(M20142002083)
• Malini Munusamy
(M20142002085)
• Yogananthini Ramachandran
(M20142002084)
• Vigeneswary Kanniah
(20142002089)
Menurut Sudjana dalam Bukunya Pendidikan Non-Formal Wawasan
Sejarah Perkembangan Falsafah Teori Pendukung Asas (2005),
menyatakan bahawa, andragogi berasal dari bahasa Yunani "andra
dan agogos”. Andra bererti orang dewasa dan Agogos bererti
memimpin atau membimbing. Maka andragogi dapat diertikan
sebagai ilmu tentang cara membimbing orang dewasa dalam proses
belajar atau sering diertikan sebagai seni dan ilmu yang membantu
orang dewasa untuk belajar (the art and science of helping adult
learn). Pokok pemikiran utamanya ialah penghargaan terhadap
manusia untuk belajar dimana semua berupaya untuk meningkatkan
harga diri mereka yang belajar.
Fungsi guru dalam hal ini hanya sebagai fasilitator, bukan
menggurui, sehingga relasi antara guru dan peserta didik
(peserta belajar) lebih bersifat multicomunication yang
bersifat hubungan sejajar. (Knowles, 1970). Oleh karena itu
andragogi adalah suatu bentuk pembelajaran yang mampu
melahirkan sasaran pembelajaran (lulusan) yang dapat
mengarahkan dirinya sendiri dan mampu menjadi guru bagi
dirinya sendiri.
Tuntutan bagi orang dewasa untuk tetap belajar mengingat waktu
untuk hidup seseorang berbanding terbalik dengan perubahan
yang terjadi pada perubahan dalam budaya (cultural change). Bila
pada jaman Romawi satu babak perubahan bisa dicapai oleh dua
generasi sedangkan pada abad dua puluh usia seseorang bisa
mengalami beberapa perubahan sosial. Adanya penemuan
teknologi informasi dan komunikasi mendorong manusia untuk
menyampaikan temuan demikian cepat dan karenanya dibutuhkan
kecepatan manusia untuk belajar mengimbangi perubahan itu.
• (a) pendidikan orang dewasa dilakukan dalam upaya
melakukan 7 pengembangan diri (personal
development),
• (b) peningkatan produktivitas
• (c) pengembangan masyarakat yang dinamis
• (d) pemeliharaan keteraturan sosial.
ASUMSI ORANG DEWASA DALAM BELAJAR