TINJAUAN PUSTAKA
perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta terpadu dan saling mendukung, guna
Sementara itu, SDM kesehatan menurut PP No. 32/1996 yang juga dikutip oleh
Adisasmito (2007) adalah semua orang yang bekerja secara aktif di bidang
kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang
kesehatan.
Tenaga kesehatan menurut SKN yang dikutip oleh Adisasmito (2007) adalah
semua orang yang bekerja secara aktif dan professional di bidang kesehatan, baik
yang memiliki pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis
juga dikutip oleh Adisasmito (2007), tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
2007).
diperlukan karena pembangunan lebih besar daripada sumber daya yang tersedia.
dan efektif dapat memberikan hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber
daya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada (Adisasmito, 2007).
perencanaan bagian terpenting dalam proses manajemen dan oleh karena itu
menyita waktu banyak dalam proses manajemen. Untuk manajer sumber daya
dalam rangka membantu tercapainya sasaran atau tujuan organisasi itu. Dengan
kata lain mengatur orang-orang yang akan menangani tugas-tugas yang dibebankan
(Notoatmodjo, 2003).
pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, kita meramalkan atau memperkirakan siapa
mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya
(Ilyas, 2000). Dengan kata lain, kita meramalkan atau memperkirakan siapa
mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
berdasarkan fungsi dan beban kerja pelayanan kesehatan yang akan dihadapi di
masa depan. Hal ini dimaksudkan agar fungsi puskesmas dapat berjalan dengan
baik, maka kompetensi SDM seharusnya sesuai dengan spesifikasi SDM yang
adalah:
2. Pertumbuhan ekonomi
Negara Tahun 1999 No. 60, Tambahan Lembaran Negara No. 3839).
SDM kesehatan bagi daerah menjadi sangat penting dan menjadi tanggung jawab
daerah itu sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya desentralisasi di bidang
Untuk itu pengelola kebutuhan SDM kesehatan yang bertanggung jawab pada
ketiga kelompok di atas perlu memahami secara lebih rinci teknis perhitungannya
seimbang dan selaras oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha baik di
tingkat pusat maupun tingkat daerah. Dalam upaya pemerataan SDM kesehatan
(Depkes, 2004).
permintaan dan suplai karyawan atau tenaga di suatu organisasi. Dari uraian itu,
Yaitu menelaah dan menilai sumber daya manusia yang ada atau tersedia saat
(suplai) sumber daya manusia di waktu yang akan datang, baik jumlah
beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada
tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini mudah
dan realistis (Depkes, 2004). Metode ini dapat digunakan di rumah sakit,
puskesmas dan sarana kesehatan lainnya atau bahkan dapat digunakan untuk
langkah, yaitu:
Pada dasarnya, metode WISN ini dapat digunakan di rumah sakit, puskesmas
dan sarana kesehatan lainnya atau bahkan dapat digunakan untuk kebutuhan tenaga
kurun waktu satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja
a. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit atau Peraturan
b. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja
kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
pemberitahuan/izin. (E)
f. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit atau Peraturan
Daerah, pada umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam (5 hari
kerja/minggu). (F)
Keterangan:
A = Hari Kerja
B = Cuti Tahunan
E = Ketidakhadiran Kerja
F = Waktu Kerja
Apabila ditemukan adanya perbedaan rata-rata ketidakhadiran kerja atau
pendidikan dan pelatihan lebih lama dibandingkan kategori SDM lainnya, maka
SDM.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan
a. Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok dan fungsi
b. Data Pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja di
puskesmas.
kesehatan.
per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan (rata-rata waktu) dan
waktu yang tersedia per tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori
tenaga.
adalah meliputi:
kompetensi tertentu.
suatu kegiatan pokok oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit
waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan
yang baik.
kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
yang tidak dapat dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena tidak
SDM.
Perhitungan SDM per unit kerja tujuannya adalah diperolehnya jumlah dan
jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja selama 1 tahun.
Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit
kerja meliputi:
b. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahun.
wilayah kerja.
2. Pembangunan kesehatan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
4. Wilayah kerja
Tetapi, apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
tanggung jawab wilayah kerja dibagi antarpuskesmas, dengan
Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
yang ingin dicapai mencapai 4 indikator utama yakni (1) lingkungan sehat, (2)
perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta (4) derajat
Sehat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
tersebut adalah:
1. Menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya
wilayah kerjanya
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
puskesmas meliputi:
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat
inap.
kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula.
kesehatan gigi dan mulut, mata dan jiwa, pemeriksaan laboratorium sederhana,
terdiri dari komponen input, proses dan output (Azwar, 1996). Komponen input
adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat berfungsinya suatu sistem yang
berisi: tim perencana, anggaran, alat dan bahan, metode serta mesin. Metode dalam
input ini ada dua, yakni metode Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan metode WISN.
Komponen proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
yang berguna untuk mengubah input menjadi output. Komponen proses pada
adalah gambaran perencanaan kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi
puskesmas di Kota Bekasi tahun 2008 yang dilakukan oleh Dinas Kota Bekasi.
Selain itu, Hasil dari perhitungan dengan metode WISN akan dijadikan
rekomendasi untuk Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Kerangka konsep ini bisa dilihat