Hordeolum
Hordeolum
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
HORDEOLUM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2012
DEFINISl
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar
kelopak mata. Hordeolum biasanya merupakan infeksi
staphylococcus pada kelenjar sabasea kelopak mata.
EPIDEMIOLOGI
Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa
hordeolum merupakan jenis penyakit infeksi kelopak
mata yang paling sering ditemukan pada praktek
kedokteran. Insidensitidak bergantung pada ras dan
jenis kelamin. Dapat mengenai semua usia, tapi lebih
sering padaorang dewasa, kemungkinan karena
kombinasi dari beberapa faktor seperti tingginya level
androgen.
ETIOLOGI
Biasanya disebabkan oleh kuman Stafilokokus
(Staphylococcus aureus adalah penyebab pada 90 – 95%
kasus). Biasanya dapat dicetuskan oleh stress, nutrisi
yang buruk, penggunaan pisau cukur yang sama untuk
mencukur rambut disekitar mata dan kumisatau tempat
lain. Infeksi ini mudah menyebar, sehingga diperlukan
pencegahan terutama mengenai kebersihan individual.
Yaitu dengan tidak menyentuh mata yang terinfeksi,
pemakaiankosmetik bersama-sama, pemakaian handuk
dan washcloth bersama-sama.
GEJALA KLINIS
Gejala :
Pembengkakan
Rasa nyeri pada kelopak mata
Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada
kelopak mata
Riwayat penyakit yang sama
Tanda :
Eritema
Edema
Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
Seperti gambaran abses kecil
PATOFISIOLOGI
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi
dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum
timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak
di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini
memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya.
Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi
blefaritis.
PATOGENESIS
Patogenesis terjadinya hordeolum eksterna diawali
dengan pembentukan nanah dalam lumen kelenjar oleh
infeksi Staphylococcus aureus. Biasanya mengenai
kelenjar Zeis dan Moll.Selanjutnya terjadi pengecilan
lumen dan statis hasil sekresi kelenjar. Statis ini
akanmencetuskan infeksi sekunder oleh
Staphylococcus aureus
. Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar.
Secara histologis akan tampak gambaran abses, dengan
ditemukannya PMN dan debris nekrotik. Hordeolum
interna terjadi akibat adanya infeksi sekunder kelenjar
Meibom dilempeng tarsal.
PENATALAKSANAAN
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-
limited) dalam 1-2 minggu. Namun tak jarang memerlukan
pengobatan secara khusus, obat topikal (salep atau tetes
mata antibiotik) maupun kombinasi dengan obat antibiotika
oral (diminum).
Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut:
Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.
Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya:
Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol,
Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal
digunakan selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter,
terutama pada fase peradangan.
Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin,
Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin. Antibiotik oral
digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan
dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama 7-10
hari.
Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya
atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil
pemeriksaan.
Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan
berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-
masing jenis antibiotika dan berat ringannya
hordeolum.
Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat
diberikan untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya:
asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan
sejenisnya.
Pada nanah dan kantong nanah tidak dapat keluar
dilakukan insisi. Pada insisi hordeolum terlebih dahulu
diberikan anestesia topikal dengan pentokain tetes
mata. Dilakukan anestesi infiltrasi dengan prokain atau
lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang
bila :
Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah
fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra.
Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan
margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau
kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam
kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.
KOMPLIKASI