Anda di halaman 1dari 3

Etos Kerja

Bekerja adalah kodrat hidup, baik kehidupan spiritual, intelektual, fisik


biologis, maupun kehidupan individual dan sosial dalam berbagai bidang.
Seseorang layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji, seperti potensial,
aktif, dinamis, produktif atau profesional, semata-mata karena prestasi kerjanya.
Karena itu, agar manusia benar-benar “hidup”, dalam kehidupan ini, ia
memerlukan ruh (spirit). Untuk ini, al-Qur’ān diturunkan sebagai spirit hidup,
sekaligus sebagai nur (cahaya) yang tak kunjung padam agar aktivitas hidup
manusia tidak tersesat.
Dalam al-Qur’ān maupun hadis, banyak ditemukan literatur yang
memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi dan
melengkapi kebutuhan duniawi. Salah satu perintah Allah kepada umat-Nya
untuk bekerja termaktub dalam Q.S. at-Taubah/9:105 berikut ini.

Artinya :
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kita untuk


bekerja, dan Allah Swt. pasti membalas semua yang telah kita kerjakan. Hal
yang perlu diperhatikan dalam ayat ini adalah penegasan Allah Swt. bahwa
motivasi atau niat bekerja itu mestilah benar.
Umat Islam dianjurkan agar tidak hanya merasa cukup dengan melakukan
“tobat” saja, tetapi harus dibarengi dengan usaha-usaha untuk melakukan
perbuatan terpuji yang lainnya, seperti menunaikan zakat, membantu
orangorang yang membutuhkan pertolongan, menyegerakan untuk mengerjakan
ṡalat, saling menasihati teman dalam hal kebenaran dan kesabaran, dan masih
banyak lagi usaha-usaha lain yang sangat terpuji. Semua itu dilakukan atas
dasar taat dan patuh kepada perintah Allah Swt. dan yakin bahwa Allah Swt.
pasti menyaksikan itu.
Ayat ini pun berisi peringatan bahwa perbuatan mereka itu pun nantinya
akan diperlihatkan pula kepada rasul dan kaum muslimin lainnya kelak di hari
kiamat. Dengan demikian, akan terlihatlah kebajikan dan kejahatan yang
mereka lakukan sesuai amal perbuatannya. Bahkan, di dunia ini pun sudah
sering kita saksikan, bagaimana gambaran orang-orang yang berbuat jahat
seperti pencuri, penipu, pemerkosa, koruptor, dan lain sebagainya. Banyaknya
berita tentang korupsi, bagaimana koruptor dipertontonkan di ruang publik. Ini
menandakan bahwa di dunia pun perbuatan kita sudah bisa dipertontonkan.
Apalagi kelak di akhirat yang pasti sangat nyata dan tidak bisa ditutup-tutupi.

Ciri-ciri Etos Kerja 

Seseorang yang memiliki etos kerja, akan terlihat pada sikap dan tingkah
lakunya dalam bekerja. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri etos kerja:

1. Kecanduan terhadap waktu. Salah satu esensi dan hakikat dari etos


kerja adalah cara seseorang menghayati, memahami, dan merasakan
betapa berharganya waktu. Dia sadar waktu adalah netral dan terus
merayap dari detik ke detik dan dia pun sadar bahwa sedetik yang lalu tak
akan pernah kembali kepadanya. 
2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas). Salah satu kompetensi moral
yang dimiliki seorang yang berbudaya kerja adalah nilai keihklasan.
Karena ikhlas merupakan bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang dan
pelayanan tanpa ikatan. Sikap ikhlas bukan hanya output dari cara dirinya
melayani, melainkan juga input atau masukan yang membentuk
kepribadiannya didasarkan pada sikap yang bersih. 
3. Memiliki kejujuran. Kejujuran pun tidak datang dari luar, tetapi bisikan
kalbu yang terus menerus mengetuk dan membisikkan nilai moral yang
luhur. Kejujuran bukanlah sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah
panggilan dari dalam sebuah keterikatan.
4. Memiliki komitmen. Komitmen adalah keyakinan yang mengikat
sedemikian kukuhnya sehingga terbelenggu seluruh hati nuraninya dan
kemudian menggerakkan perilaku menuju arah tertentu yang diyakininya.
Dalam komitmen tergantung sebuah tekad, keyakinan, yang melahirkan
bentuk vitalitas yang penuh gairah. 
5. Kuat pendirian (konsisten). Konsisten adalah suatu kemampuan untuk
bersikap taat asas, pantang menyerah, dan mampu mempertahankan
prinsip walau harus berhadapan dengan resiko yang membahayakan
dirinya. Mereka mampu mengendalikan diri dan mengelola emosinya
secara efektif.

Perilaku mulia (etos kerja) yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut.
1. Meyakini bahwa dengan kerja keras, pasti ia akan mendapatkan sesuatu yang
diinginkan (“man jada wa jada” - Siapa yang giat, pasti dapat).
2. Melakukan sesuatu dengan prinsip: “Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang
terkecil, dan mulai dari sekarang.”
3. Pantang menyerah dalam melakukan suatu pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai