources : akumulasi dan management dari
penghasilan
 Purchasing of interventions : suatu proses dimana
pengumpulan dana yang akan dibayarkan ke provider
berdasarkan intervensi kesehatan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
 Upaya pemenuhan kebutuhan sumber daya
manusia kesehatan belum memadai, baik
jumlah, jenis, maupun kualitas tenaga kesehatan
yang dibutuhkan. Selain itu, distribusi tenaga
kesehatan masih belum merata. Rasio jumlah dokter
di Indonesia 19 per 100.000 penduduk, jumlah ini
masih rendah bila dibandingkan dengan negara lain di
The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN),
seperti Filipina 58 per 100.000 penduduk dan Malaysia
70 per 100.000 pada tahun 2007.
Pengertian SDM
sumber daya manusia kesehatan adalah pengelolaan upaya
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan,yang
meliputi: upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, serta
pembinaan dan pengawasan mutu sumber daya manusia kesehatan untuk
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Tujuan dari penyelenggaraan subsistem sumber daya manusia kesehatan


adalah tersedianya sumber daya manusia kesehatan sesuai kebutuhan yang
kompeten dan memiliki kewenangan yang terdistribusi secara adil dan
merata serta didayagunakan secara optimal dalam mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Unsur-unsur sumber daya manusia kesehatan terdiri
dari:
a. sumber daya manusia kesehatan;
b.sumber daya pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan; dan
c. penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan.
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Makanan
 Upaya perlindungan masyarakat terhadap
penggunaan sediaan farmasi,alat kesehatan, dan
makanan telah dilakukan secara komprehensif.
Sementara itu Pemerintah telah berusaha untuk
menurunkan harga obat
Pengertian
Pengelolaan berbagai upaya yang menjamin keamanan,
khasiat/ manfaat, mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan.

Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat


tradisional, dan kosmetika.

Tujuan :
Tersedianya sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
yang terjamin aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu,
dan khusus untuk obat dijamin ketersediaan dan
keterjangkauannya guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Unsur-unsur sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan terdiri dari:
a. komoditi;
b. sumber daya;
c. pelayanan kefarmasian;
d. pengawasan; dan
e.pemberdayaan masyarakat.
Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan

 Sistem informasi kesehatan menjadi lemah setelah


menerapkan kebijakan desentralisasi. Data dan
informasi kesehatan untuk perencanaan tidak
tersedia tepat waktu.
 Sistem Informasi Kesehatan Nasional (Siknas) yang
berbasis fasilitas sudah mencapai tingkat
kabupaten/kota namun belum dimanfaatkan secara
optimal.
Pengertian
Pengelolaan yang menghimpun berbagai upaya
kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan,
pengaturan hukum kesehatan, pengelolaan data dan
informasi kesehatan yang mendukung subsistem
lainnya dari SKN guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan
Terwujudnya kebijakan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan, berbasis bukti dan operasional,
terselenggaranya fungsi- fungsi administrasi kesehatan
yang berhasil guna, berdaya guna, dan akuntabel, serta
didukung oleh hukum kesehatan dan sistem
informasi kesehatan untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Unsur-unsur
a. kebijakan kesehatan;
b. administrasi kesehatan;
c. hukum kesehatan;
d. informasi kesehatan; dan
e. sumber daya manajemen kesehatan.
Pemberdayaan Masyarakat

 Rumah tangga yang telah melaksanakan perilaku


hidup bersih dan sehat meningkat dari 27% pada
tahun 2005 menjadi 36,3% pada tahun 2007, namun
masih jauh dari sasaran yang harus dicapai, yakni
sekurang-kurangnya dengan target 60%.
 Jumlah Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM), seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), dan Pos Kesehatan
Pesantren (Poskestren) semakin meningkat, tetapi
pemanfaatan dan kualitasnya masih rendah.
Pengertian
 pengelolaan penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan baik perorangan kelompok, maupun
masyarakat secara terencana, terpadu, dan
berkesinambungan guna tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
 Tujuan
Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah
kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam setiap
pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi
penggerak dalam mewujudkan pembangunan
berwawasan kesehatan.
Unsur-unsur
a. penggerak pemberdayaan;
b. sasaran pemberdayaan;
c. kegiatan hidup sehat; dan
d. sumber daya.
Penyelenggaraan SKN harus mengacu pada dasar-dasar atau asas-
asas sebagai berikut:
a. perikemanusiaan;
b. keseimbangan;
c. manfaat;
d. perlindungan;
e. keadilan;
f. penghormatan hak asasi manusia;
g. sinergisme dan kemitraan yang dinamis;
h. komitmen dan tata pemerintahan yang baik (good governance);
i. legalitas;
j.antisipatif dan proaktif;
k.gender dan nondiskriminatif; dan
l.kearifan lokal.
UPAYA KESEHATAN

UKM UKP
(Upaya Kesahatan Masyarakat) (Upaya Kesehatan Perorangan)

Pemerintah Swasta Pemerintah Swasta

*Puskesmas
*Puskesmas
Strata-1 *Praktik-2 Nakes,Klinik
*Pos-2 Kesehatan
*Apotek, Lab,toko obat,Optik,dll

*Praktek Nakes Spes konsultan


*Dinkes Kab/Kota *RS C & B
Strata-2
*UPT-2 *Apotek, Lab, Optik,Toko Obat
*balai-2 kes,dll
*Praktek Nakes Spesialis konsultan
*Dinkes Prov
*RS B & A
*Depkes
Strata-3 *Apotek, Lab, Optik, Toko Obat
*Institut-2 Kes
*Pst-2 unggulan Nasional
tingkatan di pelayanan kesehatan
1. Rumah dan keluarga
2. Tingkat pertama dari pelayanan kesehatan, mis posyandu
3. Tingkat rujukan pertama
4. Tingkat rujukan kedua
5. Tingkat rujukan ketiga
SISTEM RUJUKAN
Pasal 3
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,
baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke
strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horisontal dalam
arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas
Puskesmas
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas.
Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai
permasalahan kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi,
maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan
inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni :
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar


Puskesmas
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik horisontal maupun vertikal).

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :


1). Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (biasanya
operasi) dan lain-lain.
2). Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
3). Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga puskesmas dan ataupun
menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar


Puskesmas
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan, dan
bencana
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu
puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib
dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah
menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, maka puskesmas tersebut
wajib merujuknya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar


Puskesmas
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1). Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.
2). Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.
3). Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah kesehatan
masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat
dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain Upaya
Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan
contoh air bersih) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan
operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar


Puskesmas
Bagian Kedua
Tata Cara Rujukan
Pasal 7
(1) Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal.
(2) Rujukan vertikal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rujukan antar
pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan.
(3) Rujukan horizontal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rujukan
antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan.
(4) Rujukan vertikal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dari
tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya.
Pasal 8
Rujukan horizontal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dilakukan apabila
perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya
sementara atau menetap.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan
Pasal 9
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan
pelayanan yang lebih tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4)
dilakukan apabila:
a. pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau sub spesialistik;
b. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau
ketenagaan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan
Pasal 10
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan
pelayanan yang lebih rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4)
dilakukan apabila:
a.permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan
kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya;
b.kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih
baik dalam menangani pasien tersebut;
c.pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan, efisiensi
dan pelayanan jangka panjang; dan/atau
d.perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan dan/atau
ketenagaan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan
Apa yang menentukan wujud dari sistem
kesehatan
Sistem kesehatan terdiri dari kegiatan yang
dilakukan orang-orang yang tujuan utamanya
adalah untuk meningkatkan kesehatan. Mereka
terintegrasi dan pelaksanaannya secara sentral,
tapi seringnya tidak seperti itu.

WHO dan pemerintah setiap negara yang


menentukan bentuk/wujud dari sistem kesehatan
WHO
 Masyarakat menganggap WHO sebagai tingkat
kesehatan yang paling tinggi dengan emphasis
khusus untuk menghilangkan atau mengurangi
perbedaan yang terjadi di banyak negara

 Kemampuan organisasi ini untuk memenuhi misi


tergantung pada ke-efektifan dari sistem
kesehatan dan kekuatan dalam sistem tersebut,
yang merupakan salah satu komponen dari
WHO’s four strategic direction”
Pemerintah
 Promosi perawatan kesehatan primer sebagai rute
untuk mendapatkan perlindungan universal,
pendekatan ini merefleksikan pengalaman dengan
proyek pengontrolan penyakit
 Lebih merespon pada permintaan, mencoba
dengan lebih keras, meyakinkan akses untuk yang
miskin
 Menekankan pada pendanaan, termasuk memberi
subsidi
WHO

Pemerintah

Departemen kesehatan

Pelayanan Kesehatan Pertama


*Dokter Umum
*Dokter Pelayanan dasar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai