Anda di halaman 1dari 16

Sejarah Penemuan Sinar X

Sinar X pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan fisika


berkebangsaan Jerman bernama Wilhelm Conrad Rontgen
melalui percobaan tabung sinar katoda pada tanggal 8
November 1895.

1845-1923
Sifat-sifat Sinar X

 Sinar X dapat menghasilkan fluoresensi


 Sinar X memiliki daya tembus besar
 Sinar X dapat menghitamkan plat hitam
 Sinar X memiliki sifat fisis seperti cahaya tampak
 Sinar X dapat mengionisasi gas
 Sinar X bersifat geometri seperti cahaya tampak
 Sinar X merupakan radiasi elektromagnet
Untuk XRD : l =0.5 - 2.5 A
Untuk medis : l = 10 – 50 A
Pembentukan Sinar X
Sinar X dihasilkan dari penembakan suatu atom dengan elektron
berenergi tinggi dengan cara memberikan tegangan yang cukup
besar

elektron
Tabung Sinar X
Energi Kinetik elektron

EK = eV = 1/2mv2

1/2mv2 (elektron) hc/l (sinar X)

e = muatan elektron (1.6 x 10-19 coulomb)


m = massa elektron (9.1 x 10-31 kg)
V = kecepatan
h = konstanta Planck (6.6 x 10-34)
c = 3 x 108 m/s
l = panjang gelombang
eV = hnmax
lSWL= lmin = e/ nmax = hc/eV

lSWL = 12.4 x 103/V


Sinar X karakteristik tidak akan dipancarkan jika tegangan yang
diberikan tidak melebihi tegangan kritis karena energinya
tidak cukup untuk mendorong elektron keluar dari kulit
atom. Jika besarnya energi yang dibutuhkan untuk
mendorong elektron keluar dari kulit K adalah Wk maka besar
energi

½ mv2 = Wk
Absorpsi Sinar X

I 0 = intensitas sinar datang


I = intensitas sinar yang ditransmisikan
µ = koefisien absorpsi linier
x = tebal sampel
x

µ/ρ = k λ3 Z3

Sinar X yang memiliki panjang gelombang yang pendek


memiliki kemampuan menembus yang tinggi “hard”
Filter Sinar X

XRD memerlukan sinar monokromatis, dan pada umumnya hanya garis K


Deteksi Sinar X
 Layar fluoresensi
 Film fotografi
 Alat penghitung

Anda mungkin juga menyukai