Lapkas BEDAH
Lapkas BEDAH
• Keluhan Utama : Nyeri pada paha kiri post jatuh dan operasi
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada paha kiri post jatuh
dan postoperasi. Peristiwa terjadi kurang lebih satu bulan yang lalu,
operasi juga dilakukan satu bulan yg lalu. Paha dan lutut kiri terasa
nyeri, terdapat keterbatasan gerak, terdapat perubahan bentuk pada
paha kiri, paha dan lutut kiri membengkak dan tidak terlihat tulang
yang menonjol keluar.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Sosial
3. Perkusi : Tympani
a) Look : edema pada femur (+), deformitas angulasi (+), bone expose (-),
VL (-), jejas (-), simetris kanan = kiri , hematom (-), sianosis (-)
b) Feel : nyeri tekan pada femur (+), krepitasi (-), pulsasi arteri dorsalis
pedis (+), akral hangat (+), capillary refil < 2s, sensibilitas baik
c) Move : Keterbatasan gerak adduksi dan abduksi (+). Nyeri gerak pasif
aktif (+), gerakan terbatas pada tungkai bawah (+), jari-jari kaki kiri dapat
digerakan (+)
Pemeriksaan Penunjang
• Hasil Lab
Terapi
1) O2 2-3 L / 24 jam
2) Infus RL 20 tpm
3) Inj Ketorolac 30mg 2x 1A
4) Inj Piracetam 1gr 3x1A
5) Inj Kalnex 500mg 2x1 A
6) Imobilisasi : Pasang bidai (spalk) dari
7) Operatif : Open reduction internal Fiksasi ulang dan Bone Graft
Prognosis : Quo ad vitam : ad bonam;
Quo ad functionam : ad bonam
1. Kepala
2. Leher
Anatomi Tulang Femur 3. bagian terbesar dan bagian
terkecil trokhanter
4. Batang
5. bagian terjauh dari femur
berakhir pada kedua kondilas.
Etiologi Fraktur
Dibagi menjadi tiga yaitu :
• Cedera traumatik :
1. Trauma langsung
2. Trauma tidak langsung
• Fraktur patologis :
1. Tumor tulang (jinak atau ganas)
2. Infeksi seperti osteomyelitis
• Spontan : stress tulang yang terus menerus seperti pada
polio dan orang yang bekerja di kemiliteran
Klasifikasi Fraktur Femur :
1. Fraktur collum femur
2. Fraktur Subtrochanter femur
3. Fraktur batang Femur (dewasa)
4. Fraktur supracondyler Femur
5. Fraktur intercondyler femur
6. Fraktur condyler femur
Manifestasi Klinis
• Nyeri hebat ditempat fraktur.
• Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
• Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti :
fungsi berubah, bengkak, sepsis pada fraktur
terbuka dan deformitas
Diagnosis
1. Anamnesis : kapan terjadinya, dimana terjadinya, jenisnya,
berat-ringan trauma, arah trauma, dan posisi pasien atau
ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma)
2. Pemeriksaan Umum
3. Pemeriksaan Fisik :
• Look (inspeksi): bengkak, deformitas, kelainan bentuk.
• Feel/palpasi: nyeri tekan, lokal pada tempat fraktur.
• Movement/gerakan: gerakan aktif sakit, gerakan pasif sakit
krepitasi.
• Pemeriksaan Penunjang : pemeriksaan radiologi (2 posisi, 2
sendi, 2 anggota gerak, 2 waktu), CT-Scan, MRI
Penatalaksanaan
1. Cek Airway, breathing, Circulation, Dissability, Exposure
2. Terapi konservatif :
• Proteksi pakai mitella
• immobilisasi tanpa reposisi (pemasangan bidai pada fraktur yang
berkedudukan naik)
• Reposisi tertutup atau fiksasi dengan gibs
• Traksi
3. Terapi operatif :
• Reposisi tertutup dengan fiksasi eksterna pemasangan screw dan bore
cement
• Reposisi terbuka dan fiksasi interna pasang ORIF (open reduction internal
fixation)
• Indikasi ORIF :
1. Fraktur yang tidak bisa sembuh / bahaya
anavolar neurosis tinggi
2. Fraktur yang tidak bisa di reposisi tertutup
3. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit
dipertahankan
• Tahap penyembuhan fraktur
Fase hematome
Fase proliferasi seluler
Fase pembentukan kalus
Fase konsolodasi
Fase remodelling
Komplikasi Fraktur
• Komplikasi Dini:
1. Compartemen sindrom dan trauma neurologis
yaitu lesi medula spinalis
2. Sistemik yaitu emboli lemak
• Komplikasi Lanjut :
1. Lokal yaitu kekuatan sendi, malunion, gangguan
pertumbuhan osteoporosis post trauma
Indications for Bone Graft
• Provide mechanical support
• Metaphyseal impaction
• .
Indications for Bone Graft
• Provide mechanical support
• Metaphyseal impaction
• ORIF with allograft
cancellous bone chips to fill
defect and support
depressed area
• Alternatively could use any
osteoconductive substitute
with similar compressive
strength