Anda di halaman 1dari 44

TEMPLATE OSCE STATION

1. Nomor station 11
2. Judul stasion Anamnesis dan penegakan diagnosis Tinea cruris
3. Waktu yang dibutuhkan 15 menit
4. Tujuan station Menilai kemampuan anamnesis, interpretasi data penunjang diagnosis, dan menentukan diagnosis kasus
tinea curis pada pasien simulasi dan model

5. Kompetensi
(tebalkan beberapa atau semua kompetensi yang dinilai) 1. Kemampuan anamnesis
2. Kemampuan pemeriksaan fisik
3. Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding atau
diagnosis
4. Penegakan diagnosis/diagnosis banding
5. Tatalaksana
a. Farmakoterapi
b. Non farmaklterapi
1. Komunikasi dan edukasi pasien
2. Perilaku profesional
6. Kategori 1. CVS
(tebalkan kategori yang dinilai) 2. Respiratory system
3. Neuro-behaviour
4. Gastrointestinal system
5. Reproductive system
6. Musculosceletal system
7. Endocrine & Metabolic
8. Hematology/Oncology
9. Gnitourinary system
10. Head & Neck
11. Special Sensory
12. Phsyciatry
8. Instruksi untuk kandidat Skenario klinik:
Bagian ini mencantumkan skenario klinik station serta Seorang laki-laki/perempuan usia 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan utama gatal-gatal di
tugas yang harus dilakukan kandidat secara jelas. selangkangan.
Skenario klinik menggambarkan kasus yang dihadapi Tugas :
dengan mencantumkan umur pasien, lokasi kejadian, Lakukan anamnesis pada pasien ini, interpretasikan data penunjang yang ada, dan tentukan diagnosis.
permasalahan yang dihadapi serta tugas yang harus
dilakukan secara jelas. Jika ada tugas yang tidak perlu
dilakukan maka harus dicantumkan juga
Skenario klinik:
Seorang laki-laki/perempuan usia 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan utama gatal-gatal di
selangkangan.
Tugas :
Lakukan anamnesis pada pasien ini, interpretasikan data penunjang yang ada, dan tentukan diagnosis.
Instruksi :
•Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta berdasarkan lembar penilaian
•Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi ataupun bertanya kepada peserta selain yang ditentukan
•Penguji mengingatkan peserta jika waktu yang tersisa 2 menit
Penguji menunjukkan foto Ujud Kelainan Kulit pada penderita dan foto hasil pemeriksaan penunjang
(kerokan kulit dengan KOH 10%) setelah peserta melakukan anamesis lengkap
• Nama : Nama SP sendiri
• Rentang usia : 25-40 tahun
• Jenis kelamin : Sesuai SP sendiri
• Pekerjaan : Dagang di pasar tradisional
• Status pernikahan : Sesuai SP sendiri
• Pendidikan terakhir : Sesuai SP sendiri
Riwayat penyakit sekarang (History of present illness) :
•Keluhan utama : Gatal-gatal di selangkangan
•Lokasi : Selangkangan kiri dan kanan
•Sejak kapan : Sejak 2 bulan yang lalu
•Perjalanan penyakit : Awalnya muncul bercak merah kecil disertai gatal diselangkangan kana, semakin
lama semakin melebar dan muncul gatal serupa diselangkangan kiri. Kadang-kadang digaruk hingga lecet dan
terasa sedikit perih.
•Keluhan lain terkait keluhan utama : Tidak ada
•Hal-hal yang memperburuk keluhan : Terasa tambah gatal jika berkeringat
•Hal-hal yang mengurangi keluhan : Jika suasana dingin atau sehabis mandi
•Riwayat pengobatan sekarang : Jika gatal sering minum CTM, rasa gatal sedikit berkurang tetapi
segera muncul kembali
Riwayat penyakit dahulu (Past Medical History) :
•Penyakit kronis : Tidak ada
•Penyakit serupa : belum pernah
•Riwayat alergi pasien : Tidak ada
•Riwayat penyakit keluarga (Family history): Tidak ada sakit serupa
Riwayat kebiasaan /sosial (Social history) :
•Olah raga : sesuai SP sendiri
•Merokok : sesuai SP sendiri
•Diet : sesuai SP sendiri
•Hubungan suami-istri : sesuai SP sendiri
•Hubungan dengan tetangga dan teman : sesuai SP sendiri
•Pasien mandi 1x sehari, berganti pakaian dalam sekali sehari, bekerja dilingkungan yang panas dan sering berkeringat
Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja:
•Pasien tinggal di daerah pemukiman RSS yang cukup padat, dan hampir tidak ada jarak antar rumah. Hanya terdapat satu jendela di depan dan satu di
belakang. Satu rumah kecil dihuni oleh 6 orang. Memiliki sumber air bersih KM/WC sendiri.
•Pasien bekerja sebagai pedagang disebuah pasar tradisional, menempati lapak di dalam yang kondisinya panas dan lembap.
Check List Form Penilaian OSCE (kasus TINEA KRURIS) Rating scale

Kompetensi 0 1 2 3

Anamnesis Kandidat tidak menanyakan keluhan Kandidat menanyakan keluhan utama Kandidat menanyakan keluhan utama Kandidat menanyakan keluhan utama
utama dan lokasi keluhan dan lokasi keluhan serta 2-4 dari poin dan lokasi keluhan serta pertanyaan
di bawah ini: berikut secara lengkap:
 riwayat penyakit sekarang  riwayat penyakit sekarang
 riwayat pengobatan  riwayat pengobatan
 riwayat penyakit dahulu  riwayat penyakit dahulu
 riwayat keluarga  riwayat keluarga
 riwayat kebiasaan pribadi dan  riwayat kebiasaan pribadi dan
kondisi lingkungan tempat kondisi lingkungan tempat
tinggal dan tempat kerja tinggal dan tempat kerja

Pemeriksaan Fisik
Melakukan tes/prosedur klinik
atau interpretasi data untuk
menunjang diagnosis banding/
diagnosis

Menentukan diagnosis dan Kandidat tidak dapat menentukan Kandidat dapat menyebutkan salah Kandidat dapat menyebutkan Kandidat dapat menyebutkan
diagnosis banding diagnosis dengan benar satu diagnosis banding kasus selain diagnosis banding kasus tinea kruris, diagnosis banding kasus dengan
tinea kruris ditambah salah satu diagnosis benar: tinea kruris, kandidiasis
banding lain intertrigo, eritrasma
Tatalaksana

a. Farmakologik
a. Non farmakologik (Tindakan)
Komunikasi dan atau edukasi pasien Kandidat mengucapkan salam Kandidat mengucap salam dan Kandidat mengucap salam, Kandidat mengucap salam,
pada pasien menanyakan identitas pasien menanyakan identitas pasien: menanyakan identitas pasien
dan salah satu di bawah ini: dan di bawah ini secara
 menggunakan bahasa lengkap:
yang bisa dimengerti  menggunakan bahasa
 menanggapi setiap yang bisa dimengerti
pertanyaan/pernyataan  menanggapi setiap
pasien baik verbal pertanyaan/pernyataan
maupun non verbal pasien baik verbal
 memberikan kesempatan maupun non verbal
bertanya kepada pasien  memberikan kesempatan
 membina hubungan baik bertanya kepada pasien
dengan pasien (dan atau  membina hubungan baik
memberikan penyuluhan dengan pasien
yang isinya sesuai (dan atau memberikan
dengan masalah pasien penyuluhan yang isinya sesuai
dan dengan cara yang dengan masalah pasien dan
tepat) dengan cara yang tepat)
Perilaku profesional Kandidat tidak meminta persetujuan Kandidat meminta persetujuan Kandidat meminta persetujuan Kandidat meminta persetujuan
pasien untuk melakukan pasien untuk melakukan pasien untuk melakukan pasien untuk melakukan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan, dan salah satu di pemeriksaan, dan melakuan di
bawah ini: bawah ini secara lengkap:
 melakukan setiap tindakan  melakukan setiap tindakan
dengan berhati-hati dan teliti dengan berhati-hati dan teliti
sehingga tidak membahayakan sehingga tidak membahayakan
pasien pasien
 memperhatikan kenyamanan  memperhatikan kenyamanan
pasien pasien
 melakukan tindakan sesuai  melakukan tindakan sesuai
prioritas prioritas
 menunjukan rasa hormat  menunjukan rasa hormat
kepada pasien kepada pasien
Pemeriksaan KOH
• Sebagai penunjang diagnosis infeksi jamur (dermatofita & non-dermatofita)
• Lokasi pengambilan bahan (skuama) pada BAGIAN LESI YANG AKTIF
Cara Pemeriksaan Jamur dengan KOH
Pengambilan sampel
Alat alat yang dibutuhkan :
- Skalpel
- Pinset
- Alkohol 70%
- Kapas
- Kertas/wadah yang bersih

Cara pengambilan sampel


- Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alkohol 70% untuk menghilangkan lemak, debu dan kotoran lainnya.
- Keroklah bagian yang aktif dengan skalpel dengan arah dari atas kebawah (cara memegang skalpel harus miring
membentuk sudut 45 derajat ke atas).
- Letakkan hasil kerokan kulit pada kertas atau wadah
Pembuatan sediaan
Alat alat yang dibutuhkan :
-Kaca objek
-Kaca penutup
-Lampu spiritus
-Pinset
-Reagen yaitu Larutan KOH 10% untuk kulit dan kuku, Larutan KOH 20% untuk rambut

Cara pembuatan sediaan


-Teteskan 1-2 tetes larutan KOH 10% pada kaca objek.
-Letakkan bahan yang akan diperiksa pada tetesan tersebut dengan menggunakan pinset yang
sebelumnya dibasahi dahulu dengan larutan KOH tersebut. Kemudian tutup dengan kaca penutup.
-Biarkan ±15 menit atau dihangatkan diatas nyala api selama beberapa detik untuk mempercepat
proses lisis
Pemeriksaan
Alat yang digunakan : Mikroskop

Cara Pemeriksaan
-Periksa sediaan dibawah mikroskop. Mula-mula dengan perbesaran objektif 10 X kemudian dengan
pembesaran 40 X untuk mencari adanya hifa dan atau spora, akan tampak gambaran gambaran hifa sebagai
dua garis sejajar terbagi oleh sekat dan bercabang maupun spora berderet (artrospora) pada Tinea
(Dermatofitosis)
Pemeriksaan KOH

• Pemberian KOH 10-30% untuk merusak keratin  elemen jamur mudah dicari
• Negatif palsu :
▫ Pengambilan bahan kurang adekuat,
▫ Hidrolisis KOH kurang adekuat
▫ Kesulitan identifikasi karena tertutup skuama
• Positif palsu :
▫ Serat lain (misal kapas)
▫ Rambut
Hasil Pemeriksaan KOH

Hypha dermatophytes Hypha & budding spores Candida


(pseudohyphae)

Hypha & spora T. Versicolor


(spaghetti & meatball apparance)
Pemeriksaan Lampu Wood

• Ultraviolet, black light


• Sebagai penunjang diagnosis beberapa penyakit kulit :
▫ Tinea capitis
▫ Pitiriasis versicolor
▫ Melasma
▫ Vitiligo
▫ Eritrasma
Pemeriksaan Lampu Wood Hasil Pemeriksaan Lampu Wood
• Prosedur pemeriksaan :
▫ Dilakukan diruang gelap
▫ Daerah lesi disinari dengan lampu wood
▫ Evaluasi/nilai fluoresensi yang terjadi Tinea kapitis Pitiriasis versikolor
(kuning kehijauan) (kuning keemasan)

Melasma
Vitiligo Erythrasma
Pemeriksaan Ektoparasit
• Merupakan test konfirmasi pada penyakit yang disebabkan ektoparasit/mite :

– Scabies;

– Pediculosis.

• Bahan pemeriksaan :

– Kerokan jaringan pada lesi yang karakteristik;

– Ektoparasit atau produknya (telur) yang teridentifikasi secara langsung.

• Lokasi pengambilan sediaan skabies

Terowongan (burrow) Papul eritem


• Prosedur pemeriksaan scrapping Skabies : • Prosedur pemeriksaan Pedikulosis :

1. Tentukan lesi yang patognomonis 1. Identifikasi ektoparasit atau telur :

2. Teteskan minyak emersi pada lesi • Untuk ektoparasit, ambil dengan pinset

3. Scrapping hingga muncul bintik perdarahan • Untuk telur, potong/cabut rambut

4. Letakkan/hapus spesimen pada gelas obyek 2. Letakkan spesimen pada gelas obyek yan telah

5. Tutup dengan cover glass ditetesi minyak emersi

6. Periksa dibawah mikroskop 3. Tutup dengan cover glass

4. Periksa dibawah mikroskop


PEMERIKSAAN LABORATORIUM SARCOPTES SCABIEI

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk konfirmasi diagnosis S. skabiei dapat ditemukan di dalam terowongan yang dibuat oleh
tungau tersebut, kemudian diidentifikasi. Langkah-langkah yang perludilakukan adalah sebagai berikut :

-Mengeluarkan S. scabiei dengan ujung jarum atau skalpel dari bagian terminal terowongan dan memeriksanya dibawah mikroskop
setelah lebih dulu dimasukan dalam tetesan KOH 10% yang ditempatkan diatas kaca objek (BINTARI et al., 1979; HERMS, 1961;
FAUST dan RUSSEL, 1977)

- Membuat kerokan kulit di daerah sekitar papula, kemudian dibuat sediaan di atas kaca objek dengan kaca tutup, selanjutnya
diperiksa dibawah mikroskop
(ISKANDAR, 1982; ISKANDAR et al., 1984)

- Membuat tes tinta terowongan dengan cara menggosok papula yang terdapat pada kulit menggunakan ujung pena yang mengandung
tinta. Setelah papula tertutup oleh tinta dan didiamkan selama 20 - 30 menit, tinta kemudian diusap/dihapus dengan kapas yang
dibasahi alkohol. Tes ini dinyatakanpositif bila tinta masuk ke dalam terowongan dan membentuk gambaran khas berupa garis-garis
zig zag
Hasil Pemeriksaan Ektoparasit

Sarcoptes scabiei Telur & feces (skibala)


• Lokasi pengambilan sediaan
pedikulosis

Kutu dewasa (mite) Telur (nits)


Hasil Pemeriksaan Ektoparasit

Pediculosis Phtirus Pubis Telur (nits)


Pemeriksaan Fisik pada MH
• Merupakan pemeriksaan yang penting pada penegakan diagnosis MH

• Test konfirmasi dari TANDA KARDINAL MH :

▫ Gangguan sensibilitas pada lesi (patch hipopigmentasi/eritematosa)

▫ Gangguan fungsi saraf perifer (sensoris dan motoris.

• Prosedur pemeriksaan :
A. Pengamatan klinis :

1. Lakukan inspeksi secara sistematis

2. Perhatikan kecacatan :

• Tangan & kaki atropi

• Jari kiting

• Pemendekan jari

• Ulkus

3. Perhatikan bercak/makula, nodul, kulit kering/keriput, penebalan kulit


Pemeriksaan Sensibilitas Lesi
• Merupakan pemeriksaan konfirmasi gangguan sensoris pada lesi yang dicurigai

• Prinsip :
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan

2. Tunjukkan/demonstrasikan prosedur pemeriksaan pada pasien

3. Jelaskan apa yang harus dilakukan oleh pasien

4. Lakukan prosedur dalam keadaan mata pasien terpejam

5. Prosedur dilakukan pada lesi DAN kulit normal secara bergantian.


C. Pemeriksaan Sensibilitas
Nyeri:

Menggunakan tabung reaksi berisi air : Menggunakan jarum pentul :


Air panas (40°C)  Sisi tajam
Air dingin (20°C)  Sisi tumpul
A. N. Auricularis Magnus:
D. Pemeriksaan Sensibilitas Raba:

Menggunakan kapas pilin


Nervus aurikularis magnus
Kepala menoleh ke arah yang berlawanan, maka teraba syaraf menyilang
muskulus sternokleidomastoideus bagian 1/3 atas dan tengah

CATATAN :
Bandingkan kiri dan kanan dalam hal size, shape, texture, tenderness
Pemeriksaan Pembesaran Saraf Perifer
• Dilakukan pada :
n. auricularis magnus, n. ulnaris, n. peroneus communis, n. tibialis posterior

• Prinsip :
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan

2. Lakukan prosedur dalam keadaan mata pasien terpejam

3. Prosedur dilakukan pada kedua sisi (kanan dan kiri)

4. Evaluasi : pembesaran DAN nyeri


PEMERIKSAAN SYARAF TEPI
Nervus Ulnaris
Posisi tangan dalam keadaan pronasi ringan, sendi siku fleksi, jabat tangan penderita, lalu dengan menggunakan
tangan yang satunya, rabalah sekitar siku bagian belakang dari arah luar lengan ke arah dalam. Saraf ulnaris dapat
teraba antara dua ujung tulang. Sentuhlah dengan ujung jari. Jangan menekan terlalu kuat karena dapat menyakiti
orang yang diperiksa.
Nervus Peroneus Communis
Untuk meraba saraf peroneus di tungkai, mintalah pasien duduk dikursi
dan Anda berlutut di hadapannya. Dengan tangan kiri anda, rabalah
saraf dari arah luar tungkai kanan sedikit di belakang lutut dan lekukan
di sekitar kepala tulang fibula.

Anda juga dapat meraba saraf langsung di belakang lutut. Gunakan


tangan kanan untuk meraba saraf peroneus sebelah kiri.

Saraf peroneus yang membesar akan teraba jelas lebih besar


dibandingkan saraf tungkai sebelahnya.
D. N. Tibialis Posterior
Nervus Tibialis Posterior
Raba maleolus medialis kaki, raba bagian posterior, dan urutkan
ke bawah ke arah tumit

CATATAN :
Bandingkan kiri dan kanan dalam hal size, shape, texture, tenderness
Pemeriksaan Fungsi Saraf Tepi
• Dilakukan untuk konfirmasi gangguan fungsi sensoris dan motoris pada :

n. facialis, n. ulnaris, n. medianus, n. radialis, n. peroneus communis, n. tibialis posterior

• Prinsip :

1. Jelaskan tujuan pemeriksaan

2. Lakukan prosedur dalam keadaan mata pasien terpejam (untuk pemeriksaan sensoris)

3. Prosedur dilakukan pada kedua sisi (kanan dan kiri)

4. Evaluasi :

1. Fungsi sensoris (normal, anestesi, hipoestesi)

2. Fungsi motoris (lumpuh, lemah, sedang, kuat)


Pemeriksaan Ziehl-Neelsen
• Merupakan test konfirmasi pada penyakit yang disebabkan bakteri tahan
asam :
▫ Mycobacterium leprae.
• Bahan pemeriksaan :
▫ Kerokan jaringan pada lesi yang karakteristik.
▫ Kerokan jaringan pada daerah predileksi kuman, yaitu cuping telinga dan
mukosa hidung.
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS
- Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan pewarnaan
Ziehl Nielsen
- Sediaan diambil dari kedua cuping telinga dan lesi kulit
- Bagian yang diambil terlebih dahulu dilakukan tindakan
asepsis
- Bagian tersebut dijepit di antara jari kedua dengan ibu jari
tangan sehingga tampak jaringan kulit menjadi pucat agar
kemungkinan perdarahan sedikit
- Dengan skalpel steril dibuat sayatan ½ cm panjang sampai
mencapai dermis kemudian skalpel diputar 90 derajat sambil
mengerok sisi dan dasar sampai didapat bubur jaringan
- Bahan tersebut dibuat sediaan apus
Hasil Pemeriksaan Ziehl-Neelsen

Bakteri M.leprae solid Bakteri M.leprae globus


Indeks Bakterial
• Penghitungan jumlah BTA dalam lapang pandang secara
keseluruhan, tanpa melihat basil hidup (solid) atau mati
(fragmented/granular) :

 6+ = >1000 basil rata-rata/lp


 5+ = 100-1000 basil rata-rata/lp
 4+ = 10-100 basil rata-rata/lp
 3+ = 1-10 basil rata-rata/lp
 2+ = 1-10 basil rata-rata/10 lp
 1+ = 1-10 basil rata-rata/100 lp
Indeks Morfologi
• Penghitungan jumlah BTA yang masih hidup (solid)

• Berguna untuk evaluasi pengobatan

• Dinyatakan dalam bentuk prosentase (%)

Jumlah basil solid


x 100%
Jumlah basil solid + non solid
Pemeriksaan Gram
• Sebagai penunjang diagnosis infeksi bakteri
• Tujuan : untuk mengidentifikasi bakteri gram negatif & gram positif
• Bahan :
▫ Discharge : pustula, duh tubuh
▫ Cairan : vesikel, bula

• Prosedur pengambilan sediaan :


▫ Desinfeksi
▫ Pengambilan spesimen : aspirasi steril, swab

Dioleskan searah
Pemeriksaan Gram
• Prosedur pewarnaan :
PEWARNAAN GRAM

Teknik pengecatan Gram dikembangkan oleh Hans Christian Gram (dokter berkebangsaan Denmark, 1884). Pengecatan Gram
merupakan salah satu langkah awal mengidentifikasi sel bakteri yang memisahkan bakteri menjadi 2 kelompok yaitu bakteri Gram
positif (berwarna ungu/biru) dan bakteri Gram negatif (berwarna merah)
Perbedaan 2 kelompok bakteri ini didasarkan pada kemampuan sel menahan (mengikat) warna ungu dari kristal violet selama proses
dekolorisasi oleh alkohol. Bakteri gram positif tidak mengalami dekolorisasi karena tetap mengikat warna ungu kristal violet dan pada
tahap akhir pengecatan tidak terwarnai safranin. Bakteri gram negatif mengalami dekolorisasi oleh alkohol dan pada tahap akhir
pengecatan terwarnai menjadi merah oleh safranin.
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol,
sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa
peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol
sehingga dinding sel tetap menahan warna biru.
Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan
tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek.
Alat dan bahan :
- biakan bakteri
- larutan kristal violet
- larutan iodin
- larutan alkohol
(etil alkohol 95%)
- kaca objek dan kaca penutup
- mikroskop
- jarum ose
- bunsen
(lampu spiritus)
- aquadesh
Langkah Kerja :
1. Kaca objek dibersihkan dengan alkohol dan dilewatkan beberapa kali pada nyala api bunsen
2. Membuat olesan tipis bakteri dengan mengambil isolat bakteri dengan jarum ose secara aseptis dan diberi 1-
2 tetes aquadesh. Kering anginkan dan melewatkannya pada nyala api bunsen (lampu sriritus)
3. Olesan tersebut dibubuhi kristal violet (Gram A = cat utama), dibiarkan selama 30 detik, kemudian dicuci
pada air mengalir hingga tetesan menjadi bening, dianginkan hingga kering
4. Dibubuhi dengan larutan iodin (Gram B = larutan mordan), dibiarkan selama 30 detik, kemudian dicuci
pada air mengalir hingga tetesan menjadi bening, dianginkan hingga kering
5. Melakukan dekolorisasi dengan dibubuhi etil alkohol 95% selama 10-20 detik, segera aliri dengan air
selama beberapa detik untuk menghentikan aktivitas dekolorisasi, dianginkan hingga kering
6. Olesan bakteri ditetesi dengan safranin selama 20-30 detik, dicuci dengan air mengalir selama beberapa
detik untuk menghabiskan sisa-sisa cat. Selanjutnya air dihisap dengan kertas penghisap dan kering anginkan
7. Melakukan pengamatan dengan mikroskop
Hasil Pemeriksaan Gram
Bakteri gram negatif

Bakteri gram negatif Bakteri gram positif

Clue cell
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai