Anda di halaman 1dari 13

METABOLISME OBAT

-Paracetamol-
PENDAHULUAN
Parasetamol adalah drivat p-aminofenol
yang mempunyai sifat
antipiretik/analgesik, yang umumnya
digunakan untuk menurunkan panas
badan yang disebabkan oleh karena
infeksi atau sebab yang lainnya, dan
juga dapat digunakan untuk N-asetil-p-aminofenol atau p-asetamidofenol
meringankan gejala nyeri dengan ( C8H9NO2 )
intensitas ringan sampai sedang.

Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi


nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran
CONTOH SEDIAAN DI PASARAN
ADME OBAT DALAM TUBUH

Absorpsi Distribusi

Eksresi/
Metabolisme
Eliminasi
ABSORPSI PARACETAMOL
Parasetamol yang diberikan secara oral diserap secara cepat dan
mencapai kadar serum puncak dalam waktu 30 - 120 menit. Adanya
makanan dalam lambung (digestif) akan sedikit memperlambat
penyerapan sediaan parasetamol lepas lambat.

Di Lambung Di Membran
Penyerapan obat dari saluran gastrointestinal (GI) P-glikoprotein (P-gp) merupakan protein yang
dipengaruhi oleh sifat fisiko kimia obat, pKa membentuk membran yang berfungsi untuk
lambung, keadaan lambung (apakah dalam memompa trans membran efluks. Hal ini
keadaan digestif atau makan, atau dalam keadaan dikarenakan, Efluks dan transportan bekerja untuk
puasa/terdigetif) , metabolisme dinding usus, dan mengendalikan bioavaibilitas obat. Diketahui
transportasi aktif (proses transporter efluks oleh P- bahwa transporter efluks dan influks diidentifikasi
glycoprotein), serta farmakologis obat dan tipe mempunyai fungsi dapat meningkatkan atau
bentuk sediaan menurunkan absorbsi obat.
DISTRIBUSI PARACETAMOL
Parasetamol terdistribusi dengan cepat secara sistemik
pada hampir seluruh jaringan tubuh melalui sistem
kardiovaskular (pembuluh darah). Lebih kurang 25%
parasetamol dalam darah terikat pada protein plasma,
yakni P-glikoprotein (P-gp)
METABOLISME PARACETAMOL
Dalam rentang dosis terapi, Paracetamol di metabolisme oleh hepatosit
melalu tiga mekanisme, yaitu
• Glucuronidation (52-57%), dikatalisasi oleh enzim UGTs (UDP-
glucuronosyltransferase) menjadi APAP (acetyl-para-aminophenol)-gluc
• Sulfation (30-44%), oleh sulfotransferases menjadi APAP sulfate (APAP-SO4)
• N-acetyl-p-benzoquinoneimine /NAPQI (5-10%), oleh enzim sitokrom P450
mikrosomal hati.
EKSKRESI PARACETAMOL
Parasetamol diekskresikan melalui urin sebagai metabolitnya, yaitu
asetaminofen glukoronoid, asetaminofen sulfat, merkaptat dan bentuk yang
tidak berubah.

P-gp penting untuk penghalang darah otak sebagai


pertahanan terhadap penetrasi toksin dan obat-
obatan ke dalam sistem saraf pusat. P-gp memiliki
peran sederhana dalam eliminasi obat, di dalam
membran lumina sel tubulus proksimal di ginjal,
dengan memompa obat ke dalam urin.
Parasetamol berikatan dengan sulfat dan
glukuronida dan terjadi di hati. Metabolisme
utamanya meliputi senyawa sulfat yang tidak aktif dan
konjugat glukoronida yang dikeluarkan lewat ginjal.
Sedangkan sebagian kecil, dimetabolismekan dengan
bantuan enzim sitokrom P450. Hanya sedikit jumlah
parasetamol yang bertanggung jawab terhadap efek
toksik (racun) yang diakibatkan oleh metabolit NAPQI
(N-asetil-p- benzo-kuinon imina).
Bila pasien mengkonsumsi parasetamol pada dosis normal, metabolit toksik NAPQI
ini segera didetoksifikasi menjadi konjugat yang tidak toksik dan segera dikeluarkan
melalui ginjal. Perlu diketahui bahwa sebagian kecil dimetabolisme cytochrome P450
(CYP) atau N-acetyl-p-benzo-quinone-imine (NAPQI) bereaksi dengan sulfidril.

Bila pasien mengkonsumsi parasetamol pada dosis tinggi, konsentrasi metabolit beracun
ini menjadi jenuh sehingga menyebabkan kerusakan hati.

Bila pasien mengkonsumsi parasetamol pada dosis terapi dapat berbahaya jika
diberikan pada pasien yang mengkonsumsi alkohol atau obat yang menstimulasi P450
mikrosima oksidase enzime secara berlebih.
Mekanisme toksisitas paracetamol terjadi akibat
konfersi obat menjadi metabolit yang sangat
aktif,elektrofilik,dan bersifat toksik bagi hati dan
ginjal,yaitu N-acoetyl-pbenzokuinoneimine (NAPQI)
oleh enzim sitokrom P450. NAPQI menyebabkan
kerusakan tubular yang ditandai meningkatnya kadar
kreatin dan ureum serrum yang pada akhirnya
menyebabkan kegagalan ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, I. A. dan Nugroho, T. E. (2016). Pengaruh Pemberian Analgesik Kombinasi Parasetamol dan
Tramadol Terhadap Kadar Ureum Serum Tikus Wistar. Jurnal Kedokteran Diponegoro. Vol 5 (4).

Latif, M. S., Rusdiana, T., dan Gozali, D. (2018). Artikel Tinjauan : Pengaruh P-glikoprotein (P-GP)
Terhadap
Bilavaibilitas Atorvastatin. Jurnal Farmaka. Vol 15 (3).

Sarjuna. (2016). Paracetamol. Makalah. Universitas Haluoleo

Widagdo, C. T., Naybahu, P., Jayadi, T., dan Danu, S. S. (2016). Pengaruh Pemberian Ekstrak Curcuma
longa
Dengan Tingkat Toksisitas Parasetamol Pada Gaster, Hepar, dan Renal Mencit Jantan Galur
Swiss.
Jurnal Kedokteran. Vol 1 (2).
KESIMPULAN
 Parasetamol merupakan senyawa kimia organik yang
banyak digunakan dalam obat sakit kepala karena
bersifat analgesik (menghilangkan sakit), juga
sebagai obat penurun panas sekaligus pereda nyeri.
 Parasetamol ini diserap lewat lambung karena aman
bagi lambung sehingga cocok bagi penderita maag
atau gastritis
 Parasetamol dapat menjadi toksik karena salah satu
metabolitnya, yaitu NAPQI berikatan irreversibel
dengan gugus –SH yang terdapat pada hepar
sehingga menimbulkan hepatoksik.

Anda mungkin juga menyukai