Anda di halaman 1dari 14

TATA SUSUNAN NORMA HUKUM

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

A. Sistem Norma Hukum Indonesia Menurut UUD 1945


Sistem hukum negara Republik Indoensia terbentuk
sejak negara Republik Indonesia merdeka dan
ditetapkannya Pancasila sebagai dasar negara serta UUD
1945 sebagai konstitusi negara.
Dalam sistem hukum Indonesia, Pancasila
merupakan norma fundamental negara sehingga
merupakan norma tertinggi kemudian berturut-turut diikuti
oleh UUD 194, Hukum Dasar yang tidak tertulis (Konvensi
Kenegaraan) sebagai aturan dasar negara, UU, Peraturaan
Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, dan
peraturan pelaksanaan dan peraturan otonom lainnya.
-4- 39
B. Hubugan Pancasila Dengan UUD 1945

Dalam Penjelasan Umum UUD 1945 Angka III disebutkan


bahwa:
" UUD menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam pembukaan di dalam pasal-pasalnya. Pokok-pokok pikiran
tersebut meliputi suasana kebatinan UUD Negasa Republik
Indonesia. Pokok-pokok pikiran itu mewujudkan cita-cita hukum
(Rechtsidee) yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum
yang tertulis (UUD) maupun hukum yang tidak tertulis. UUD
menciptakan pokok-pokok pikiran ini di dalam pasal-pasalnya ".
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa kedudukan
Pembukaan UUD lebih utama daripada Batang Tubuhnya
karena Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok
pikiran yang lain adalah Pancasila.
Dengan kata lain pokok-pokok pikiran yang
mencerminkan Pancasila itulah yang menciptakan pasal-pasal
dalam Batang Tubuh UUD 1945 sehingga Pancasila
mempunyai kedudukan sebagai Norma Fundamental Negara
(sumber dari sebala sumber hukum).
-4- 40
PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA
SUMBER HUKUM ADALAH SESUAI DENGAN PEMBUKAAN
UUD 1945 YANG MENEMPATKAN PANCASILA SEBAGAI
DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA SERTA SEKALIGUS
DASAR FILOSOFIS BANGSA DAN NEGARA, SEHINGGA
SETIAP MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DENGAN
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA.

UUD 1945 MERUPAKAN HUKUM DASAR DALAM


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MAKSUDNYA
ADALAH UUD 1945 YANG MEMUAT HUKUM DASAR
NEGARA MERUPAKAN SUMBER HUKUM BAGI
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI
BAWAH UNDANG-UNDANG DASAR.

-4- 41
C. HUBUNGAN UUD 1945 DAN TAP MPR

Yang termasuk kelompok norma hukum aturan


dasar/pokok dalam negara Republik Indonesia adalah UUD
1945 yang terdapat dalam batang tubuh UUD 1945, Tap MPR,
serta Hukum Dasar yang tidak tertulis (Konvensi
Ketatanegaraan).
Kedudukan UUD 1945 lebih tinggi daripada Tap MPR
walaupun keduanya dibentuk oleh lembaga yang sama yaitu
MPR. Hal ini dapat dijelaskan dengan memakai teori Pengikatan
Diri (Selbtsbindungtheorie) dari George Jellinek, yaitu MPR
yang mempunyai fungsi konstitutif (konstituante) mula-mula
melaksanakan fungsinya yang utama yaitu menetapkan UUD
negara. Setelah UUD itu dibentuk, maka MPR mengikatkan diri
pada ketentuan yang ditetapkan dalam UUD tersebut, sehingga
dalam melaksanakan fungsinya yang lain, MPR tunduk pada
-4- 42
aturan yang ditetapkan dalam UUD.
D. HUBUNGAN PANCASILA,UUD 1945,TAP MPR
DAN UNDANG-UNDANG

Dilihat dari sistem norma hukum negara RI, maka Pancasila,


UUD 1945, TAP MPR, dan Undang-undang merupakan satu bagian
dari sistem norma hukum negara RI, dimana Pancasila yang
merupakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 adalah sumber dan dasar bagi pembentukan
pasal-pasal dalam UUD 1945, sedangkan yang ada dalam UUD 1945
merupakan sumber dan dasar bagi pembentukan aturan dalam Tap
MPR termasuk pembentukan Undang-Undang.
Oleh karena itu, TAP MPR juga merupakan aturan dasar yang
berada di atas Undang-Undang, sehingga TAP MPR itu juga
merupakan sumber bagi pembentukan norma hukum dalam UU
yang merupakan peraturan perundang-undangan di Negara RI.

-4- 43
E. HUBUNGAN UUD1945 DENGAN UU

Penjelasan umum Angka IV UUD 1945 menentukan:


"Maka telah cukup jikalau UUD hanya memuat
aturan-atuaran pokok, hanya memuat garis-garis besar
sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain
penyelenggara negara untuk menyelenggarakan
kehidupan negara dan kesejahteraan sosial. Terutama
bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum
dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok,
sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan
pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih
mudah caranya membuat, mengubah, dan mencabut".
Berdasarkan penjelasan tersebut, nampak bahwa
UUD 1945 memberikan mandat -4-
kepada UU untuk mengatur
44
lebih lanjut hal-hal yang telah ditentukan dalam UUD 1945.
Seperti diketahui bahwa norma hukum dasar masih
merupakan norma tunggal sehingga hanya mengatur
hal-hal yang pokok-pokok saja dan belum langsung
mengikat secara umum. Agar norna hukum dasar itu
dapat mengikat secara umum, perlu dibuat norma
hukum negara dalam bentuk undang-undang. Karena
undang-undang itu norma-norma hukumnya sudah
kongrit, sudah mengikat umum, dan sudah berisi sanksi
pidana dan sanksi pemaksa.
Dengan demikian, maka jelaslah bahwa agar UUD
1945 itu dapat berlaku sebagaimana mestinya maka
perlu ditindaklanjuti dengan membuat berbagai undang-
undang sesuai yang diamanatkan dalam UUD 1945.

-4- 45
SKEMA TATA SUSUNAN NORMA - NORMA HUKUM
NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ASAS - ASAS PANCASILA


HUKUM PEMBUKA UUD

BATANG
ATURAN DASAR
TUBUH UUD
NEGARA
TAP MPR

UNDANG PERATURAN PEMERINTAHAN


ATURAN FORMAL UNDANG PENGGANTI UNDANG - UNDANG (PERPU)
PERATURAN
PEMERINTAH

KEPUTUSAN
PRESIDEN

PERATURAN
MENTERI
PERATURAN PELAKSANAAN
PERATURAN
DAN BADAN NEGARA
PERATURAN DAERAH
PERDA I

PERDA II

-4- 46
SKEMA TATA SUSUNAN NORMA - NORMA HUKUM
NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. AZAS-AZAS HUKUM : 1. PANCASILA


2. PEMBUKAAN UUD 1945

II. ATURAN DASAR NEGARA :


1. BATANG TUBUH UUD 1945
2. TAP MPR

III. ATURAN FORMAL : UU/PERPU

IV. PERATURAN PELAKSA- : 1. PERDA TK I


NAAN DAN PERATURAN 2. PERDA TK II
DAERAH -4- 47
BEBERAPA HIRARKI
PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
I. Hirarki Perundang-undangan Berdasarkan
TAP MPRS No. XX Tahun 1966

1. UUD 1945
2. TAP MPRS
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah
5. Keputusan Presiden
6. Peraturan-peraturan Pelaksanaan lainnya.

TAP MPRS No. XX/1966 tersebut, tidak


mencantumkan Perpu, Peraturan Daerah, dan hanya
mengatur tata urutan perundang-undangan pemerintah
pusat saja. -4- 48
II. HIRARKI PERUNDANG-UNDANGAN
BERDASARKAN UUD 1945 SEBELUM
DIAMANDEMEN
1. UUD 1945
2. TAP MPR
3. UU/PERPU
4. PERATURAN PEMERINTAH
5. KEPUTUSAN PRESIDEN
6. PERATURAN PELAKSANAANNYA
A. PERATURAN MENTERI
B. INSTRUKSI MENTERI
C. DAN LAIN-LAIN
-4- 49
III. HIRARKI PERUNDANG-UNDANGAN
BERDASARKAN UU NO. 10 TAHUN 2004

1. UUD 1945
2. UU/PERPU
3. PERATURAN PEMERINTAH
4. PERATURAN PRESIDEN
5. PERATURAN DAERAH, MELIPUTI;
A. PERDA PROVINSI
B. PERDA KABUPATEN/KOTA
C. PERATURAN DESA/SETINGKAT

-4- 50
IV. HIRARKI PERUNDANG-UNDANGAN
BERDASARKAN UU NO. 12 TAHUN 2011

1. UUD 1945
2. KETETAPAN MPR
3. UU/PERPU
4. PERATURAN PEMERINTAH
5. PERATURAN PRESIDEN
6. PERATURAN DAERAH PROVINSI
7. PERATURAN DAEAH KABUPATEN/KOTA

-4- 51
JENIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG LAIN ADALAH
PERATURAN YANG DIKELUARKAN OLEH:

1). MPR, 9). KEPALA BIDANG, LEMBAGA ATAU


2). DPR, KOMISI YANG SETINGKAT YANG DI

3). DPD, BENTUK OLEH UU


10). DPRD PROVINSI,
4). MA,
11). GUBERNUR,
5). MK
12). DPRD KABUPATEN/KOTA,
6). BEPEKA, 13). BUPATI/WALIKOTA,
7). GUBERNUR BI, 14). KEPALA DESA ATAU YANG
8). MENTERI, SETINGKAT

-4- 52

Anda mungkin juga menyukai