Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Komunikasi pada Bayi

Komunikasi pada bayi adalah proses penyampaian pesan oleh


seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak
langsung (melalui media). Sesaat setelah dilahirkan, bayi sudah mampu
berkomunikasi dengan orang lain melalui gerakan tubuh dan suara.
Menangispun menjadi sarana komunikasi bagi sikecil. Setiap
tangisannya memiliki arti yang berbeda.
1. Masa bayi (0-1 tahun)
Bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan
pikirannya dengan kata – kata oleh karena itu,
komunikasi pada bayi lebih banyak menggunakan
komunikasi nonverbal. Pada saat lapar, haus, basah,
dan perasaan yang tidak nyaman lainnya, bayi
hanya bisa mengekspresikan dengan cara
menangis.

2. Masa Balita (sampai 5 tahun)


Karakteristik anak usia balita (terutama anak usia di
bawah tiga tahun) mempunyai sikap egosentris,. Se
1. Pada usia bayi 0-2 bulan, sering-seringlah mengajak mereka
berkomunikasi pada segala suasana, pada saat menidurkan,
menyusui, memakaikan baju. Berbicaralah dengan intonasi
yang lembut, dan jangan mengabaikan tangisannya, karena
itulah cara mereka berkomunikasi untuk yang pertama
kalinya.

2. Pada usia 2-6 bulan, sering-seringlah mengajak mereka


berbicara dengan menggunakan intonasi yang berbeda-beda,
dan juga ekspresi wajah yang menyenangkan. Ajaklah mereka
menyanyikan lagu-lagu yang berirama riang dan lakukanlah
berulang-ulang, dan jangan lupa untuk mengajak mereka
bercanda.

3. Padausia 6-12 bulan, berbicaralah dengan kata-kata yang


sederhana dengan intonasi dan pengucapan yang jelas,
karena kelak mereka akan menirukannya.
1. Penglihatan pada masa bayi mata bayi belum berkembang
sempurna sehingga penglihatannya kabur. Dalam usia 1 minggu
anak telah mampu merespon cahaya.
2. Pendengaran Indra pendengaran merupakan fungsi dengan
tingkat kematangan paling rendah di antara fungsi indra bayi baru
lahir. Pada saat lahir bayi dikatakan dan gerak gerik.masih tuli
namun mulai hari ke 3 sampai hari ke 7 bayi sudah mampu
bereaksi terhadap suara dari lingkungannya.
3. Penciuman Dan Pengecapan Hidung dan lidah merupakan indra
yang sudah cukup peka pada masa bayi sehingga adakalanya bayi
menolak makanan karena makanan tersebut terlalu asam, pedas
dsb. Bayi lebih menyukai rasa manis dan dia akan mengurangi
respons menghisap rasa asin
4. Perabaan Kulit bayi cukup peka sehingga sangat sensitiv
terhadap sentuhan tekanan dan suhu.
5. Wicara Kemampuan bicara pada tahum pertama muncul dalam
3 bentuk yang lebih dikenal sebagai bentuk PRAWICARA yaitu
menangis, merengek,
1. Tangisan Contoh :
Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan a) Mendorong puting susu dari mulut artinya kenyang
kesunyian, membuat sebaris senyum kesyukuran atau tidak lapar
terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan . b) Tersenyum dan mengacungkan tangan yang
seorabng bayi merupakan bentuk komunikasi dari
seorang bayi kepada orang dewasa dimana berarti ingin digendong
dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan c) Menggeliat, meronta, menangis pada saat ibu
pasan dan orang dewasa menangkap pesan yang mengenakan pakaiannya atau memandikannya. Hal ini
diberikan sang bayi.
berarti bayi tidak suka akan pembatasan gerak.
2. Ocehan dan celoteh
Bentuk komunikasi prabicara disebut “ocehan”
(cooing) atau “celoteh” (babbling). Ocehan 4. Ungkapan emosional
timbul karena bunyi eksplosif awal yang Adalah melalui perubahan tubuh dan roman muka.
disebabakan oleh perubahan gerakan mekanisme Contoh :
‘suara’. Ocehan ini terjadi pada bulan awal
kehidupan bayi seperti : merengek, menjerit, a) Tubuh yang mengejang atau gerakan – gerakan
menguap, bersin, menangis dan mengeluh. tangan atau kaki disertai jeritan dan wajah tertawa
3. Isyarat adalah bentuk ekspresi kegembiraan pada bayi.
Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang b) Menegangkan badan, gerakan membanting tangan
berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap atau kaki, roman muka tegang dan menangis adlah
bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat bentuk ungkapan marah atau tidak suka.
komunikasi dini pada anak.
Hambatan dalam Komunikasi pada Bayi

Gangguan atau hambatan-hambatan pada bayi dapat terjadi sebagai berikut:


1. Gangguan dalam sensoris
a. Sangat sensitive terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk.
b. Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga.
c. Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda.
d. Tidak sensitive terhadap rasa sakit atau rasa takut.

2. Gangguan Bicara dan Bahasa


Gangguan bicara dan bahasa (speech and language disorder) meliputi
sejumlah masalah berbicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara,
dan gangguan kefasihan). Dan masalah berbahasa (kesulitan memahami
informasi dan mengungkapkan bahasa).
PERAN BICARA DALAM KOMUNIKASI
1. Pada Bayi
a) Merupakan ungkapan sayang pada bayi
b) Mengajak bicara bayi akan merangsang kinerja saraf otak dan
merangsang pendengaran untuk merangsang pada indra pendengaran
c) Membuat rasa nyaman pada bayi sehingga bayi tidak merasa
diabaikan dan merasa selalu diperhatikan.
d) Melatih bayi untuk mengucapkan kata-kata sederhana, sehingga
lambat laun bayi akan menirukanya.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA BAYI SECARA VERBAL DAN NON
VERBAL

1. Teknik Verbal

a) Dengan Cara menimang-nimang saat tidur dan menyanyikannya lagu

b) Dengan cara merespon tangisannya

c) Mengajak bicara setiap akan melakukan suatu hal

2. Teknik Non Verbal

a) Dengan cara sentuhan

b) Dengan nada suara

c) Dengan ekspresi
PENERAPAN STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA BAYI

1. Penerapan komunikasi pada bayi (0-1 tahun)


Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka
berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginanya melalui komunikasi non
verbal. Bayi akan tampak tenang dan merasa nyaman dan aman jika ada kontak
fisik yang dekat terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu).
2. Penerapan komunikasi pada kelompok todler (1-3 tahun) dan
prasekolah (3-6 tahun) Contoh penerapan komunikasi dalam perawatan :
a) Memberitahu apa yang terjadi pada diri anak
b) Memberikan kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan
yang akan digunakan
c) Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika tidak menjawab harus diulang
lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana
d) Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”

Anda mungkin juga menyukai