Anda di halaman 1dari 35

SISTEM GOLONGAN DARAH ABO

1
RBC

Glucose

Galactose
Precursor
Substance
(stays the N-acetylglucosamine
same)
Galactose

2
H Gol
Gol
antig Darah
RB Darah
en RB B
C A RB
C C

Gluc Gluco
Gluc
ose se
ose Galact
Galact Galact
ose ose
ose N- N-
N- acetylglucosami acetylglucosami
acetylglucosam ne ne
ine Galactose Galactose
Galactose
N- Galacto
Fuco acetylgalactosa Fuco
Fuco se mine se
se
se

3
H antigen

• Komposisi Antigen H pada golongan darah


berbeda-beda :

Terbanyak Tersedikit
O>A2>B>A2B>A1>A1B

4
Anti-A dan Anti-B
• Stimulated by intestinal bacteria (memiliki struktur
pada membran sel seperti antigen A dan B)
• Naturally occuring antibodies krn by own natural
environment bukan foreign erythrocytes.
• IgM, mungkin juga IgG
• Belum terbentuk pada newborn, dimulai 3 s/d 6
bulan, maks 5-10 tahun, menurun pada orang tua
dan hipogammaglobulinemia.

5
6
Agglutination Interpretation
• 4+ one large agglutination
• 3+ many large size agglutination
• 2+ medium size agglutination
• 1+ small size agglutination
• W+ tiny to microscopic
agglutination
• 0 absence of agglutination
• MF small agglutinates with free
cells
• H presence of hemolysis
Tube Grading
Grading / Gel Technique
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN GOL DARAH

Anti- Anti- Sel A Sel B Sel O AK Gol Drh Ket


A B tambahan
4+ Neg Neg 4+ Neg Neg A?

Neg Neg Neg Neg Neg Neg O? Neonatus

4+ 4+ 4+ 4+ Neg 4+ AB ? Auto
aglutinasi
Neg Neg Neg 4+ Neg Neg O? Anti-A1
Neg
Subgroup

10
TIPS DALAM PEMERIKSAAN GOL
DARAH
Lakukan pemeriksaan forward (cell)
grouping dan reverse (serum) grouping

Hasil cell dan serum grouping harus


sinkron

Kekuatan reaksi hasil pemeriksaan 3+


atau +4

Perhatikan adanya mixed field

Dengan tabung dapat mengkonfirmasi


hasil pemeriksaan dengan mikroskop

11
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
ABO
KEBUTUHAN

• Forward and reverse typing


• Dibutuhkan anti sera dan test cell
• Test cell dapat diperoleh dari UTD PMI DKI
Jakarta atau membuat dengan larutan alserver
sehingga masa kadaluarsa 1 bulan.
• Anti-AB monoklonal (bukan campuran)
• Anti-A1 untuk konfirmasi subgroup A

12
Subgroup
Subroup A Subgroup B
AB
Subgroup A : Subgroup B : B3,
A1B (80%) dan
A1 (80%), Bx, Bm, dan Bel
A2B (20%)
A2 (20%) sangat jarang.

Yang jarang : A3,Am,


Ax, Aend, Aint
sangat jarang : Ael
Subgroup A,
AB & B
Gol A memiliki anti B,
Golongan A2 memiliki anti
B dan Anti A1

13
Antibodi Anti-A1
• Antibodi Anti-A1 ditemukan 8% group A2 dan
35% pada A2B.
• Antibodi Anti-A1 hanya bereaksi dengan sel
A1, tidak bisa bereaksi dgn group A2
• Antibodi Anti-A1 minor clinical importance
karena biasanya tidak bereaksi pada suhu
37C.
• Antibodi Anti-A1 dapat ditemukan pada lektin
tanaman dolichos biflorus.
14
Interpretasi cell grouping
Gol A1 A2 A3 Ax Am Aend Ael O
Dar/
Antise
ra
Anti-A +++ +++ ++ Wk Neg Wk Neg Neg
(mf) (mf) (mf)
Anti- +++ Neg Neg Neg Neg Neg Neg Neg
A1
Anti- ++++ +++ ++ ++ Neg Wk Neg Neg
AB (mf) (mf)
Anti-H + +++ +++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++

Saliva A&H A&H A&H H A&H H H H


WORKSHOP UTD DKI JKT -
15
NR05102016
SUBGROUP
2010 – 2012 : 12 kasus
2013 – 2015 : 25 kasus
Prevalensi (UTD PMI DKI)

A3B AB3 B3 A3 A2 A2B A3B3


(0.008%), (0.002%), (0.004%), (0.0009%), (0.0009%), (0.0005%), (0.0005%).

16
SISTEM GOLONGAN DARAH
RHESUS

17
Sistem Rhesus
• Klasifikasi Rh pos dan Rh neg berdasarkan ada tidaknya
antigen D pada membran eritrosit.
• 5 Antigen utama : D, C, E, c, e
• 50 antigen dan variasinya
• Imunogenisitas antigen D > c > E > C > e. Salah satu bentuk
variasi antigen : weak D
• Tidak memiliki antibodi kecuali bila telah terpapar dengan
antigen melalui transfusi darah atau kehamilan.
• 50-80% individu rh neg akan membentuk anti-D bila
ditransfusi Ag D pertama.
• Darah Rh positif tidak boleh ditransfusikan ke pasien Rh neg

18
Mekanisme genetika pembentukan antigen
Rhesus (Fisher-Race)

19
Nomenklatur haplotype rhesus
Nomenklatur Inggris Nomenklatur Amerika

D+ CDe R1
cDE R2
CDE Rz
cDe R0
D- Cde r’
cdE r”
CdE ry
cde r

20
• Jumlah antigen D lebih sedikit (<20% R1r)
• Mutasi gen-D
• Indirect antiglobulin test

Weak D

• Ada perubahan struktur antigen D karena mutasi.


• D variant VI dapat membentuk alloantibodi lbh cepat
dibandingkan varian lainnya.
Partial D Antigen/ • Monoclonal IgG/IgM : neg

Rhesus D Variant • Policlonal anti-D : positif

• Tidak adanya fenotip sist rhesus : tdk ada antigen rhesus


pada membran eritrosit.
• Sangat jarang

Rh null • Disebabkan tidak ada gen sist rhesus.

WORKSHOP UTD DKI JKT -


21
NR05102016
Antibodi Rhesus
• Immune antibody
• IgG antibody (IgG1 dan IgG3)
• Rx optimal 37C
• Dapat melewati plasenta, shg menyebabkan
HDN
• Tidak dapat mengikat komplemen
• Dideteksi dengan IAT dan teknik enzim
(enzyme treated cell)

22
Rhesus Typing

Anti-D Anti-D
Anti-D blend polyclonal monoclonal
: (IgG) (IgG)

campuran IgM
monoclonal dan IgG
monoclonal/policlonal D variant Weak D

23
Prinsip pemeriksaan weak D
• Mensensitisasi SDM dengan IgG anti-D kemudian
direaksikan dengan anti human globulin (AHG).

• Hasil aglutinasi : positif (Antigen Weak D)

• Bila kontrol : positif  IAT invalid (artinya SDM telah


diselubungi oleh antibodi sebelumnya).

24
Penetapan Status Individu dengan
antigen weak D
• Bila donor darah memiliki antigen weak D/variant
Darahnya tetap dianggap rhesus positif
karena ada antigen D walau lemah/sedikit
Bila diberi ke pasien rhesus negatif  imunisasi  terbentuk
anti-D

• Bila resipien darah memiliki antigen weak D/variant


Darahnya harus dianggap rhesus negatif karena bila diberikan
rhesus pos dapat membentuk antibodi
Atau ada jenis D mosaik yang memiliki anti D  reaksi
antigen-antibodi (reaksi transfusi)

25
• Pemeriksaan golongan
darah yang akurat
sangat penting dan
perlu diperhatikan
jenis antisera yang
dipergunakan
terutama dalam
menentukan golongan
darah rhesus

WORKSHOP UTD DKI JKT - NR05102016 26


Pemeriksaa Crossmatch/Uji Silang
Serasi
• Compatibility Testing
• Tujuan: Mencegah terjdinya reaksi transfusi
dan memberikan keyakinan akan manfaat
transfusi yang maksimal kepada pasien.
• Terdiri dari: Major crossmatch & Minor
crossmatch
Pemeriksaan uji silang serasi
Harus dilakukan 3 fase, mayor, minor dan auto
– Uji Silang Serasi – Mayor adalah memeriksa ketidak cocokan
oleh karena adanya antibodi dalam serum pasien terhadap
antigen sel darah merah donor.
– Uji Silang Serasi – Minor adalah memeriksa ketidak cocokan
oleh karena adanya antibodi dalam serum donor terhadap
antigen sel darah merah pasien.
– Auto adalah mereaksikan antara sel darah merah pasien
dengan serumnya, untuk mengetahui apakah terdapat
autoantibody atau tidak, untuk melihat reaksi autoimun
PEMERIKSAAN PRE-TRANSFUSI
• Di UTD/UDD dapat dilakukan pemeriksaan uji saring antibody
pada darah donor, sehingga donor yang tidak memiliki antibody
(uji saring antibody) maka darahnya bisa menjadi persediaan
darah siap pakai, sehingga uji silang serasi minor tidak perlu lagi
dilakukan.
• Di BDRS yang mempunyai fasilitas pemeriksaan uji saring
antibody maka dilakukan pemeriksaan uji saring antibody pada
darah pasien. Apabila hasilnya negatip dan darah dari UTD juga
sudah dilakukan pemeriksaan uji saring antibody maka
pemilihan darah donor untuk transfusi sebenarnya tinggal
dilakukan pemeriksaan dengan pemutaran singkat
(immediately spin) antara sel darah merah donor ditambah
serum pasien kemudian diputar dan dibaca bila tidak ada
aglutinasi maka darah dapat diberikan.
UJI SARING ANTIBODI

• Pemeriksaan uji saring antibodi sudah


direkomendasikan/dimasukkan pada standar
pelayanan transfusi darah (PMK No 91/2015)
• Pemeriksaan uji saring antibodi pada donor
dan pasien meningkatkan kulitas dan
performance UTD/UDD dan BDRS yang
melaksanakan  mengurangi beban kerja dan
menghilangkan pemeriksaan uji silang serasi
Selesai uji silang serasi
• Formulir permintaan darah dan label2 tidak
boleh ada tanda2 bekas tipeks atau coret2an
lain.
• Bila formulir permintaan tersebut ada tanda2
bekas coret2an/atau tipeks harap petugas
yang menangani untuk membubuhi parafnya
ditempat coretan tersbut sebagai tanda
bahwa tulisan tersebut adalah benar.
Pengisian Label kantong darah
selesai uji silang serasi
• Label2 harus ditulis dengan huruf cetak dan jelas,
tidak boleh ada tanda2 bekas tipex atau coret2an
lain.
• Sambil menunggu inkubasi buat label2 kantong
darah, label uji silang serasi diisi dengan lengkap
dan jelas dengan huruf cetak.
• Nama pemeriksa harus dengan nama jelas tidak
boleh dengan nama singkat atau tanda tangan
Selesai uji silang serasi
• Hasil cross ditulis di label dan lembar kerja serta
diisi bila cross telah selesai tahap demi tahap.
• Untuk identitas os tulis dengan tinta hitam
• Untuk identitas kantong darah ditulis dengan
tinta merah
• Hasil pemeriksaan catat pada : lembar kerja
permintaan darah dengan lengkap dan jelas
Pencocokan Data
sebelum darah dikeluarkan
• Identitas contoh darah os dan Donor:
Nomor2 kantong darah donor dan nomor2 contoh
darah pada selang yang sudah terpotong dicocokan
dengan sudah tertulis pada formulir permintaan, label
uji silang serasi dan lembar kerja
• Hasil pencocokan semua data diatas harus sesuai dan
dilakukan oleh setiap petugas yang mengerjakan uji
silang serasi
Terima kasih
35

Anda mungkin juga menyukai