Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

REORIF DAN BONE GRAFT


FRAKTUR FEMUR
DEFINISI

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang, sering


diikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai
macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot dan
persarafan.

Fraktur Femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha.


ETIOLOGI

• Penyebab fraktur femur :


1. Trauma Langsung : Penderita terjatuh dengan
posisi miring dimana daerah trochanter mayor
langsung terbentur dengan benda keras.
2. Trauma tak langsung : Disebabkan gerakan
exorotasi yang mendadak dari tungkai bawah..
EPIDEMIOLOGI
• Insiden fraktur femur masih tinggi.
• Mortalitas dalam satu tahun pasca trauma berkisar
antara 10-20%
IDENTITAS

• Nama : Siti Nuraini


• Usia : 21 th
• Alamat : Medan
• Pekerjaan : IRT
• No RM : 022091
• Tanggal Masuk RS :
• Tanggal Operasi :
ANAMNESIS

• Keluhan Utama : Nyeri pada paha kiri post jatuh dan operasi

• Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada paha kiri post jatuh
dan postoperasi. Peristiwa terjadi kurang lebih satu bulan yang lalu,
operasi juga dilakukan satu bulan yg lalu. Paha dan lutut kiri terasa
nyeri, terdapat keterbatasan gerak, terdapat perubahan bentuk pada
paha kiri, paha dan lutut kiri membengkak dan tidak terlihat tulang
yang menonjol keluar.
• Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat operasi dan patah tulang paha kanan

• Riwayat Penyakit Keluarga

Anggota keluarga tak ada yang mengalami penyakit serupa.

• Riwayat Sosial

Pasien tinggal bersama orangtua dan bekerja sebagai wiraswasta.


• Anamnesis Sistem
Sistem Cerebrospinal: Sadar, pusing (+)
Sitem Indra
•Mata : tidak ada keluhan
•Hidung : keluar darah pada hidung (+/+)
•Telinga : tidak ada keluhan
•Mulut : tidak ada keluhan
Sistem Kardiovaskular : Nyeri dada (-), berdebar-debar (-)
Sistem Respiratorius : Sesak napas (-)
Sistem Gastrointestinal : Mual (-) Muntah (-)
Sistem Urogenital : BAK (+) N, tak ada keluhan
Sistem Intergumentum : jejas (-) eritema (-) VL pada bagian
forntalis kiri (+)
Sistem Muskuloskeletal : Tangan kanan kiri tidak ada
keluhan. Pada kaki kiri didapatkan nyeri gerak aktif
pasif, keterbatasan gerak abduksi & adduksi,
perubahan bentuk pada bagian paha kiri,
bengkak pada paha kiri. Kaki kanan tidak ada keluhan.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Kesadaran : Compos Mentis , GCS E 4V 5M 6
Tanda-tanda Vital
• Tekanan Darah : 110/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• Respirasi Rate : 20x/menit
• Temperature : 36,6˚C
Pemeriksaan Kepala
• Bentuk Kepala : Mesochepal, rambut hitam mudah dicabut
• Wajah : Simetris, oedem (-), Vulnus laseratum di regio frontalis
dextra ukuran 2,5cm x 1cm
• Mata : Konjungtiva anemis -/- , pupil isokor +/+, reflek cahaya +/+
• Telinga: sekret -/-, nyeri -/-, perdarahan -/-, tinitus -/-, deformitas -/-
• Hidung: sekret -/-, perdarahan +/+, deformitas -/-
• Mulut : sianosis (-), bibir kering (-)
• Pemeriksaan Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), JVP meningkat (-)
• Pemeriksaan Thoraks
• Pulmo
1. Inspeksi : Simetris
2. Palpasi : Nyeri tekan (-/-)
3. Perkusi : Sonor
4. Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
• Cor
• Inspeksi : Kuat angkat (-)
• Palpasi : iktus tidak melebar
• Perkusi : Batas atas jantung kanan pada SIC II parasternalis dextra, batas
atas jantung kiri pada SIC II parasternalis sinistra, batas bawah jantung kanan
pada SIC IV parasternalis dextra, dan batas bawah jantung kiri pada SIC V LMC
sinistra
• Auskultasi : Bunyi Jantung SI-II murni, bising (-), gallop (-)
• Pemeriksaan Abdomen

1. Inspeksi : Flat, defans (-),massa (-)

2. Auskultasi : Bising usus (+) normal

3. Perkusi : Tympani

4. Palpasi : Supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba,


ginjal tidak teraba

• Pemeriksaan Ekstremitas Atas :

 akral hangat , edema (-/-), sianosis (-/-)

• Pemeriksaan Ekstremitas Bawah :

 akral hangat , edema (-/+), sianosis (-/-)


Status Ortopedi Regio femoralis deksta

a) Look : edema pada femur (+), deformitas angulasi (+), bone expose (-),
VL (-), jejas (-), simetris kanan = kiri , hematom (-), sianosis (-)

b) Feel : nyeri tekan pada femur (+), krepitasi (-), pulsasi arteri dorsalis
pedis (+), akral hangat (+), capillary refil < 2s, sensibilitas baik

c) Move : Keterbatasan gerak adduksi dan abduksi (+). Nyeri gerak pasif
aktif (+), gerakan terbatas pada tungkai bawah (+), jari-jari kaki kiri dapat
digerakan (+)
Pemeriksaan Penunjang
• Hasil Lab

Jenis Pemeriksaan Hasil (Satuan) Nilai Satuan


Hemoglobin 13.8 g/dl 11.7-15.5
Leukosit 9.4 10 ˆ3/ul 3.6-11.0
Eusinofil 4.5% 2-4
Basofil 0.2% 0-1
Netrofil 41% 50-70
Limfosit 47,5% 25-40
Monosit 6,5% 2-8
Hematokrit 40% 35-47
Eritrosit 4,6 10ˆ6/ul 3,8-5.2
Trombosit 246 10 ˆ3/ul 150-400
MCV 86fl 80-100
MCH 30 pg 26-34
MCHC 35g/dl 32-46
Ureum 20,7 mg/dl < 50
Kreatinin 0.98 mg/dl 0,4-0.9
Hasil Rontgen

Gambar 1. Os Genu Sn AP/lateral:


tampak fraktur os femur sn 1/3 distal
Diagnosis Banding
1) Fraktur Femur dex tertutup

Terapi
1) O2 2-3 L / 24 jam
2) Infus RL 20 tpm
3) Inj Ketorolac 30mg 2x 1A
4) Inj Piracetam 1gr 3x1A
5) Inj Kalnex 500mg 2x1 A
6) Imobilisasi : Pasang bidai (spalk) dari
7) Operatif : Open reduction internal Fiksasi ulang dan Bone Graft
Prognosis : Quo ad vitam : ad bonam;
Quo ad functionam : ad bonam
1. Kepala
2. Leher
Anatomi Tulang Femur 3. bagian terbesar dan bagian
terkecil trokhanter
4. Batang
5. bagian terjauh dari femur
berakhir pada kedua kondilas.
Etiologi Fraktur
Dibagi menjadi tiga yaitu :
• Cedera traumatik :
1. Trauma langsung
2. Trauma tidak langsung
• Fraktur patologis :
1. Tumor tulang (jinak atau ganas)
2. Infeksi seperti osteomyelitis
• Spontan : stress tulang yang terus menerus seperti pada
polio dan orang yang bekerja di kemiliteran
Klasifikasi Fraktur Femur :
1. Fraktur collum femur
2. Fraktur Subtrochanter femur
3. Fraktur batang Femur (dewasa)
4. Fraktur supracondyler Femur
5. Fraktur intercondyler femur
6. Fraktur condyler femur
Manifestasi Klinis
• Nyeri hebat ditempat fraktur.
• Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
• Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti :
fungsi berubah, bengkak, sepsis pada fraktur
terbuka dan deformitas
Diagnosis
1. Anamnesis : kapan terjadinya, dimana terjadinya, jenisnya,
berat-ringan trauma, arah trauma, dan posisi pasien atau
ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma)
2. Pemeriksaan Umum
3. Pemeriksaan Fisik :
• Look (inspeksi): bengkak, deformitas, kelainan bentuk.
• Feel/palpasi: nyeri tekan, lokal pada tempat fraktur.
• Movement/gerakan: gerakan aktif sakit, gerakan pasif sakit
krepitasi.
• Pemeriksaan Penunjang : pemeriksaan radiologi (2 posisi, 2
sendi, 2 anggota gerak, 2 waktu), CT-Scan, MRI
Penatalaksanaan
1. Cek Airway, breathing, Circulation, Dissability, Exposure
2. Terapi konservatif :
• Proteksi  pakai mitella
• immobilisasi tanpa reposisi (pemasangan bidai pada fraktur yang
berkedudukan naik)
• Reposisi tertutup atau fiksasi dengan gibs
• Traksi
3. Terapi operatif :
• Reposisi tertutup dengan fiksasi eksterna  pemasangan screw dan bore
cement
• Reposisi terbuka dan fiksasi interna  pasang ORIF (open reduction internal
fixation)
• Indikasi ORIF :
1. Fraktur yang tidak bisa sembuh / bahaya
anavolar neurosis tinggi
2. Fraktur yang tidak bisa di reposisi tertutup
3. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit
dipertahankan
• Tahap penyembuhan fraktur
Fase hematome
Fase proliferasi seluler
Fase pembentukan kalus
Fase konsolodasi
Fase remodelling
Komplikasi Fraktur
• Komplikasi Dini:
1. Compartemen sindrom dan trauma neurologis
yaitu lesi medula spinalis
2. Sistemik yaitu emboli lemak
• Komplikasi Lanjut :
1. Lokal yaitu kekuatan sendi, malunion, gangguan
pertumbuhan osteoporosis post trauma
Indications for Bone Graft
• Provide mechanical support
• Metaphyseal impaction

• .
Indications for Bone Graft
• Provide mechanical support
• Metaphyseal impaction
• ORIF with allograft
cancellous bone chips to fill
defect and support
depressed area
• Alternatively could use any
osteoconductive substitute
with similar compressive
strength

Anda mungkin juga menyukai