Anda di halaman 1dari 25

ATRESIA USUS

HALUS
Oleh :
Nur Ilma Mailani

Pembimbing :
Prof. DR. Chairul Ismael, dr., Sp.B., Sp.BA (K)
DEFINISI

tidak terbentuknya atau


ATRESIA tersumbatnya suatu saluran dari
organ-organ.

Atresia usus halus adalah


tidak terbentuknya atau tersumbatnya usus halus.
EPIDEMIOLOGI

1 : 1500 bayi lahir 50 – 75% bayi lahir Bayi laki-laki=bayi


terkena atresia usus dengan kondisi atresia ini perempuan
halus, setengahnya memiliki kelainan
kongenital lainnya.
lahir prematur.
Sedangkan 30% disertai
dengan sindrom down.
ETIOLOGI
Kelainan kongenital yang belum diketahui penyebabnya.

Kelainan perkembangan embrionik pada masa kehamilan


dikarenakan adanya rekanalisasi pada saat janin berusia
6– 7 minggu.

Adanya gangguan aliran darah lokal pada sebagian usus


akibat suplai darah yang rendah pada saat kehamilan,
sehingga terjadi penyempitan dan obstruksi.
TANDA DAN GEJALA

Perut mengembung atau Muntah berwarna Tidak kencing setelah


membuncit dari pusat kehijauan, bila letak menyusu.
menyebar keseluruh atresia di distal Mekonium tidak ada atau
perut, tetapi tidak ada namun abnormal,
ampula veteri. Lama tidak berwarna hijau tua,
tegang.
kelamaan muntah dan tidak lengket, serta
berwarna seperti feses tidak ada gerakan
peristaltik setelah
bayi. mengeluarkan mekonium
FAKTOR RISIKO
⦿ Pemakaian obat golongan quinolon pada ibu hamil.
⦿ Pada kehamilan terjadi polihidroamnion.
PERBEDAAN ATRESIA
JEJENUM DAN ILEUM
Karakteristik Jejenum Atresia Ileum Atresia

Umur kehamilan Lebih muda dari atresia Muda


ileum

Berat lahir Lebih rendah dari Rendah


atresia ileum

Atresia Dapat terjadi multipel Simpel

Perforasi antenatal Tidak biasa Biasa

Hubungan malformasi Kadang-kadang Jarang

Postoperatif Memanjang Cepat

mortalitas Lebih tinggi dari atresia Rendah


ileum
TIPE ATRESIA USUS HALUS (1)

⦿ Tipe I (19%) → terdapat diafragma tipis,


single yang memblok usus. Usus halus
berkembang menjadi panjang yang normal.
⦿ Tipe II (31%) → pelebaran usus halus
berakhir menjadi buntu hal ini berhubungan
dengan segmen kaliber kecil dari usus halus
oleh jaringan parut. Usus halus biasanya
berkembang menjadi panjang yang normal
TIPE ATRESIA USUS HALUS (2)

⦿ Tipe IIIA dan IIIB → kebuntuan usus halus


dipisahkan oleh defek di dalam pembuluh
darah usus halus.
⦿ Tipe IV → obstruksi pada beberapa regio. Hal
ini menyebabkan pemendekan usus halus
hingga bagian yang berfungsi normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG

⦿ USG : dapat melihat kelainan pada kehamilan


usia 20 minggu dan polihidroamnion.
⦿ Foto polos abdomen (BNO) : terdapat pola
beberapa gelembung udara, biasanya lebih
dari 3 (triple bubble).
Atresia Ileum

• Foto polos BNO posisi


tegak menunjukan
adanya air fluid level
yang multipel yang
berada didalam
seluruh rongga
abdomen.
• Adanya dilatasi,
adanya udara yang
mengisi rongga ileum
sampai mikrokolon
fungsional
Atresia jejunum
• Foto posisi supine pada
neonatus dengan
disertai atresia esofagus
menunjukkan adanya
tiga dilatasi dari rongga
usus
• Posisi tegak diperoleh
dari pasien yang
berbeda menunjukkan
air fluid level pada
lambung dan bagian
awal dari usus kecil. Dan
tidak terlihat gas pada
bagian distal
PENATALAKSANAAN

Prinsip : Diagnosis ditegakkan sedini mungkin


untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, yaitu
pneumonia, aspirasi, dan dehidrasi.

PEMBEDAHAN
PEMBEDAHAN
● Perawatan Prabedah :
● Dirawat di NIC, puasakan, jaga suhu dalam
keadaan hangat (inkubator), beri O2
lembab, monitoring saturasi dan tanda
vital.
● Jaga jalan nafas dari bahaya aspirasi.
● Intubasi jika butuh bantuan ventilasi, ada
distensi abdomen yang berat, atau bahaya
sepsis.
PEMBEDAHAN

● Cek golongan darah, cross match. Sebelum


operasi beri 1 mg vitamin K IM dan antibiotik
spektrum luas IV.
● Jangan gunakan umbilical-line
● Beri IV RL 10 – 20 mL/kgBB dan pasang
urinari kateter untuk follow up stabilitas
hemodinamik
⦿ Pembedahan :
› Pembedahan mengurangi penyempitan obstruksi
dan sisa usus diperiksa karena sering ditemukan
obstruksi lanjut.
› Anastomosis ujung ke oblik menggunakan jahitan
tunggal.
PERAWATAN PASCA
BEDAH
● Perawatan pasca bedah neonatorum
rutin.
● Aspirasi setiap jam dari tuba gastrostomi
yang mengalami drainase bebas.
● Cairan intravena dilanjutkan sampai
dapat diberikan makanan.
● Makanan trans-anastomik dengan
kecepatan maksimal 1 mL/detik dimulai
dengan 24 jam pasca bedah.
PERAWATAN PASCA BEDAH

● Dekstrose secara berangsur diubah


jumlah dan konsistensinya.
● 7 hari pasca bedah beri susu dengan
kekuatan penuh.
● Jaga keseimbangan cairan dan
elektronik.
PERAWATAN PASCA BEDAH

– Aspirasi lambung diganti melalui


trans-anastomik.
– Volume aspirat yang besar dalam
beberapa waktu pasca bedah
sampai beberapa minggu, karena
lambung dan duodenum yang
berdilatasi.
PERAWATAN PASCA BEDAH

• Membutuhkan waktu untuk kembali pada


fungsi normal, jika hal ini menurun maka
aspirasi gastromi tidak dilakukan terlalu
sering dan makanan alternatif diberikan ke
dalam lambung selama 24 jam.
KOMPLIKASI
⦿ Komplikasi paling sering terdapat pada
atresia jejunoileal adalah :
› Infeksi pneumonia
› Peritonitis
› Sepsis
PROGNOSIS
DUBIA

Angka mortalitas yang tinggi terdapat pada


penderita atresia usus halus dengan multipel
atresia (57%), apple-peel deformitas (54 –
71%), dan atresia yang berhubungan dengan
ileus mekonium (65%), peritonitis mekonium
(50%) atau gastroschisis (66%).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai