Anda di halaman 1dari 58

“ Kebijakan Pengadaan Terkait Alat Kesehatan ”

Nurasumber : EDI USMAN


08116331960/WA/LIne, 085270894479, 0816332016
edi.usman1@yahoo.com
ediusman354@gmail.com
PIN BB: 5B7BC747 & 2A188A10

Medan, 15 Agustus 2016

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Medan (POLMED)
dengan
Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara
PERKENALAN
NAMA : H. EDI USMAN (Sikumbang-Sitompul)
TEMPAT/TGL. LAHIR : Bukittinggi/1 September 1960
Menikahtanggal : 24 Juni 1985
ALAMAT : Komp. Polmed Jl. Pintu Air IV No. 296/49 Kwala Bekala Medan20142
PENDIDIKAN : 1. SDN 1 Magek : 1967-1972
2. STN Magek(Bangunan) : 1972-1975
1. STMN Bukittinggi (Bangunan) : 1976-1979
2. FPTK IKIP Padang (Bangunan) : 1979-1983
3. PEDC Bandung (Tek. Sipil/MK) : 1983-1984
4. FT UNIVA Medan (Tek. Sipil/BG) : 1988-1993
5. PPS USU Medan (PWD) : 1993-1995
6. PPS UBH Padang (Tek. Sipil/MK) : 2009-2011
ISTRI : Hj. NELMI PILIANG (51 tahun)
ANAK-ANAK/Mantu : 1. dr. MONALISA FITRI PURNAMA (FK UNSYIAH, Angk. 2004)/
dr. SAN WINATA BADIRI Hutabarat (Menantu/Mhs PPDS Bedah FK UNSYIAH’14)
2. dr. ABDILLAH SYUKRI (FK UNSYIAH, Angk. 2006)
1. MUHAMMAD VALENDENDI, S.H., M.H. (PPS/S2-Hukum UMA, Angk. 2013)/
TRI AINI PUTRI, S.E. (Menantu)
Anak ke-2 dari 9 “S” : 1. H. SYAHRUDDIN St. Bagindo/Ayah (84 tahun)
2. Hj. JAONAN/Ibu (81 tahun)
Besan : 1. dr. H. ISTANUL BADIRI Hutabarat, M.S., Sp.PA (Mantan Dekan FK UNSYIAH)/
Hj. YULNETA DJOENED
2. Drs. YOHanan MS/RITAJuliana
Cucu : Sharliz AMIRA Natasha (Lahir: 24 Juni 2014)
LK
PP

EDI USMAN, M.T. AU (MP & TBG)


1. Dosen Tetap Jur. Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan sejak tahun 1984;
2. Plt Ketum merangkap Kebid Perusahaan LPJKD Sumut (2008-2013);
3. DPD HPJI Sumut (2003-2013), DPD ASTTI (2006-2016);
4. Tenaga Ahli di: Polda Sumut, P4TK Medan, Dinkes (Sumut & Nisel), Kanimsus Medan, KPPBC Medan,
STAKPN Tarutung’09, Mabes POLRI_BRR-Aceh’05-07, PA Stabat, Dis PU DS, GKN Medan,
Pemkab (Sergai, Paluta, Batubara, Rohil, Mahulu, Samosir), Disnak Sumut, BBLKI Medan, Badiklat PU,
PTPN V, Kemenkum HAM Sumut, RSU (Pirngadi Medan, Haji Medan, Deliserdang, Sigli, Pangkalpinang),
Proyek MYC: Kab. Nias Barat‘1 2-15 & Pkp’16-17), Panitia/Pokja ULP, Pemberi Ket. Ahli di PN, dll.

Lembaga KebiaaaaJPeeJdaaa JaraaraJasaaPa


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Medan
(SI-POLMED

HISTORIS
REGULASI PB/JP
KEPPRES (K) => UU 10/2004 => PERPRES (P)
1. K 14A/1980 jo K 18/1981;
2. K 29/1984;
3. K 16/1994;
UU 1 8/1999 ttg JK
4. K 18/2000 dg JUKNIS;
5. K 80/2003 dg 7x Perubahannya;
UU 4 0/2007 ttg PT
UU 11/2008 ttg ITE
UU 2 0/2008 ttg UMKM
6. P 54/2010 jo P 35/2011, P 70/2012 dg JUKNIS,
P 172/2014, dan P 4/2015 ttg PBJP dg Inpres
1/2015 ttg Percepatan Pelaksanaan PBJP.
5
ReferensiJUKNIS (Pasal 133)
Peraturan Presiden No. 70/2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
1. Peraturan Kepala LKPP No. 6 tahun 2012 tentang
JUKNIS (8 BAB/1307 halaman);
1. Peraturan Kepala LKPP No. 14 tahun 2012
tentang JUKNIS (8 BAB/1326 halaman)
(sebagai Pengganti Lampiran Perpres No. 54/2010:
sebanyak 7 lampiran_711 halaman)

6
REFERENSI SDP/SBD (Pasal 134)
Peraturan Presiden No. 54/2010 jo No. 70/2012
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
1. Peraturan Kepala LKPP No. 6 tahun 2010 tentang
SDP/SDB (9 files SDP);
1. Peraturan Kepala LKPP No. 2 tahun 2011 tentang
SDP/SDB (24 files SDP);
1. Peraturan Kepala LKPP No. 5 tahun 2011 tentang
SDP/SDB (8 files SBD utk LPSE);
1. Peraturan Kepala LKPP No. 15 tahun 2012
tentang SDP/SDB (39 files SBD);
1. SDP/SDB dengan E-Tendering (11 files SBD):
bdskan Perka LKPP No. 1/2015 ttg E-Tendering (29.01.15) &
Kep. DBPSK 2 _ 2015 ttg SDP secara Elektronik (30.01.15).7
NO TOPIK KEPPRES 80/03 PERPRES 54/10 KET
1. Pinjaman/ Jika bertentangan,  Pada prinsipnya
Hibah maka mengikuti mengikuti Perpres;
Luar aturan pemberi  Jika terdapat perbedaan,
Negeri pinjaman/hibah maka dilakukan
(PHLN) kesepakatan (utk
menggunakan Perpres
atau aturan pemberi
pinjaman/hibah).
2. Jenis a.Barang a.Barang
Pengadaan b.Jasa b.Pekerj aan Konstruksi
Pemborongan c.Jasa Konsultansi
a.Jasa d.Jasa Lainnya
Konsultansi
a.Jasa Lainnya _
Metode Pemilihan
Barang Jasa Pekerjaan Jasa
No. Keterangan Lainnya Konstruksi Konsultansi
Pelelangan Pelelangan Pelelangan
Prinsip Dasar Umum Umum Umum Seleksi Umum
Pekerjaan
Pelelangan Pelelangan Pelelangan
Kompleks/Penye- Seleksi Umum
dia Terbatas Terbatas Umum Terbatas
Pekerjaan Tidak Seleksi
Kompleks/Seder- Sederhana
Pelelangan Pelelangan Pemilihan
hana dengan nilai (di atas
Sederhana Sederhana Langsung
di atas Rp200 juta Rp50juta s.d.
s.d. Rp5 miliar Rp200 juta)
Keadaan tertentu
dan barang/jasa Penunjukan Penunjukan Penunjukan Penunjukan
khusus Langsung Langsung Langsung Langsung

Pengadaan
Pengadaan Pengadaan Pengadaan Pengadaan
dengan nilai s.d.
Langsung Langsung Langsung Langsung
(Rp200 jt/Rp50 jt)

Industri Kreatif Kontes Sayembara - Sayembara


Tujuan Presentasi

Menjelaskan Latar Belakang, Definisi, Maksud


dan Tujuan, Kebijakan dan Aturan Prosedur
Proses Keputusan Penggunaan Kontrak Payung
(Framework Contract), dan Menetapkan
Prioritas dalam Pengembangan Sistem Katalog
(E-Catalogue) dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah.
Tujuan Presentasi

Menjelaskan Latar Belakang, Definisi, Maksud


dan Tujuan, Kebijakan dan Aturan Prosedur
Proses Keputusan Penggunaan Kontrak Payung
(Framework Contract), dan Menetapkan
Prioritas dalam Pengembangan Sistem Katalog
(E-Catalogue) dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah.
Latar Belakang

 Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah aktivitas


pemerintah yang paling rawan dengan korupsi (Kaufmann,
World Bank 2006);
 Kasus korupsi PBJP sebanyak 38% dari kasus yang ditangani
oleh KPK (Lap Tah KPK 2012);
 Pengadaan barang/jasa pemerintah terus meningkat dari tahun
ke tahun seiring peningkatan belanja pemerintah (APBN 2015
lebih Rp2,000 triliun), PBJP lebih kurang 30% dari APBN;
 Pembenahan manajemen pengadaan barang/jasa pemerintah
akan mengurangi korupsi pada belanja pemerintah (uang
publik) sekaligus meningkatkan efisiensi pengunaan anggaran
(best value for money).
Inefisiensi dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah

U Tahun 2004-20 14, dari 128 dari 405 kasus koru psi yang ditangani KPK
merupakan kasus Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

U ADB, Bank Dunia: inefisiensi 10%-50%


U BPK: inefisiensi 20%-50%
U Asumsi:

1. APBN 2015 sebesar Rp2.039


triliun
1. 40% (Rp815,8 triliun) dibelanjakan melalui Pengadaan B/J
1. Asumsi inefisiensi 20%, maka terda pat inefisiensi sebesar Rp160 triliun
Inefisiensi dalam Pengadaan
Ba ra ng/Jasa
Rp160 triliun setara dengan:
Jembatan Suramadu
+ Rp5 triliun
= 32 unit/ta hun

Bandara Perintis + @ Rp50 miliar


= 3.200 unit/tahun
Inefisiensi dalam Pengadaan
Ba ra ng/Jasa
Rp160 triliun setara dengan:

Mensubsidi 4.269.016 orang miskin


Indonesia selama 10 tahun

Garis Kemiskinan:
Rp312.328/kapita/bu lan
Corruption Perception Index 2014

Rank. Negara CPI Score Indonesia


1 Denmark 92 2010 2011 2012 2013 2014
2 New Zealand 91 90

89 95
3 Finland
4 Sweden 87 100 100
5 Norway 86
5 Switzerland 86 105
107
7 Singapore 84
110 110
8 Netherlands 83
115 114
9 Luxembourg 82
10 Canada 81 118
120

107 Indonesia 34
4 Pilar Reformasi PB/J Pemerintah
Legislative & Regulatory
Framework

1  Perpres 54/2010, 35/2011, 70/2012, 172/2014,


dan 4/2015
 Berbagai Perka LKPP (Juknis, SBD, dsb)
 RUU

Procurement Integrity &


Operation and
Market Practice

 Kewenangan Pen
3 Sistem
Pengadaan
Publik
4 Transparancy
(Anti Corruption)
Tranparansi
gadaan Langsung Pakta Integritas
 E-Procurement Kode Etik

2
(terdiri
 LKPP
dari E-Tendering dan
 ULP/Pejabat Pengadaan
E-Purchasing)  LPSE (E-Procurement)
Institutional Framework &  PA/KPA PPK dsb
– –

Management Capacity  Sertifikasi Ahli Pengadaan


 Jabfung PB/J
(Professionalizing the Field)
*Based on Indicators Form OECD DAC
Garis Besar Pengadaan BJP

Dikerjakan Send iri


Swakelola Instansi
Pemerintah
Kel. Masyarakat

Pelelangan
Konvensional
Pelelangan
E-Tendering

E-Purch asing
Penyedia

Non Lelang Penunjukan


Langsung
Pengadaan
Langsung
Pemilihan Penyedia tanpa Pelelangan

Perbedaan E-Puchasing, Pengadaan Langsung, dan


Penunjukan Langsung
E-Purch asin g Pengadaan Penunjukan
Langsung Langsung
Batasan Nilai s.d. Rp200 Juta
Pengadaan Tidak Terbatas (B/P K/J L); Tidak Terbatas
s.d. Rp50 juta (JK)
Memenuhi
Barang/Jasa yang ketentuan
Syarat Penggunaan dibeli tercantum tidak ada penunjukan
dalam E-Catalogue langsung (Pasal 38
atau Pasal 44)
Konvensional Konvensional
Proses Pemilihan melalui SPSE (langsung kepada (langsung kepada
Penyedia) Penyedia)
Definisi
 Katalog Elektronik (E-Catalogue) adalah sistem
informasi elektronik yang memuat daftar,
jenis, spesifikasi teknis, dan harga barang/jasa
tertentu.
 Pencantuman harga dan spesifikasi teknis
suatu barang/jasa berdasarkan pada kontrak
payung (framework contact) antara LKPP dan
Penyedia Barang/Jasa.
 E-Catalogue sebagai dasar bagi K/L/D/I
melakukan pemesanan barang/jasa melalui
E-Purch asin g.
Dasar Hukum Kontrak Payung

Dalam Perpres No. 70 tahun 2012 terdapat 2 ketentuan yang


terkait dengan Kontrak Payung, yaitu:

1. Pasal 53 (Bab: Pengadaan barang/jasa melalui penyedia


barang/jasa. Bagian Penetapan Jenis Kontrak.
Ketentuan yang terkait dengan Jenis Kontrak berdasarkan
Pendanaan); dan

1. Pasal 110 (Bab Pengadaan secara Elektronik, Bagian E-


Purchasing).
Definisi Kontrak Payung

Pasal 53: Penjelasan Pasal 53 ayat


Kontrak Payung (Framework Contract) merupakan (3) :
Kontrak Harga Satuan antara Pejabat K/L/D/I
dengan Penyedia Barang/Jasa yang dapat Pejabat K/L/D/I dimaksud adalah
dimanfaatkan oleh K/L/D/I, dengan ketentuan Pejabat yang berwenang mewakili 1
sebagai berikut: (satu) atau lebih dari 1 (satu) PPK
a. diadakan untuk menjamin harga untuk melakukan perjanjian.
Barang/Jasa yang lebih efisien, ketersediaan
Barang/Jasa terjamin, dan sifatnya dibutuhkan
secara berulang dengan volume atau kuantitas Pengadaan Barang/Jasa dengan
pekerjaan yang belum dapat ditentukan pada Kontrak Payung antara lain dilakukan
saat Kontrak ditandatangani; dan untuk pengadaan alat tulis kantor
b. pembayarannya dilakukan oleh setiap (ATK), pekerjaan pengadaan
PPK/Satuan Kerja yang didasarkan pada hasil kendaraan dinas, jasa boga, jasa
penilaian/pengukuran bersama terhadap layanan perjalanan (travel agent),
volume/kuantitas pekerjaan yang telah dan pekerjaan/jasa lain yang sejenis.
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa
secara nyata.
Definisi Kontrak Payung

Pasal 110 : Penjelasan Pasal 110 :


1. Dalam rangka E-Purchasing, sistem (Ayat 1): E-Purchasing diselenggarakan dengan tujuan:
a. terciptanya proses Pemilihan Barang/Jasa
katalog elektronik (E-Catalogue) sekurang- secara langsung melalui sistem katalog elektronik
kurangnya memuat informasi teknis dan (E-Catalogue) sehingga memungkinkan semua
harga Barang/Jasa. ULP/Pejabat Pengadaan dapat memilih Barang/Jasa
2. Sistem katalog elektronik sebagaimana pada pilihan terbaik; dan
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh LK b. efisiensi biaya dan waktu proses Pemilihan
PP. Barang/ Jasa dari sisi Penyedia Barang/Jasa dan
Pengguna Barang/Jasa.
(2a) Barang/Jasa yang dicantumkan dalam katalog (Ayat (2): Cukup jelas
elektronik ditetapkan oleh Kepala LKPP. (Ayat (2a): Barang/Jasa yang dapat dimasukkan ke dalam
1. Dalam rangka pengelolaan sistem katalog katalog adalah barang/jasa yang sudah tersedia dan sudah
elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat terjadi kompetisi di pasar, antara lain kendaraan bermotor,
(1), LKPP melaksanakan Kontrak Payung alat berat, peralatan IT, alat kesehatan, obat-obatan, sewa
dengan Penyedia Barang/Jasa untuk penginapan/hotel/ruang rapat, tiket pesawat terbang, dan
pengadaan benih.
Barang/Jasa tertentu .

Ayat (3): Berdasarkan Kontrak Payung (framework


2. K/L/D/I melakukan E-Purchasing contract), LKPP menayangkan daftar barang beserta
terhadap barang/jasa yang sudah dimuat dalam spesifikasi dan harganya pada sistem kata log elektronik
sistem katalog elektronik. dengan alamatwww.e-katalog.lkpp.go.id .

Ayat (4): Cukupjelas


Tujuan Kontrak Payung

1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses dan administrasi


pengadaan;
1. Memperoleh cost reduction karena dilakukan agregasi belanja;
2. Menjamin ketersediaan supply untuk jenis barang/jasa yang
tertentu (critical items) atau yang bersifat mendesak (urgent);
1. Terstandarisasinya proses pengadaan dan spesifikasi
barang/jasa yang dicantumkan dalam Kontrak Payung;
1. Pengelolaan pengadaan yang lebih baik untuk pengadaan yang
bersifat berulang atau volume/kuantitas kecil;
1. Pengelolaan rantai supplyyang lebih baik;
2. Mendukung pelaksanaan kebijakan Pemerintah;
3. Meningkatkan kemampuan industri dalam menyediakan
kebutuhan Pemerintah.
Lingkup Kontrak Payung
Kontrak Payung tepat digunakan untuk kondisi:
 Barang/jasa yang sudah standar (tidak kompleks), dan nilai belanjanya besar
 Ketika waktu ataupun jumlah barang/jasa yang diperlukan tidak dapat
dipastikan (Indefinite Basis)
 Ketika barang/jasa diperlukan secara terus menerus dalam waktu tertentu
(Repeated Basis)
 Ketika barang/jasa diperlukan dalam keadaan Emergency

ow
FA tidak tepat digunakan untuk kondisi:
complex goods and/or services
highly technical goods and/or services
large investment or capital contracts.
Total Va
Proses Keputusan Penggunaan
Kontrak Payung (FA)
Bukan
materi
Tidak Ya FA

Strategis atau Apakah terdapat


Highly pengaruh negatif
Tidak Kebutuhan Complex /
tidak terencana? terhadap supply
Ya Technical market?

Low to FA
Apa ka h Moderate berdasarkan
Barang/ Kebutuhan yang Barang/jasa yang Tidak Pasal 110
Berulang? bersifat standar
J asa Tidak
atau kompleks?

Bagaimana Multi buyers


sifat alamiah dengan single atau
Apakah anggaran Ya demand dan multi suppliers
Ya yang dikeluarkan supply?
cukup besar dalam
setahun

Single buyer
dengan
FA
Single or multi berdasarkan
suppliers Pasal 53
Menetapkan Prioritas
High

Potensi Manfaat
Potensi peningkatan efisiensi administrasi yang dapat diperoleh Prioritas 1 g

Potensi penghematan (savings) yang diperoleh dari harga B/J yang


lebih murah
Priority 2
Manfaat yang diperoleh pemerintah karena dapat mengamankan
pasokan kebutuhan B/J dan mengurangi lead time
Kemampuan untuk mencapai tujuan prioritas pemerintah melalui
Prioritas 3
struktur FA (misalnya tujuan mendorong partisipasi UMKM,
mendukung program KB atau kesehatan ibu-anak)
Low
Low High
Kem udahan dalam pelaksanaan
Kemudahan Pelaksanaan
Kemudahan untuk memperoleh informasi pasar terkait dengan B/J yang diusulkan (harga, spesifikasi, tingkat
persaingan, dll). Semakin mudah kita mendapatkan informasi tersebut maka penyusunan FA juga
semaikin mudah
Kebutuhan spesifikasi yang sama pada seluruh K/L/D/I. Semakin umum dan standar B/J yang
dibutuhkan oleh K/L/D/I, semakin mudah pelaksanaan FA
Kemudahan dalam proses transaksi pada tahap pembelian (second stage process). Pelaksanaan FA lebih
mudah jika proses transaksi pembelian langsung oleh K/L/D/I mudah dilakukan
Contoh Barang/Jasa yang tepat melalui
Kontrak Payung
Barang/Jasa tercantum dalam FA di Belgia, Inggris, Denmark, Italia antara lain:
Electricity
Gas
Fuel/heating
Fixed Telephony
Financial Services
PC Desktop
Printers
Servers/network
Catering
Photocopiers
Furniture
Official Cars
Leasing of Vehicles
Car Insurance
Travel/hotels
Petrol/Transport
Contoh Barang/Jasa yang tepat melalui
Kontrak Payung
Barang/Jasa tercantum dalam FA di Australia dan US antara lain:
 IT hardware and equipment;
 IT software and Services;
 Telekomunikasi;
 Kendaraan Bermotor;
 Bahan Bakar;
 Utilities (listrik dan gas);
 Travel (termasuk travel agent);
 Jasa Profesi diantaranya Legal Service, Audit Service, Consulting Service
(contoh Management Consulting);
 Recruitment Services;
 Security;
 Peralatan kantor dan ATK;
 Alat kesehatan dan BMHP;
 Hardware and consumables (contoh: electrical appliances);
 Mesin dan Peralatan;
 Materials (material konstruksi).
e_ Katalog LKPP
Alur Proses Penyusunan E-Catalogue
LKPP K/L/D/I Penyedia Barang/Jasa

Surat Permohonan Usulan Surat Usulan Barang/Jasa untuk


Barang/Jasa untuk E-Purchasing
rPurchasing
Pro E-

Proses Usulan K/L/D/I akan dilaksanakan bersama-sama oleh LKPP dan Diskusi proses bisnis,
K/L/D/I antara lain melalui: distribution channel, pricing
study kebutuhan K/L/D/I, supply chain management, logistic management, regulation
memilih metode pengadaan dan prakatalog.

Pra Katalog melalui metoda pengadaan yang dipilih dan disepakati bersama.
Apabila metoda pengadaan yang dipilih adalah melalui lelang maka pra katalog akan mengikuti tatacara proses
pelelangan. Namun apabila metoda pengadaan yang dipilih adalah non lelang maka proses pra katalog adalah
negosiasi
harga dan framework contract.

Proses dan penandatangan SETUJU Framework Contract


Framework Contract oleh
Kepala LKPP

Tayang E-Catalogue
(www.e-katalog.lkpp.go.id

E-Purchasing K/L/D/I membeli melalui


E-Purhcasing
Alur Proses E-Purchasing

LKPP K/L/D/I Penyedia Barang/Jasa


P

Surat Pesanan dari K/L/D/I


E-Purchasing
melalui LPSE

Respon, Proses pesanan,


(Negosiasi harga-jika
diperlukan), Kontrak

KO NTRAK

Monitoring-Evaluasi untuk pelaksanaan Framework


Contract dan penyerapan anggaran
Penutup
 Pencapaian Efisiensi pengadaan barangjasa
pemerintah tidak hanya diukur dari mendapatkan
harga yang terendah. Yang tidak kalah penting adalah
bagaimana agar proses pengadaan (pemilihan
penyedia) tersebutjuga berjalan secara efisien
 Penerapan Kontrak Payung dalam pengadaan
barang/jasa tertentu, dapat meningkatkan efisiensi
proses pengadaan barang/jasa.
 Pemanfaatan E-Purchasing melalui Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE), merupakan langkah penting
dalam pencapaian efisien tersebut.
DASAR HUKUM
J UU Kesehatan No. 36/2009 tentang Kesehatan
J PP No. 72 tahun1998 tentangPengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan
J Permenkes 1189/VIII/2010 tentang Sertifikat Produksi
Alat Kesehatan dan PKRT
J Permenkes 1190/VIII/2010 tentang Izin Edar Alat
Kesehatan dan PKRT
J Permenkes 1191/VIII/2010 tentang Izin Penyalur Alat
Kesehata n
J Permenkes 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
J Permenkes 70 tahun 2014 tentang Perusahaan Rumah
tangga (PRT) Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT)
REGULASI HEALTH TECH MANAGEMENT

POST MARKET POST MARKET


Adverse
Event
PREMARKET Report

Need
REG ISTRASI Assessment
PRODUK
R & D, Clinical Study
Procurement

DEVELOMPENT MANUFACTURE PLACING ON


DESIGN/ THE MARKET USAGE

Maintenance
DISTRIBUTOR
PRODUSEN
IZIN PAK
SERTIFIKAT PRODUKSI
CDAKB/G DP
CPAKB/ISO 13485

36
E-CATALOGUE ALAT KESEHATAN

36
www.lkpp.go.id

36
Persyaratan E-Catalogue Alat Kesehatan
 Disalurkan oleh Distributor yang memiliki Izin
Penyalur Alat Kesehatan (IPAK) sesuai
Kemampuan Sarana
 Alat kesehatan telah memiliki Nomor Izin Edar
dari Kementerian Kesehatan
 Transparansi dan kewajaran pada:
– Harga yang wajar
– Spesifikasi
– Layanan Purna jual
Pengadaan Alat Kesehatan
melalui E-Cataloque
®Dilakukan secara
E-Purch asin g
®Daftar alat
kesehatan dan
e-cataloque spesifikasi akan
Rencana Kebutuhan tercantum dalam
Alkes Nasional yaitu
kebutuhan dari E-Catalogue.
Dinkes Kab/Kota, ®E-Catalogue alat
Dinkes Provinsi dan
kesehatan
RS Pemerintah
dilakukan melalui mengatur biaya
E-Plan ning distribusi sampai
Prop/Kab/Kota.
E-Cataloque
ALATKES

Pengadaan Alkes

Penerimaan Alkes
IDENTIFIKASI MASALAH

1. HARGA E-CATALOGUE ALKES MERUPAKAN HARGA DASAR.


HARGA TSB BELUM TERMASUK GARANSI, ONGKOS KIRIM,
TRAINING OPERATOR, UJI FUNGSI, DAN INSTALASI.
USULAN: HARGA GARANSI, ONGKOS KIRIM, TRAINING,
TRAINING OPERATOR, UJI FUNGSI, DAN INSTALASI
DIBAKUKAN PER REGIONAL SEPERTI PADA OBAT.
PELAKSANAAN PENGADAAN SESUAI PENUNJUKAN
PENYEDIA BARANG PADA E-CATALOGUE.
1. SOSIALISASI E-CATALOGUE ALKES DAN BIMTEK OLEH LKPP
ATAU UNIT TERKAIT DENGAN PETUGAS YANG LANGSUNG
MENANGANI PERMASALAHAN PENGADAAN ALKES.
3. PEMANFAATAN E-CATALOGUE SECARA BERTAHAP SESUAI
KEBUTUHAN DAERAH MASING2.
1. PERENCANAAN ALAT KESEHATAN YANG SESUAI KEBUTU HAN
DALAM BENTUK SET MISAL POLIKLINIK SET BELUM BISA
DIPENUHI DENGAN E-CATALOGUE KARENA PENDEKATAN E-
CATALOGUE ADALAH PER ITEM SESUAI IZIN EDARNYA.
1. E-CATALOGUE ALKES BEDA DENGAN E-CATALOGUE O BAT.
KARENA DIREKTORAT OBLIK MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
SEDANGKAN DIT. PRODIS ALKES MENJAMIN KEAMANAN,
MUTU & MANFAAT.
1. PEMANFAATAN E-CATALOGUE ALKES UNTUK MENGHINDARI
TERJADINYA KETIDAKSESUAIAN MELIPUTI HARGA, SPESIFIKASI,
DSBNYA.
E-REPORT DAN E-WATCH
E-REPORT ALKES

Merupakan Informasi Dapat merupakan


Data referensi dalam
DATA IZIN ALAT KES
izin Produksi, pengadaan alat
Izin PenyalurAlat Kes. kesehatan
Izin Edar
LAPORAN PRODUKSI

Merupakan Informasi
produk yang diproduksi Merupakan
LAPORAN DISTRIBUSI dan di distribusikan dari kontrol terhadap
pabrikan/sole agent kemungkinan
sampai distributor penggunaan alat
ADVERSE EVENT terakhir sebelum end kesehatan illegal
REPORT user

Dapat menjadi acuan BPJS untuk melakukan


pembiayaan/pembayaran klaim alkes terutama
ALLERT SYSTEM implant (cardiologi, othopedic) dimana dokter harus
melaporkan no batch/serial implant yang digunakan
untuk mencegah pnggunaan alkes illegal
E-WATCH ALKES

Dapat merupakan
Merupakan Informasi referensi dalam
DATA IZIN ALAT KES Data KTD/Adverse Event perpanjangan izin
terkait Alat Kesehatan edar

LAPORAN PRODUKSI

Merupakan
Merupakan Informasi
kontrol terhadap
LAPORAN DISTRIBUSI kejadian yang tidak sesuai
peredaran produk
dengan keamanan mutu
sub standar dan
dan manfaat di Fasilitas
produk yang perlu
Layanan Kesehatan
dikalibrasi ulang
ADVERSE EVENT REPORT

Dapat menjadi acuan BPJS untuk melakukan


ALLERT SYSTEM pembiayaan/pembayaran klaim alkes terutama
untuk pemanfaatan alat kesehatan yang valid untuk
mencapai ketepatan diagnosis
PERMASALAHAN E-CATALOGUE, E-REPORT,
DAN E-WATCH

1. DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA DI


DAERAH MELIPUTI GADGET DAN JARINGAN
INTERNET.
1. INTEGRASI DENGAN LINTAS SEKTOR TERKAIT
JARINGAN IT.
Javigavi perviah berheviti berbuat kebaikavi sekecil apapuvi... davi
javigavi perviah berheviti mevighividari keburukavi sekecil apapuvi ...!

EDI USMAN, M.T. AU (MP & TBG)


Procurement, Project and Contract Management Specialist

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MEDAN (POLMED)

Lembaga KebIJaKan Pengadaan


barang/JaSa PemerIntah

Bukittinggi, 1 September 1960


Thrijvui1ois i k
SuksesuntukAnda Semua!

EDI USMAN
> Ahli PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH;
> Ahli MANAJEMEN KONTRAK;
> Ahli Utama TEKNIK BANGUNAN GEDUNG (SKA-201);
>
48
Ahli Utama MANAJEMEN PROYEK (SKA-602).
51

Anda mungkin juga menyukai