Anda di halaman 1dari 8

BUKTI AUDIT

FITRI RAMADHANI L TOBING (1610531036)


ALMADANI ADELIA (1610531038)
ARBY SAADLI VITMA (1610531040)
BUKTI AUDIT
Bahan bukti adalah segala informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah laporan
keuangan yang diaudit telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
4 keputusan bukti audit yang dibutuhkan untuk membuat program
audit

1. Prosedur audit apakah yang akan digunakan


Prosedur audit : rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang
diperoleh pada saat berlangsungnya proses audit
2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu
Ukuran sampel bagi setiap prosedur berbeda antara satu penugasan dengan
penugasan audit lainnya
3. Item manakah yang akan dipilih dari populasi
Berdasarkan ukuran sampel, ditentukan item dari populasi yang akan diuji
4. Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan
Umumnya proses audit dilaksanakan setelah beberapa minggu atau beberapa
bulan setelah berakhirnya suatu periode waktu dan dipengaruhi oleh kapan
audit tersebut harus diselesaikan agar sesuai dengan kebutuhan klien.
Persuasivitas Bukti Audit
1. KOMPETENSI
Tingkat kompetensi mencerminkan sejauh mana bukti audit dapat dipercaya. Jika suatu bukti audit
dianggap sangat kompeten maka bukti audit tersebut akan sangat membantu auditor dalam menyusun
temuan audit dan memberikan opini audit.. Kompetensi bukti audit sering digunakan bergantian dengan
keandalan bukti audit (reliability of evidence)
 Relevansi
Bukti Audit harus selaras atau relevan dengan tujuan audit yang akan diuji sebelum bukti tersebut dapat
dipercaya dan hanya dipertimbangkan dalam tujuan audit spesifik
 Independensi penyedia bukti
Bukti audit yang diperoleh dari sumber diluar entitas lebih dipercaya daripada yang diperoleh dari dalam
entitas
 Efektivitas pengendalian intern klien
Jika pengendalian intern klien berjalan efektif, maka bukti audit yang diperoleh akan lebih dapat
dipercaya daripada pengendalian intern yang lemah
 Pemahaman langsung auditor
Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian fisik, observasi, penghitungan dan
inspeksi akan lebih kompeten daripada informasi yang diperoleh secara tidak langsung
 Berbagai kualifikasi individu yang menyediakan informasi
Bukti audit tidak akan dapat dipercaya, kecuali jika individu yang menyediakan informasi tersebut
memiliki kualifikasi untuk melakukan hal itu
 Tingkat obyektivitas
Bukti yang obyektif akan lebih dipercaya daripada bukti yang membutuhkan pertimbangan tertentu untuk
menentukan apakah bukti tersebut memang benar
 Ketepatan waktu
Ketepatan waktu atas bukti audit dapat merujuk pada kapan bukti itu dikumpulkan atau kapan periode
waktu yang tercover oleh proses audit itu.

2. KECUKUPAN
 Ditentukan oleh kuantitas bukti yang diperoleh
 Diukur dengan ukuran sampel yang dipilih oleh auditor
 Faktor yang mempengaruhi kecukupan ukuran sampel : Ekspektasi auditor atas kemungkinan salah
saji & Efektivitas sari pengendalian intern klien

3. EFEK GABUNGAN
Terdapat hubungan langsung antara keempat bukti audit dan dua kualitas yang menentukan persuasivitas bukti
audit

4. PERSUASIVITAS DAN BIAYA


Dipertimbangkan untuk membuat berbagai keputusan tentang bukti audit
1. Pengujian fisik (physical examination)
Jenis Bukti
yaitu inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva yang berwujud (tangible asset). Pengujian fisik, yang secara langsung
berarti verifikasi atas aktiva yang benar-benar ada (tujuan keberadaan), dianggap sebagai salah satu jenis bukti audit yang paling terpercaya dan
berguna.
2. Konfirmasi (confirmation)
Penerimaan tanggapan tertulis maupun lisan dari pihak ketiga yang independen yang memverifikasi keakuratan informasi sebagaimana yang
diminta oleh auditor.
3. Dokumentasi (documentation)
Pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk mendukung informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan
keuangan.
4. Prosedur analitis (analytical procedures)
Menggunakan berbagai perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lainnya nampak wajar.
5. Wawancara kepada klien (inquiries of the client)
Upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh
auditor.
6. Hitung uji (reperformance)
Melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode
audit pada sejumlah sampel yang diambil auditor.
7. Observasi (observation)
Penggunaan panca indera untuk menilai aktivitas tertentu. Bukti audit ini jarang dipenuhi, karena terdapat suatu resiko bahwa para karyawan klien
yang terlibat dalam aktivitas itu telah menyadari kehadiran sang auditor.
Dokumentasi Audit
Catatan yang disimpan oleh auditor dari prosedur yang diterapkan, ujian yang dilakukan, informasi yang
diperoleh dan kesimpulan yang berhubungan.
 Tujuan dokumentasi audit : Membantu auditor menyediakan jaminan wajar bahwa audit yang memadai
telah dilakukan sesuai dengn standar audit yang umum diterima
 Kepemilikan arsip audit : Disiapkan selama waktu pekerjaan, termasuk jadwal yang disiapkan oleh klien
untuk auditor, dimiliki oleh auditor
 Karakteristik Dokumentasi Audit :
1. Setiap arsip audit harus diidentifikasi dengan benar.
2. Dokumentasi audit harus diberi indeks dan direferensi-silang untuk membantu dalam mengatur dan
mengarsip
3. Dokumentasi audit lengkap harus dengan jelas menunjukkan pekerjaan audit yang dilakukan.
4. Dokumentasi audit harus meliputi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan ia dirancang
5. Kesimpulan yang dicapai tentang bagian dari audit yang dipertimbangkan harus dunyatakan dengan tegas
Dampak E-Commerce terhadap Bukti Audit &
Dokumentasi Audit

 Auditor harus mengevaluasi bagaimana info elektronik mempengaruhi


kemampuan mereka dalam mengumpulkan bukti
 Auditor menggunakan komputer untuk membaca dan menguji buktiyang ada
 Mengunakan software berbasis windows

Anda mungkin juga menyukai