Pelatihan GCP PERAN DAN TANGGUNGJAWAB KOMISI ETIK PENELITIAN
Kursus GCP Solo
3 – 5 September 2015 Institutional Review Boards (IRB) • Responsibilities • Constitution – Review informed – At least five members consent document – Varied backgrounds – Assess risks and – Scientists benefits of proposed – Non-scientists research – Community members – Review subject selection
Ben Shahn - 1965
3.1 Tanggungjawab
3.1.1 Komisi Etik Penelitian (KEP) wajib
melindungi hak, keamanan, dan kesejahtaraan subyek penelitian. Perhatian khusus harus diberikan kepada subyek penelitian yang rentan. 3.1.2 Dokumen ini harus didapat oleh Komisi Etik Penelitian (KEP): 1. protokol penelitian, amandemen penelitian; 2. lembar informed consent; 3. prosedur mendapatkan subyek; 4. penjaminan keselamatan subyek 5. Investigional Brochure (IB); 6. pembayaran kepada subyek, bila ada; 7. CV terbaru peneliti; dan dokumen lain yang perlu. KEP harus melakukan telaah protokol uji klinik dalam waktu yang wajar dan mencatat pendapatnya secara tertib, serta secara jelas mengidentifikasi penelitian yang dimaksud, dokumen yang ditelaah, dan tanggal tentang: - persetujuan KEP; - perubahan yang diminta oleh KEP; - pendapat yang negatif (tidak setuju); - penghentian uji klinik yang telah disetujui. 3.1.3 KEP harus mempertimbangkan kualifikasi peneliti untuk penelitian yang diusulkan, berdasarkan dokumen seperti CV terakhir dan dokuman lain yang dipersyaratkan oleh KEP.
3.1.4 KEP harus secara berkelanjutan melakukan
pengawasan uji klinik yang sedang berjalan pada interval yang disesuaikan dengan besarnya risiko uji klinik terhadap subyek penelitian, sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. 3.1.5 KEP dapat meminta informasi tambahan dari yang disebutkan dalam paragraf 4.8.10 untuk diberikan kepada subyek penelitian, bila menurut penilaian KEP informasi tersebut akan bermakna dalam upaya melindungi hak, keamanan, dan/atau kesejahteraan subyek. 3.1.6 Jika penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian non-terapetik yang memerlukan persetujuan wali subyek yang sah menurut hukum yang berlaku (lihat paragraf 4.8.12, 4,8,14), maka KEP harus menentukan bahwa protokol yang diusulkan dan/atau dokumen lainnya cukup menguraikan persyaratan etik dan sesuai dengan peraturan dan/atau persyaratan yang berlaku untuk penelitian tersebut. 3.1.7 Bila protokol menyebutkan persetujuan sebelumnya yang diharapkan diberikan oleh subyek atau wali subyek peserta uji klinik yang sah menurut hukum tidak bisa diperoleh (lihat paragraf 4.8.15) maka KEP harus menetapkan bahwa protokol yang diusulkan dan/atau dokumen lainnya memuat kepedulian etis dan memenuhi persyaratan peraturan yang bisa diterapkan untuk penelitian sejenis (mis. keadaan darurat). 3.1.8 KEP harus menelaah jumlah dan cara pembayaran kepada para subyek untuk meyakini tidak ada paksaan atau pemberian pengaruh yang tidak wajar terhadap para subyek penelitian. Pembayaran kepada tiap subyek harus setara dan tidak seluruhnya tergantung dari penyelesaian penelitian oleh masing-masing subyek. 3.1.9 KEP harus yakin bahwa informasi tentang pembayaran kepada subyek, termasuk cara, jumlah, dan jadwal pembayaran kepada subyek, tertulis dalam lembar informed consent dan dokumen lain yang diberikan kepada subyek. Cara pembayaran yang setara harus dirinci. 3.2. Komposisi, Fungsi, dan Tugas
3.2.1 KEP harus terdiri dari sejumlah anggota
yang wajar, yang secara bersama memiliki kemampuan dan pengalaman untuk melakukan telaah dan menilai segi ilmiah, aspek medis dan etis setiap protokol uji klinik. Dianjurkan KEP terdiri atas: - sekurangnya lima orang anggota; - sekurangnya seorang anggota non-ilmiah; - sekurangnya seorang anggota tidak berasal dari lembaga tempat uji klinik. Hanya anggota KEP yang tidak ada hubungan dengan peneliti dan sponsor dalam uji klinik yang sedang dibahas dapat memberikan suaranya/pendapatnya. Daftar anggota KEP dan kualifikasinya harus selalu tersedia. 3.2.2 KEP harus melakukan fungsinya sesuai dengan prosedur operasi tertulis, harus memelihara rekaman tertulis tentang aktivitasnya dan catatan rinci tentang pertemuannya, dan harus bertindak sesuai dengan GCP dan dengan persyaratan peraturan yang berlaku.
3.2.3 Sebuah KEP harus mengambil keputusannya
pada pertemuan yang diumumkan terlebih dulu, sekurangnya dihadiri korum yang ditetapkan dalam prosedur operasi KEP tersebut. 3.2.4 Hanya anggota yang hadir pada rapat KEP dan mengikuti diskusinya dapat memberikan suara/pendapatnya dan/atau anjurannya.
3.2.5 Peneliti dapat memberikan informasi tentang
setiap aspek penelitian, tetapi dilarang mengikuti pembahasan KEP atau pemungutan suara/opini KEP
3.2.6 Sebuah KEP dapat mengundang bukan-
anggota yang mempunyai ekspertise untuk membantu. 3.3 Prosedur
KEP harus menyusun, mencatat secara tertulis, dan
mengikuti prosedur, yang harus mencakup:
3.3.1 Menetapkan komposisi (nama dan kualifikasi
anggotanya) dan otoritas yang membentuknya.
3.3.2 Merencanakan, memberitahukan para
anggotanya tentang pertemuan, dan menyelenggarakannya. 3.3.3 Melakukan telaah penelitian tahap awal dan tahap selanjutnya.
3.3.4 Menetapkan frekuansi telaah selanjutnya,
sesuai dengan keperluan.
3.3.5 Menyediakan cara telaah yang dipercepat,
sesuai dengan persyaratan peraturan dan menyetujui atau memberikan pendapat KEP yang baik.
3.3.6 Menegaskan bahwa tidak ada subyek yang
dapat diterima dalam penelitian sebelun KEP memberikan persetujuan tertulisnya atau memberikan pendapatnya yang baik. 3.3.7 Menegaskan bahwa tidak ada penyimpangan atau perubahan protokol dapat mulai dilakukan tanpa sebelumnya mendapatkan persetujuan tertulis KEP atau pendapat KEP yang baik terhadap amandemen yang sesuai, kecuali bila diperlukan untuk secepatnya menghilangkan bahaya pada subyek atau bila perubahan yang dimintakan hanya mencakup logistik atau administratif (mis. perubahan monitor atau nomor telepon) ( lihat 4.5.2) 3.3.8 Menegaskan agar peneliti segera melaporkan kepada KEP: a) Deviasi atau perubahan protokol untuk menghindari bahaya langsung terhadap subyek penelitian (lihat 3.3.7, 4.5.2, 4.5.4). b) Perubahan yang menambah risiko terhadap subyek dan/atau mempengaruhi secara bermakna penyelenggaraan penelitian (lihat 4.10.2). c) Semua reaksi obat yang buruk (ADR) yang serius dan tidak diharapkan. d) Informasi baru yang dapat berpengaruh buruk terhadap keselamatan subyek atau penyelenggaraan penelitian. 3.4 Rekaman (dokumen)
KEP harus menyimpan semua catatan yang
relevan (mis. prosedur tertulis, minuta semua rapat, dan korespondensi) selama sekurang- kurangnya 3 tahun setelah selesainya penelitian dan siap menyediakan semua dokumen tersebut bila diminta oleh otorita pengatur.
KEP dapat diminta oleh peneliti, sponsor atau
otorita pengatur untuk memberikan prosedur tertulis dan daftar anggotanya. Ketentuan khusus untuk Komisi Etik di Indonesia (1) • Harus melakukan kaji ilmiah bila tidak ada Komisi Ilmiah tersendiri di institusi ybs. • KE harus beri keputusan dalam < 30 hari (tertulis) • Uji klinik multi-senter: cukup 1 ethical approval di tempat peneliti utama • KE (dan otoritas regulasi) berwenang menghentikan uji klinik tanpa ethical approval Ketentuan khusus untuk Komisi Etik di Indonesia (2)
• Boleh menarik biaya tapi tidak sampai
menghambat penelitian • Harus memperhatikan adanya pernyataan ganti rugi dalam informasi untuk calon subyek bila tidak ada asuransi • Perhatikan: penelitian oleh PPDS minimal memenuhi Deklarasi Helsinki Laporan perkembangan UK • Peneliti harus menyampaikan laporan kepada KE minimal sekali setahun • Setiap perubahan pelaksanaan penelitian harus dilaporkan kepada sponsor dan KE Uji klinik dengan risiko minimal
• Uji klinik dengan risiko minimal ialah penelitian
yang risikonya tidak lebih besar dari prosedur medis yang rutin dilakukan sehari-hari, misalnya pengambilan contoh darah dari ujung jari atau siku, pembuatan rekaman EKG, pengukuran tekanan darah, dll. • Untuk UK dengan risiko minimal, dan bila meminta informed consent terlalu sulit, maka KE dapat mempertimbangkan untuk menghapuskan kewajiban ini Pertimbangan risiko-manfaat
• Risiko ialah kemungkinan terjadinya
sesuatu yang merugikan/ membahayakan subyek • Manfaat (benefit) adalah sesuatu yang bernilai positif untuk kesehatan atau kesejahteraan subyek Vulnerable subjects • Vulnerable subjects ialah subyek uji klinik yang tidak dapat membuat keputusan yang sepenuhnya bebas pada waktu diminta kesediaannya berpartisipasi dalam suatu uji klinik • KE harus berhati-hati menilai risiko-manfaat semua penelitian yang melibatkan vulnerable subjects