Anda di halaman 1dari 2

Atomic Spectroscopy

Atomic spectroscopy adalah teknik penentuan komposisi suatu unsur melalui


spectrummassa atau spectrum elektromagnetik. Atomic spectroscopy dapat dibedakan
berdasarkansumber atomisasi (atomization) atau dari tipe spectroscopy yang digunakan. Secara
sederhana,atomic spectroscopy dibagi menjadi dua, yaitu mass spectrometry dan optical
spectrometry.Mass spectrometry secara umum memberikan hasil analisa yang lebih baik,
namunmemerlukan proses yang lebih kompleks. Harga alat yang mahal, biaya operasi yang
tinggi,operator yang harus terlatih dan banyaknya jumlah komponen yang mungkin gagal
jugamerupakan penyebab kurangnya penggunaan atomic spectroscopy berbasis massa.
Berbedadengan optical spectroscopy yang tidak terlalu mahal dan kemampuannya cukup
memadaiuntuk operasi-operasi tertentu, maka optical spectroscopy ini lebih umum digunakan.
Atomic spectroscopy berbasis sifat optis (optical) dapat dibedakan menjadi tiga,
yaituAtomic Absorption Spectroscopy (AAS), Atomic Emission Spectroscopy (AES) dan
AtomicFluorescent Spectroscopy (AFS). Pembagian tersebut didasarkan pada interaksi antara
cahayadengan material sampel. Spectroscopy sering digunakan untuk mengidentifikasi
zatberdasarkan panjang gelombang cahaya yang terabsorpsi atau teremisi. Atomic
AbsorptionSpectroscopy (AAS) adalah peralatan analisa yang paling sering digunakan atau
dipakai.

Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)


Dalam AAS, cahaya akan melewatisekumpulan atom. Jika panjang gelombang
cahayamemiliki energi yang sama dengan perbedaanenergi antara dua kulit atom, sejumlah
cahaya akandiserap (absorbed). AAS dapat digunakan untukmenganalisa kandungan logam berat
antara lain :Pb, Cd, Cu, Cr, Fe, Zn, Mn, Ni dan lain-lain.Hubungan antara konsentrasi atom,
jarak rambat cahaya terhadap kumpulan atom dansejumlah cahaya yang diserap diturunkan
dalam Hukum Beer-Lambert. Dalam bentuk unsur,logam akan menyerap UV ketika mereka
dipanaskan. Setiap logam memiliki karakteristikpanjang gelombang yang akan diserap.

Sampel yang digunakan biasanya berbentuk cairan, oleh karena itu analat (atom atauion)
harus diuapkan terlebih dahulu. Dalam AAS, ada dua metode untuk menambahkan energypanas
ke sampel, yaitu :
1.Graphite furnace menggunakan tabung grafit dengan energy listrik yang besaruntuk
memanaskan dan mengatomisasi sampel.
2.Flame AAS menggunakan api sebagai nebulizer untuk memanaskan sampel sehingga
teratomisasi menjadi gas.
Flame (energy panas) menyebabkan
atom mengalami transisi dari ground state
keexcited site. Ketika atom melakukan transisi,
atommenyerap beberapa cahaya dari sumber
beam (HCL =Hollow Cathode Lamp). Hollow
Cathode Lamp (HCL)adalah sumber radiasi yang
umum dipakai pada AAS.Di dalam lampu, yang
terisi dengan gas argon atauneon, terdapat
katoda logam yang mengandunglogam yang
akan tereksitasi dan sebuah anoda. Ketikabeda
potensial yang tinggi dilalui ke katoda dananoda, partikel gas akan terionisasi. Pada
pertambahan beda tegangan, ion gas memiliki energyyang cukup untuk mengeluarkan atom
logam darikatoda. Beberapa atom akan tereksitasi dan mengemisikan cahaya dengan frekuensi
yangsesuai dengan logam yang ada. Semakin besar konsentrasi larutan, semakin banyak energy
yangakan diserap. Light beam (HCL) harus diletakkan secara tepat pada bagian terpanas dari api
danmengalirkannya ke detector. Detector akan mengukur intensitas cahaya. Ketika
beberapacahaya diserap, intensitas dari beam akan berkurang. Detector akan menyimpan
reduksi cahayatersebut sebagai absorpsi. Absorpsi tersebut akan menghasilkan pita spectra
sebagai berikut

Anda mungkin juga menyukai