Anda di halaman 1dari 26

X-Ray Fluorescence (XRF)

Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Kimia Anorganik Lanjut

Disusun oleh
Adhitya Sukma Trijaya 062110006
Hesti Dianing Tyas 062110013
Jeni Ainnur Fajarnisfi 062110017
Riza Chrysandi 062110022

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2013
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya
berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang di pancarkan, diserap, atau
dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefenisikan
sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam
catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana cahaya
tampak di gunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif
dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang
seiring teknik-teknik baru yang di kembangkan untuk memanfaatkan tidak
hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan
non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron,
fonon, gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.

Gambar 1. Macam-Macam Radiasi Elektromagnetik

Spektroskopi umumnya di gunakan dalam kimia fisis dan kimia analisis


untuk mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan
atau yang diserap. Alat untuk merekam spektrum disebut spektrometer.

1
Spektroskopi juga digunakan secara intensif dalam astronomi dan
penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai
spektrograf yang di gunakan untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik
lainnya dari suatu objek astronomi atau untuk mengukur kecepatan objek
astronomi berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis spektral.
Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi sinar-X. Sinar-X
ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen seorang berkebangsaan Jerman
pada tahun 1895. Penemuanya diilhami dari hasil percobaan percobaan
sebelumnya antara lain dari J.J Thomson mengenai tabung katoda dan
Heinrich Hertz tentang foto listrik. Kedua percobaan tersebut mengamati
gerak elektron yang keluar dari katoda menuju ke anoda yang berada dalam
tabung kaca yang hampa udara. Pembangkit sinar-X berupa tabung hampa
udara yang di dalamnya terdapat filament yang juga sebagai katoda dan
terdapat komponen anoda. Jika filamen dipanaskan maka akan keluar
elektron dan apabila antara katoda dan anoda diberi beda potensial yang
tinggi, elektron akan dipercepat menuju ke anoda. Dengan percepatan
elektron tersebut maka akan terjadi tumbukan tak kenyal sempurna antara
elektron dengan anoda, akibatnya terjadi pancaran radiasi sinar-X.
Proses produksi sinar-X adalah proses yang dikenal dengan
bremsstrahlung, yaitu istilah dalam bahasa Jerman yang berarti radiasi
pengereman (braking radiation). Elektron sebagai partikel bermuatan listrik
yang bergerak dengan kecepatan tinggi, apabila melintas dekat ke inti suatu
atom, maka gaya tarik elektrostatik inti atom yang kuat akan menyebabkan
elektron membelok dengan tajam. Peristiwa itu menyebabkan elektron
kehilangan energinya dengan memancarkan radiasi elektromagnetik yang
dikenal sebagai sinar-X bremsstrahlung.
Sinar-X dapat pula terbentuk melalui proses perpindahan elektron atom
dari tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih
rendah. Adanya tingkat-tingkat energi dalam atom dapat digunakan untuk

2
menerangkan terjadinya spektrum sinar-X dari suatu atom. Sinar-X yang
terbentuk melalui proses ini mempunyai energi sama dengan selisih energi
antara kedua tingkat energi elektron tersebut. Karena setiap jenis atom
memiliki tingkat-tingkat energi elektron yang berbeda-beda, maka sinar-X
yang terbentuk dari proses ini disebut sinar-X karakteristik. Sinar-X
bremsstrahlung mempunyai spektrum energi kontinyu yang lebar, sementara
spektrum energi dari sinar-X karakteristik adalah diskrit. Sinar-X karakteristik
terbentuk melalui proses perpindahan elektron atom dari tingkat energi yang
lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah. Beda energi antara
tingkat-tingkat orbit dalam atom target cukup besar, sehingga radiasi yang
dipancarkannya memiliki frekuensi yang cukup besar dan berada pada daerah
sinar-X.
Sinar-X karakteristik terjadi karena elektron atom yang berada pada kulit
K terionisasi sehingga terpental keluar. Kekosongan kulit K ini segera diisi oleh
elektron dari kulit di luarnya. Jika kekosongan pada kulit K diisi oleh elektron
dari kulit L, maka akan dipancarkan sinar-X karakteristik Ka. Jika kekosongan
itu diisi oleh elektron dari kulit M, maka akan dipancarkan sinar-X karakteristik
Kb. Oleh sebab itu, apabila spektrum sinar-X dari suatu atom berelektron
banyak diamati, maka di samping spektrum sinar-X bremsstrahlung dengan
energi kontinyu, juga akan terlihat pula garis-garis tajam berintensitas tinggi
yang dihasilkan oleh transisi Ka, Kb, dan seterusnya. Jadi, sinar-X karakteristik
timbul karena adanya transisi elektron dari tingkat energi lebih tinggi ke
tingkat energi yang lebih rendah. Adanya dua jenis sinar-X menyebabkan
munculnya dua macam spektrum sinar-X, yaitu spektrum kontinyu yang lebar
untuk spektrum bremsstrahlung dan dua buah atau lebih garis tajam untuk
sinar-X karakteristik.

3
B. Sejarah Sinar X
Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang professor
fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu ia melihat timbulnya sinar
fluoresensi yang berasal dari Kristal barium platinosianida dalam tabung
Crookes-Hittorf yang dialiri listrik. Pada tahun 1901 mendapat hadiah nobel
atas penemuan tersebut. Akhir Desember 1895 dan awal Januari 1896 Dr Otto
Walkhoff (dokter gigi) dari Jerman adalah orang pertama yang menggunakan
sinar x pada foto gigi ( premolar bawah) dengan waktu penyinaran 25 menit,
selanjutnya seorang ahli fisika Walter Koenig menjadikan waktu penyinaran 9
menit dan sekarang waktu penyinaran menjadi 1/10 second (6 impulses).
William Rollins adalah orang yang mengerjakan intraoral radiograf pada
tahun 1896 mengalami cedera disebabkan efek pekerjaan yaitu kulit
tangannya terbakar sehingga direkomendasikanlah pemakaian
tabir/pelindung antara tabung, pasien maupun radiographer. Korban lain dr
Max Hermann Knoch orang Belanda yang bekerja sebagai ahli radiologi di
Indonesia. Ia bekerja tanpa menggunakan pelindung tahun 1904 dr Knoch
menderita kelainan yang cukup berat luka yang tak kunjung sembuh pada
kedua belah tangannya. Lama kelamaan tangan kiri dan kanan jadi nekrosis
dan lama diamputasi yang akhirnya meninggal karena sudah metastase ke
paru-paru.
1. Sinar X
Sinar x adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis
dengan gelombang listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma ,
sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapi dengan panjang gelombang yang
sangat pendek. Penggunaan sinar x adalah sesuatu yang penting untuk
diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling
banyak pada diagnostic imaging system. Perbedaan antara sinar dengan

4
sinar elektromagnetik lainnya terletak pada panjang gelombang dimana
panjang gelombang pada sinar x lebih pendek, yaitu :
1 A = 1/100.000.000 cm = 10-8 cm.

Lebih pendek panjang gelombang dan lebih besar frekuensinya maka


energi yang berikan lebih banyak. Energi pada sinar x memberikan
kemampuan untuk penetrasi khususnya gigi, tulang dan jaringan disekitar
gigi.

1. Sifat-Sifat Sinar X
Sinar x mempunyai beberapa sifat fisik yaitu daya tembus,
pertebaran, penyerapan, efek fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek
biologik, selain itu, sinar x tidak dapat dilihat dengan mata, bergerak lurus
yang mana kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, tidak dapat
difraksikan dengan lensa atau prisma tetapi dapat difraksikan dengan kisi
kristal. Dapat diserap oleh timah hitam, dapat dibelokkan setelah
menembus logam atau benda padat, mempunyai frekuensi gelombang
yang tinggi.
a. Daya Tembus
Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya
tembus yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan
tabung ( besarnya KV) yang digunakan, makin besar daya tembusnya.
Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar
daya tembusnya.
b. Pertebaran
Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas
sinar tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi
sekunder (radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya gambar radiograf dan pada film akan tampak

5
pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat
radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam
(grid) yang tipis.
c. Penyerapan
Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat
atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi
kepadatannya atau berat atomnya makin besar penyerapannya.
d. Fluoresensi
Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat
atau zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2
jenis yaitu :
1) Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x
saja
2) Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat
walaupun radiasi sinar x sudah dimatikan (after glow)
e. Ionisasi
Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat
menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.
f. Efek biologi
Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan.
Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.

2. Proses Terjadinya sinar X


a. Di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda dan bila katoda
(filament) dipanaskan lebih dari 20.000 derajat C sampai menyala
dengan mengantarkan listrik dari transformator
b. Karena panas maka electron-electron dari katoda (filament) terlepas
c. Dengan memberikan tegangan tinggi maka electron-elektron dipercepat
gerakannya menuju anoda (target)

6
d. Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target) sehingga
terbentuk panas (99%) dan sinar X (1%)
e. Sinar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melelui jendela yang
disebut diafragma
f. Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin

3. Jenis-Jenis Sinar X
Sinar-X dari proces kejadiannya, dikelompokan menjadi 2 yaitu :
a. Sinar-X Brehmsstrahlung
Elektron dengan kecepatan tinggi (karena ada beda potensial 1000
Kvolt) yang mengenai target anoda, electron tiba-tiba akan mengalami
pelemahan yg sangat darastis oleh target sehingga menimbulkan sinar-
x, sinar-x yg terjadi dinamakan sinar-x brehmsstrahlung or braking
radiation. Pada waktu muatan (electron) yang bergerak dengan
kecepatan tinggi (mengalami percepatan), karena adanya beda
potensial, muatan (electron) akan memancarkan radiasi
elektromagnetik dan ketika energy electron cukup tinggi maka radiasi
elektromagnetik tersebut dalam range sinar-x.Sinar-x jenis ini tidak
dipergunakan untuk XRD (X-Ray Difraction)
b. Sinar-x karakteristik
Elektron dari katoda yang bergerak dengan percepatan yg cukup tinggi,
dapat mengenai electron dari atom target (anoda) sehingga
menyebabkan electron tereksitasi dari atom, kemudian electron lain
yang berada pada sub kulit yang lebih tinggi akan mengisi kekosongan
yang ditinggalkan oleh electron tadi, dengan memancarkan sinar-x yang
memiliki energy sebanding dengan level energy electron. Karena sinar-X
karakteristik memiliki Panjang gelombang tertentu yang dapat difilter,
maka jenis ini banyak diaplikasikan untuk XRD (X-RAy Diffraction) dalam
menentukan struktur material.

7
Bab II
Pembahasan

A. Pengertian XRF
XRF merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis komposisi kimia
beserta konsentrasi unsur-unsur yang terkandung dalam suatu sample dengan
menggunakan metode spektrometri. XRF umumnya digunakan untuk
menganalisa unsur dalam mineral atau batuan. Analisis unsur di lakukan
secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk
menganalisi jenis unsur yang terkandung dalam bahan dan analisis kuantitatif
dilakukan untuk menentukan konsentrasi unsur dalam bahan.

Gambar 2. XRF Minipal 4 tipe PW 4030/45 B

Spektroskopi XRF adalah teknik analisis unsur yang membentuk suatu


material dengan dasar interaksi sinar-X dengan material analit. Teknik ini
banyak digunakan dalam analisa batuan karena membutuhkan jumlah sample
yang relative kecil ( sekitar 1 gram). Teknik ini dapat digunakan untuk
mengukur unsur-unsur yang tertutama banyak terdapat dalam batuan atau

8
mineral. Sampel yang digunakan biasanya berupa serbuk hasil penggilingan
atau pengepressan menjadi bentuk film.

Gambar 3. XRF Philips PW1606

XRF umumnya tidak dapat membuat analisis di spot ukuran kecil khas
pekerjaan EPMA (2-5 mikron), sehingga biasanya digunakan untuk analisis
fraksi lebih besar dari bahan geologi. Biaya relatif rendah, persiapan
sampelrelatif mudah, kestabilan dan kemudahan penggunaan x-ray
spektrometer membuat XRF menjadi salah satu metode yang paling banyak
digunakan untuk analisis unsur utama dan jejak di batuan, mineral, dan
sedimen.

B. Jenis XRF
Terdapat 2 jenis XRF, yaitu :
a. WDXRF (Wave Length Dispersive XRF)
b. EDXRF (Energy Dispersive XRF)

9
Tabel 1. Perbedaan WDXRF dan EDXRF

Perbedaan WDXRF EDXRF

Lebih besar Lebih kecil


Lebih kompleks Lebih sederhana
Menggunakan Tidak menggunakan
Instrumen
water chiller water chiller
(pendingin Xray (pendingin Xray tube)
tube)
Analisa B (5) - U Analisa Na (11) - U
(92), Lebih sensitif, (92)
Analisa Lebih akurat
Menggunakan Menggunakan vacuum
vacuum pump pump optional
Unggul pada analisa Analisa unsur berat (K
unsur ringan (B - - U) hampir sama
Keunggulan
Mg) dibandingkan dengan WDXRF
EDXRF
Menggunakan gas Menggunakan He
p10 (Argon-Metan), (optional untuk unsur
Bahan Bakar
He (optional untuk ringan Na-Cl)
analisa cairan)

C. Prinsip Kerja XRF


Pada teknik XRF, dipergunakan sinar X dari tabung pembangkit sinar X
untuk mengeluarkan elektron dari kulit bagian dalam untuk menghasilkan
sinar X baru dari sampel yang dianalisis. Untuk setiap atom di dalam sampel,
intensitas dari sinar X karakteristik tersebut sebanding dengan jumlah

10
(konsentrasi) atom di dalam sampel. Intensitas sinar X karakteristik dari setiap
unsur, dibandingkan dengan suatu standar yang diketahui konsentrasinya,
sehingga konsentrasi unsur dalam sampel bisa ditentukan.
Analisis menggunakan XRF dilakukan berdasarkan identifikasi dan
pencacahan karakteristik sinar-X yang terjadi akibat efek fotolistrik. Efek
fotolistrik terjadi karena elektron dalam atom target pada sample terkena
sinar berenergi tinggi (radiasi gamma, sinar-X). Berikut penjelasanya :
1. Elektron di kulit K terpental keluar dari atom akibat dari radiasi sinar X yang
datang. Akibatnya, terjadi kekosongan/vakansi elektron pada orbital
(gambar 1).
2. Elektron dari kulit L atau M turun untuk mengisi vakansi tersebut disertai
oleh emisi sinar X yang khas dan meninggalkan vakansi lain di kulit L atau M
(gambar 2).
3. Saat vakansi terbentuk di kulit L, elektron dari kulit M or N turun untuk
mengisi vakansi tersebut sambil melepaskan Sinar X yang khas (gambar 3).
4. Spektrometri XRF memanfaatkan sinar-X yang dipancarkan oleh bahan
yang selanjutnya ditangkap detector untuk dianalisis kandungan unsur
dalam bahan (gambar 4).

11
Gambar 4. Prinsip Kerja XRF

12
Gambar 5. Skema Cara Kerja Alat XRF

13
D. Instrumentasi
Instrumen XRF terdiri dari sumber cahaya, optik dan detektor.
1. Sumber Cahaya
a. Tabung Sinar X
1) End Window

Gambar 6. Tabung Sinar X End Window


2) Side Window

Gambar 7. Tabung Sinar X Side Window

14
b. Radioisotop

Tabel 2. Radioisotop XRF

2. Optik

Gambar 8. Optik XRF

15
3. Detektor
a. Si (Li)

Gambar 9. Detektor Si (Li)

b. PN Diode

Gambar 10. Detektor PN Diode

16
17
c. Silicon Drift Detectors

Gambar 11. Silicon Drift Detektor

d. Proportional Counters

18
Gambar 12. Proportional Counter Detector
e. Scintillation Detectors

Gambar 13. Scintillation Detektor

E. Aplikasi XRF
X-Ray fluoresensi digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya :
1. Penelitian di petrologi beku, sedimen, dan metamorf

19
2. Survei tanah
3. Pertambangan (misalnya, mengukur nilai dari bijih)
4. Produksi semen
5. Keramik dan kaca manufaktur
6. Metalurgi (misalnya, kontrol kualitas)
7. Lingkungan studi (misalnya, analisis partikel pada filter udara)
8. Minyak industri (misalnya, kandungan sulfur minyak mentah dan produk
minyak bumi)
9. Bidang analisis dalam studi geologi dan lingkungan (menggunakan
portabel, tangan memegang spektrometer XRF)

20
X-Ray fluoresensi sangat cocok untuk penyelidikan yang melibatkan :
1. Kimia analisis elemen utama (Si, Ti, Al, Fe, Mn, Mg, Ca, Na, K, P) dalam
batuan dan sedimen
2. Kimia analisis unsur jejak (dalam kelimpahan> 1 ppm; Ba, Ce, Co, Cr, Cu,
Ga, La, Nb, Ni, Rb, Sc, Sr, Rh, U, V, Y, Zr, Zn) di batuan dan sedimen - batas
deteksi untuk elemen biasanya pada urutan beberapa bagian per juta

Gambar 14. Contoh Spektra XRF Untuk Pb

Fluoresensi sinar-X terbatas pada analisis


1. relatif besar sampel, biasanya> 1 gram
2. bahan yang dapat dipersiapkan dalam bentuk bubuk dan efektif
dihomogenisasi
3. bahan yang komposisinya mirip, standar baik ditandai tersedia
4. bahan yang mengandung kelimpahan tinggi unsur-unsur yang penyerapan
dan efek fluoresensi yang cukup dipahami dengan baik

21
F. Karakteristik Sampel Pada XRF
Beberapa sample yang dapat dianalisis dengan menggunakan XRF yaitu :
1. Sample serbuk < 400 mesh
2. Sample cair
a. Tipe sample yang diperoleh dari lingkungan seperti minyak dan air
b. Tidak membutuhkan preparasi yang rumit
c. Sampel harus segar ketika dianalisis dan analisis dilakukan secara cepat
jika sampel mudah menguap
d. Sampel tidak boleh mengandung endapan
3. Sample padatan dengan batas maximum tinggi 2.5 cm dan diameter 2.5 cm
a. Logam, plastic dan kaca atau keramik
b. Pelapisan permukaan akan mempengaruhi komposisi kimia yang
terbaca
c. Ukuran partikel tidak menjadi persoalan
d. Permukaan harus homogen
4. Presed Powder
a. Tipe sample yang dapat dibentuk press powder seperti batuan, semen,
lumpur, alumina, fly ash dan lain-lain
b. Agen pengikat seperti lilin atau selulosa dapat digunakan untuk
memperkuat sample
5. Serbuk dipress membentuk tabletvpadat menggunakan hydraulic press
Fused Beads
a. Tipe sample yang termasuk dipreparasi seperti fused bead adalah
batuan, semen, bijih besi dan lain-lain
b. Sample dicmpur dengan flux. Digesti fluxing selalu penting bila
dibutuhkan presisi yang tinggi dan borat Spectromelt dapat digunakan
untuk proses ini
c. Sample dan flux dipanaskan pada suhu 1000 oC

22
d. Permukaan harus homogen
G. Kelebihan dan Kekurangan XRF
1. Kelebihan XRF
a. Mudah digunakan dan Sample dapat berupa padat, bubuk (butiran) dan
cairan
b. Tidak merusak sample (Non Destructive Test), sample utuh dan analisa
dapat dilakukan berulang-ulang
c. Banyak unsur dapat dianalisa sekaligus (Na- U)
d. Konsentrasi dari ppm hingga 100%
e. Hasil keluar dalam beberapa detik (hingga beberapa menit, tergantung
aplikasi)
f. Menjadi metoda analisa unsur standar dengan banyaknya metoda analisa
ISO dan ASTM yang mengacu pada analisa XRF
g. Akurasi yang tinggi
h. Dapat menentukan unsur dalam material tanpa adanya standar
(dibandingkan dengan AAS)

2. Kekurangan XRF
a. Tidak dapat mengetahui senyawa apa yang dibentuk oleh unsur-unsur
yang terkandung dalam material yang akan diteliti
b. Tidak dapat menentukan struktur dari atom yang membentuk material
tersebut

23
Bab III
Simpulan

XRF merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis komposisi kimia


beserta konsentrasi unsur-unsur yang terkandung dalam suatu sample dengan
menggunakan metode spektrometri. XRF umumnya digunakan untuk
menganalisa unsur dalam mineral atau batuan. Analisis unsur di lakukan secara
kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk menganalisi jenis
unsur yang terkandung dalam bahan dan analisis kuantitatif dilakukan untuk
menentukan konsentrasi unsur dalam bahan.
Pada teknik XRF, dipergunakan sinar X dari tabung pembangkit sinar X
untuk mengeluarkan elektron dari kulit bagian dalam untuk menghasilkan sinar X
baru dari sampel yang dianalisis. Untuk setiap atom di dalam sampel, intensitas
dari sinar X karakteristik tersebut sebanding dengan jumlah (konsentrasi) atom di
dalam sampel. Intensitas sinar X karakteristik dari setiap unsur, dibandingkan
dengan suatu standar yang diketahui konsentrasinya, sehingga konsentrasi unsur
dalam sampel bisa ditentukan.

24
Daftar Pustaka

Anonim. 2013. XRF. Cipanas:


http://serc.carleton.edu/research_education/geochemsheets/techniques/
XRF.html. Selasa, 1 januari 2013 Pukul 14:09.

Anonim. 2013. X-Ray Fluorescence. Cipanas: http://en.wikipedia.org/wiki/X-


ray_fluorescence. Kamis, 10 Januari 2013 Pukul 14:17 WIB.

Anonim. 2013. X-Ray Fluorescence . Cipanas: http://dunia-


wahyu.blogspot.com/2011/11/x-ray-fluorosence-xrf.html. Kamis, 10
Januari 2013 Pukul 19:26 WIB.

Anonim. 2013. Spektroskopi Sinar X. Cipanas: http://teenagers-


moslem.blogspot.com/2011/01/spektroskopi-sinar-x-by-sitti-
nurjanah.html. Kamis, 10 Januari 2013 Pukul 19:27 WIB.

Anonim. 2013. Analisa Instrumen XRF. Cipanas:


http://anekakimia.blogspot.com/2011/06/analisa-instrumen-xrf.html.
Kamis, 10 Januari 2013 Pukul 19:36 WIB.

Anonim. 2013. Sinar X. Cipanas: http://id.wikipedia.org/wiki/Sinar-X. Kamis, 10


Januari 2013 Pukul 21:27 WIB.

25

Anda mungkin juga menyukai