Perencanaan SDM kesehatan adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM berdasarkan tempat,
keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan. Dengan
kata lain, kita meramalkan atau memperkirakan siapa mengerjakan apa, dengan keahlian apa,
kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya (Ilyas, 2000). Dengan kata lain, kita meramalkan atau
memperkirakan siapa mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa
jumlahnya. Melihat pada pengertian di atas, perencanaan SDM puskesmas seharusnya
berdasarkan fungsi dan beban kerja pelayanan kesehatan yang akan dihadapi di masa depan. Hal
ini dimaksudkan agar fungsi puskesmas dapat berjalan dengan baik, maka kompetensi SDM
seharusnya sesuai dengan spesifikasi SDM yang dibutuhkan puskesmas (Ilyas, 2004).
1. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli, maupun keadaan
sosiobudaya dan keadaan darurat/bencana.
2. Pertumbuhan ekonomi
3. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan (Depkes, 2004) Pada dasarnya
kebutuhan SDM kesehatan dapat ditentukan berdasarkan:
a. Kebutuhan epidemiologi SDM kesehatan
b. Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan atau
c. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan
d. Standar atau rasio terhadap nilai tertentu (Depkes, 2004)
Secara garis besar, perencanaan kebutuhan SDM kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok besar sebagai berikut:
Untuk itu pengelola kebutuhan SDM kesehatan yang bertanggung jawab pada ketiga kelompok
di atas perlu memahami secara lebih rinci teknis perhitungannya untuk masing-masing kelompok
(Adisasmito, 2007). Dalam perencanaan SDM kesehatan perlu memperhatikan Strategi
Perencanaan SDM Kesehatan:
Sistem perencanaan sumber daya manusia pada pokoknya meliputi perkiraan, permintaan dan
suplai karyawan atau tenaga di suatu organisasi. Dari uraian itu, secara terinci dapat disimpulkan
bahwa kegiatan perencanaan sumber daya manusia terdiri dari 4 kegiatan yang saling berkaitan,
yakni:
1. Inventarisasi persediaan sumber daya manusia Yaitu menelaah dan menilai sumber daya
manusia yang ada atau tersedia saat ini (tentang jumlahnya, kemampuannya,
keterampilannya dan potensi pengembangannya) serta menganalisis penggunaan sumber
daya sekarang ini.
2. Perkiraan (peramalan) sumber daya manusia Melakukan prediksi atau taksiran kebutuhan
(permintaan) dan penawaran (suplai) sumber daya manusia di waktu yang akan datang,
baik jumlah (kuantitas), maupun kualitasnya.
3. Penyusunan rencana sumber daya manusia Memadukan kebutuhan (permintaan) dengan
penawaran (suplai) sumber daya manusia, melalui rekruitmen (penarikan), seleksi,
pelatihan, penempatan, pemindahan, promosi dan pengembangan.
4. Monitoring dan evaluasi Untuk memberikan umpan balik terhadap pencapaian tujuan
sasaran perencanaan sumber daya manusia, perlu disusun perencanaan sumber daya
manusia, perlu disusun rencana monitoring dan evaluasi serta indicator menitoring dan
evaluasi tersebut (Notoatmodjo, 2003).
Mondy & Noe (1995) mendefinisikan Perencanan SDM sebagai proses yang secara sistematis
mengkaji keadaan sumberdaya manusia untuk memastikan bahwa jumlah dan kualitas dengan
ketrampilan yang tepat, akan tersedia pada saat mereka dibutuhkan”. Kemudian Eric Vetter
dalam Jackson & Schuler (1990) dan Schuler&Walker (1990) mendefinisikan Perencanaan
sumber daya manusia (HR Planning) sebagai; proses manajemen dalam menentukan pergerakan
sumber daya manusia organisasi dari posisinya saat ini menuju posisi yang diinginkan di masa
depan. Dari konsep tersebut, perencanaan sumber daya manusia dipandang sebagai proses linear,
dengan menggunakan data dan proses masa lalu (short-term) sebagai pedoman perencanaan di
masa depan (long-term).
Seringkali terdapat waktu senjang (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan
mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang (lead time) ini merupakan
alasan yang utama bagi perencanaan (planning) dan peramalan (forecasting). Jika waktu
tenggang nol atau sangat kecil maka perencanaan (planning) tidak diperlukan, tetapi sebaliknya
jika waktu tenggang itu panjang dan hasil akhir dari suatu peristiwa tergantung pada faktor –
faktor yang dapat diketahui maka perencanaan (planning) dapat memegang peranan yang sangat
penting. Dalam situasi seperti ini maka peramalan (forecasting) diperlukan untuk menetapkan
kapan suatu kondisi atau kejadian yang akan terjadi sehingga tindakan yang tepat harus
dilakukan.
Dalam hal manajemen dan administrasi, perencanaan merupakan kebutuhan yang sangat penting,
karena waktu tenggang untuk mengambil keputusan dapat berkisar dari beberapa tahun, beberapa
hari atau mungkin beberapa jam saja. Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang sangat
penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien, dan keberhasilan suatu perusahaan atau
organisasi tergantung pada kedua jenis peristiwa tersebut. Peramalan (forecasting) mempunyai
peranan langsung pada jenis peristiwa eksternal, sedangkan pengambilan keputusan berperan
terhadap peristiwa internal organisasi atau perusahaan. Perencanaan merupakan mata rantai yang
memadukan kedua hal tersebut.
Forecasting adalah teknik perencanaan SDM secara ilmiah, artinya bahwa perencanaan SDM
dilakukan berdasarkan atas hasil analisis dan data, informasi dan peramalan (forcasting) dan
perencanaan yang baik. Perencanaan SDM semacam ini risikonya relative kecil karena segala
sesuatunya telah diperhitungkan terlebih dahulu. Pada teknik ini, data dan informasi harus akurat
dengan analisis yang baik dan benar.
Permintaan sumber daya manusia organisasi di waktu yang akan dating adalah ‘’pusat’’
kegiatan. Hampir semua perusahaan membuat peramalan kebutuhan karyawan merupakan
kegiatan terpenting dan tersulit untuk dilaksanakan. Pertama, perlu diidentifikasikan berbagai
tantangan yang mempengaruhi permintaan. Baik faktor-faktor pengaruh langsung seperti
persediaan personalia atau aspek-aspek organisasi lainnya, maupun faktor-faktor tidak langsung
atau perubahan lingkungan (ekstern). Kedua, organisasi melakukan forcast kebutuhan karyawan
dalam suatu periode perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Forcasting kebutuhan karyawan dibuat dengan mempertimbangkan keakuratan teknik peramalan
yang digunakan.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi untuk dilakukannya forecasting SDM bagi perusahaan
antara lain :
Faktor eksternal
Persediaan karyawan berdasarkan analisa pasar tenaga kerja serta tren kondisi kependudukan
sehingga ada kerjasama antara penyedia tenaga kerja denga perusahaan dengan menjamin
kuantitas dan kualitas karyawan.
Faktor internal
Menghitung jumlah para karyawan serta mengevaluasi kemampuan mereka sebagai bentuk
adanya kemungkinan untuk penugasan para karyawan untuk mengisi lowongan – lowongan
pekerjaan yang akan datang.
Faktor ketenagakerjaan
Adalah untuk meningkatkan kecermatan dalam menyusun perencanaan tenaga kerja atau SDM
kedepan.
a. Pensiun, PHK, Meninggal dunia, dan karyawan yang sering absen, sehingga tidak
luput dari prediksi manajemen SDM dan harus ada penggantinya
b. Promosi (kenaikan pangkat), pindah, dan karyawan yang mendapat tugas pelatihan
diluar juga harus diperhitungkan, baik dengan cara pergantian maupun rancangan
penempatanyang lebih tepat.
JOB ANALYSIS
Pengertian Analisis Jabatan (Job Analysis) Perkembangan organisasi dan perubahan struktur
dalam organisasi menyebabkan kebutuhan akan pekerjaan baru semakin meningkat. Sebelum
organisasi melakukan seleksi terhadap karyawan yang akan menduduki jabatan yang baru, maka
manajer sumber daya manusia perlu mengetahui dan mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan apa
saja yang akan dilakukan dan bagaimana pekerjaan dilakukan serta jenis personal yang
bagaimana yang layak menduduki pekerjaan tersebut. Dalam hal ini, organisasi perlu
menetapkan standar-standar pekerjaan dan kriteria keterampilan, pendidikan, dan pengalaman
yang diperlukan.
Untuk mengetahui jenis pekerjaan, bagaimana melakukan pekerjaan dan siapa yang tepat untuk
melakukan pekerjaan itu perlu dilakukan analisis terhadap pekerjaan itu sendiri yang disebut
sebagai analisa jabatan (job analysis). Dessler (1997), mengungkapkan bahwa analisa jabatan
merupakan prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu jabatan dan
orang macam apa yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut. Dalam pengertian ini, dessler
menekankan pada dua aspek, yaitu meyangkut isi pekerjaan dan orang yang melaksanakan
pekerjaan.
Dalam pengertian lain, Mathis dan Jakson (2000) mengartikan analisis pekerjaan sebahai berikut;
“A Systematic may to gather and analyze information about the content and the human
requirements of jobs, and the context in which jobs are performed”.
“Analisis jabatan merupakan cara sistematik untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi
tentang isi dan personal yang dipersyaratkan dalam jabatan, dan dalam hubungannya dengan
prestasi jabatan”.
Lebih lanjut, Mathis dan Jackson memisahkan antara jabatan (jobs) dan posisi (position).Jabatan,
dalam pengertiannya adalah sekelompok tugas, kewajiban, dan tangggung jawab. Sedangkan
position diartikan sebagai prestasi jabatan yang dilakukan oleh seseorang.
Informasi yang diperoleh dari analisa jabatan tersebut dapat digunaan untuk menentukan
karakteristik apa yang harus dimiliki seseorang yang akan menduduki jabatan tertentu. Adapun
hasil dari analisa jabatan tersebut dapat berupa deskripsi jabatan (job description) dan spesifikasi
jabatan (job specification). Deskripsi jabatan adalah suatu pernyataan tertulis yang menguraikan
fungsi, tugas-tugas, tanggung jawab, wewenang, kondisi kerja dan aspek-aspek pekerjaan
tertentu lainnya. Sedangkan spesifikasi jabatan merupakan pernyataan tertulis yang menunjukkan
siapa yang akan melakukan pekerjaan itu dan persyaratan yang diperlukan terutama menyangkut
keterampilan, pengetahuan dan kemampuan individu.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia sangat bergantung
pada informasi yang diperoleh dari analisis jabatan. Oleh karena itu, informasi dari analisis
jabatan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Penarikan dan seleksi karyawan dapat dilaksanakan apabila manajemen sudah mendapatkan
gambaran yang jelas tentang jenis dan karakteristik pekerjaaan. Dengan memahami karakteristik
pekerjaan maka akan dapat ditetapkan siapa personel/ orang yang tepat untuk memangku
jabatan tertentu tersebut. Selain itu setiap pekerjaan memerlukan tingkat pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan yang berbeda-beda.
Besarnya gaji atau upah karyawan bergantung pada pekerjaan apa yang mereka lakukan dalam
organisasi. Bagi karyawan yang memiliki keterampilan dan pendidikan yang tinggi tentu akan
memperoleh gaji yang lebih besar dibanding dengan karyawan yang hanya memiliki
keterampilan dan pendidikan terbatas.
Dalam analisis jabatan, setiap pekerjaan ditetapkan standar-standar kinerja. Para karyawan harus
dievaluasi berdasarkan seberapa baik mereka menyelesaikan tugas yang ditetapkan dalam
deskripsi pekerjaan mereka dan tujuan-tujuan spesifikasi lain yang telah ditentukan. Manajer
cukup membanding antara kinerja aktual dengan kinerja standar yang ditetapkan.
Informasi yang diperoleh dari analisis pekerjaan juga bermanfaat dalam mengidentifikasi
masalah-masalah keselamatan dan kesehatan. Sebagai contoh, para karyawan perlu memberi
pernyataan apakah suatu pekerjaan mengandung bahaya atau tidak. Diskripsi/spesifikasi
pekerjaan harus mencerminkan kondisi tersebut. Di samping itu membutukan informasi khusus
mengenai bahaya-bahaya tersebut agar mereka dapat menjalankan pekerjaan mereka dengan
aman.
Apabila karyawan yang diterima belum cukup keterampilannya untuk melaksakan tugas, maka
manajer dapat memutuskan untuk segera memberikan pelatihan tambahan.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam organisasi. Sumber
daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan
eksistensinya. Dalam perkembangannya, organisasi akan menghadapi berbagai permasalahan
SDM yang kompleks, oleh karena itu diperlukan adanya suatu sistem pengelolaan yang
menangani SDM atau dengan kata lain Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).
Hal yang menjadi fokus utama dalam MSDM yaitu meningkatkan kinerja organisasi baik dari
segi produktivitas, pelayanan maupun kualitas untuk mencapai tujuan utama organisasi. Maka
dalam implementasinya, MSDM akan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan mendukung
tercapainya tujuan organisasi. Salah satu kegiatan yang memiliki peranan yang sangat penting
dalam MSDM yaitu analisis jabatan. Menurut Dale Yonder, analisis jabatan adalah suatu
prosedur untuk memperoleh informasi jabatan secara sistematis. Dalam melaksanakankan
analisis jabatan ada beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Proses analisis jabatan dilakukan untuk memahami tanggung jawab pada setiap jabatan
dan kontribusi hasil jabatan tersebut terhadap pencapaian hasil atau tujuan organisasi.
2. Objek dari kegiatan analisis ini adalah jabatan, bukanlah si pemegang jabatan yang
memangku jabatan tersebut. Meskipun data diperoleh dari si pemegang jabatan
(incumbent) melalui pengamatan, wawancara atau pun kuesioner/angket, produk yang
menjadi hasil analisis jabatan
3. adalah berupa uraian jabatan (job description) atau spesifikasi jabatan (specifications of
the job), bukan suatu uraian tentang orang (description of the person).
4. Jabatan yang akan dideskripsikan kedalam uraian jabatan merupakan jabatan yang sesuai
dengan struktur organisasi pada saat ini.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Mondy dan Noe (1993) mengatakan bahwa Analisis
jabatan sebagai suatu proses yang sistematik yang menentukan tugas, keterampilan, dan
pengetahuan sistematik yang diperlukan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan dalam sebuah
organisasi. demikian dengan Dessler (1992) mengatakan bahwa Analisis jabatan sebagai suatu
cara dimana kita menentukan tugas-tugas dan sifat sesuatu pekerjaan. Ia juga merupakan proses
untuk menentukan jenis pekerjaan (dari skill dan pengalaman) yang akan dipilih untuk mengisi
suatu pekerjaan.
Unsur merupakan komponen yang paling kecil dari pekerjaan, misalnya memutar, menggosok,
menarik, mengangkat, menekan, dan sebagainya.
Tugas merupakan sekumpulan dari beberapa unsur pekerjaan. Tugas merupakan kegiatan fisik
atau mental yang membentuk langkah-langkah wajar yang diperlukan dalam pelaksanaan kerja.
Kedudukan (posisi) merupakan sekumpulan tugas yang diberikan kepada seorang pegawai atau
pekerja, yakni seluruh kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepada seorang pegawai
atau pekerja. Jumlah kedudukan di dalam suatu perusahaan atau instansi adalah sama dengan
jumlah pegawai atau pekerjanya.
Jabatan (job) merupakan sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau
berhubungan satu dengan yang lainnya dan pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang juga sama meskipun tersebar di berbagai tempat.
Fungsi Administratif, merupakan fungsi yang sangat mendasar dalam perusahaan. Administrasi
erat hubungannya dengan dokumen yang berhubungan juga dengan fungsi control dan
pengendaliannya. Bagi perusahaan yang telah menggunakan ISO akan sangat membutuhkan hal
ini. seluruh fungsi dalam pengelolaan SDM membutuhkan job description dalam melakukan
berbagai kegiatan dari rekruitment, seleksi dan penempatan pegawai baru., merancang program
pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan, melakukan penilaian dan standar hasil kerja, dan
melakukan evaluasi kerja.
Fungsi Maintenance bagi perusahaan dan mempertahankan SDM dalam karirnya di masa yang
akan datang dalam perusahaan tersebut. Bagi perusahaan, evaluasi dan pengembangan organisasi
menjadi perhatian yang khusus dalam menjawab tantangan kebutuhan bisnis yang sangat
kompetitif saat ini. hasil job analysis ini dapat digunakan untuk pengembangan organisasi,
perencanaan tenaga kerja, perencanaan karir dan konseling kerjanya
2. Inventarisasi jabatan yang ada disetiap unit kerja yang ada dan disusun berdasarkan
hierarki dan diberi kode identifikasi.
3. Menetapkan metode pengumpulan data yang akan digunakan dan menyiapkan alat dan
sarana yang diperlukan (misalnya formulir)
5. Mengkomunikasikan tentang maksud dan tujuan analisis jabatan yang akan dilaksanakan
kepada semua pihak (pimpinan dan karyawan perusahaan). Hal ini perlu dilakukan untuk
menghindari terjadinya salah pengertian dan timbulnya persepsi dan harapan yang keliru.
Kondisi Jabatan
Kebutuhan Personil
Standar Kerja
Observasi
Kombinasi
Uraian tugas
Persyaratan jabatan
Rekomendasi bagi perencanaan tenaga kerja, keputusan perekrutan dan seleksi, penilaian
kinerja, evaluasi jabatan yang berkaitan dengan pemberian kompensasi, kebutuhan
pelatihan, sistem dan prosedur administrasi pegawai.
2. Spesifikasi jabatan (Job Specification) adalah persyaratan jabatan minimal yang harus
dipenuhi oleh orang yang menduduki suatu jabatan.
3. STANDAR KINERJA Adalah job segment yang ditentukan standard minimalnya untuk di
sebut Cukup Baik. Standard ini harus menunjukan salah satu atau keempat faktor berikut:
Kualitas, Kuantitas, Batas Waktu, Effisiensi Sumber Daya.
Dengan pengelolaan SDM yang terencana dan memiliki system dan ukuran yang jelas akan
memudahkan organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
memiliki nilai fairness baik dengan load pekerjaan dan reward yang diterima. (wicaksana, 2011)