Anda di halaman 1dari 25

Makna Etos Kerja

 Secara etimologis  etos adalah kebiasaan, adat,


watak, perasaan.
 Secara terminologis  etos berarti aturan umum/cara
hidup, tatanan perilaku
 Menurut Clifford Geertz  etos merupakan bagian dari
pandangan dunia (world view). Dengan demikian, etos
berkaitan dengan moralitas, meskipun tidak identik.
Warna etos tampak pada perilaku dalam bentuk reaksi
spontan, sehingga kita mengenali ada orang pemberani,
emosional, pembosan, jujur, tekun, sabar, solider dan
sebagainya.
Etos kerja adalah refleksi dari Islam adalah agama kerja. Firman
sikap hidup yang mendasar Allah : “Dan katakanlah: Bekerjalah
dalam menghadapi kerja. kamu, Allah akan melihat hasil
Jadi suatu sikap kehendak yang kerjamu, begitu pula rasul-Nya
dikehendaki secara sukarela serta orang-orang beriman…….”
tanpa dorongan adanya (At-Taubah ayat 105). Seperti
keuntungan serta harapan. Allah yang senantiasa sibuk (Ar-
Dengan kata lain, etos kerja Rahman ayat 29), maka seorang
adalah doktrin tentang kerja muslim juga harus selalu sibuk
yang diyakini oleh seseorang bekerja. Malas sangat dibenci oleh
atau sekelompok orang sebagai Allah seperti yang tergambar dalam
baik dan benar yang mewujud doa Nabi : “Dan aku mohon
nyata secara khas dalam perlindungan kepada-Mu daripada
perilaku kerja mereka. sikap lemah dan malas”.
Pandangan Islam Tentang Kerja
+ Mengapa harus bekerja ? bukankah cukup dengan iman
dan taqwa saja ?
- Jawab :
 Tidak cukup!, karena Iman+taqwa merupakan
sikap/pengabdian seorang hamba terhadap Allah, secara
kualitas tidak dapat diukur dari luar dan tak dapat di
intervensi oleh siapapun, hanya Allah yang tahu apa
yang terbersit didalam dada manusia (yang dirahasiakan
maupun yang dzahir). ( Al-Mulk : 13).
 Sedangkan bekerja, merupakan hubungan antara
seseorang dengan orang lainnya untuk menciptakan
kebaikan bersama; Seperti Muamalah (hubungan
manusia dengan manusia lainnya dalam mempertukarkan
barang dan jasa) dan Muasyarah (hubungan sosial
antara sesama manusia).
ETOS KERJA MENURUT ISLAM

Tawa shaubil haq,


tawa shaubish shabr

Kesediaan menunda
kesenangan

Sikap penuh harapan


Ke masa depan

Menyejajarkan antara
kesungguhan dan dedikasi
1. Tawa shaubil haq tawa Shaubis Shabr

Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian


kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.
(Q.S., Al-Ashr : 2-3)
1). Bagian dari tugas hidup, yaitu ibadah

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan


supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(Q.S., Adz Dzaariyaat : 56 )
2). Memperteguh kemanusiaan dan membebaskan diri dari
perhambaan kepada selain Allah

30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan


kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa
sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan Allah kepadamu". ( Q.S., Fushshilat : 30)
3). Manifestasi dari rasa syukur (Hadits: kerja adalah untuk
mengembangkan potensi baik pada diri sendiri dan usaha
memaksimalkan potensi baik orang lain)

4). Ujian untuk menentukan kualitas hidup abadi di akhirat


kelak

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji


kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (Q.S., Al
Mulk : 2 )
Keempat fungsi tersebut baru akan tegak apabila kerja memenuhi
kualitas, yang dalam terminologi Al-Qur’an disebut sholeh, yang artinya
benar, indah atau serasi. Keserasian yang dimaksud adalah Keserasian
Spiritual1 (Ruhaniah) dan Keserasian Material2 (Lahiriah).
Keserasian ruhaniah tersebut berdimensi suprarasional dan diwujudkan
dalam bentuk niat. Niat yang karena Allah semata; dalam bahasa
agama disebut Ikhlas3.
Selain dilakukan dengan sungguh-sungguh juga penuh dengan ketelitian
disebut itqan4. Tanpa itu, kerja yang dilakukan hanya akan ”seperti
batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan
lebat, lalu jadi bersihlah ia .” (Al-Baqarah : 264)
1. Keserasian spiritual adalah keserasian yang dapat dihayati/dialami
secara individual, yaitu keserasian akibat adanya penghayatan
keagamaan serta apresiasi ketuhanan. Dengan kata lain adalah
suatu keserasian yang berhubungan dengan Allah.
2. Keserasian material (lahiriah) adalah keserasian yang berhubungan
dengan lingkungan, baik lingkungan alam (natural) maupun
lingkungan manusia (sosial).
3. Ikhlas adalah sesuatu yang murni tidak bercampur dengan yang
lain, hanya untuk Allah semata.
4. Itqan adalah meneliti seluruh bagian yang terkait dengan cermat,
sehingga pekerjaannya mendekati kesempurnaan
2. Kesediaan Menunda Kesenangan
 Unsur lain dari etos kerja Islam adalah kesediaan
menunda kesenangan sementara, bukan peningkatan
produksi dan keuntungan setinggi-tingginya seperti yang
dipahamkan masyarakat industri sekarang

 Yang dimaksud dengan menunda kesenangan (deference


of gratification), yaitu bekerja keras dengan sikap
zuhud (harta benda bukan tujuan tapi sekedar alat
untuk mencapai kebahagiaan dikemudian hari), berjalan
sejajar dengan sikap hidup hemat dan tidak konsumtif
3. Berpandangan Strategis
 Memiliki pandangan hidup yang “future oriented”.
Mempunyai sikap penuh harapan kepada masa depan.
Harapan adalah sumber energi pribadi dan putus harapan
adalah pemupus energi pribadi. Sebuah pepatah Arab
mengatakan: “Alangkah sempitnya hidup ini seandainya
tidak karena lapangnya harapan”.
 Memiliki sikap puas (qana’ah), merasa puas diri dan
merasa tidak perlu kepada yang lain.
 Memiliki Sikap rendah hati. Karena itu, jika sukses ia
tidak mengklaim “kredit” atau pengakuan hanya untuk
dirinya sendiri, sebaliknya jika gagal ia tidak “nelangsa”,
kecewa berlarut-larut dan kehilangan harapan. Sukses
tidak seluruhnya ditentukan oleh manusia itu sendiri,
melainkan ada campur tangan Yang Ghaib, Yang Maha
Kuasa. Maka yang harus dikerjakannya adalah terus
menerus melakukan ikhtiar, selalu mengupayakan
kemungkinan yang terbaik.
4. Bekerja Dengan Menyejajarkan
Antara Kesungguhan Dan Dedikasi
 Bekerja tidak dilakukan dengan sambil lalu. Dikaitkan
dengan makna dan tujuan hidup, semakin seseorang
bersungguh-sungguh, semakin besar harapannya, semakin
dekat pula ia menemukan jalan menuju tujuan hidupnya.
 Memiliki prinsip-prinsip umum yang dikenal dalam dunia
kerja modern, yaitu prinsip prioritas optimalisasi, dan
pencapaian prestasi.
 Sabda Rasulullah SAW: “Muslim yang baik adalah yang
kehidupannya hari ini lebih baik dari kehidupannya
kemarin, dan kehidupannya esok lebih baik dari
kehidupannya hari ini”.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ETOS KERJA
 Kualitas pendidikan atau prestasi yang
berhubungan dengan profesi dan dunia
kerja.
 Dorongan dari dalam diri sendiri, berupa
suasana batin atau semangat hidup yang
bersumber pada keyakinan atau iman.
 Hubungan-hubungan tertentu(Misalnya
hubungan sosial, politik maupun geografis).
MEMBANGUN ENTREPRENEUR
Beberapa Pengertian Tentang Entrepreneur

“A self-employed
“Seseorang
“Orang-orang
yangperson with
memiliki
yang uncertain
kebutuhan
merasakan adanya returns”.
tinggi untuk
peluang,
(cantillon, 1730).
mengejarberprestasi”.
peluang yang (McClelland,
cocok dengan1920).
dirinya dan
 “Seseorang yang inovatif dan mampu mewujudkan
 “The pivotbahwa
percaya on wich everything turns”
keberhasilan (Jean-sesuatu
merupakan
cita-cita kreatifnya ke dunia nyata” (Ciputra, 2008).
yang bisa
Baptiste 1810). (Jose Carlos Jarillo-Mos).
Say,dicapai”.
 ”Inovator yang kreatif”. (Joseph Schumpeter,
1910)
“Para entrepreneur tidak saja berperan
dalam memajukan perekonomian, tetapi juga
membangun peradaban suatu bangsa melalui
karya-karya kreatif mereka yang dinikmati
masyarakat banyak. Multi peran yang
dimainkan entrepreneur membuat sosoknya
menjadi sulit untuk dipenjara kedalam sebuah
definisi yang lengkap dan tuntas” (Andrias
Harefa & Eben Ezer Siadari).
Pengertian Luas
“seseorang yang bekerja pada suatu
perusahaan, yang mengambil tanggung jawab
secara langsung untuk mengubah ide-idenya
menjadi suatu jasa atau produk akhir yang
menguntungkan melalui tindakan yang berani
untuk mengambil risiko serta melakukan
berbagai inovasi”.
Pengertian Sempit :
“Karyawan yang bekerja pada perusahaan,
namun memiliki mental serta cara kerja seperti
seorang entrepreneur”.
Tiga Ciri Utama Entrepreneur
Pertama, Seorang entrepreneur mampu melihat peluang
bisnis yang tidak dilihat atau tidak diperhitungkan orang
lain dan ia memiliki visi untuk menciptakan sesuatu yang
baru yang memicu semangatnya untuk bertindak.
Kedua, Seorang entrepreneur adalah orang yang bertindak
untuk melakukan inovasi, mengubah keadaan yang
tidak/kurang menyenangkan menjadi keadaan seperti
yang ia inginkan. Tindakanlah yang membuat
entrepreneur menjadi inovator.
Ketiga, Seorang entrepreneur adalah pengambil resiko,
baik resiko yang bersifat finansial (baca : rugi), maupun
resiko yang bersifat mental (baca : dianggap gagal).
( Ciputra, 2008)
Tiga Hal Rahasia Sukses
Pertama, Wisdom, kebijaksanaan dari hasil pengalaman
yang bukan sembarang pengalaman.

Kedua, Integrity, sikap jujur dengan tulus hati.

Ketiga, Innovation, reka baru hasil dari mobilisasi


pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk
memperbaiki produk, proses dan atau sistem yang baru
yang memberikan nilai yang berarti atau secara
signifikan.
( Ciputra, 2008)
Ada yang melihat namun tidak berfikir
Ada yang berfikir namun tidak mengerti
Ada yang mengerti namun tidak berkesan
Ada yang berkesan namun tidak beraksi
Ada yang beraksi namun tidak ber entrepreneur
Ada yang ber entrepreneur namun tidak berhasil
Entrepreneur sejati gagal 10 x, namun bangkit 11 x

(Ciputra, 2008)
Be Better Not Behind If You Are Not Better Be
Different
Muhammad Saw
Sebagai Entrepreneur dan Pemimpin Bisnis
“The
“KarenaUSIA
“Manykesulitan
act of started
entrepreneurship
greatmanyang mereka KONDISI
as newspapers
istemui
an patternd boys”.
(dimasa after
kecil)
Dalam Kandungan Yatim
modes
banyak of coping
diantara ( with
Kata early
merekaorang childhood
yang bijak)
kemudian experience”.
memiliki
< 9 bulan Mampu berbicara dengan baik dan jelas
(Coolin
0 tahunmisi
dan
; mereka
– 5 tahun
Moores
Diasuhingin [1964]
menunjukkan
ibundanya
dan Zalesnik
kepada[1976]
Halimah al-Sa’diyah setiap
orang
6 tahun bahwaYatim-piatu
– 8 tahun merekaditinggal
dapat menghasilkan
ibundanya sesuatu”.
Aminah dan diasuh
kakeknya Abdul Muthalib
(Manfred Kets de Vries, 1995)
8 tahun – 12 tahun Diasuh pamannya Abu Thalib dan menjadi penggembala
kambing penduduk makkah
12 tahun – 16 tahun Merintis usaha dengan magang (ikut berdagang ) bersama
pamannya sampai ke suriah dan Yaman.
17 tahun - 40 tahun Memulai usahanya sendiri dengan bantuan modal dari
Khadijah dan para investor lainnya termasuk para janda
kaya dan anak-anak yatim yang tidak sanggup
menjalankan sendiri bisnis mereka, dengan sistem
kerjasama Mudharabah. Wilayah perdagangannya meliputi
Yaman, Syria, Busro, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota
perdagangan di Jazirah Arab lainnya.
EMPAT SIFAT YANG DIMILIKI RASULULLAH SAW

ASSET

FATONAH
TABLIGH
KNOWLEDGE:
SKILL;
MGT AND
MGT AND
TECH
TECH
MARKET/
AMANAH
NETWORK
TRUST
CAPITAL
Commitment

SIDDIQ Consistency
ATTITUDE
Honesty

Discipline

Cosmopolite
OMZET Innovative
KETELADANAN USAHA

LANDASAN
1. Tawa shaubil haq, tawa shaubish shabr
2. Kesediaan menunda kesenangan
3. Sikap penuh harapan ke masa depan
4. Menyejajarkan antara kesungguhan dan dedikasi
BANGUNAN ETOS KEWIRAUSAHAAN
“Belajar Terus Tanpa Putus”

Anda mungkin juga menyukai