Anda di halaman 1dari 6

Tebu NXI-4T Toleran Kekeringan

Tebu NXI-4T Toleran Kekeringan


Merupakan jenis tanaman tebu dengan sifat tahan terhadap
kekeringan yang dikembangkan oleh PT Riset Perkebunan
NusantaraPerkebunan Nusantara XI (Persero) yang
bekerjasama dengan Ajinomoto Co, Inc dan Universitas
Jember dan telah disetujui oleh Kementerian Pertanian
Republik Indonesia.Tanaman ini telah lolos dari uji keamanan
melalui keputusan Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa
Genetik (KKH PRG) Indonesia pada bulan Mei 2013.
1. Perkecambahan yang sedang, memiliki diameter batang yang sedang, tidak berbunga,
masak akhir, memiliki kadar sabut sebesar 12,9 – 14%, dan pada petumbuhannya tidak
berlubang.
2. Potensi produksi berbeda berdasarkan tekniknya:
• PC (Plant-Cane Crop): memiliki bobot sebesar 911 ± 355,08, rendemen yang dihasilkan
sebesar 8,45 ± 1,44, serta memiliki hablur Gula (ku/ha) sebesar 77,67 ± 38,13.
• Ratoon: memiliki bobot sebesar 756,25 ± 246,15, rendemen yang dihasilkan sebesar 8,08
± 1,75, serta memiliki hablur Gula (ku/ha) sebesar 58,74 ± 12,61.
3. Ketahanan hama dan penyakit untuk ketahanan terhadap hama, tebu transgenik ini agak
tahan terhadap penggerek pucuk dan penggerek batang, dan tebu ini agak tahan terhadap
penyakit mozaik dan penyakit karat daun.[3]
4. Kesesuaian lokasi Tebu ini cocok dikembangkan pada tipologi lahan tidak berpengairan
(tegal tadah hujan, terutama untuk pola tanam awal musim hujan).[3] Varietas tebu
transgenik toleran kekeringan NXI-4T sangat sesuai dikembangkan pada lahan tegal tadah
hujan dengan spesifik lokasi entisol dan inceptisol dengan iklim E4 dan D3, serta agak
sesuai di lahan dengan spesifik lokasi grumosol dengan iklim C2
Teknik rekayasa genetika
Tebu PRG transgenik kekeringan NXI-4T dihasilkan melalui metode transformasi
genetik di Laboratorium Bioteknologi PTPN XI (Persero) sejak tahun 1999 bekerja
sama dengan PT. Ajinomoto Company International. Materi genetik yang digunakan
untuk merakit tebu transgenik toleran kekeringan NXI-4T adalah gen betA yang
menyandikan enzim choline dehydrogenase (CDH) dan dirancang dalam plasmid
pMLH 2113. Sekuen gen betA yang digunakan merupakan dari bakteri Rhizobium
meliloti. Dalam konstruksi tersebut terlihat bahwa gen betA dikendalikan oleh
promoter DNA 35S-CaMV (Cauliflower Mozaic Virus) dan gen penanda ketahanan
terhadap antibiotik higromisin (hptII). Konstruk pMLH 2113 yang mengadung gen
betA kemudian ditransformasikan ke sel bakteri Agrobacterium tumefaciens galur
LBA4404 dan digunakan untuk transformasi genetik tanaman tebu.
Agrobacterium tumefaciens merupakan bakteri Gram-negatif yang
umumnya ditemukan pada tanah yang menyebabkan penyakit tumor
mahkota empedu. Agrobacterium sering digunakan dalam proses
perakitan tanaman transgenik melalui proses transformasi.Plasmid
yang digunakan dikonstruksi dari Escherichia coli umumnya lalu
dikonjugasikan ke dalam Agrobacterium. Agrobacterium akan
menghantarkan plasmid tersebut ke dalam sel tanaman melalui
mekanisme tertentu sehingga sifat-sifat yang dikonstruksi dalam
plasmid tersebut dapat diekspresikan oleh tanaman. Agrobacterium
LBA4404 merupakan jenis Agrobacterium komersial yang digunakan
secara umum untuk proses transformasi. Bakteri jenis ini dapat dibuat
menjadi bakteri yang kompeten dengan teknik elektroporasi.
Elektroporasi merupakan salah satu cara untuk membuat membran sel
lebih permeabel terhadap materi genetik dengan cara menggunakan
arus listrik dalam waktu singkat.

Anda mungkin juga menyukai