• Salah satu alat untuk menganalisis kinerja keuangan pemerintah
daerah adalah dengan analisis rasio terhadap APBD. • Ada beberapa jenis rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari APBD antara lain: 1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 2. Rasio Efektivitas PAD dan Efisiensi Belanja Daerah 3. Rasio Aktivitas 4. Rasio Pertumbuhan 5. Rasio Desentralisasi 6. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah 7. Rasio Efesiensi PAD 8. Rasio Efesiensi Pajak Daerah dan Rasio Efisiensi Retribusi Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
• kemandirian keuangan daerah atau otonomi fiskal
menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. • Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah dibandingkan dengan Dana Transfer Pusat + Propinsi dan + Pinjaman. • Tingkat kemandirian menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Bentuk partisipasi masyarakat : membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama Pendapatan Asli Daerah. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
• Formula yang digunakan untuk mengukur kemandirian
keuangan daerah adalah sebagai berikut: • Rasio Kemandirian = Penerimaan PAD X 100% Keuangan Daerah Transfer Pusat + Transfer Prov +Pinjaman
• Agar formula tersebut dapat digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan maka unsur penerimaan daerah selain pendapatan asli daerah (dana ekstern) harus dihitung konstan. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
• Ada empat macam pola hubungan menurut Paul Hersey dan
Kenneth Blanchard yang memperkenalkan hubungan situasional yang dapat digunakan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, antara lain: • 1) Pola hubungan instruktif, peranan pemerintah pusat dominan. • 2) Pola hubungan konsultatif, campur tangan pemerintah pusat semakin berkurang, daerah sedikit mampu melaksanakan otonomi. • 3) Pola hubungan partisipatif, peranan pusat semakin berkurang, kemandiriannya daerah mendekati mampu melaksanakan urusan Otonomi Daerah. • 4) Pola hubungan delegatif, daerah telah mandiri, campur tangan pusat sudah tidak ada. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Pedoman dalam pola hubungan daerah dengan kemampuan
daerah dapat dikemukakan pada tabel sebagai berikut:
Kemampuan Kemandirian % Pola
Keuangan Hubungan Rendah Sekali 0% - 25% Instruktif Rendah 25% - 50% Konsultatif Sedang 50% - 75% Parsitipasif Tinggi 75% - 100% Delegatif Rasio Efektivitas PAD
• Rasio efektifitas PAD menggambarkan kemampuan
pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. • PAD efektif apabila rasio yang dicapai minimal sebesar 100. Namun demikian, semakin besar rasio efektifitas menggambarkan kinerja pemerintah yang semakin baik. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Derah
• Formula untuk menghitung rasio efektivitas Pendapatan
Asli Daerah adalah sebagai berikut :
• Rasio Efektivitas PAD = Realisasi Penerimaan PAD X 100%
Target Penerimaan PAD Intreprestasi Efektivitas
Sangat Efektif : > 100%
Efektif : 100% Cukup Efektif : 90% - 99% Kurang Efektif : 75% - 89% Tidak Efektif : < 75% Rasio Efisiensi Belanja Derah
• Rasio efisiensi belanja merupakan rasio yang menggambarkan
perbandingan antara realisasi pengeluaran/belanja daerah dengan anggaran belanja daerah.
• Semakin kecil rasio belanja maka semakin efisien, begitu puIa
sebaliknya. Anggaran pemerintah efisien jika rasionya kurang dari 100, dan sebaliknya. Rasio Efisiensi Belanja Derah
• Formula untuk menghitung Rasio efisiensi belanja
daerah adalah sebagai berikut :
• Rasio efisiensi belanja = Realisasi Belanja X 100%
Anggaran Belanja Rasio Aktivitas
• Untuk menghitung rasio aktivitas perlu dihitung rasio
keserasian. • Rasio keserasian ini menggambarkan Pemda memprioritaskan alokasi dananya pada belanja operasional dan belanja modal. • Semakin tinggi prosentase dana yang dialokasikan untuk belanja operasional berarti belanja modal yang digunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil. Rasio Keserasian
• Formula untuk menghitung rasio Belanja operasional :
Rasio Belanja Operasional = Total Belanja Operasional
Total Belanja
• Formula untuk menghitung Rasio Belanja Modal:
Rasio Belanja Modal = Total Belanja Modal
Total Belanja Menurut Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah minimal alokasi Belanja modal sebesar 30% Rasio Pertumbuhan
1. Rasio Pertumbuhan PAD
Rasio Pertumbuhan PAD = PAD t – PADt-1 X 100% PAD t-1 2. Rasio Pertumbuhan Belanja Rasio Pertumbuhan Belanja = Belanja t – Belanja t-1 X 100% Belanja t-1 Rasio Derajat Desentralisasi
• Formula untuk menghitung rasio Belanja operasional :
Rasio Derajat Desentralisasi = Total Pendapatan Asli Daerah
Total Pendapatan Daerah
Menunjukan derajat kontribusi PAD terhadap total penerimaan.
Semakin tinggi rasio ini menunjukan semakin tinggi kontribusi PAD terhadap penyelenggaraan desentralisasi Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
• Formula untuk menghitung rasio Belanja operasional :
Rasio Ketergantungan Daerah = Total Pendapatan Transfer
Total Pendapatan Daerah
Semakin tinggi rasio ini menunjukan semakin besar ketergantungan
pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat/pemerintah propinsi. Rasio Efesiensi PAD
• Formula untuk menghitung rasio Belanja operasional :
Rasio Efesiensi PAD = Biaya Perolehan PAD X 100%
Realisasi Penerimaan PAD
Semakin tinggi rasio ini menunjukan semakin tidak efesien.
Intreprestasi Efesiensi PAD
• Sangat Efesien : < 10%
• Efisien : 10% - 20% • Cukup Efisien : 21% - 30% • Kurang Efisien : 31% - 40% • Tidak Efisien : > 40% Rasio Efektivitas Pajak Daerah (PD)
Rasio Efektivitas Pajak daerah = Realisasi Penerimaan PDX 100%
Target Penerimaan PD
Semakin tinggi rasio ini menunjukan semakin efektif
Rasio Efesiensi Pajak Daerah (PD)
Rasio Efesiensi Pajak daerah = Biaya Pemungutan PDX 100%
Realisasi Penerimaan PD
Semakin tinggi rasio ini menunjukan semakin tidak efesien